Judul Skripsi: Hubungan Antara Tingkat Persepsi Kinestetik dengan Keberhasilan SMASH Bola Voli Siswa SMK Pangudi Luhur Muntilan Tahun 2006/2007
A. Latar Belakang
Smash merupakan serangkaian gerakan terbuka yang meliputi saat awalan, saat melompat, saat memukul bola dan saat mendarat. Keberhasilan smash sangat dipengaruhi oleh kemampuan kordinasi dan tingkat kepekaan menggunakan indera.
Dari permasalahan yang muncul di atas penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai hubungan antara tingkat persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash. Dengan alasan smash merupakan salah satu senjata pamungkas dalam penyerangan untuk memenangkan setiap set dalam permainan bolavoli.
B. Permasalahan
Apakah ada hubungan antara tingkat persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash bolavoli siswa SMK Pangudi Luhur Muntilan Kabupaten Magelang?
C. Landasan Teori
Hakekat Smash
Smash adalah tindakan memukul bola ke bawah dengan kekuatan besar, biasanya meloncat ke atas, masuk ke bagian lapangan berlawanan. Hal itu dapat dilihat dari kerasnya bola yang dihasilkan bahwa teknik smash datangnya bola lebih keras dan lebih menyulitkan bagi penerima bola. Semua sikap memukul bola ke daerah lawan kecuali servis dan blok adalah merupakan pukulan serangan. Ada tiga metode penyerangan yang semuanya menjadi efektif yaitu melakukan tip : spike, pelan dan smash, keras.
Hakekat Keberhasilan Smash
Keberhasilan didefenisikan sebagai taraf tercapainya suatu tujuan. Keberhasilan smash dalam permainan bolavoli dimaksudkan sebagai keberhasilan smasher melakukan smash dan menghasilkan point. Untuk menentukan suatu smash berhasil atau gagal dalam menghasilkan point diperlukan kriteria-kriteria.
Hakekat Persepsi Kinestetik
Persepsi kinestetik merupakan kemampuan menggerakkan bagian-bagian tubuh atau keseluruhan tubuh dalam melakukan gerak otot yang mengacu pada indra yang ada pada otot. (Bary L.Johnson, Jack K. Nelson). Diungkapkan bahwa otot itu lebih dapat melihat dan merasakan dari pada mata. Dalam olah raga ada unsur seni, untuk mendapatkan seni dalam berolahraga harus menguasai kordinasi indra dan saraf. Koordinasi merupakan kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh, seseorang dikatakan mempunyai koordinasi baik bila mampu bergerak dengan mudah, dan lancar dalam rangkaian gerakan, iramanya terkontrol dengan baik, serta mampu melakukan gerakan yang efisien.
D. Metode Penelitian Skripsi
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan teknik tes.
Pengolahan datanya menggunakan perhitungan statistik korelasi pearson product-moment dengan simbol r.
Koefisien korelasi menunjukkan taraf dan arah hubungan antara dua variabel atau lebih.
Populasi yang dipergunakan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Pangudi Luhur Muntilan Kabupaten Magelang dengan teknik sampel peserta ekstra olahraga bolavoli yang berjumlah 50 siswa.
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil dari pelaksanaan tes persepsi kinestetik dan tes keberhasilan smash yang diukur dengan tes keberhasilan smash laveaga.
E. Kesimpulan
Setelah diadakan perhitungan dari data pelaksanaan tes persepsi kinestetik dengan Kinestetik Obstakel Test dan tes keberhasilan smash dengan tes keberhasilan smash Laveaga didapatkan r hitung = 0,647. Setelah dikosultasikan dengan tabel ternyata r hitung = 0,647 lebih besar dari pada r tabel = 0,391. Jadi berdasarkan analisa dari hasil penelitian tersebut setelah dikonsultasikan dengan tabel dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
Antara tingkat persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash bola voli siswa SMK Pangudi Luhur Muntilan Kabupaten Magelang Tahun 2006/2007 terdapat korelasi positip yang cukup kuat.
Contoh Skripsi Pendidikan
- Hubungan Antara Kekuatan Otot Perut Dan Keterampilan Timang -Timang Bola Terhadap Ketepatan Tendangan
- Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dan Kelentukan Pergelangan Kaki Dengan Keterampilan Menggiring
- Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dan Kelincahan Dengan Kecepatan Menggiring
- Hubungan Antara Tingkat Persepsi Kinestetik Dengan Keberhasilan Smash Bola Voli
- Hubungan Fleksibilitas Dan Kelincahan Dengan Kemampuan Melakukan Groundstroke Dalam Tenis Pada Pemain Usia 14-16 Tahun Di Kota Semarang Tahun 2007
Leave a Reply