Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Metode Demontrasi dan Diskusi Ditinjau dari Konsep Diri Siswa (Studi kasus pada materi Pengukuran kelas VII di SMP Negeri I Ngancar Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009)
A. Latar Belakang Masalah
Melihat kondisi sekolah SMP Negeri 1 Ngancar Kabupaten Kediri yang berada di wilayah yang cukup jauh dari kota dan letak secara geografis berada dekat dengan Gunung Kelud, memaksa sebagian besar masyarakatnya banyak yang harus mencari pekerjaan di luar daerah bahkan sampai di luar negeri dengan menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) untuk meningkatkan ekonomi keluarganya. Hal ini menimbulkan sebagian keluarga tersebut harus berpisah bahkan ada yang berantakan atau bercerai, tentunya sebagian dari anak-anaknya yang masih menjadi pebelajar khususnya siswasiswi di SMP Negeri 1 Ngancar menjadi kurang mendapat perhatian dari kedua orangtuanya sehingga kontrol sosialnya sangat lemah. Aktifitas belajar mereka cenderung kurang terarah dan motivasinya menjadi rendah karena harapan untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi kurang, juga tingkat putus sekolah yang cukup besar. Hal-hal ini menyebabkan anak harus mampu memandang dirinya agar dapat diterima dan menyesuaikan di lingkungan sekolah yang mempengaruhi konsep dirinya dan sekaligus prestasi belajarnya.
Dari fakta dan kondisi yang demikian mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian adanya pengaruh konsep diri terhadap prestasi siswa, maka salah satu untuk membantu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan mengembangkan suatu metode pembelajaran yang menekankan keterlibatan aktif siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan harapan mereka dapat menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah, mempunyai keberanian menyampaikan ide atau gagasan serta memiliki tanggung jawab terhadap tugasnya. Pemilihan pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi dan diskusi dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya karena kedua model tersebut berdasarkan teori belajar kontruktivisme, dimana pengetahuan perlu di bangun oleh siswa sehingga diperoleh pengetahuan yang bermakna.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan pada penelitian ini sebagai berikut :
- Apakah ada pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi dan diskusi terhadap prestasi belajar siswa?
- Apakah ada pengaruh konsep diri positif (tinggi) dengan konsep diri negatif (rendah) siswa terhadap prestasi belajar?
- Apakah ada interaksi antara metode demontrasi dan diskusi pada pembelajaran berbasis masalah dengan konsep diri terhadap prestasi belajar siswa?
C. Kajian Teori
Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Nurhadi, 2004 : 109). Dasar Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) berupa menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Dengan memecahkan masalah persoalan, siswa dilatih untuk mengorganisasikan pengertian dan kemampuan mereka. Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang ketrampilan berpikir tingkat tinggi (higher-level thinnking skills) dalam situasi berorientasi masalah, termasuk bagaimana belajar. Di samping itu Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) berusaha membantu siswa untuk menjadi pembelajar yang independen dan self-regulated dengan dibantu oleh guru-guru yang senantiasa memberi semangat dan reward ketika mereka mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri solusi untuk berbagai masalah riil, kelak siswa belajar untuk melaksanakan tugasnya secara mendiri.
Metode Demontrasi
Demontrasi berasal dari kata demonstration yang berarti pertunjukan. Demontrasi diartikan sebagai model mengajar dengan pendekatan visual agar siswa dapat mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pelajaran fisika (Paul Suparno, 2007 : 142). Metode demontrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful Sagala, 2005 : 210). Melalui metode demontrasi siswa berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan dan setiap langkah pembelajaran dari hal-hal yang didemontrasikan dapat dilihat dengan mudah oleh siswa melalui prosedur yang benar sehingga materi yang diajarkan dapat dimengerti.
Metode Diskusi
Diskusi Kelas (classroom discussion) adalah sebuah prosedur atau strategi mengajar yang dapat digunakan sebagai satu-satunya strategi pengajaran atau diterapkan di sejumlah model pengajaran (Arends R, 2008 : 74). Menurut Kindvatter,Wilen, Ishler, 1990 seperti yang dikutip oleh Paul Suparno (2007 : 129) ” Metode diskusi adalah motode pembelajaran dengan pembicaraan kelompok yang bersifat edukatif, reflektif, terstruktur dengan dan bersama siswa lain.”. Menurut Syaiful Sagala (2005 : 208) ”Diskusi ialah percakapan ilmiah yang responsif berisikan tukar pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematik pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran ”. Jadi metode diskusi melibatkan siswa aktif dalam belajar, siswa dapat menguji tingkat kemampuan dan penguasaan materi pelajarannya masing-masing sehingga dapat menumbuhkan serta mengembangkan cara berpikir dan bersikap ilmiah.
Konsep Diri
William D. Brooks, 1974 seperti yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat (1993 : 99) berpendapat bahwa ” Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri kita “. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis. Konsep diri ini bukan sekedar gambaran deskriptif tetapi juga penilaian seseorang tentang dirinya meliputi apa yang ia pikirkan atau apa yang ia rasakan tentang dirinya. Menurut Clara Pudjijogyanti (1988 : 2) ” Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap seluruh keadaan dirinya ”. Hurlock (1980 : 184) mengemukakan bahwa konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya yang merupakan gabungan dari keyakinan tentang dirinya sendiri, karakter fisik, psikologis, sosial, emosional, dan prestasi.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2008 – April 2009, menggunakan metode eksperimen dengan mengambil dua kelompok secara acak.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ngancar Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009.
Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang diambil secara acak dengan melalui undian, sebagai kelas eksperimen pertama adalah kelas VII A, sedangkan untuk kelas eksperimen kedua adalah kelas VII B.
Tehnik pengumpulan data menggunakan metode tes dan angket. Data dianalisis dengan tehnik Anava dua jalan sel tidak sama dengan uji lanjut Anava menggunakan uji schefee’.
E. Simpulan
1. Terdapat pengaruh penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi dan penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode diskusi terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok pengukuran. Penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi lebih efektif daripada penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode diskusi. Hal ini dimungkinkan melalui pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi pada proses pembelajarannya setelah disajikan dengan jalan menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses dengan prosedur yang benar dengan disertai penjelasan maka dapat membantu untuk membuktikan atau memecahkan suatu permasalahan dunia nyata, siswa memperoleh kesempatan mencoba sendiri, bertukar pikiran maupun berpendapat secara bebas sarta dapat menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan peserta didik untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Terdapat pengaruh tingkat konsep diri siswa tinggi dengan tingkat konsep diri rendah terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok pengukuran. Siswa yang mempunyai tingkat konsep diri tinggi, cenderung memperoleh prestasi belajar fisika yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tingkat konsep dirinya rendah. Siswa yang konsep diriya tinggi mempunyai minat, rasa ingin tahu, daya imajinasi yang tinggi dan ketrampilan dalam memecahkan masalah yang muncul.
3. Terdapat interaksi antara metode demontrasi dan diskusi pada pembelajaran berbasis masalah dengan konsep diri terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok pengukuran. Secara khusus ternyata siswa yang mempunyai konsep diri tinggi pada proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi mempunyai prestasi belajar fisika paling baik, dan siswa yang mempunyai konsep diri rendah pada proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan metode diskusi mempunyai prestasi belajar fisika yang paling kurang.
Leave a Reply