Judul Tesis : “KOPI SI GALAR UTANG” (Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga Petani Kopi di Dusun Sibangun Mariah Desa Bangun Saribu, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun)
A. Latar Belakang
”Kopi ateng” juga banyak dikembangkan di Sumatera Utara tepatnya di Kabupaten Simalungun. Masyarakat yang menanam kopi di daerah ini sudah merasakan manfaatnya. Seperti petani di Desa Sipangan Bolon , Kecamatan Girsang, Kabupaten Simalungun yang meninggalkan tanaman jagung yang dulunya merupakan tanaman utama dan tengah serius menggarap tanaman kopi yang menurut mereka harga jual ”kopi ateng” relatif stabil mencapai Rp110.000/ kaleng (sekitar 10 kg). Hampir setiap keluarga petani di kawasan ini menanam kopi arabika jenis ”ateng”, karena penanganannya lebih mudah dibandingkan dengan robusta (Kompas, 9 April 2007).
Daerah yang menanam ”kopi ateng” tidak hanya di Desa Sipangan Bolon tetapi Kabupaten Dairi termasuk di dalamnya. Kabupaten Dairi merupakan penghasil kopi terbesar khususnya kopi Robusta yang lebih dikenal dengan ”kopi Sidikalang” dalam kancah perkopian nasional maupun internasional. Berdasarkan Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Dairi tahun 2007 terlihat pergeseran luas lahan dan penurunan jumlah produksi yang digantikan dengan kopi Arabika. Beralihnya petani menanam kopi Arabika jenis ”ateng” dilatarbelakangi faktor ekonomi, karena harga ”kopi ateng” lebih tinggi dibandingkan dengan kopi Robusta (http://tonggo.wordpress.com/2007/08/30/matinya-si-hitam-robusta-sidikalang/).
B. Tujuan Penelitian Tesis
Penelitian ini diharapkan mampu mengkaji masalah-masalah ekonomi petani dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan yang semakin kompleks. Selanjutnya dengan mengetahui kehidupan sosial ekonomi petani, dapat memberikan pemahaman bagaimana masyarakat tersebut memilih jalan keluar pada saat ekonomi mereka lemah dan pertanian mereka terpuruk.
C. Landasan Teori
Sejarah Desa Bangun Saribu
Desa Bangun Saribu pada mulanya disebut huta lama (huta = kampung/desa, lama = lama) yang artinya desa lama yang terletak 2 km ke-sebelah Timur laut Desa Bangun Saribu saat ini. Perpindahan penduduk dari desa lama ke-desa yang baru bukanlah karena alasan kepadatan penduduk, akan tetapi masyarakat pindah karena alasan ekonomis praktis.
Pola Pemukiman
Pola pemukiman penduduk Desa Bangun Saribu, umumnya berada di tepi jalan lintas desa, berderet rapat dan memanjang kebelakang, berhadap-hadapan satu sama lainnya dengan dibatasi jalan lintas. Letak rumah penduduk satu dengan yang lain disepanjang jalan berjarak kira-kira 4 m atau hanya dipisahkan jalan kecil saja. Perumahan di desa ini tergolong rapat dengan rumah yang di sampingnya.
Struktur Sosial dan Organisasi Kemasyarakatan
Struktur sosial masyarakat ialah hubungan-hubungan dari bentuk-bentuk kelompok yang timbul sebagai akibat dari hubungan-hubungan individu di dalam masyarakat. Hubungan yang dimaksud sering kali disebut dengan sistem kekerabatan. Sistem kekerabatan adalah hubungan kekeluargaan daripada individu-individu disebabkan oleh hubungan darah atau perkawinan diantara mereka.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif.
Dalam penelitian ini juga digunakan metode pengalaman individu (life history) sebagai metode wawancara berfokus dengan mengungkapkan sejarah hidup tiga keluarga petani “kopi ateng”.
Sumber data diperoleh dari informan, peristiwa dan aktivitas. Pengumpulan data menggunakan observasi partisipasi kadang kala, wawancara, dan dokumentasi.
Untuk pengumpulan dan kelengkapan data, penelitian ini juga menggunakan kuesioner.
Analisa dan pengolahan data menggunakan analisis kualitatif.
E. Kesimpulan
Dapat disimpulkan “kopi si galar utang” atau kopi pembayar hutang merupakan suatu ungkapan yang sesuai dengan kondisi kehidupan sosial ekonomi keluarga petani kopi di Desa Bangun Saribu yang memiliki kebiasaan berhutang kepada sesama terlebih lagi kepada agen yang mereka anggap sebagai penolong. Sehingga dalam kehidupan mereka tidak bisa dipisahkan dengan hubungan-hubungan sosial dengan orang-orang disekitar mereka (sesama). Namun, dari hasil kopi yang paling membanggakan petani adalah keberhasilan dalam menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke perguruan tinggi. Hal ini merupakan salah satu bukti nyata dari keberhasilan mereka menanam “kopi ateng” disamping keberhasilan lainya. Hal tersebut juga merupakan kebahagiaan yang sangat mereka syukuri sehingga ada kepuasaan tersendiri dalam diri petani walaupun pendapatan mereka tidak sebesar pada saat menanam kentang terdahulu.
Contoh Tesis Administrasi Negara
- Kopi Si Galar Utang (Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga Petani Kopi Di Dusun Sibangun Meriah Desa Bangun Seribu Kec Silimakuta Kab Simalungun)
- Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan)
- Pembantu Rumah Tangga (Studi Antropologi Perkotaan Tentang Pembantu Dan Majikan)
- Pemilihan Agama Pada Anak Dari Perkawinan Beda Agama
- Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Cv Jabal Rahmat Medan
Leave a Reply