Judul Skripsi : Pembelajaran Berbicara Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
A. Latar Belakang Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup yang berkaitan dengan pembelajaran bercerita, maka dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas meliputi:
- Persepsi guru Bahasa Indonesia terhadap KTSP Bahasa dan Sastra Indonesia,
- Perencanaan pembelajaran bercerita yang disusun oleh guru
- Pelaksanaan pembelajaran bercerita yang dilaksanakan oleh guru
- Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran bercerita
- Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam pembelajaran bercerita
Berdasarkan permasalalahan mengenai konsep-konsep pembelajaran bercerita di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui kondisi pembelajaran bercerita yang terjadi di lapangan, terutama kondisi pembelajaran yang terjadi di Sekolah Standar Nasional. Peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran bercerita di Sekolah Standar Nasional sudah benar-benar sesuai dengan tuntutan dan isi kurikulum ataukah belum. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gemolong Kabupaten Sragen. Penelitian ini berjudul Pembelajaran Berbicara Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Studi Kasus di SMP Negeri 2 Gemolong).
B. Perumusan Masalah
- Bagaimanakah persepsi guru Bahasa Indonesia terhadap KTSP Bahasa dan Sastra Indonesia?
- Bagaimanakah perencanaan pembelajaran bercerita yang disusun oleh guru?
- Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran bercerita yang dilakukan oleh guru?
C. Tinjauan Pustaka
Hakikat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Muslim (2012) menyatakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan BSNP. BSNP (2006a: 8-9) mendefinisikan KTSP sebagai kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.
Hakikat Pembelajaran Bercerita
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi itu banyak sekali faktor yang mempengaruhi, baik faktor yang datang dari individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pengajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar terjadi perubahan perilaku bagi peserta didik (Mulyasa, 2003: 100).
Hubungan antara Berbicara dengan Menyimak
Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face-to-face communication (Brooks, dalam Tarigan, 1993: 4).
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif naturalistik.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen, rekaman arsip, wawancara, observasi langsung, observasi peran serta, dan perangkat fisik. Selain itu, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peristiwa, yaitu proses pembelajaran berbicara khususnya bercerita yang diselenggarakan di kelas SMP Negeri 2 Gemolong Kab. Sragen. Data lain adalah informan yang meliputi kepala SMP Negeri 2 Gemolong, guru bahasa Indonesia, serta beberapa siswa kelas VII C, dan juga dokumen resmi mengenai dokumen administrasi guru dan dokumen karya siswa.
Validasi penelitian ini menggunakan ketekukan pengamat, trianggulasi, dan pemeriksaan teman sejawat. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Milles dan Hubermen.
E. Simpulan
1. Persepsi guru terhadap KTSP dapat dikatakan sudah cukup baik dan positif. Hal itu terlihat dari pandangan, sikap dan pemikiran guru yang tepat dalam memandang kurikulum. Kemampuannya dalam memahami dan menguasai konsep KTSP tercermin pada saat peneliti mewawancarai guru. Pandangan, sikap dan pemikirannya terefleksikan dalam kegiatan pembelajaran, yang menunjukkan persepsinya yang positif terhadap kurikulum. Guru mampu membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sesuai dengan isi dan tuntutan dalam KTSP.
2. Perencanaan pembelajaran yang dibuat guru sudah sesuai dengan acuan yang ada dalam kurikulum. Adapun perangkat perencanaan pembelajaran bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia dalam KTSP yang dibuat guru adalah Program Tahunan, Program Semester, Silabus Bahasa dan Sastra Indonesia dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut sebenarnya sudah dibuat oleh MGMP, akan tetapi dalam pelaksanaannya guru menyesuaikan dengan kondisi dan situasi di sekolah.
3. Pelaksanaan pembelajaran bercerita di SMPN 2 Gemolong yang dilaksanakan oleh guru SUC sudah mengarah pada aspek pembinaan apresiasi berbahasa siswa. Hal itu terlihat dari beberapa komponen pembelajaran, yaitu:
- Strategi pembelajaran yang diterapkan guru sudah sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan,
- Metode pembelajaran yang diterapkan bervariasi, dalam pelaksanaan pembelajaran guru telah mengkombinasikan beberapa macam metode pembelajaran, yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan dan demonstrasi,
- Materi pembelajaran yang diajarkan kepada siswa sudah sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai, yaitu materi tentang struktur,
- Media pembelajaran yang digunakan guru adalah media pembelajaran yang efektif untuk mendukung pembelajaran, media tersebut adalah media audio visual,
- Evaluasi (penilaian) pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah meliputi penilaian proses dan hasil.
Leave a Reply