Judul Tesis : Pembelajaran Kimia Menggunakan TGT dengan Permainan TTS dan Roda Impian Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Motivasi Belajar Siswa
A. Latar Belakang Masalah
Pada kelas X semester 2 materi yang diajarkan meliputi larutan elektrolit dan non elektrolit, reaksi oksidasi-reduksi dan senyawa hidrokarbon. Namun pada penelitian ini dilakukan pada materi Hidrokarbon. Materi ini mempunyai karakteristik berupa konsep dan hafalan. Materi ini masih dianggap oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban sulit, hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 yang menunjukkan tidak lebih dari 50% yang mencapai ketuntasan minimal. Disamping itu, materi Hidrokarbon merupakan materi yang penting karena konsep-konsep dalam Hidrokarbon masih akan digunakan sebagai dasar dalam mempelajari materi selanjutnya sehingga diharapkan siswa mampu menguasai konsep-konsep yang diajarkan pada materi Hidrokarbon.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu adanya penerapan metode pembelajaran yang sesuai untuk materi Hidrokarbon sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasar uraian di atas, peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran TGT-TTS dan TGT-RI ditinjau dari kemampuan awal dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X semester 2 tahun pelajaran 2009/2010 di SMA Negeri 1 Mojolaban.
B. Perumusan Masalah Tesis
- Apakah ada pengaruh pembelajaran menggunakan metode TGT dengan permainan TTS dan Roda Impian terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrokarbon ?
- Apakah ada pengaruh kemampuan awal siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia pada materi pokok Hidrokarbon?
- Apakah ada pengaruh motivasi belajar siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia pada materi pokok Hidrokarbon?
C. Landasan Teori Tesis
Pengertian pembelajaran kooperatif
Menurut teori konstruktivis pembelajaran kooperatif berdasar atas teori bahwa “siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya” (Slavin, 1995: 5). Dalam hal ini pembelajaran konstruktivis menekankan dan menitikberatkan pada bagaimana persiapan siswa untuk memecahkan masalah dalam situasi yang ambigu sehingga dalam kondisi tersebut siswa dapat bekerja sama saling membantu dalam stu kelompok.
Teka-Teki Silang (Cross Word)
Teka – Teki Silang atau TTS adalah suatu permainan di mana kita harus mengisi ruang – ruang kosong ( berbentuk kotak putih ) dengan huruf – huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya biasa terbagi ke dalam kategori ‘mendatar ‘ dan’ menurun’ tergatung posisi kata – kata yang harus diisi (http://id.wikipedia.org/wiki/Teka-teki silang).
Roda Impian (Wheel of Fortune)
Roda Impian merupakan sarana permainan berupa suatu roda bernomor yang dimainkan dengan cara diputar. Selain roda bernomor diperlukan juga satu set kartu pertanyaan dan satu set kartu jawaban. Bermain Roda Impian seperti sedang mengikuti acara kuis berhadiah oleh karena itu saat permainan berlangsung suasana diusahakan kondusif dan semenarik mungkin (http://id.wikipedia.org/wiki/Roda Impian).
Kemampuan Awal
Setiap proses belajar mengajar mempunyai kompetensi sendiri yang akan dimiliki siswa setelah interaksi pembelajaran. Keberhasilan proses belajar mengajar, sebagian ditentukan oleh ciri-ciri khas yang dimiliki siswa. Ciri-ciri khas tersebut terutama kemampuan awal. Oleh karena itu, kemampuan awal siswa perlu diikut sertakan sebagai titik tolak dalam perencanaan dan pengelolaan pengajaran.
Pengertian Motivasi
Menururt Mc. Donald dalam ( Sardiman, 2007: 73), “motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Menurut Ngalim Purwanto (2002: 73) “Pengertian motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga dapat mencapai tujuan tertentu”.
D. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi adalah seluruh kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban teknik Claster random sampling sejumlah 2 kelas.
Teknik pengumpulan data variabel kemampuan awal dan prestasi belajar kognitif digunakan metode tes, prestasi belajar afektif dan motivasi belajar digunakan metode angket.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama.
E. Kesimpulan
1. Model pembelajaran kooperatif menggunakan metode pembelajaran TGT menggunakan permainan teka – teki silang dan metode TGT menggunakan permainan roda impian .memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif pada materi Hidrokarbon. Metode pembelajaran TGT dengan Roda Impian lebih baik daripada metode pembelajaran TGT dengan Teka-Teki Silang. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis variansi GLM untuk prestasi belajar kognitif diperoleh harga p-value 0,026, sedangkan untuk prestasi belajar afektif nilai p-value 0,010 atau kurang dari 0,05 yang menolak hipotesis nol.
2. Kemampuan awal siswa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada materi hidrokarbon. Hal ini ditunjukkan dari hasil análisis variansi GLM diperoleh harga p-value 0,007 atau kurang dari 0,05 yang menolak hipotesis nol. Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi mempunyai rata- rata hasil belajar kognitif 72,70 atau lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah yakni 70,90, sedangkan kemampuan awal tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar afektif.
3. Motivasi belajar siswa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar kognitif pada materi hidrokarbon. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil analisis GLM diperoleh harga p-value 0,000 atau kurang dari 0,05 yang menolak hipotesis nol. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, rerata hasil belajr kognitif sebesar 75,46 atau lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah yakni 71,19. Sedangkan motivasi belajar tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar afektif.
Leave a Reply