Judul Tesis : Arena dan Modal-Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep
A. Latar Belakang
Keberadaan pondok pesantren Annuqayah disemangati oleh dedikasi yang tinggi terhadap syiar agama Islam. Upayanya untuk meneguhkan sikap keagamaan dalam arti seluas-luasnya. Cita-cita itu diwariskan oleh para kiai pendahulu dalam bentuk tradisi yang dapat dirasakan melalui tingkah laku dalam penyampaian sehari-hari.
Sejak berdirinya, proses transformasi ilmu pengatahuan yang berlandaskan keagamaan ini disampaikan dengan menggunakan metode dan bentuk tradisional, yaitu dengan bentuk wetonan dan sorogan. Penekanan pendidikannya diarahkan kepada pengetahuan keagamaan; fiqih, aqidah atau tauhid, tasawwuf, ditambah ilmu tata bahasa Arab. Bahan pengajian menggunakan kitab-kitab klasik yang tidak menyimpang dari tradisi pemikiran salaf yang beraliran paham ahlu al sunnah wa al jamaah.
B. Landasan Teori
Kondisi Kehidupan Masyarakat Sekitar
Secara geografis desa Guluk-guluk berada antara 6°00”- 7°00” dengan ketinggian kurang lebih 117 meter dari permukaan laut dengan luas wilayah 1.675.955 ha dari luas kecamatan Guluk-guluk. Wilayah yang luas ini ternyata tidak memberikan harapan penghidupan bagi masyarakat Guluk-guluk karena struktur tanahnya terdiri dari batu-batu berkapur (lime store rock) dan sebagian besar tanahnya berjenis mediteran. Sedangkan curah hujan rata-rata pertahun 2.0176 mm, dengan jumlah hariannya kurang lebih 100 hari pertahun, dengan dua musim yakni; nemor (kemarau) dan nempere’ (penghujan). Adapun penduduk kecamatan Guluk-guluk berjumlah sebanyak 42.596 jiwa dengan perincian lakilaki 21.093 dan perempuan 21.503.
Kondisi Sosial Budaya dan Keagamaan
Kehidupan sosial budaya dan keagamaan masyarakat setempat secara kultural telah mengatualisasikan nilai-nilai ajaran agama. Terdapat banyak karekteristik kultural Madura yang berbeda sekali dengan karakteristik kultural masyarakat Jawa. Salah satu daiantaranya adalah sikap perilaku terbuka dan ekspresif. Karakteristik kultural lain yang juga masih dominan pada masyarakat Madura adalah keuletan dan ketekunannya dalam bekerja, sehingga dapat dipahami apabila mereka tetap survive meskipun berada pada wilayah yang gersang dan tandus.
Kondisi Sosial Ekonomi
Mayoritas masyarakat Guluk-guluk bermata pencaharian petani (95,124%), selebihnya bekerja sebagai pedagang kecil, pengrajin, buruh bangunan, peternak, pegawai negeri dan lain-lain. Dari luas wilayah desa Gulukguluk (1.675.955 ha) dengan lahan yang dipergunakan hampir seluruhnya (1.329.69 ha) terdiri dari tanah yang tergantung pada kondisi musim dan hanya 94 ha dari luas tanah pertanian itu yang mendapat pengairan dari sumber mata air dan sungai, sedangkan curah hujan hanya 1.000 mm/tahun.
D. Metodelogi Penelitian
Pendekatan yang digunakan untuk memahami fokus masalah penelitian, adalah membangun rappot dengan pihak-pihak pondok pesantren Annuqayah, melalui kiai-kiai muda dilingkungan pondok pesantren, sehingga terbangun rasa persaudaraan, sehingga tidak ada jarak antara peneliti dan informan Dengan pendekatan ini peneliti bisa mengeksplorasi tentang keberadaan pondok pesantren Annuqayah. Sehingga peneliti bisa memahami struktur dan kultur masyarakat sekitar, serta karakteristik pondok pesantren Annuqayah.
E. Kesimpulan Tesis
Pondok pesantren Annuqayah sebagai lembaga pendidikan Islam, dengan orientasi lembaga pendidikan dan sosial, selalu berdialektik dengan konteks sosial, dan memformulasikan dalam tatanan aplikatif, sehingga posisi dan keberadaan pondok pesantren mempunyai peran di lingkungan pondok pesantren, dan masyarakat. Struktur dan posisi pondok pesantren, selalu mempunyai nilai tawar, dengan memfungsikan modal-modal yang dimilikinya, yakni; modal kultural, modal simbolik, dan modal ekonomi.
Pondok pesantren Annuqayah memposisikan pendidikan yang bersifat akomodatif, dengan berafiliasi melalui program pemerintah, dan bersifat resisten dengan eksis dengan nilai-nilai agama, dan tradisi pondok pesantren. Pihak-pihak pengelola lembaga di pondok pesantren Annuqayah, bersifat responsif dan dinamis dalam merespon dinamika sosial, sehingga mereka selalu mengupayakan hal-hal yang terbaik untuk memposisikan lembaga pendidikannya. Kreatifitas pihak-pihak lembaga merupakan langkah efektif, agar pondok pesantren tetap berkontribusi terhadap agama, negara dan masyarakat.
Pondok pesantren tidak hanya berkutat pada proses internalisasi nilai-nilai agama semata, dengan modal yang dimiliki pondok pesantren Annuqayah memainkan peran dalam segal aspek; baik politik, sosial, pendidikan, dan ekonomi. Pengetahuan individu mendorong posisi pondok pesantren di tempat yang strategis. Individu mengkombinasikan modal-modal yang dimiliki, sehinga posisinya bisa bermain dalam ruang dan waktu, dengan proses tafsir kreatif terhdap nilai-nilai agama yang ditramsmikan dalam diri individu. Keberadaan pondok pesantren dan partisipasi politik, turut mewarnai dinamika pondok pesantren.
Kompleksitas pondok pesantren, dengan mewanarkan kegiatan-kegiatan yang merespoon dinamika sosial, merupakan usaha, agar posisinya tetap mempunyai posisi dan markatable terhadap masuarakat. Dampaknya pondok pesantren menjadi sentra industri, karena terjadi regulasi ekonomi, politik, pendidikan, masyarakat, dan negara. Dengan simbol-simbol dan modal-modal dasar yang dimiliki. Sedangkan agama menjadi legitimasi dalam memposisikan pondok pesantren untuk menentukan segala aktivitasnya.
Contoh Tesis Arena dan Modal
- Arena dan Modal- Kasus Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep
Leave a Reply