Judul Tesis : Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Ditinjau dari Motivasi Belajar (Sebuah Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP di Surakarta)
A. Latar Belakang Masalah
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menegaskan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Salah satu standar kompetensi menyatakan bahwa peserta didik diharapkan dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa.
Pembelajaran sastra sangat penting dan bermanfaat bagi siswa SMP. Belajar apresiasi sastra pada hakikatnya adalah belajar tentang hidup dan kehidupan. Melalui karya sastra, siswa akan memperoleh gizi batin sehingga sisisisi gelap dalam hidup dan kehidupannya bisa tercerahkan. Teks sastra tak ubahnya sebagai layar tempat diproyeksikan pengalaman psikis manusia.
B. Rumusan Masalah
- Adakah perbedaan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi antara siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif jigsaw dan yang belajar dengan pembelajaran kooperatif STAD?
- Adakah perbedaan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah?
- Adakah interaksi antara pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi?
C. Kajian Teori
Pengertian Prosa Fiksi
Herman J. Waluyo menyatakan bahwa prosa fiksi yaitu jenis prosa yang dihasilkan dari proses imajinasi atau hasil khayalan. Roman, novel, dan cerpen diklasifikasikan sebagai prosa fiksi (2009: 1). Prosa fiksi terdiri atas roman, cerpen, dan novel (diurutkan berdasarkan mana yang paling dulu diciptakan). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian prosa fiksi adalah suatu karya atau cerita yang dihasilkan dari proses imajinasi atau hasil khayalan.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah berdasarkan penelitian dasar yang mendukung penggunaan pembelajaran koperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibatakibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antarkelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Pembelajaran kooperatif juga merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis.
Hakikat Jigsaw
Slavin dalam Narulita Yusron (2005: 14) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Dalam teknik jigsaw, siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama yaitu empat-enam orang dengan latar belakang yang berbeda. Para siswa ditugaskan untuk membaca dan mempelajari materi tertentu. Tiap anggota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi ahli dalam aspek tertentu dari tugas tersebut. Setelah membaca materinya, para ahli dari tim yang berbeda bertemu untuk mendiskusikan topik yang sedang mereka bahas, lalu mereka kembali ke timnya untuk mengajarkan topik mereka kepada teman satu timnya.
Hakikat STAD
Menurut Sugiyanto STAD (Student Teams Achievement Divisions) adalah metode yang dipandang paling sederhana dan paling langsung dari model pembelajaran kooperatif (2008: 42). Richard I. Arends menjelaskan “in the STAD model of cooperative learning, students in heterogeneous teams help, each other by using a variety of cooperative study methods and quizzing procedures ”. Dalam model pembelajaran kooperatif STAD, siswa dalam tim yang heterogen saling membantu satu sama lain dengan menggunakan berbagai metode dan kuis (2001: 323).
Pentingnya Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Motivasi belajar mempunyai peranan besar dalam keberhasilan sesorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
(1) adanya hasrat dan keinginan berhasil
(2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
(3) adanya harapan dan cita-cita masa depan
(4) adanya penghargaan dalam belajar
(5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
(6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik (Hamzah B. Uno, 2011: 23).
D. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan rancangan faktorial 2×2.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kota Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian yaitu SMP Negeri 13 Surakarta dan SMP Negeri 26 Surakarta.
Uji coba instrumen tes kemampuan mengapresiasi prosa fiksi dan angket motivasi belajar dilakukan di SMP N 16 Surakarta.
E. Simpulan
Berdasarkan pengujian hipotesis dan pembahasan pada bab terdahulu dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif jigsaw lebih baik/lebih tinggi daripada siswa yang belajar dengan pendekatan kooperatif STAD pada siswa kelas VIII SMP di Surakarta.
2. Kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik/lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah pada siswa kelas VIII SMP di Surakarta.
3. Terdapat interaksi yang signifikan (p<0,05) antara pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi pada siswa kelas VIII SMP di Surakarta.
Leave a Reply