HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Tesis Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan TGT dari Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori

Judul Tesis : Pembelajaran Kimia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan Teams Games Tournament Ditinjau dari Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori

Latar Belakang

Pada model pembelajaran Think Pair Share (TPS) guru menyampaikan pelajaran pada kelas, para siswa duduk berpasangan dengan timnya masingmasing. Guru memberikan pertanyaan pada siswa. Siswa diminta untuk memikirkan sebuah jawaban secara mandiri, lalu berpasangan dengan pasangannya untuk mencapai sebuah kesepakatan terhadap jawaban. Akhirnya guru meminta para siswa untuk berbagi jawaban yang telah mereka sepakati dengan seluruh kelas. (Slavin : 2008,257).

Model pembelajaran tipe ini adalah suatu model pembelajaran yang digunakan untuk mendorong siswa memiliki kepekaan terhadap pentingnya bekerja sama. Keunggulan dari metode TPS diantaranya adalah : Siswa tidak terlalu menggantungkan guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dan belajar dari siswa lain., Sedangkan kelemahan dari TPS (Think-Pair-Share) antara lain: Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas, membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas, peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran.

Model pembelajaran tipe TGT merupakan model pembelajaran yang menggunakan permainan. Adanya permainan inilah maka siswa akan terpancing motivasi belajarnya. Kelebihan metode TGT (Teams Games Tournament) : Melatih siswa untuk bekerjasama dalam kelompok diskusi, suasana belajar nyaman, menyenangkan dan kondusif, tercipta suasana kompetisi antara kelompok diskusi. kelemahan metode TGT (Teams Games Tournament): tidak efisien waktu, sering mengakibatkan terjadinya kegaduhan sehingga mengganggu kelas lain. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran tipe TPS dan TGT pada pokok bahasan hidrokarbon ditinjau dari aktivitas belajar dan kemampuan memori.

Perumusan Masalah

  1. Apakah ada penggaruh model pembelajaran pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) dan tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap prestasi belajar?
  2. Apakah ada pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar?
  3. Apakah ada pengaruh tingkat kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar?

Kajian Teori

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS)

Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pertama kali dikembangkan oleh Lyman pada tahun 1981. Resiko dalam pembelajaran TPS relatif rendah dan struktur pembelajaran kolaboratif pendek, sehingga sangat ideal bagi guru dan siswa yang baru belajar kolaboratif. TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. TPS menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games-Tournaments (TGT)

Menurut Slavin (2008: 163-170). Teams Games-Tournaments (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards. Dalam TGT, para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Secara umum, pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Games Tournament dimasukkan sebagai tahapan review setelah siswa bekerja dalam tim.

Aktivitas Belajar

Menurut Sardiman (2004, 100) aktivitas belajar adalah keterkaiatan antara dua aktivitas yang bersifat fisik dan mental dalaam kegiatan belajar. Prinsip-prinsip aktivitas dalam belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut pandang perkembangan konsepsi jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat unsur kejiwaan seseorang subjek belajar/ subjek didik, dapat diketahui bagaimana prinsip aktivitas yang terjadi dalam belajar itu.

Kemampuan Memori

Kemampuan memori adalah kemampuan untuk menyimpan dan memamfaatkan informasi. Pada manusia, fungsinya lebih luas lagi mencakup perbendaharaan kata, pengetahuan bahasa, semua informasi yang telah kita pelajari, pengalaman hidup pribadi, segala kemahiran yang telah dipelajari dari mulai berjalan, berbicara hingga prestasi musik dan olahraga.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Populasi penelitian adalah siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta sebanyak tiga kelas.

Sampel diambil secara cluster random sampling sejumlah dua kelas dari tiga kelas.

Teknik pengumpulan data untuk kemampuan memori dan prestasi belajar ranah kognitif digunakan metode tes, metode angket untuk prestasi belajar ranah afektif dan aktivitas belajar.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama.

Kesimpulan

1. Hasil pengujian statistic untuk hipótesis pertama yaitu ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT terhadap prestasi belajar kognitif siswa. Jadi prestasi belajar ranah kognitif untuk siswa yang dikenai TGT lebih tinggi dari pada siswa yang dikenai TPS. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata–rata prestasi siswa ranah kognitif untuk siswa yang dikenai model pembelajaran tipe TPS adalah 72,11 dan siswa yang dikenai model pembelajaran tipe TGT adalah 77,88. Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT terhadap prestasi belajar afektif siswa.

2. Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis kedua dapat diketahui bahwa ada pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar konitif. Untuk siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi mempunyai prestasi lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah. Hal ini ditunjukan dengan data seperti berikut. Dari 24 siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi memiliki nilai prestasi belajar ranah kognitif rata-rata 78, 00. Sedangkan 27 siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah memiliki nilai prestasi belajar ranah kognitif rata-rata 72,33. Tidak ada pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar afektif siswa.

3. Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis ketiga dapat diketahui bahwa ada pengaruh tingkat kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif. Untuk siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi mempunyai prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah. Hal ini ditunjukan dengan data seperti berikut. Dari 26 siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi memiliki nil ai prestasi belajar ranah kognitif rata-rata 77,85. Sedangkan 25 siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah memiliki nilai prestasi belajar ranah kognitif rata-rata 72,04.

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?