Judul Tesis : Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen dan Demontrasi Diskusi Ditinjau dari Interaksi Sosial dan Sikap Ilmiah Siswa
A. Latar Belakang Masalah
Ada beberapa materi bahan ajar fisika yang disampaikan di kelas X IPA antara lain: besaran dan satuan, gerak lurus dan gerak lurus berubah beraturan, gerak melingkar, hukum Newton, suhu dan kalor, alat optik, listrik dinamis dan gelombang elektromagnetik. Materi listrik dinamis merupakan salah satu materi fisika yang bersifat abstrak tetapi dapat dilihat melalui pengamatan. Maksudnya adalah untuk membelajarkan konsep listrik diperlukan pengalaman langsung siswa terhadap objek atau benda-benda yang berkaitan dengan materi tersebut. Tujuannya agar siswa sendiri yang membangun konsep tentang materi tersebut dari interaksinya terhadap objek dan lingkungan dan siswa juga diharapkan mampu mengaplikasikan apa yang telah diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, hasil belajar yang dicapai tentunya dapat lebih bermakna dan siswa mempunyai tujuan yang nyata dalam mengikuti pembelajaran. Namun, berdasarkan observasi peneliti dilapangan, guru belum maksimal dalam menyampaikan konsep materi tersebut secara bermakna kepada siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Jakenan karena di laboratoriumnya tersedia cukup banyak alat sehingga bisa melakukan banyak eksperimen. Tetapi pada umumnya guru belum banyak memanfaatkan peralatan laboratorium yang tersedia dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu peneliti berkeinginan untuk lebih memaksimalkan dan mensosialisasikan eksperimen pada materi fisika khususnya materi Listrik Dinamis.
B. Rumusan Masalah
- Apakah ada pengaruh pembelajaran dengan pendekatan PBL melalui metode eksperimen dan demonstrasi diskusi terhadap prestasi belajar fisika siswa?
- Apakah ada pengaruh interaksi sosial siswa terhadap prestasi belajar fisika siswa?
- Apakah ada pengaruh sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika siswa?
C. Tinjauan Pustaka
Problem Based Learning (PBL)
Salah satu pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa adalah Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah. Nurhadi (2002) memberi definisi bahwa “PBL adalah suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari mata pelajaran”.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen menurut Paul Suparno (1997) adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar. Sedangkan menurut Roestiyah N.K (2001) metode eksperimen diartikan sebagai salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Metode Demonstrasi Diskusi
Paul Suparno (2007), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode pembicaraan kelompok yang bersifat edukatif, reflektif, terstruktur dengan dan bersama siswa lain. Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (sosialized recitation). Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk mendorong siswa berpikir kritis, mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas, mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama dan mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Interaksi Sosial
Thibaut dan Kelley, mendefinisikan interaksi sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu dengan yang lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu dengan yang lain atau berkomunikasi satu dengan yang lain (Ali, 2004) . Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain.
Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah tingkat kesesuaian tingkah laku siswa terhadap proses belajar mengajar yang memiliki ciri-ciri berupa teliti/cermat, jujur, disiplin, menghargai pendapat orang lain, menyampaikan pendapat atau ide, sikap ingin tahu, bekerja sama dan kritis.
D. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasinya terdiri dari siswa kelas X SMAN 1 Jakenan tahun pelajaran 2011/2012.
Sampel yang diambil adalah 2 kelas yaitu Kelas X8 dan X9 dengan menggunakan teknik cluster random sampling.
Teknik pengumpulan data prestasi kogitif digunakan metode tes.
Untuk data interaksi social, sikap ilmiah dan prestasi afektif digunakan metode angket.
Teknik analisis data menggunakan analisis variansi tiga jalan desain faktorial 2x2x2 dengan sel tak sama.
E. Kesimpulan
1. Pembelajaran berbasis masalah dengan metode eksperimen dan demonstrasi diskusi merupakan salah satu pembelajaran yang cukup efektif karena dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri. Sehingga dengan kedua metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret. Pada pembelajaran berbasis masalah dengan metode demonstrasi diskusi prestasi belajar kognitif siswa lebih baik.
2. Interaksi sosial merupakan salah satu faktor internal yang dimiliki oleh siswa. Interaksi sosial sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa terutama pada prestasi kognitif. Pada tes interaksi sosial yang diukur adalah siswa dapat mengenali diri sendiri dengan baik, menghargai orang lain, mampu bekerjasama dan tidak bersifat egois. Berdasarkan hasil hipotesis interaksi sosial memberikan pengaruh terhadap prestasi kognitif siswa. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata prestasi kognitif siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi dengan rerata 76,69 lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki interaksi sosialrendah dengan rerata 67,28.
3. Selain interaksi sosial, sikap ilmiah siswa dalam kegitan belajar mengajar merupakan faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pada hasil hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh sikap ilmiah terhadap prestasi belajar kognitif. Berdasarkan rata-rata prestasi kognitif siswa yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi mendapatkan nilai yang lebih baik sebesar 75,49 dibandingkan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah sebesar 66,13. Hal ini dapat diamati bahwa siswa yang rajin belajar, kritis, selalu ingin tahu, melakukan eksperimen dengan bail, mengerjakan laporan dan memperhatikan pelajaran, nilai prestasi kognitifnya lebih baik.
Leave a Reply