Contoh Tesis– Hubungan Antara Kemampuan Membaca Pemahaman Dan Sikap Bahasa Dengan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek (Sebuah Survei di Sekolah Dasar Negeri Se–Gugus Yudistira Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri)
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pelajaran sastra, salah satu hal yang penting adalah apresiasi sastra. Pelajaran sastra harus menumbuhkan apresiasi siswa terhadap karya sastra. Mengapresiasi sastra ialah mengenal, memahami, menghayati, dan menikmati karya sastra. Tidak mungkin mencintai sesuatu apabila tidak mengenalnya. Sesudah mengenal karya sastra baru dapat memahami yang selanjutnya menghayati serta menikmati. Seseorang yang sudah menikmati karya sastra akan senang dengan karya sastra, dan kemudian lambat laun dapat menghargai karya sastra.
Pelajaran sastra di sekolah tidak untuk membuat siswa menjadi seorang sastrawan atau seorang ahli sastra, melainkan ingin menanamkan apresiasi sastra. Pelajaran sastra mengarahkan agar siswa menjadi orang yang menggemari karya sastra, mau membaca sendiri karya sastra sehingga dapat menyerap nilai-nilai terutama nilai moral yang terkandung dalam karya sastra. Tujuan pengajaran sastra seperti di atas belum tercapai seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut ialah guru, murid, dan lingkungan. Faktor dari guru sebagai penyebab rendahnya kemampuan apresiasi sastra dapat dimungkinkan karena kurangnya pemahaman guru terhadap sastra, kurang optimalnya proses belajar mengajar, dan kurangnya penugasan pada anak untuk membaca karya sastra.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.
- Adakah hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek?
- Adakah hubungan antara sikap bahasa dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek?
- Adakah hubungan kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan kemampuan mengapresiasi cerita pendek?
C. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian di atas dapat dinyatakan bahwa secara bersama-sama kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa memberikan sumbangan yang berarti kepada kemampuan mengapresiasi cerita pendek. Ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut dapat menjadi prediktor yang baik bagi kemampuan mengapresiasi cerita pendek.
D. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan implikasi yang telah diuraikan tersebut perlu diajukan saran-saran sebagai berikut:
Pertama, guru bahasa Indonesia di SD perlu memotivasi siswa agar mereka banyak berlatih membaca khususnya membaca pemahaman karena hasil penelitian membuktikan bahwa kemampuan membaca pemahaman banyak sumbangannya terhadap kemampuan mengapresiasi cerita pendek siswa.
Kedua, Sikap bahasa juga memberi sumbangan yang berarti terhadap kemampuan mengapresiasi cerita pendek para siswa. Untuk itu, guru bahasa Indonesia harus berusaha mengembangkan sikap bahasa para siswa agar mereka mempunyai sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia.
Ketiga, para guru bahasa Indonesia di SD khususnya, harus menyadari bahwa kemampuan membaca pemahaman, sikap bahasa, dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek masih perlu ditingkatkan. Dengan demikian perlu direncanakan secara baik bagaimana upaya meningkatkan ketiga variabel tersebut. Khususnya di dalam peningkatan kemampuan mengapresiasi cerita pendek, guru harus memberi bimbingan yang teratur kepada siswa yang dirasa kurang mampu mengapresiasi.
Keempat, kemampuan mengapresiasi cerita pendek para siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Yudistira, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa, maka diharapkan kepada para peneliti lain untuk meneliti sumbangan varaibel lain tersebut kepada kemampuan mengapresiasi cerita pendek.
Leave a Reply