Judul Tesis : Proses Peliputan dan Produksi Berita Pawartos Ngayogyakarta
A. Latar Belakang
Tidak mengherankan televisi memiliki daya tarik yang luar biasa apabila sajian program dapat menyesuaikan dengan karakter televisi dan manusia. Manusia terbiasa dengan televisi berarti manusia yang memiliki ekstensi (perpanjangan) dari mata dan telinganya. Sebagaimana manusia memiliki perpanjangan kakinya, yaitu roda (ketika ia mengendarai motor atau mobil), ia menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan lebih terburu.
Demikian juga manusia yang memiliki perpanjangan mata dan telinganya secara psikis juga berubah. Ia ingin mendengar dan melihat lebih luas , lebih banyak variasi dan lebih cepat. Maka program televisi juga menyusaikan karakter penonton. Televsi memiliki keunggulan dibanding media massa lainnya karena merupakan perpaduan antara audio dari segi penyiarannya visual dari segi gambar gambar bergeraknya . Audio menyampaikan pesan dalam bentuk suara,sedangkan visual melalui gambar-gambar bergerak pendukung kejelasan dari pesan yang ingin disampaikan.
B. Tujuan
- Penulis ingin mengetahui bagaimana mekanisme kerja redaksi dalam stasiun TV, khususnya divisi News.
- Penulis ingin merasakan langsung proses peliputan berita. Dapat melakukan langsung bagaimana menulis naskah berita televisi dengan baik dan benar.
- Penulis ingin mengikuti proses pembuatan berita dari pra hingga berita siap tayang.
C. Landasan Teori
Fungsi Penerangan (the information function)
Dalam fungsi sebagai sarana penerangan, televisi, selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata, atau berita yang dibacakan penyiar, namun dilengkapi pula dengan gambar-gambar yang faktual sehingga menambah tigkat kepercayaan masyarakat
Sebagai media komunikasi (the educational function)
Sebagai media komunikasi massa televisi merupakan saran yang ampuh untuk menyiarkan acar pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secar simultan. Stasiun televisi menyarkan acaraacara pendidikan secar teratur kepada masyarakat sehingga sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahan dan penalaran masyarakat. Namun terdapat juga hal ini disebut sebagai Educational Televisi (ETV), yakni acara pendidikan yang disispkan kedalam siaran yang sifatnya umum, sehingga acara pendidikan tersebut dapat merupakan pendidikan formal bagi masyarakatacara-acar pada stasiun televisi ang menyiarkan acara secar implisit mengandung pendidikan, misalnya sinetron religi, fragmen, ceramah, film, dll.
Fungsi Hiburan (The intertainment Function)
Televisi memberikan kepuasan sesaat pada pemirsanya melalui gambar-gambar hidup srta suara seperti kenyataan, dan dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga dan khalayak dengan latar belakang yang berbeda-beda. Fungsi hiburan inilah yang merupakan fungsi dominan dari televisi, karena program acara yang disajikan oleh televisi didominasi oleh acara hiburan. Namun tidak semua program acar hiburan yang ditayangkan televisi memiliki pengaruh positif bagi khalayak, terutama anak-anak, terlebih saat televisi mengalami kemajuan dalam segi estetikanya.
D. Kesimpulan
Pawartos Ngayogyakarto merupakan salah satu program berita unggulan dari stasiun Jogja TV, yang pola penyajianya berbeda dengan berita pada umumnya, karena program berita Pawartos Ngayogyakarta merupakan berita ringan (sot news / feature) dari seputar Jogja dan sekitarnya yang disampaikan menggunakan bahasa Jawa.
Peliputan atau liputan adalah proses penelusuran informasi, pada umumnya berisi wawancara atau interview yang merupakan pertemuan tatap muka (face-to-face) antara seseorang yang mengajukan pertanyaanpertanyaan (reporter) dengan orang (orang-orang) lain, yang pertanyaanpertanyaan ini biasanya dipusatkan pada suatu pokok persoalan atau beberapa pokok persoalan tertentu. Dalam melakukan tugasnya reporter dibantu oleh kameramen yang bertugas merekam dan menghimpun gambar yang mendukung nilai berita.
E. Saran
- Dalam setiap peliputan, sering kali list (jadwal tujuan liputan) yang diberikan kepada tim liputan merupakan list berita yang sudah beberapa kali diangkat, khususnya pada berita soft news atau feature. Demi memberikan berita yang bervariasi, sebaiknya Koordinator Liputan atau KorLip lebih kreatif dan jeli saat menentukan list liputan agar tidak memberikan efek dejavu atau ber-ulang pada berita, dan agar dapat memberikan suguhan yang baru untuk penggemar berita.
- Menurut pengamatan penulis selama menjalankan KKM di Jogja TV , dalam menjalankan tugas, tanggung jawab dan sikap profesional seorang broadcaster harus lebih ditingkatkan. Demi memberikan kualitas berita yang baik dan mempunyai ciri khas tertentu maka sebaiknya seluruh reporter (termasuk reporter senior) selalu menyerahkan naskah liputan kepada editor naskah sebelum dilakukan VO. Karena semua itu sesuai dengan mekanisme pembuatan berita, semua naskah harus melewati tahap editing naskah agar mendapat out put yang baik dan berkarakter.
Contoh Tesis Komunikasi
- Propaganda Barat Terhadap Islam dalam Film (Studi Tentang Makna Simbol dan Pesan Film Fitna
- Laporan Kuliah Kerja Media (KKM) 2009 Mekanisme Kerja Reporter “Jabar Dalam Berita” di TVRI JAWA
- Peranan Kreatif Desain dalam Divisi Event Organizer Solopro PT. AKSARA SOLOPOS
- Eksploitasi Tubuh Perempuan dalam Iklan (Studi Analisis Wacana Kritis Iklan Televisi Axe “Call Me”
- Tanggapan Khalayak Terhadap Program “ Pangkas Listrik 17.00 – 22.00 “
Leave a Reply