Apa Itu Pengertian Obat Bebas?
Menurut Jennifer L. Schroeck, dkk, dalam Jurnal Clinical Therapeutics Volume 38, Issue 11 , November 2016, Pages 2340-2372, dijelaskan bahwa:
Obat-obatan yang dijual bebas (atau Over-the-Counter Drugs biasa di singkat dengan OTC) atau yang tidak memerlukan resep dokter. Obat-obatan tersebut murah dan mudah didapat; namun, data mengenai keamanan dan kemanjurannya terbatas saat digunakan untuk mengatasi insomnia. Difenhidramin adalah agen farmakologis obat-obatan yang dijual bebas yang paling umum digunakan. Obat tidur OTC harus digunakan dalam jangka waktu pendek karena toleransi dapat berkembang.
Produk OTC, atau nonresep, adalah obat-obatan yang dapat digunakan sendiri tanpa resep dokter. Produk-produk ini ditujukan untuk mengobati gejala ketidaknyamanan ringan, penyakit, atau cedera . Contoh produk OTC adalah tablet analgesik, sediaan pertolongan pertama, penekan batuk , agen antijamur, dan antiperspiran .
Secara umum, tidak diperlukan studi praformulasi, karena formulasi sebagian besar produk OTC merupakan perluasan dari produk yang dipasarkan dengan perubahan pada kandungan zat aktif saja.
Keputusan Penggunaan Obat Bebas (OTC)
Selama dekade terakhir, penggunaan obat resep dan obat bebas (OCT) untuk rekreasi telah menimbulkan kekhawatiran. Obat tradisional dan non-tradisional yang paling umum digunakan adalah obat penenang dan hipnotik, seperti benzodiazepin dan obat-obatan seperti benzodiazepin (juga disebut obat Z), opioid seperti obat pereda nyeri dan obat agonis opioid , stimulan dan obat OCT seperti sirup obat batuk dan antihistamin.
Penyalahgunaan ini dikaitkan dengan berbagai efek samping akut dan kronis serta ketergantungan, keracunan akut, dan kematian. Khususnya, obat-obatan non-psikotropika seperti obat antidiabetik dan antihipertensi disalahgunakan dan dapat menyebabkan kematian atau keracunan parah
Beberapa tugas yang berkaitan dengan kesehatan, seperti memilih obat bebas (OTC) yang tepat, tidak memerlukan pengawasan langsung dari penyedia layanan kesehatan dan menempatkan tugas pengambilan keputusan di tangan konsumen. Ada hampir seratus ribu obat bebas (OTC) yang tersedia dan seperti obat resep, penggunaan obat bebas (OTC) yang aman sangat bergantung pada kemampuan konsumen untuk memahami dan menggunakan obat dengan tepat. Namun, obat OTC agak berbeda karena tidak memerlukan persetujuan dokter dan menempatkan lebih banyak tugas pengambilan keputusan pada konsumen.
Ribuan rawat inap dan kematian terjadi setiap tahun karena kejadian obat yang tidak diharapkan (adverse drug events / ADE) yang disebabkan oleh pengobatan. Namun, konsumen sering kali memandang obat OTC secara berbeda dari obat resep dan umumnya menganggapnya kurang berisiko. Ketika membaca petunjuk penggunaan obat bebas, konsumen sering kali salah memahami informasi yang terkandung, yang selanjutnya menyebabkan banyaknya kejadian buruk obat yang terjadi setiap tahun. Oleh karena itu, konsumen memerlukan pengetahuan yang cukup terkait kesehatan untuk mengurangi risiko kejadian fatal akibat obat.
Obat bebas ~ Obat yang dapat diperoleh secara bebas tanpa resep dokter dan dapat dibeli di apotek, toko obat atau toko biasa. Pada wadah atau kemasannya diberi tanda khusus berupa lingkaran hijau dengan garis tepi hitam.Obat Bebas,merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran berwarna hitam.
Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa analgetik- antipiretik, dan beberapa antasida. Obat golongan ini dapat dibeli bebas di apotek, toko obat, toko kelontong, ataupun di warung kecil. Contoh obat bebas antara lain: Aktipet, Ikadryl, Tuseran, Sanaflu, Combantrin, Cerebrovit, Bronsolvan, Neozep, Konidin, Inza, Paramex, Betadine, dan lain-lain.
Aturan Terkait Peredaran Obat Bebas
- Peraturan Menteri Kesehatan No. 917/MENKES/PER/1993: Menetapkan kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep.
- Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan: Mengatur bahwa semua obat jadi, termasuk obat bebas, dapat dipromosikan. Namun, obat yang memerlukan resep dokter tidak dapat dipromosikan kepada masyarakat umum.
- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan: Mengatur sanksi hukum dan administratif untuk penggunaan obat-obatan yang tidak terdaftar atau tidak memiliki izin edar.
Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi bahwa yang dimaksud dengan golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotik, obat keras, psikotropika dan narkotika.
Contoh Obat Bebas adalah :
- Paracetamol,
- Aspirin,
- Promethazine,
- Guafenesin,
- Bromhexin HCL,
- Chlorpheniramine maleate (CTM),
- Dextromethorphan,
- Zn Sulfate,
- Proliver,
- Tripid,
- Gasflat,
- Librozym (penyebutan merk dagang, karena obat tersebut dalam kombinasi)
Literasi Kesehatan dalam Penggunaan Obat Bebas
Literasi kesehatan atau “tingkat di mana seseorang memiliki kapasitas untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi dan layanan kesehatan dasar yang diperlukan untuk membuat keputusan kesehatan yang tepat” dicatat di seluruh literatur sebagai faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan upaya komunikasi kesehatan.
Literasi kesehatan yang memadai juga penting untuk hasil kesehatan yang baik.
Menurut laporan terbaru dari Health Literacy in the United Stated, orang dewasa berusia 65 tahun ke atas cenderung memiliki tingkat literasi kesehatan yang lebih rendah daripada orang dewasa yang berusia di bawah 65 tahun. Banyak faktor yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami informasi kesehatan termasuk bagaimana informasi tersebut disajikan. Bagi orang dewasa yang lebih tua, salah satu tantangan utama dengan obat OTC adalah ukuran font yang digunakan pada label. Namun, format, urutan informasi, penempatan tag eksternal, dan bahasa yang digunakan juga dapat memengaruhi seberapa baik label obat OTC mengomunikasikan informasi kepada konsumen. Badan Pengawas Obat dan Makanan telah menerapkan pedoman yang cukup besar untuk memastikan bahwa label obat OTC dirancang agar “mudah dibaca”, namun, ADE masih terjadi.
Teknologi informasi kesehatan adalah pendekatan yang menjanjikan untuk mengatasi tantangan dalam mengomunikasikan informasi kesehatan. Teknologi informasi kesehatanberfokus pada bagaimana teknologi dapat digunakan untuk membantu konsumen, praktisi, dan pemangku kepentingan lainnya dengan tugas-tugas yang berhubungan dengan kesehatan. Namun, efektivitas Teknologi informasi kesehatan sering kali bergantung pada kegunaan teknologi tersebut.
Kegunaan merupakan faktor penting dalam adopsi Teknologi informasi kesehatan oleh pengguna. Tujuan kegunaan adalah untuk memastikan bahwa teknologi tersebut efektif, efisien, aman, memiliki manfaat yang baik, mudah dipelajari, dan mudah diingat. Desain yang berpusat pada pengguna adalah salah satu cara untuk meningkatkan kegunaan dan dapat berguna untuk mulai mengeksplorasi bagaimana teknologi dapat atau tidak dapat bermanfaat bagi kelompok pengguna sasaran.
Leave a Reply