Perbedaan Istilah dalam Footnote
Ibid
Ibid adalah ?
Ibid berasal dari bahasa Latin, yang merupakan kependekan dari kata “ibidem” dimana yang berarti “tempat yang sama”.
- Ibid merupakan sebuah catatan kaki (footnote) dimana menerangkan jika catatan tersebut sama dengan catatan yang ada sebelumnya atau dengan kata lain catatan yang berada di atasnya.
- Ibid merupakan singkatan dari ibidem, yang artinya di tempat yang sama. Jika suatu pustaka atau sumber yang baru saja dikutip (belum diselingi sumber pustaka lain) akan dikutip lagi, maka cukup menggunakan ibid dan diikuti dengan nomor halaman buku (dengan catatan masih dalam tempat yang sama), contoh ibid. hal 13. Jika ibid, itu merujuk halaman yang sama dengan karangan yang sebelumnya, maka ibid harus diganti dengan Loc.cit.
- Ibid (bahasa Latin, kependekan dari ibidem, maknanya “di tempat yang sama” adalah sebuah catatan kaki (footnote) atau catatan akhir (endnote) yang menerangkan bahwa catatan tersebut sama dengan catatan yang ada sebelumnya atau catatan yang berada di atasnya secara langsung tanpa disela-sela dengan kutipan dari sumber lain. Sama saja catatan/kutipan kedua itu berada di halaman yang sama, atau halaman yang berbeda. Apabila catatan kedua berada di halaman berbeda, maka ada tambahan nomor halaman yang dikutip.
Op. cit
- cit merupakan sebuah catatan kaki (footnote) dimana menerangkan jika catatan tersebut diselingi oleh catatan kaki yang lainnya.
- cit digunakan dimana untuk menunjukkan jika catatan kaki tersebut diselingi oleh catatan kaki yang lainnya serta dijelaskan dengan menuliskan nama pengarangnya namun berbeda halaman.
- cit. merupakan singkatan dari Opere citato, artinya telah dikutip. Jika suatu pustaka atau sumber telah dikutip dalam catatan kaki dan telah diselangi oleh satu atau beberapa sumber lain hendak dikutip lagi, maka penulisan catatan kakinya dapat disingkat dengan hanya menuliskan penulisnya saja diikuti op.cit.
- cit (bahasa latin, singkatan dari opere citato, artinya, “pada karya tulis yang disebut”). Op.cit.
adalah sebuah catatan kaki yang menerangkan bahwa catatan tersebut diselingi oleh catatan kaki yang lain.
Loc.cit
- cit merupakan sebuah catatan kaki (footnote) dimana menerangkan jika catatan tersebut menunjukkan halaman yang sama dari salah satu sumber yang telah atau sudah disebutkan.
- cit digunakan dimana untuk menunjukkan jika catatan kaki tersebut diselingi oleh catatan kaki yang lain serta dijelaskan dengan menuliskan nama pengarangnya dan mempunyai halaman yang sama dengan catatan kaki yang ada sebelumnya tersebut.
- cit merupakan singkatan dari Loco citato yang artinya dikutip dari tempat yang sama. Bila hendak mengutip halaman yang sama dari sumber yang baru saja dikutip (belum diselang oleh sumber lain) maka catatan kaki cukup disingkat Loc.cit.
- cit (bahasa Latin, singkatan dari loco citato, artinya “di tempat yang disebut”) adalah sebuah catatan kaki yang menerangkan bahwa catatan tersebut menunjukkan halaman yang sama dari salah satu sumber yang telah disebutkan di atasnya. Loc.cit merujuk pada sumber kutipan yang sama baik dari segi nama penulis, buku/artikel yang ditulis, dan nomor halaman.
Contoh Penulisan Ibid, Op.cit & Loc.it
Agar lebih jelasnya, mari kita lihat contoh dari beberapa catatan kaki (footnote) yang menggunakan ibid, op. cit, serta loc. cit :
- Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hlm.10
- , hlm. 17
- Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001, hlm 56.
- Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf, Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm. 23.
- Gorys Keraf, op. cit. hlm 8
- Ismail Marahimin, loc. cit.
- Soedjito & Mansur Hasan, loc. cit.
Berdasarkan contoh yang telah dipaparkan diatas, bisa dilihat jika ibid digunakan untuk menerangkan bahwa catatan tersebut sama dengan pada catatan sebelumnya.
Jadi, jika adik adik siswa/i khususnya masih dalam jenjang pendidikan yang masih binggung mengenai pertanyaan tersebut artikel dan lain lain, Maka makalah pembahasan ini sudah cukup mewakili jawaban untuk adik adik semua.
Demikianlah pembahasan artikel mengenai sebuah pertanyaan, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca.
Tentunya anda sering melihat kata Ibid, Op.cit, Loc.it dalam sebuah naskah tugas akhir atau skripsi bukan? lalu anda masih bingung dengan maksud dari catatan kaki atau footnote tersebut? bagi yang masih bingung mari kita simak terlebih dahulu postingan Antara IT kali ini. Namun bagi temen2 yang sudah tau boleh meninggalkan postingan ini, dan silahkan anda baca postingan yang lain hehe. Oke temen2 sekarang kita bahas, perhatikan ya 🙂
Ibid | Op.Cit | Loc.Cit |
Ditulis di bawah catatan kaki yang mendahulunya | Berarti dalam karya yang telah disebut | Berarti di tempat yang telah disebutkan |
TIDAK DIPAKAI Apabila ada catatan kaki lain yang menyelingi | Merujuk buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi sumber lain | Merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan sesai, majalah dan telah diselingi sumber lain. |
Untuk lebih jelasnya lagi kita perhatikan contoh penggunaannya berikut ini :
- R.R. Nitibaskara, Perangkap Penyimpangan dan Kejahatan: Teori Baru dalam Kriminologi, Jakarta: YPKIK, 2009, hal. 22.
- Ibid, hal 49.
- Steven P. Lab, Crime Prevention: Approaches, Practices and Evaluations, Cincinati, OH: Anderson Publishing Co., 1992, hal. 15.
- cit.
- R.R. Nitibaskara, Op.cit., hal 100.
- R.R. Nitibaskara, Catatan Kriminal, Jakarta: Jayabaya University Press, 1999, hal 45.
- R.R. Nitibaskara, Op.cit., 2009, hal 45.
Penjelasan :
2 : ditulis “Ibid, halaman 49” artinya merujuk buku sebelumnya (tanpa selang) yaitu sumber T.R.R. Nitibaskara pada catatan kaki 1.
4 : ditulis “Loc.cit.” artinya merujuk buku yang sama dan halaman yang sama dari catatan kaki sebelumnya yaitu sumber Steven P. Lab pada catatan kaki 3.
5 : ditulis “T.R.R. Nitibaskara, Op.cit., hlm 100” artinya mengutip kembali sumber yang sama yaitu T.R.R. Nitibaskara dengan merujuk halaman yang sama atau halaman yang lain (dalam contoh di atas dirujuk halaman yang lain yaitu halaman 100). Perhatikan : sumber T.R.R. Nitibaskara telah diselang oleh Steven P. Lab.
7 : Jika dari penulis yang sama digunakan lebih dari satu buku dan pernah disebutkan sebelumnya, maka ditulis nama penulis dan tahun yaitu sumber T.R.R. Nitibaskara pada catatan kaki 1.
Perbedaan Ibid, op. cit, loc. cit di Dalam Catatan Kaki
Contoh:
[1] A. Fatih Syuhud, Keluarga Sakinah (Malang: Pustaka Al-Khoirot, 2013), hlm. 23.[2] Ibid. (di halaman yang sama )[3] Ibid., hlm. 29. (di halaman berbeda)[4] A. Alhazred, The Necronomicon (Petrus de Dacia, 1994).[5] Ibid. 1, 34.Contoh
1: [6] A. Fatih Syuhud, Rumah Tangga Bahagia (Pustaka Al-Khoirot, Malang, 2014), hlm. 24.
[7] Loc.cit
Pada contoh 1 di atas, loc. cit. pada referensi #7 merujuk pada referensi #6 secara keseluruhan, termasuk nomor halaman. Catatan: loc. cit. ditulis dalam huruf kapital dalam contoh ini.
Contoh 2:
[9] A. Fatih Syuhud, Meneladani Akhlak Rasul (Pustaka Al-Khoirot, Malang, 2015), hlm. 30.[10] G. Wiki, “Blah and its uses” (Blah Ltd., Old York, 2000), p. 12.[11] Syuhud, loc. cit.
Dalam contoh 2 di atas, loc. cit. dalam referensi no. 11 merujuk pada referensi no. 9 (dengan menyebut nama penulis), meliputi judul buku/tulisan dan nomor halaman.
Contoh dari beberapa catatan kaki yang menggunakan ibid, op. cit, dan loc. cit :
[1] A. Fatih Syuhud, Wanita Muslimah Wanita Modern, (Pustaka Al-Khoirot, Malang, 1999),hlm. 8.
[2] Ibid., hlm. 15[3] Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001, hlm 46.[4] Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf, Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm. 23.[5] Syuhud, op. cit. hlm 8[6] Ismail Marahimin, loc. cit.[7] Soedjito dan Mansur Hasan, loc. cit.[8] Syuhud, loc. cit.Cara Penggunaan Ibid, Op. Cit dan Loc. Cit
Dalam sebuah buku sering ditulis kata ibid sebagai catatan kakinya… emang sebenarnya apa yang dimaksud ibid?
Contoh penggunaan ibid:
[1] Ferdian., “tindakan kecil orang-orang besar”, RumbiPress, 2010, hal.23[2] Ibid[3] Id. at 29.Referensi dari catatan kaki no. 2 adalah sama dengan no. 1
(Ferdian, “tindakan kecil orang-orang besar” pada hal 23), sedangkan referensi no 3 menunjukkan sumber yang sama tetapi hal yang berbeda, halaman 29.
Sumber dari ibid adalah tepat pada no sebelumnya.
Selain ibid, juga dikenal bahasa kutipan lain yaitu Op.Cit (opere citato/kutipan sebelumnya yang telah diselangi oleh kutipan sumber lain) dan loc.cit (locere citato=kutipan yang telah disebutkan pada halaman/bab selanjutnya). Penggunaan loc.cit dan Op.Cit sekarang sudah jarang digunakan lagi.
Dalam metode kutipan Kate.L.Turabian (oxford) kutipan tersebut diganti dengan sebagian nama penulis, sebagian nama buku, dan halaman.
Ibid | Op.cit | Loc.Cit |
Ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya | Berarti dalam karya yang telah disebut | Berarti di tempat yang telah disebutkan |
Tidak dipakai apabila ada catatan kaki lain yang menyelingi | Merujuk buku sumber yang telah di sebutkan dan diselingi sumber lain | Merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan sesai, jurnal, ensiklopedi, atau majalah dan telah diselingi sumber lain |
Ditulis dengan huruf capital pada awal kata, dicetak miring dan diakhiri titik | Ditulis dengan huruf capital pada awal suku kata, dicetak miring, setiap suku diikuti titik | Jika halaman berbeda kara loc.cit diikuti nomor halaman |
Apabila ada referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman yang lain, urutan penulisan: Ibid, jilid, halaman | Urutan penulisan: nama pengarang, nama panggilan, family, Op.Cit, nama buku, halaman | Menyebutkan nama keluarga pengarang |
Contoh penggunaan Op.Cit:
1Satjipto Raharjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung: Alumni, 1976), 111.
2Daniel Goleman, Emotional Intelligence. (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
3Bobby dePorter & Mike Hernacki, Quantum Bussiness, terj. Basyarah Nasution, (Bandung: Kaifa, 2000), 63-87.
4Rahardjo, Op.Cit., 125.
Contoh penggunaan lo.cit:
1Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi”, Kongres Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), 1-15.
2Suwandi, Loc.Cit
Pentingnya Mengetahui Teknik Menulis Catatan Kaki bagi Anda yang Sedang Menyusun Karya Ilmiah
Teknik Menulis Catatan Kaki | Dalam sebuah tulisan tidak jarang kita menemukan catatan di akhir halaman yang disebut catatan kaki atau footnote. Catatan tersebut biasanya terkait dengan penjelasan dari paragraph terkait yang berisi informasi sumber referensi yang digunakan atau catatan penjelas yang menerangkan suatu istilah atau bisa juga gabungan dari keduanya. Menurut Keraf (1971:190), catatan kaki adalah berbagai keterangan tambahan dari bagian-bagian naskah tulisan ilmiah yang diletakkan di kaki halaman (di bawah), dan jika keterangan tersebut ditulis di akhir tulisan atau bab. Keterangan yang termuat dapat berupa sumber pustaka yang dikutip atau penjelasan atas istilah yang dikemukakan tepat di halaman itu. Jika dalam satu naskah terdapat beberapa catatan kaki maka kutipan atau keterangan yang diberi penjelasan diberi nomor-nomor secara berurutan.
Fungsi Catatan Kaki
Di mana keterangan tambahan pada catatan kaki berfungsi untuk:
(1) Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks (reference footnote);
(2) Penjelasan komentar penulis terhadap penyataan dalam teks yang dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks karena dapat mengganggu alur tulisan;
(3) Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (content footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan kata-kata: Lihat…, Bandingkan…, dan Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam…, dan sebagianya. Dianjurkan penggunaannya tidak berlebihan agar tidak terkesan pamer. Penggunaan ungkapan tersebut perlu secara konsisten dan benar. Dimana catatan kaki sebaiknya tidak melebihi sepertiga halaman. Sekiranya halaman tidak memungkinkan, sebagian dari catatan kaki dapat diletakkan di halaman berikutnya.
Teknik Menulis Catatan Kaki
- Catatan Kaki berisi URL Panjang [teknik menulis catatan kaki]
Referensi langsung yang berupa alamat website (URL) panjang dicantumkan, hyperlinknya dihilangkan dan tanggal aksesnya dicantumkan. Jika URL-nya tidak cukup dalam satu baris, pemisahan dilakukan di belakang tanda baca (“/”, “_”, “+”, “=” dan lain sebagainya), angka atau kata tertentu.
- Catatan Kaki Berisi Penjelasan [teknik menulis catatan kaki]
Catatan kaki bisa digunakan jika penulis ingin memberi penjelasan tambahan sebuah istilah, frase, kalimat, dan sejenisnya.
- Catatan Kaki Berisi Penjelasan dan Running Notes [teknik menulis catatan kaki]
Catatan kaki bisa juga digunakan jika penulis inging memberi penjelasan tambahan, lengkap dengan referensinya. Dimana running notes atau referensi langsung adalah penyebutan sumber yang dirujuk (referensi) yang diletakkan di teks utama sebuah karya ilmiah.
Aturan Penulisan Footnote
Aturan Penulisan Ibid
Ibid berasal dari kata ibidem (bahasa Latin) yang artinya “di tempat yang sama dengan di atasnya”. Gadung Ismanto2 menjelaskan:
Istilah ini digunakan untuk menjelaskan bahwa kutipan yang ditulis pada catatan kaki berasal dari sumber yang sama dengan yang telah disebutkan sebelumnya atau di atasnya, tanpa diselingi oleh sumber kutipan lainnya.
Aturannya adalah sebagai berikut:
Digunakan jika pengutip mengambil kutipan dari sumber yang sama yang telah ada di bagian sebelumnya tanpa diselingi catatan kaki dari sumber lain. Dengan kata lain, kutipan tersebut berada tetap di atasnya dan tidak diselingi kutipan lain.
Ibid tidak dipakai jika ada catatan kaki dari sumber lain yang menyelinginya.
Jika catatan yang dikutip halaman bukunya masih sama seperti kutipan sebelumnya, cukup gunakan kata Ibid diikuti tanda titik. Dengan kata lain, jika terdapat dua kutipan dari halaman buku yang sama, maka catatan kaki untuk kutipan kedua hanya menggunakan kata Ibid.
Jika yang dikutip sudah berbeda halaman, maka aturan penulisannya: Ibid., halaman.
Ibid ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri tanda titik.
Perhatikan contoh berikut:
1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Ibid.
3Ibid., 56.
Dari contoh di atas dapat kita simpulkan:
Menggunakan Ibid karena merujuk kepada catatan kaki di atasnya tanpa diselingi catatan kaki lainnya.
2Ibid. berarti nama pengarang, judul buku, dan halaman sama persis dengan catatan kaki yang di atasnya.
3Ibid., 56. berarti nama pengarang dan judul buku sama persis dengan catatan kaki yang di atasnya, hanya berbeda halamannya saja. Halaman sebelumnya 55 dan yang dikutip terakhir halaman 56.
Aturan Penulisan Op. Cit.
Op. Cit. berasal dari kata Opere Citato (bahasa Latin) yang artinya “pada karya yang telah dikutip”. Gadung Ismanto2 menjelaskan:
Istilah ini digunakan untuk menjelaskan bahwa kutipan yang ditulis pada catatan kaki berasal dari sumber yang sama yang telah disebut sebelumnya, namun tidak sama halamannya serta sempat diselingi oleh sumber lain. Istilah Op. Cit. ditulis sesudah menyebutkan nama penulis buku sumber yang dirujuk.
Aturannya adalah sebagai berikut:
Digunakan jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain.
Halaman buku yang dikutip berbeda.
Penulisannya: nama pengarang, Op. Cit., nomor halaman
Jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.
Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku kata diakhiri tanda titik.
Perhatikan contoh berikut:
1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
3Batubara, Op. Cit., 57.
Dari contoh di atas dapat kita simpulkan:
Menggunakan Op. Cit. karena sebelumnya telah diselingi oleh catatan kaki lain, yaitu: 2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
Penggunaan 3Batubara, Op. Cit., 57. berarti pengarang (Raihan Batubara) dan bukunya (Pemimpin yang Demokratis) sama, hanya saja halamannya berbeda dengan catatan kaki yang pertama. Halaman sebelumnya 55 dan yang dikutip terakhir halaman 57.
Aturan Penulisan Loc. Cit.
Loc. Cit. berasal dari kata Loco Citato (bahasa Latin) yang artinya “pada tempat yang telah dikutip”. Gadung Ismanto2 menjelaskan:
Digunakan dengan teknis yang sama dengan Op. Cit. namun dengan ketentuan bahwa halaman yang dikutip tersebut sama dengan kutipan sebelumnya.
Aturannya adalah sebagai berikut:
Digunakan jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain.
Halaman buku yang dikutip sama.
Loc. Cit. tidak perlu memakai nomor halaman karena nomor halamannya sama dengan kutipan sebelumnya.
Penulisannya: nama pengarang, Loc. Cit.
Jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.
Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku kata diakhiri tanda titik.
Perhatikan contoh berikut:
1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34
3Batubara, Loc. Cit.
Dari contoh di atas dapat kita simpulkan:
Menggunakan Loc. Cit. karena sebelumnya telah diselingi oleh catatan kaki lain, yaitu: 2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
Penggunaan 3Batubara, Loc. Cit. berarti pengarang (Raihan Batubara), buku (Pemimpin yang Demokratis), dan halamannya (halaman 55) sama.
Incoming search terms:
Related posts:
- Contoh Penyusunan Skripsi untuk PTK
- Skripsi Pendidikan: Naik Turun Bangku dgn Dua Kaki trhdp Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok
- Skripsi Pendidikan: Kelentukan Pergelangan Kaki dgn Keterampilan Menggiring Bola
- Skripsi Hukum Perdata: Proses Penyusunan Surat Dakwaan di Kejaksaan Negeri Rembang
- Naturalisme dalam Lirik-lirik Lagu Jepang Populer Melalui Istilah Sakura
- Peran Penyuluh Pertanian Dalam Menumbuh Kembangkan Partisipasi Petani Untuk Menggunakan Pupuk Majemuk di Desa
- Fungsi Jurnal Penelitian dalam Penyusunan Skripsi dan Tesis
Leave a Reply