Judul Tesis : Aplikasi CWT (Continuous Wavelet Transform) pada Data Seismik untuk Pemetaan Stratigrafi di Blok X Cekungan Sumatra Tengah
A. Latar Belakang
Menipisnya cadangan migas ditambah melambungnya harga minyak dunia di awal abad ini memacu para ahli kebumian (geoscientist) berlomba-lomba menciptakan metode-metode baru dalam rangka eksplorasi migas. Tantangan ini semakin menarik karena didukung oleh perkembangan teknologi komputasi yang sangat cepat. Suatu ide yang awalnya sulit untuk dilakukan, saat ini dengan bantuan komputer sangat mudah diimplementasikan.
Salah satu metode interpretasi seismik yang cukup baru dalam industri perminyakan adalah dekomposisi spektral atau analisa time-frequency, walaupun kenyataannya metode ini sudah cukup lama digunakan dalam pengolahan data seismik. Banyak publikasi internasional menunjukkan keberhasilan metode ini, terutama dalam memetakan perangkap stratigrafi seperti “channelling”. Metode ini juga cukup berhasil dalam menentukan estimasi ketebalan lapisan.
B. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, analisa atribut CWT (Continuous Wavelet Transform) seismik 3D diterapkan pada blok X, cekungan Sumatra Tengah (Central Sumatra basin).
Pengolahan dan analisa data akan memanfaatkan perangkat lunak (software) MatLab.
C. Dasar Teori
Pengertian Dasar Dekomposisi Spektral
Dekomposisi spektral pada dasarnya adalah mentransformasikan suatu sinyal dari domain waktu ke domain lain misalnya domain frekuensi. Dengan transformasi ini diharapkan informasi yang selama ini tidak tampak pada data asli (domain waktu) akan dapat diidentifikasi pada domain transformasi (domain frekuensi). Dan tentunya setiap teknik transformasi mempunyai keuntungan dan kerugian masing-masing tergantung tujuan analisis dan karakter dari sinyal yang akan dianalisa.
Transformasi Fourier Window Pendek (SWFT)
Komputasi teknik SWFT dapat dijelaskan sebagai berikut. Fungsi window diletakkan pada awal sinyal, t=0. Jika diasumsikan lebar window adalah “T”, maka pada t=0, fungsi window akan overlap dengan T/2 detik (jika diasumsikan satuan waktu adalah detik). Fungsi window dan sinyal kemudian dikalikan. Jadi hanya T/2 detik sinyal yang dipilih. Jika fungsi window adalah kotak, dengan amplitude “1”, maka hasil perkalian ini adalah sama dengan sinyal asli, tetapi jika analisa window tidak kotak maka hasil perkalian ini tentunya sinyal yang berbeda dengan sinyal aslinya. Langkah selanjutnya adalah menggeser fungsi window ke lokasi t1, kemudian mengalikan lagi dengan sinyal. Prosedur ini dilakukan terus menerus sampai akhir sinyal.
Deteksi Hidrokarbon
Pada jurnal TLE (the leading edge), Alondra field in the Burgos Basin, Mexico, Burnett et al., 2003, melakukan studi anomali amplitude karena efek lapisan tipis dan kandungan gas pada reservoar (thin-bed tuning and gas charge). Pada jurnal tersebut, Burnett menyimpulkan bahwa reservoar mengandung gas akan membuat koefisien refleksi lebih besar daripada area reservoar terdekat yang tidak terisi, sementara efek tuning pada lapisan tipis (thin-bed tuning effect) juga memberi koefisien refleksi lebih besar dan biasanya digambarkan dengan lebih terang. Hasil studi Burnett menyimpulkan bahwa transformasi wavelet dapat digunakan dalam menjawab refleksi individual dalam domain frekuensi.
D. Metodelogi Penelitian Tesis
Metode penelitian ini diawali dengan studi literatur dari beberapa macam metode dekomposisi spektral.
Analisa data mulai dilakukan pada peta atribut CWT ini untuk beberapa skala. Hasil akhir dari analisa dan interpretasi atribut CWT ini adalah model stratigrafi pada daerah studi kasus.
E. Kesimpulan
- Secara umum hasil implementasi metode dekomposisi spektral dengan transformasi wavelet (CWT) di blok X cekungan Sumatra Tengah cukup berhasil dalam memetakan perangkap stratigrafi Pematang-8. Hal ini ditunjukkan oleh peta atribut CWT yang mempunyai kontras magnitude yang lebih baik dibanding dengan metode atribut seismik data langsung.
- Peta-peta atribut transformasi wavelet (CWT) pada horizon Pematang-8 menunjukkan bahwa arah pengendapan sekuen ini adalah utara-selatan, dengan lingkungan pengendapan lakustrin dangkal (non-marine).
- Lokasi sumur “well-1” di daerah penelitian tidak terletak di magnitude tinggi pada peta attribut CWT (not good pay). Kontras magnitude tinggi yang mengindikasikan kualitas reservoar yang lebih bagus terletak di sebelah barat daya lokasi sumur “well-1”. Oleh karena itu, untuk optimasi penentuan lokasi sumur delineasi, maka peta atribut CWT dapat digunakan sebagai data pendukung.
Contoh Tesis Pemetaan Stratigrafi
- Aplikasi CWT (Continuous Wavelet Transform) pada Data Seismik untuk Pemetaan Stratigrafi di Blok X Cekungan Sumatra Tengah
Leave a Reply