
Model pembelajaran kooperatif learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur–unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan tanpa pertimbangan. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelolah kelas dengan lebih baik dan efektif. Menurut Roger dan David Johnson dalam Lie (2004: 31) untuk mencapai hasil yang optimal, lima unsur model pembelajaran gotong-royong harus diterapkan, yaitu:
- saling ketergantungan positif,
- tanggung jawab perseorangan,
- tatap muka,
- komunikasi antar anggota, dan
- evaluasi proses kelompok.
Saling ketergantungan positif, untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompoknya menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Intinya setiap anggota mempunyai tugas yang berlainan, kemudian berkumpul dan bertukar pikiran atau informasi. Selanjutnya pengajar akan mengevaluasi semua anggota mengenai seluruh bagian sehingga dengan cara ini mau tidak mau setiap anggota harus merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar anggota yang lain juga dapat berhasil.
Tanggung jawab perseorangan, unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan prosedur penelitian dibuat menurut prosedur kooperatif learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan pengajar dalam menyusun tugasnya.
Tatap muka, setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa anggota akan lebih baik daripada hasil pemikiran dari individu saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar dari pada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.
Komunikasi antar anggota, unsur ini yang menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan bebagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka mengutarakan pendapat mereka.
Evaluasi proses kelompok, pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama kelompok tersebut agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif (Lie, 2004: 31).
Untuk mendapatkan daftar lengkap contoh skripsi pendidikan lengkap / tesis pendidikan lengkap, dalam format PDF, Ms Word, dan Hardcopy, silahkan memilih salah satu link yang tersedia berikut :
TESIS
SKRIPSI
- Daftar Contoh Skripsi Mata Pelajaran IPA,
- Daftar Contoh Skripsi Mata Pelajaran IPS,
- Daftar Contoh Skripsi Mata Pelajaran Matematika,
- Daftar Contoh Skripsi Mata Pelajaran Sastra dan Bahasa,
- Daftar Contoh Skripsi Mata Pelajaran PENJASKES
- Daftar Contoh Skripsi Mata Pelajaran Agama Islam / Tarbiyah,
- Daftar Contoh Skripsi Bimbingan Konseling,
- Daftar Contoh Skripsi dengan Metode JIGSAW
- Daftar Contoh Skripsi dengan Metode Metode Pembelajaran Numbered Heads Together
- Daftar Contoh Skripsi dengan Metode Metode Pembelajaran Think Pair Share (Metode TPR)
- Daftar Contoh Skripsi Pendidikan I (campuran)
- Daftar Contoh Skripsi Pendidikan II (campuran)
- Daftar Contoh Skripsi Pendidikan III (campuran)
Leave a Reply