Judul Tesis : Pengaruh Organizational-Based Self-Esteem dan Budaya Organisasional terhadap Komitmen Organisasi (Studi pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan DIY Tahun 2004)
A. Latar Belakang
Penelitian tentang pengaruh komitmen organisasi terhadap perusahaan telah banyak dilakukan. Penelitian dalam studi psikologi dan perilaku organisasi menunjukkan bahwa komitmen organisasi berhubungan dengan peningkatan hasil seperti peningkatan kinerja (Methieu dan Zajac dalam Yuwono, 1999).
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah salah satu contoh organisasi yang kinerjanya tergantung pada kinerja para pekerjanya. Karyawan yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) sering berhadapan dengan situasi yang penuh dengan tekanan, seperti adanya gugatan, kuantitas kerja yang diharapkan, deadline klien, bekerja lembur, dan lain-lain. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ingin meningkatkan kinerjanya sangat membutuhkan karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi.
B. Rumusan Masalah
- Apakah organizational-based self-esteem berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi?
- Apakah budaya organisasional berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi?
- Apakah organizational-based self-esteem dan budaya organisasi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi?
C. Tinjauan Pustaka
Akuntan
Menurut Mulyadi (1998:4-7), berdasarkan kedudukannya akuntan dapat digolongkan menjadi akuntan publik, akuntan manajeman, akuntan pemerintah dan akuntan pendidik. Dalam penelitian ini, definisi akuntan difokuskan pada akuntan publik atau akuntan yang bekerja pada kantor-kantor akuntan publik. Pemilihan subyek penelitian ini disebabkan karena adanya situasi yang penuh dengan tekanan pada KAP, seperti adanya gugatan, kuantitas kerja yang diharapkan, deadline klien dan lain-lain, serta kompetisi yang tak terbatas dalam karir akuntan pada kantor akuntan.
Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi yang kuat dijelaskan sebagai kesesuaian dengan tujuan organisasi dan kemauan untuk berusaha yang keras untuk kepentingan organisasi (Yuwono, 1999).
Organizational-Based Self-Esteem
Self-perceived competency dan self-evaluation adalah suatu hasil dari pengalaman dan pembelajaran sosial dan merupakan nilai yang diberikan seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai akibat dari interaksinya dengan orang lain. (Korman, 1970: 33 dalam McAllister & Bigley, 2002). Orangorang yang bekerja di dalam suatu organisasi mungkin menilai dirinya berharga, penting, dan dipercaya sebagai anggota organisasi. Penilaian terhadap diri sendiri disebut Organizational-based self-esteem. Organizational-based self-esteem adalah penilaian yang diberikan seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai anggota organisasi yang bertindak dalam konteks organisasi (Pierce, Gardner, Cummings, & Dunham, 1989: 625 dalam Kreitner & Kinicki, 2001: 140).
D. Metode Penelitian Tesis
Penelitian merupakan suatu kesatuan atau integritas dari beberapa desain yang menggambarkan secara detail dari suatu penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah akuntan yang bekerja di KAP-KAP di daerah Surakarta dan Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
E. Kesimpulan
- Dari analisis regresi sederhana 1 didapatkan bahwa organizational-based self-esteem berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan thitung sebesar 4,930 lebih besar dari ttabel 2,031. Sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,410 yang menunjukkan bahwa 41% komitmen organisasi akuntan publik dijelaskan oleh aspek OBSE, sedangkan 59% lainnya disebabkan oleh faktor lain.
- Analisis regresi sederhana 2 bertujuan untuk menguji pengaruh budaya organisasional terhadap komitmen organisasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan thitung 0,853 < ttabel 2,031. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pengukuran budaya organisasional yang tidak sesuai dengan budaya yang ada di kantor akuntan publik. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini mengambil dasar dari penelitian Hofstede (1993) pada perusahaan manufaktur mengenai nation culture Indonesia. Kemungkinan budaya yang ada telah bergeser atau berbeda dari penelitian Hofstede tersebut mengingat rentang waktu penelitian yang cukup lama. Budaya organisasi di KAP mungkin juga berbeda dari budaya di perusahaan manufaktur meskipun masih dalam satu negara. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa 2% komitmen organisasi akuntan publik dijelaskan oleh aspek budaya organisasional, sedangkan 98% lainnya disebabkan oleh faktor lain.
- Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui apakah kedua variabel independen yaitu OBSE dan budaya organisasional secara serantak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu komitmen organisasi. Dari hasil uji ANOVA , didapatkan F hitung sebesar 12,080 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka secara serentak OBSE dan budaya organisasional secara signifikan berpengaruh terhadap komitmen organisasi.
Contoh Tesis Ekonomi
- Analisis Promosi Produk Rokok Sampoerna A Mild Terhadap Keputusan Konsumen
- Sistem Pembayaran Ekspor dengan Menggunakan Letter Of Credit (LC) Pada CV. ACLASS
- Pengaruh Informasi dalam Laporan Keuangan untuk Memprediksi Perubahan Laba Satu Tahun
- Pengaruh Organizational-Based Self-Esteem dan Budaya Organisasional
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Ayam di Jawa Tengah Tahun 1986-2006
Leave a Reply