Judul Tesis : Pembelajaran Fisika Dasar dengan Metode Inquiry dan Discovery Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kreativitas Mahasiswa
A. Latar Belakang Masalah Tesis
Faktor keberhasilan belajar yang selanjutnya adalah materi perkuliahan. Salah satu materi perkuliahan pada semester II adalah Fisika Dasar II yang mencakup medan listrik, arus listrik dan rangkaian listrik, medan magnet, induksi elektromagnetik dan arus bolak-balik, gelombang dan bunyi, optik geometrik, interferensi, difraksi, dan polarisasi; relativitas, gejala kuantum, dan inti atom. Dalam penelitian ini mengambil materi arus listrik dan kuat arus listrik. Materi arus listrik dan kuat arus listrik merupakan materi yang sudah banyak dikenal oleh mahasiswa.
Listrik merupakan materi fisika yang sangat dekat dengan kehidupan mahasiswa. Hampir seluruh peralatan rumah tangga menggunakan listrik. Walaupun demikian, materi arus listrik seringkali dirasa sulit oleh peserta didik, karena bersifat abstrak, tidak bisa dilihat secara langsung. Hanya gejalanya saja yang bisa diamati. Untuk itu perlu suatu metode pembelajaran yang tepat dalam mempelajari arus listrik dan kuat arus listrik.
Metode inquiry ataupun discovery adalah metode yang tepat untuk materi arus listrik dan rangkaian arus listrik searah. Metode inquiry ataupun discovery mengajak peserta didik untuk mendapatkan pengalaman langsung dilapangan, dan konsep arus listrik dikonstruksi sendiri oleh sisiwa. Metode inquiry ataupun discovery memerlukan kreativitas dan sikap ilmiah peserta didik, sehingga mahasiswa yang memiliki kreativitas dan sikap ilmiah tinggi akan berhasil dengan baik dalam pembelajaran ini. Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan di atas perlu dilakukan penelitian dengan judul:
Pembelajaran Fisika Dasar dengan metode Inquiry dan Discovery ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kreativitas Mahasiswa.
B. Perumusan Masalah
- Adakah perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode inquiry dan discovery?
- Adakah perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan mahasiswa yang mempunyai sikap ilmiah rendah?
- Adakah perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki kreativitas tinggi dan mahasiswa yang mempunyai kreativitas rendah?
C. Landasan Teori
Pembelajaran dengan Metode Inquiry
Metode inquiry yang mensyaratkan keterlibatan aktif peserta didik terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap Fisika metode inquiry membantu perkembangan antara lain scientific literacy dan pemahaman prosesproses ilmiah, pengetahuan vocabulary dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif.
Pembelajaran dengan Metode Discovery
Discovery adalah model pengajaran dimana guru memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menemukan pengetahuan sendiri. Menurut Bruner (dalam Paul Suparno, 2007: 72) “pembelajaran discovery adalah pendekatan kognitif dalam pembelajaran, dimana guru menciptakan situasi sehingga peserta didik dapat belajar sendiri. Pembelajaran discovery selalu dalam situasi problem solving, dimana peserta didik dihadapkan pada pengalaman sendiri dan pengetahuan awal mereka untuk menemukan kebenaran atau pengetahuan baru.”
Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah suatu kecenderungan atau dorongan seseorang untuk berperilaku dan mengambil tindakan pemikiran ilmiah sesuai dengan metode ilmiah. Kesesuaian tingkah laku peserta didik terhadap proses belajar mengajar yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: rasa ingin tahu, tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti, jujur, teliti, menghargai penemuan para ahli, menghargai pendapat orang lain, dan sanggup menerima gagasan baru dan semangat baru.Kreativitas
Kreativitas
Kreativitas menurut Lumsdaine (1995: 14) adalah mempergunakan imaginasi dan berbagai kemungkinan yang diperoleh dari interaksi dengan ide atau gagasan, orang lain dan lingkungan untuk membuat koneksi dan hasil yang baru serta bermakna. Artinya mengembangkan pemikiran alternatif atau kemungkinan dengan berbagai cara sehingga mampu melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang dalam interaksi individu dengan lingkungan sehingga diperoleh cara-cara baru untuk mencapai tujuan yang lebih bermakna.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2x2.
Populasi penelitian adalah seluruh Mahasiswa semester II FITK UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo TA 2010/2011.
Sampel penelitian ditentukan secara purposive sampling terdiri dari dua kelas. Kelas eksperimen IIA diberi perlakuan menggunakan metode Inquiry terdiri dari 23 mahasiswa dan kelas IIB sebagai kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan metode discovery terdiri dari 23 mahasiswa.
Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk data prestasi belajar aspek kognitif, observasi untuk prestasi belajar aspek afektif dan psikomotorik, dan angket untuk data sikap ilmiah dan kreativitas mahasiswa.
Uji hipotesis penelitian menggunakan kruskal wallis test dengan bantuan software SPSS 20 for windows.
E. Kesimpulan
1. Pembelajaran fisika dasar dengan menggunakan metode inquiry memberikan hasil prestasi belajar aspek kognitif dan aspek afektif yang lebih baik daripada metode discovery, hal ini ditunjukkan rata-rata prestasi kognitif dan afektif kelas inquiry (77,78 dan 71,74) lebih baik dibandingkan rata-rata prestasi kognitif dan afektif kelas discovery (70,74 dan 69,35). Tetapi memberikan hasil prestasi belajar psikomotorik yang sama pada kelas inquiry maupun discovery.
2. Prestasi belajar baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang diperoleh mahasiswa dipengaruhi oleh sikap ilmiah. Prestasi belajar mahasiswa dengan sikap ilmiah tinggi lebih baik daripada mahasiswa dengan sikap ilmiah rendah. Mahasiswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi akan selalu mencari tahu jawaban dari permasalahan dalam belajar, memiliki motivasi yang besar dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki kesadaran diri, aktif, serta memiliki tanggung jawab, sehingga prestasinya baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik lebih tinggi daripada yang mahasiswa yang sikap ilmiahnya rendah. Hal ini ditunjukkan rata-rata prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik mahasiswa dengan sikap ilmiah tinggi (79,76; 71,61 dan 72,19) lebih baik dibandingkan rata-rata prestasi kognitif, afektif dan psykomotorik mahasiswa dengan sikap ilmiah rendah (69,08; 69,32 dan 66,76).
3. Kreativitas merupakan faktor dalam diri mahasiswa yang berpengaruh terhadap hasil prestasi belajar baik aspek kognitif, aspek afektif, maupun aspek psikomotorik mahasiswa. Mahasiswa dengan kreativitas tinggi memiliki prestasi yang lebih baik daripada mahasiswa dengan kreativitas rendah dalam pembelajaran fisika dasar. Mahasiswa yang kreativitasnya tinggi memiliki kapasitas pemahaman, sensitifitas, dan apreasiasi penyelesaian masalah yang lebih baik dari pada mahasiswa dengan kreativitas rendah. Dengan kreativitas tinggi, mahasiswa dapat mengatasi kesulitannya sehingga prestasinya dapat lebih baik. Hal ini ditunjukkan rata-rata prestasi kognitif afektif dan psikomotorik mahasiswa dengan kreativitas tinggi (82,59; 72,00 dan 72,41) lebih baik dibandingkan rata-rata prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik mahasiswa dengan kreativitas rendah (66,04; 68,92 dan 66,33).
Leave a Reply