ABSTRAK
Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang potensi obyek wisata Makam Kyai Ageng Gribig dan rencana pengembangannya. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah, potensi yang dimiliki serta upaya pengembangan yang dilakukan oleh instansi terkait terhadap kemajuan potensi Makam Kyai Ageng Gribig sebagai obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah dengan menggunakan observasi, wawancara dan studi pustaka. Penulisan laporan ini disajikan secara deskriptif kualitatif untuk memperoleh berbagai gambaran informasi yang berhubungan dengan potensi obyek wisata Makam Kyai Ageng Gribig. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan disajikan dalam bentuk deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Obyek Wisata Makam Kyai Ageng Gribig memiliki potensi yang sangat besar bagi kepariwisataan Kabupaten Klaten. Adapun potensi yang dimiliki oleh Obyek Wisata Makam Kyai Ageng Gribig adalah sebagai tempat ziarah, penelitian, dan pendidikan. Obyek Wisata Makam Kyai Ageng Gribig mempunyai daya tarik wisata yang khas dan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata minat khusus berupa wisata ziarah dan wisata budaya juga dapat dipadukan dengan daya tarik wisata alam. Sarana dan prasarana wisata yang ada masih perlu perbaikan dan perhatian lebih serius. Selain itu, upaya pengembangan dan faktor penghambat yang ada masih perlu perhatian dan tindakan dari pihak pelaku pariwisata karena merupakan faktor penting dalam memberikan pelayanan dan kenyamanan kepada para wisatawan.
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini bahwa Obyek Wisata Makam Kyai Ageng Gribig memiliki potensi sebagai obyek wisata ziarah, budaya dan alam yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Namun sayangnya, obyek wisata ini masih sangat kurang perhatian dari pihak pelaku pariwisata dalam meningkatkan dan mengembangkan obyek wisata tersebut.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pariwisata merupakan salah satu sektor pendukung dalam perekonomian sebagai sumber pendapatan negara. Selain itu sebagai sumber pengembangan sosial budaya dan mempromosikan citra bangsa yang penuh keramahan dan kekeluargaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di luar negeri. Sektor pariwisata meliputi beberapa bidang usaha yang saling mendukung dan melengkapi diantaranya : Perhotelan dan Restoran, biro perjalanan, dan daerah tujuan wisata.
Pada hakekatnya wisata lebih menitik beratkan pada keingintahuan manusia untuk informasi sebanyak-banyaknya tentang objek wisata yang belum diketahui atau memang tidak ada di lingkungan sekaligus untuk rekreasi. Mengingat semakin berkembangnya peradaban manusia yang dulunya hanya dinikmati oleh keluarga bangsawan, tetapi secara perlahan dengan berjalannya waktu hampir semua manusia di dunia dapat menikmati pariwisata. Sehingga tidak menutup kemungkinan dunia pariwisata dapat berkembang. Didukung dengan semakin majunya eknologi serta meningkatnya jaminan sosial pekerja disektor industri dan semakin jauhnya negara dalam mengatur hak-hak pekerja industri, termasuk hak-hak untuk berlibur, mengakibatkan ramainya pariwisata sebagai industri tersendiri.
Pada saat ini di dunia pariwisata di Indonesia sedang mengalami ketidak stabilan, dan pasang-surut, dunia pariwisata melemah sehingga pendapatan masyarakat dan devisa negara pun ikut mengalami penurunan. Pada era 1980-1990an, wisatawan lokal maupun mancanegara banyak melakukan kunjungan-kunjungan wisatanya di Indonesia. Namun pada sekitar tahun 1997-1998 karena kerusuhan dan berdampak krisis moneter, membuat keadaan Politik dan Negara menjadi yang tidak menentu, menjadikan dunia pariwisata di Indonesia lesu dan semakin melemah. Bukan hanya itu, dengan adanya perubahan cuaca dan keadaaan alam yang kurang bersahabat pada beberapa tahun terakhir, dunia pariwisata di Indonesia semakin mengalami kemunduran dan meredup, mengakibatkan banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang mengurungkan niatnya untuk mengunjungi obyek-obyek wisata di Indonesia.
Pemerintah pun mulai mengadakan pembenahan untuk mulai memperbaiki dan berusaha untuk membangun kembali citra dunia Pariwisata di Indonesia. Dengan berbagai cara dan usaha, pemerintah berusaha untuk menjaring dan menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk kembali melakukan perjalanan wisata di Indonesia. Pemerintah mencoba membangun kembali citra bahwa dunia pariwisata di Indonesia yang memiliki banyak potensi wisata, aman, nyaman dan menyenangkan untuk dikunjungi. Berangsur-angsur keadaan mulai membaik dan wisatawan mulai kembali melakukan perjalanan wisata ke Indonesia.
Begitu pula di daerah Kabupaten Klaten, yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Jawa tengah yang memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik yang bersifat Budaya, maupun Alam”. Potensi pariwisata yang cukup banyak ini cukup menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Daerah Kabupaten Klaten adalah salah satu penghasil makanan pokok yaitu beras yang telah mencukupi kawasan Jawa Tengah. Selain itu Kabupaten Klaten banyak menyediakan bahan bangunan yang telah tersedia oleh alam, antara lain: batu kapur, batu kali, dan pasir. Berdasarkan SK. RI no.16/D/1950 Pemerintah Kabupaten Klaten lahir pada tanggal 28 Oktober 1950, terdiri dari 28 wilayah kecamatan, 391 desa. Kabupaten Klaten banyak memiliki asset-aset wisata yang berupa: obyek wisata seni tradisional, upacara tradisional dan pusat industri tangan ( sumber Dinas Pariwisata Kab. Klaten).
Hal ini juga didukung dengan sarana dan prasarana pariwisata yang semakin ditingkatkan kualitasnya. Obyek-obyek wisata di Kabupaten Klaten merupakan pintu gerbang dari sebelah selatan obyek-obyek wisata di Jawa Tengah. Karena letaknya yang strategis yaitu diapit dua kota budaya Surakarta dan Yogyakarta, sehingga kota Klaten menjadi salah satu tujuan wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Penyelenggaraan Kepariwisataan merupakan perangkat yang sangat penting di dalam pembangunan daerah dalam otonomi daerah sekarang ini, untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat serta mengenalkan seni budaya daerah dan hasil kerajinan daerah untuk dipasarkan kepada wisatawan, baik wisatawan manca negara maupun wisatawan nusantara.
Salah satu obyek wisata ziarah yang cukup menarik dan mempunyai potensi untuk dikembangkan di Kota Klaten adalah Obyek Wisata Ziarah Makam Kyai Ageng Gribig yang terletak di Dukuh Jatinom, Kelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom. Jarak dari kota Klaten kira-kira 10km di sebelah Timur Laut ibu kota Kabupaten Klaten. Kawasan makam ini mempunyai luas 70m x 40m = 2.800 m2, luas bangunan 15m x 12m = 180 m2 dan panjang makam 2m terbuat dari batu merah dan kayu. Rata-rata pengunjung sebanyak 5000 orang yang datang tiap bulan dengan tujuan utama untuk memohon berkah keselamatan. Selain makam, di sekitar kawasan komplek makam juga terdapat tempattempat bersejarah peninggalan Kyai Ageng Gribig seperti Sendang Plameyan, Goa Suran, Sendang Suran, Goa Belan, Masjid Besar Jatinom, Masjid Alit Jatinom. Kyai Ageng Gribig juga mewarisi upacara tradisional yang sampai sekarang masih terus dilaksanakan setiap tahun sekali yaitu upacara tradisional Yaqowiyyu yang sudah melegenda di sekitar Kabupaten Klaten bahkan seluruh Pulau Jawa. Pada saat diselenggarakan upacara tradisional Yaqowiyyu, jumlah kunjungan bisa mencapai ratusan bahkan ribuan orang yang berasal dari sekitar Kabupaten Klaten maupun dari luar daerah yang berkunjung untuk sekedar menyaksikan atau ikut berebutan kue apem yang disebar. Namun kurangnya kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah menyebabkan acara tersebut tidak tertata rapi seperti yang diharapkan.
Peningkatan dan pengembangan wisata budaya ditekankan kepada dua aspek yaitu penyelenggaraan dan obyeknya. Hal ini tentunya tergantung dari kerjasama antara pihak instansi pemerintah dan mayarakat, dalam menangani berbagai permasalahan yang terjadi dalam pengembangan obyek wisata ini. Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis mengambil lokasi penelitian di Makam Kyai Ageng Gribig yang berada di Desa Jatinom kurang lebih sepuluh kilometer dari pusat Kota Klaten. Judul laporan ini adalah “Analisa Potensi dan Daya Tarik Obyek Wisata Ziarah Makam Kyai Ageng Gribig di Jatinom Kabupaten Klaten”.
Leave a Reply