Judul Tesis : Kemandirian Belajar Akuntansi dalam Implementasi Kurikulum 2004 pada Siswa Kelas XI-IPS di SMA NEGERI 3 PURWOREJO
A. Latar Belakang
Salah satu bentuk nyata upaya Departemen Pendidikan Nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan memperbaiki kurikulum. Dengan demikian tuntutan perubahan kurikulum dirasakan sebagai hal yang mendesak. Agar lulusan Pendidikan Nasional mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu nasional, kurikulum perlu dikembangkan dengan suatu pendekatan yang berbasis kompetensi. Oleh karena itu, upaya pemerintah yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan pada saat ini yaitu dangan mengganti kurikulum 1994 dengan kurikulum baru, yaitu kurikulum 2004 atau disebut juga dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dan keadaan sekolah masing-masing daerah.
Tujuan yang ingin dicapai dari adanya perubahan kurikulum tersebut adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yaitu aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi siswa untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil dimasa datang. Didalam kurikulum 2004, siswa dituntut memiliki ketangguhan, kemandirian dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan (Nurhadi, 2004:11).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kemandirian belajar Akuntansi dalam implementasi kurikulum 2004 pada siswa kelas XI-IPS di SMA Negeri 3 Purworejo?
C. Landasan Teori
Pengertian Kurikulum 2004
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah konsep kurikulum yang dikembangkan Departemen Pendidikan Nasional RI untuk menggantikan kurikulum 1994. KBK dirancang sejak tahun 2000. Dalam tahap-tahap pengembangannya, konsep kurikulum ini dikenal luas sebagai kurikulum berbasis kompetensi. Setelah dokumen kurikulum tersebut mendekati sempurna dan mulai diterapkan pada tahun 2004, kurikulum tersebut diberi nama Kurikulum 2004. Jadi Kurikulum 2004 sama dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Pengertian Akuntansi
Setiap mata pelajaran berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi mempunyai karakteristik tertentu, demikian juga dengan mata pelajaran Akuntansi. Akuntansi adalah suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi data kuantitatif terutama yang mempunyai sifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomi yang kegiatannya meliputi pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan yang digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam memilih alternatif dari suatu keadaan (Baridwan, 1999:1). Sedangkan menurut Depdiknas (2003:6), Akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan.
Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia pada umumnya dan pendidikan pada khususnya baik sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini sesuai dengan kodrati manusia ingin selalu maju ke arah optimalisasi menurut tuntutan perkembangan jaman. Untuk mencapai semua itu, maka belajar sangat mutlak diperlukan. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2001:28). Menurut W.S. Winkel (dalam Darsono 2000:4) bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Belajar adalah suatu tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Syah, 2003:68).
D. Metode Penelitian Tesis
Populasi penelitian adalah semua siswa kelas XI-IPS SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Ajaran 2005/2006 yang berjumlah 89 orang siswa.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 89, maka semua populasi sekaligus dijadikan sebagai sampel, sehingga penelitiannya disebut penelitian populasi.
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini yaitu kemandirian belajar Akuntansi siswa dalam implementasi kurikulum 2004 yang dipengaruhi oleh faktor dari diri siswa yang menjadi indikator kemandirian belajar dan faktor dari luar diri siswa.
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (1) dokumentasi, (2) angket atau kuesioner, dan (3) wawancara.
Data yang dikumpulkan dianalisis dengan Analisis Deskriptif Persentase.
E. Kesimpulan
- Persentase ketercapaian dari indikator kemandirian belajar Akuntansi (faktor dari dalam diri siswa) sebesar 59,27% dan termasuk dalam kategori sedang. Faktor ini dipengaruhi oleh indikator memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya yang mencapai 45,75% dalam kategori rendah, mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi mencapai 70,41 dalam kategori tinggi, memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya mencapai 62,58% dalam kategori rendah dan bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukan mencapai 66,22% dalam kategori sedang. Persentase yang paling tinggi yaitu terdapat pada indikator mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi, sedangkan persentase terkecil terdapat pada indikator memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya. Hal tersebut terjadi karena siswa belum mempunyai frekuensi yang optimal dalam memanfaatkan sumber dan media belajar Akuntansi secara mandiri serta siswa belum termotivasi sepenuhnya untuk bersaing dalam mendapatkan hasil terbaik.
- Persentase ketercapaian faktor dari luar diri siswa yang ikut mempengaruhi kemandirian belajar Akuntansi yaitu sebesar 75,09% dan sudah termasuk dalam kategori tinggi. Faktor ini dipengaruhi oleh lingkungan keluarga yaitu sebesar 72,32% dan termasuk dalam kategori tinggi serta dukungan lingkungan sekolah sebesar 77,46% dalam kategori tinggi. Dukungan keluarga terutama untuk perhatian orang tua terhadap belajar anak dirumah termasuk dalam kategori sangat tinggi, tetapi perhatian orang tua terhadap kegiatan ekstra yang diikuti siswa diluar jam sekolah masih rendah. Dukungan lingkungan sekolah yang paling tinggi persentasenya adalah relasi antar anggota sekolah, sedangkan yang masih kecil persentasenya yaitu ketersediaan sarana dan prasarana sebagai media dan sumber belajar.
Contoh Tesis Akutansi
- Analisis Tingkat Kepuasan Siswa Dalam Mempelajari Akuntansi
- Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan Laporan Keuangan
- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi
- Kemadirian Belajar Akuntansi Dalam Implementasi Kurikulum 2004 Pada Siswa Kelas Xi-Ips
- Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Metode Konvensional Pokok Bahasan Jurnal
Leave a Reply