Latar Belakang Masalah Metode Pembelajaran dari Gaya Belajar dan Kreatifitas Siswa
Pembelajaran kooperatif merupakan penggunaan pembelajaran melalui kelompok-kelompok kecil dimana siswa bekerja sama untuk memaksimalkan potensi diri sendiri dan orang lain. Beberapa model pembelajaran kooperatif, yaitu: Jigsaw, Student Teams Achievement Devition (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Team Assisted Individualization (TAI), dan sebagainya. Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan teman sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar siswa. Permainan/game yang digunakan dapat berasal permainan sehari-hari yang sudah dikenal siswa dengan dimodifikasi sehingga lebih bersifat edukasi. Contoh game yang banyak dikenal siswa antara lain: ular tangga, puzzle, monopoli, TTS, dan sebagainya. Metode TGT ini lebih tepat jika digunakan guru untuk mengajarkan materi yang lebih banyak bersifat hafalan dan pemahaman.
Berdasarkan uraian di atas dan kenyataan yang terjadi di lapangan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pembelajaran IPA dengan Metode TGT menggunakan Media Games Ular Tangga dan Puzzle ditinjau dari Gaya Belajar dan Kreativitas Siswa pada materi Bahan Kimia dalam Kehidupan.”
Perumusan Masalah
- Adakah perbedaan prestasi belajar antara pembelajaran dengan metode TGT menggunakan media games Ular tangga dan Puzzle?
- Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik?
- Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kreatifitas belajar tinggi dan rendah?
Tinjauan Pustaka
-
Pembelajaran Kooperatif Metode TGT
Pembelajaran kooperatif ini ada beberapa metode dan struktur antara lain STAD, TGT, LT, JT, GIT, TAI, CIRC. Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT. Metode TGT dikembangkan pertama kali oleh David De Vries dan Keith Edward. Metode TGT merupakan metode pembelajaran pertama dari John Hopkins (Slavin, 2005: 13). Perbedaan metode TGT dengann metode lain dari model pembelajaran kooperatif yaitu dalam metode TGT menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan.
-
Pembelajaran TGT dengan Media Ular Tangga
Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah “tangga” atau “ular” yang menghubungkannya dengan kotak lain.
-
Pembelajaran TGT dengan Media Puzzle
Permainan puzzle merupakan permainan melalui potongan gambar, kata, situasi, dan warna yang membutuhkan cara memecahkan masalah secara cobasalah, merupakan salah satu permainan yang terbukti dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan tersebut.
-
Gaya Belajar
Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Ada dua faktor utama tentang bagaimana seseorang belajar.
-
Kreativitas
Menurut UU. No. 20 Tahun 2003 sikap kreatif merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012.
Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling sejumlah 4 kelas yaitu VIII A, VIII C, VIII D, dan VIII E. Kelas VIII A dan VIII E menggunakan metode TGT media ular tangga, kelas VIII C dan VIII D menggunakan metode TGT media puzzle.
Teknik pengumpulan data gaya belajar dan prestasi belajar afektif digunakan metode angket, sedangkan kreativitas dan prestasi belajar kognitif digunakan metode tes.
Teknik analisis data yang digunakan adalah non parametrik dengan Kruskal Wallis Test.
Kesimpulan
- Tidak ada perbedaan prestasi belajar IPA dalam pembelajaran TGT yang menggunakan media games ular tangga dan puzzle pada materi Bahan Kimia dalam Kehidupan. Rerata prestasi kognitif siswa dengan media ular tangga 70,78 dengan SD 10,50, sedangkan dengan media puzzle 73,96 dengan SD 8,22. Kedua rerata tersebut masih lebih tinggi dibanding dengan rerata kelas dengan metode konvensional yaitu sebesar 67,85.
- Gaya belajar siswa pada dua kelompok siswa diketahui tidak memberikan efek berbeda terhadap pencapaian prestasi belajar IPA siswa pada materi Bahan Kimia dalam Kehidupan. Gaya belajar dalam penelitian ini hanya dibedakan menjadi gaya belajar visual dan kinestetik. Rerata prestasi kognitif siswa yang memiliki gaya belajar visual 72,61 dengan SD 9,24, sedangkan kinestetik 71,83 dengan SD 10,23.
- Tingkat kreativitas siswa pada dua kelompok siswa diketahui memberikan efek yang berbeda terhadap pencapaian prestasi belajar IPA siswa pada materi Bahan Kimia dalam Kehidupan. Dari hasil uji analisis siswa yang memiliki kreativitas tinggi rerata prestasi belajarnya 76,91 dengan SD 8,33, sedangkan yang memiliki kreativitas rendah rerata prestasi belajarnya 67,22 dengan SD 8,12. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi memiliki rerata prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding dengan kreativitas rendah pada materi Bahan Kimia dalam Kehidupan.
Leave a Reply