Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Rumah di Daerah Istimewa Yogyakarta (1991-2005)
A. Latar Belakang Skripsi
Pada saat ini upaya penanganan perumahan oleh pemerintah ditekankan pada pengadaan pembangunan rumah sebanyak-banyaknya dengan harga yang terjangkau. Upaya ini didasarkan pada ancangan penyediaan (supply side oriented approach) yang mendorong pembangunan rumah oleh sektor pemerintah maupun swasta untuk menghasilkan rumah sebagai komoditi yang dapat dipasarkan secara luas dalam rangka memenuhi kebutuhan tempat tinggal masyarakat. Bila perlu untuk memperluas jangkauan pemasaran dapat dilakukan dengan mengurangi standar dan atau memberikan subsidi. Ancangan ini memisahkan pelaku pembangunan menjadi dua pihak provider dan receiver dan menitikberatkan kemampuan pemecahan permasalahan pembangunan rumah pada kemampuan sang penyedia (Provider) yang dalam hal ini adalah pemerintah dan developer sebagai mitra kerja sedangkan masyarakat hanya dilihat sebagai obyek yang tidak berdaya yang kebutuhan mereka harus diupayakan dipenuhi.
Pola penanganan rumah ini pada dasarnya melihat rumah sebagai produk komoditi yang dapat diproduksi secara besar-besaran untuk dipasarkan agar menutup kesenjangan antara permintaan rumah (demand) dan atau sebagai benda sosial (social goods) yang harus diproduksi besar-besaran untuk dialokasikan khususnya bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin, sebagai upaya jalan pintas untuk mengoreksi disparitas sosial ekonomi. Pola ini meletakkan pemerintah beserta kerabat kerjanya, sektor swasta formal, sebagai tokoh sentral dan penentu dalam seluruh proses pembangunan rumah ini (bertumpu pada pemerintah).
B. Rumusan Masalah
- Sejauh mana PDRB riil berpengaruh terhadap pembangunan rumah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
- Sejauh mana jumlah penduduk berpengaruh terhadap pembangunan rumah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
- Sejauh mana laju inflasi berpengaruh terhadap pembangunan rumah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
C. Landasan Teori
Permintaan Rumah
Di negara maju atau dengan penghasilan yang tinggi elastisitas permintaan akan rumah relatif rendah. Sebaliknya di negara terbelakang atau dengan tingkat penghasilan yang rendah elastisitas permintaan akan rumah relatif tinggi. Di dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pemukiman orang akan selalu melakukan perbandingan biaya pemukiman tersebut, Meski terjadi kenaikan BBM yang membawa imbas kenaikan harga rumah, tingkat permintaan rumah masih cukup tinggi. Ini dialami oleh sejumlah pengembang yang membangun rumah tipe kecil (30, 36, dan 45). Tapi ternyata hal itu tidak terlalu berpengaruh terhadap penjualan.
Hubungan antara PDRB dengan pembangunan rumah
PDRB merupakan cermin bagi daya beli masyarakat untuk membangun rumah guna untuk kelangsungan hidup masyarakat yang sangat penting artinya bagi setiap masyarakat. Jika PDRB naik maka akan mendorong minat masyarakat untuk membangun rumah, agar demikian dengan meningkatkan PDRB di daerah Istimewa Yogyakarta maka akan mendorong laju peningkatan pembangunan rumah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hubungan antara Suku Bunga dan pembangunan rumah
Sistem perekonomian di Indonesia sangat terbuka sehingga dalam menentukan kebijakan suku bunga tidak bisa mengabaikan pengaruh dari luar. Pemerintah pun sebaiknya turun tangan mengatasi masalah pelik ini agar suku bunga tidak cenderung meningkat terlalu tinggi. Jalan keluar yang moderat yang bisa dilakukan pemerintah adalah mengeluarkan kebijakan yang memberikan suku bunga yang bersahabat kepada konsumen rumah. Selain itu, konsumen juga diberi beberapa kelonggaran untuk membayar uang muka pembelian atau pinjaman untuk membangun rumah.
D. Metode Penelitian
Daerah penelitian dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Beberapa metode yang bisa ditempuh guna mendapat data yang di butuhkan akan mendukung analisis ini antara lain.
Didalam penelitian ini digunakan data sekunder.
Pencarian data dilakukan dengan riset kepustakaan Library Research mempelajari berupa pencatatan dengan melakukan pencatatan laporan data dan studi pustaka dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan dari Biro Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia Yogyakarta, ataupun sumber-sumber yang berkaitan dengan data-data yang diperlukan.
E. Kesimpulan
- Dari analisis ini menyatakan bahwa produk domestik regional bruto berpengaruh terhadap pembangunan rumah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berarti dalam penelitian ini hasilnya sesuai dengan hipotesis peneliti didepan, yang berhipotesis ada hubungan yang signifikan dan negatif antara produk domestik regional bruto (PDRB) terhadap pembangunan rumah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
- Pengaruh Jumlah Penduduk: Secara statistik hasil analisis jumlah penduduk (X2) terbukti signifikan secara positif, artinya jumlah penduduk berpengaruh terhadap pembangunan rumah dengan arah negatif, dimana apabila jumlah penduduk naik sebesar Rp.1 juta, maka pembangunan rumah akan turun sebesar 56,574 unit rumah. Hal ini diduga karena pendapatan perkapita penduduk atau masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta relatif rendah. Sehingga kemampuan untuk membangun rumah amat kurang.
- Pengaruh Laju Inflasi: Secara statistik hasil analisis laju inflasi tidak terbukti signifikan secara positif, artinya laju inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap pembangunan rumah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Contoh Skripsi Ekonomi
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi di Indonesia Periode Tahun 1985 – 2004
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Rumah di Daerah Istimewa
- Integrasi Pasar Uang Negara Asean dan Hongkong
- Mengukur Tingkat Kemampuan Keuangan dalam Mendukung Pelaksanaan
- Penerapan Metode Activity-Based Costing System dalam Menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap
Leave a Reply