HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas Di Dalam Pengembangan Obyek Dan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Klaten

ABSTRAK

Permasalahan yang akan penulis kemukaan dalam penelitian ini adalah profil daerah, potensi dan daya tarik wisata Upacara Bersih Desa Tanjungsari di Desa Dlimas serta usaha-usaha yang dilakukan pemerintah daerah untuk menjadikan obyek wisata tersebut sangat diminati serta usaha penjagaan kelestariannya.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui profil potensi dan daya tarik obyek wisata Upacara Bersih Desa Tanjungsari di Desa Dlimas serta mengetahui usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk menjadikan obyek wisata tersebut sebagai obyek wisata yang diminati dan mengetahui usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga kelestarian obyek wisata serta potensi Upacara Bersih Desa Tanjungsari di Desa Dlimas sebagai event promosi di Desa Dlimas, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten.

Metode Penelitian dalam laporan ini digunakan pengumpulan data observasi secara langsung, wawancara dengan pihak-pihak pengelola obyek dan dokumen yang diperoleh dari instansi yang terlibat dalam proses pengembangan wisata di Kabupaten Klaten.

Adapun teknik analisi yang digunakan adalah teknik analisis data deskritif kualitatif karena data-data bersifat deskriptif yaitu data yang menggambarkan keadaan obyek waktu sekarang.

Kesimpulan yang data diperoleh bahwa Upacara Bersih Desa Tanjungsari di Desa Dlimas adalah warisan budaya yang merupakan atraksi wisata dan salah satu potensi serta daya tarik wisata dan pengembangannya dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menjadikan lebih diminati wisatawan.

Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap tentang produk kami silahkan klik link berikut :

Jasa Pembuatan Tesis Jasa Pembuatan Skripsi Jasa Pembuatan Makalah Jasa Olah Data

 

 

Atau menghubungi nomor kontak berikut 0852.2588.7747 (AS) email IDTesis@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan, dua pertiga wilayah terdiri dari air sedang sepertiganya adalah daratan. Daratan itu sendiri meliputi beberapa pulau besar dan ribuan anak kepulauan, karena terdiri dari beberapa pulau maka terdapatlah keanekaragaman budaya, suku, ras dan keyakinan. Sehingga tiap pulau memiliki budaya masing-masing yang lain dengan yang lain berbeda. Keanekaragaman budaya di Indonesia memberi ciri khas dan keunikan tersendiri yang tidak ditemukan di Negara lain.

Adanya keberadaan budaya dalam tiap-tiap etnik adalah mungkin merupakan hal yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk lebih mengetahui adat istiadat suatu daerah tertentu. Keunikan dan ciri khas yang terdapat dalam masing-masing etnik itulah yang seringkali menimbulkan suatu kekaguman. Demikian juga masyarakat lingkungan di Desa Dlimas, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten memiliki tradisi yang unik. Tradisi yang masih tetap bertahan dan berjalan beriringan dengan perkembangan jaman. Desa Dlimas yang masuk dalam Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten yang berjarak dari kota Klaten ± 6 km dengan luas wilayah 1000 ha di tiap bulan Syura jatuh pada hari Jumat Wage tiap-tiap tahun diadakan rutin upacara Tradisional Tanjungsari. Alkisah pada waktu pecahnya kerajaan Majapahit ada 2 orang putri kerajaan yang bernama : Rara Tanjung Sari dan Rara Payung Gilap yang lari dari kerajaan dan sampai di kawasan sebuah desa yang masih hutan, karena kesedihan 2 putri itu menangis terus menerus, tidak makan dan tidak minum lalu kedua putri itu hilang bersama raganya (muksa). Dengan hilangnya kedua putri bersamaan di tempat itu timbulah pohon Dlima, sedang buahnya setelah masak seperti emas maka desa tersebut diberi nama Dlimas.

Masyarakat di desa Dlimas pada waktu itu hidup serba kekurangan dan dapat diibaratkan bisa makan 1 hari tidak bisa makan 3 hari, pada suatu hari ada salah satu orang yang mendapat ilham bila ingin kehidupan masyarakat menjadi baik maka pohon itu harus dirawat (dipelihara).

Alkisah setelah pohon tersebut dipelihara dengan baik ternyata masyarakat di desa Dlimas menjadi baik dan setelah pohon itu mati di tempat itu ditanami pohon Tanjung dan didekat pohon Tanjung diperingati, dibuat 2 Arca : Tanjung Sari – Payung Gilap. Dengan perubahan nasib masyarakat Dlimas dari serba kekurangan menjadi serba kelebihan maka timbul kepercayaan bahwa pada tiap bulan Syura yang jatuh pada hari Jumat Wage untuk mengadakan upacara selamatan dan tayuban yang dilakukan setelah Shalat Jumat dengan cara penduduk membantu hidangan (tumpeng) dibawa di suatu tempat dibawah Pohon Tanjung. Setelah upacara selamatan dilanjutkan dengan upacara Tayuban (jenggrungan). Upacara ini diberi nama Tanjungsari karena upacara dilakukan dibawah Pohon Tanjung sedang upacara Tayuban dilakukan ke 2 putri tersebut pada waktu di keraton kesenangannya menari Srimpi. Upacara tersebut diteruskan malam berikutnya dengan pertunjukan kethoprak, wayang orang / kulit dan lain-lain. Banyak masyarakat dari daerah lain yang berdatangan untuk berjualan, mendirikan stand kerajinan, permainan anak-anak dan lain-lain sehingga terwujud suatu pasar malam yang berlangsung berhari-hari.

Upacara tradisional ini secara terus-menerus berkembang, pengunjung banyak yang datang. Upacara saat ini menjadi kepercayaan penduduk Dlimas, maka banyak penduduk dari luar kotapun berusaha untuk datang / pulang mengikuti upacara tersebut.

Atas dasar penjelasan dan pembahasan diatas maka penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini mencoba menjabarkan permasalahan dengan judul : POTENSI TRADISI UPACARA TANJUNGSARI DESA DLIMAS DI DALAM PENGEMBANGAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN KLATEN.

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?