HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Pengertian Ilmu dan Proses Berfikir, Definisi Menurut Para Ahli

Definisi Ilmu Menurut Para Ahli

Menurut Wikipedia, ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelediki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Terdapat beberapa definisi ilmu, menurut para ahli antara lain sebagai berikut:

  • Menurut Thomas Kuhn, Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, baik dalam bentuk ponolakan dan pengembangannya.
  • Dr. Mohammad Hatta mendefinisikan, tiap-tiap ilmu pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya, baik menurut kedudukannya tampak dari luar maupun bangunannya dari dalam.
  • Menurut Maurice Bucaille, ilmu merupakan kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.
  • Harold H. Titus mendefinisikan ilmu (science) diartikan sebagai common science yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode-metode observasi yang teliti dan kritis.
  • Ashley Montagu menyebutkan bahwa “Science is a systemized knowledge services form observation, study, and experimental carried on under determine the nature of principles of what being studied”. Atau ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman untuk menentukan hakikat dan prinsip hal yang sedang dipelajari.
  • Menurut NS. Asmadi, ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang pada dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali.

Definisi Proses Berpikir

Menurut Khodijah dalam buku Psikologi Belajar, secara sederhana, berfikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berfikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi, berfikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item.

Morgan, dkk., masih dalam buku Khodijah “Psikologi Belajar” membagi dua jenis berfikir, yaitu berfikir autistik dan berfikir langsung. Berfikir austik atau austic thinking yaitu proses berfikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya mimpi. Sedangkan berfikir langsung atau directed thinking yaitu berfikir untuk memecahkan masalah. Selanjutnya, menurut Kartono dalam buku “Psikologi Belajar” karangan Khadijah mengemukakan bahwa terdapat enam pola berpikir, yaitu:

  • Berpikir konkret, yaitu berpikir dalam dimensi ruang, waktu, dan tempat tertentu.
  • Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau disempurnakan keluasannya
  • Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir mengenai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu
  • Berpikir analogis, yaitu berpikir untuk mencari hubungan antarperistiwa atas dasar kemiripannya
  • Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih kompleks disertai pembuktian-pembuktian
  • Berpikir pendek, yaitu lawan berpikir ilmiah yang terjadi secara lebih cepat, lebih dangkal dan seringkali tidak logis.

Dalam proses berpikir terdapat tiga langkah pokoknya, yaitu

1. Pembentukan pengertian

Dalam tahap ini setidaknya dibentuk melalui beberapa tingkatan, sebagai berikut:

a)      Menganalisis ciri-ciri dari objek yang sejenis

Misalnya, menganalisa ciri-ciri manusia dari berbagai jenis:

  • Manusia dari Indonesia: makhluk hidup, berbudi, memiliki kulit sawo matang, berambut hitam, tidak terlalu tinggi, dsb.
  • Manusia dari Eropa: makhluk hidup, berbudi, berkulit putih, berambut pirang, bermata biru/ hijau, dsb.
  • Manusia dari Afirka: makhluk hidup, berbudi, berkulit hitam, berambut keriting, bermata hitam, dsb
  • Manusia dari Cina: makhluk hidup, berbudi, berkulit kuning, berambut hitam lurus, bermata sipit, dsb.

b)      Membandingkan ciri tersebut untuk menemukan ciri-ciri yang sama, ciri-ciri yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada, mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.

c)     Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri-ciri yang hakiki adalah makhluk hidup yang berbudi.

2. Pembentukan Pendapat

Pembentukan pendapat merupakan peletakan hubungan antara dua atau lebih pengertian. Pendapat tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat. Pendapat tersebut terbagi atas tiga kategori, yakni:

a)      Pendapat afirmatif atau positif

b)      Pendapat negatif

c)       Pendapatn modalitas atau kemungkinan

3. Penarikan Kesimpulan

Terdapat tiga macam kesimpulan, yakni:

a) Kesimpulan induktif, merupakan kesimpulan yang diambil dari berbagai pendapat khusus yang nantinya tertuju pada satu pendapat umum. Misalnya: Tembaga dipanaskan akan memuai, Perak dipanaskan akan memuai, Besi dipanaskan akan memuai, Kuningan dipanaskan akan memuai. Sehingga, dapat ditarik satu kesimpulan umum, yakni semua logam bila dipanaskan akan memuai.

b) Kesimpulan deduktif, merupakan kebalikan dari kesimpulan induktif yang mana penarikan kesimpulan berdasarkan pada hal yang umum kemudian tertuju pada hal-hal yang lebih khusus. Misalnya: Pendapat umum: Semua logam bila dipanaskan akan memuai. Sehingga untuk penarikan kesimpulannya, Tembaga dipanaskan akan memuai, Perak dipanaskan akan memuai, Besi dipanaskan akan memuai, Kuningan dipanaskan akan memuai.

c) Kesimpulan analogis, merupakan kesimpulan yang didapatkan dengan cara membandingkan atau menyesuaikan dengan berbagai pendapat khusus yang telah ada. Misalnya: Andi anak yang pandai dan Andi naik kelas. Penarikan kesimpulan analogisnya adalah Selly anak pandai, pastinya akan naik kelas.

Menurut Dewey (1933) dalam bukunya How We Think proses berpikir dari manusia normal mempunyai urutan berikut:

  • Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba
  • Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan
  • Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesa, inferensi atau teori
  • Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti (data)
  • Menguatkan pembuktian tentang ide-ide di atas dan menyimpulkannya baik melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan

Sedangkan menurut Kelly (1930) dalam bukunya The Scientific Versus The Philosophic Approach to The Novel Problem proses berpikir menuruti langkah-langkah berikut:

  • Timbul rasa sulit
  • Rasa sulit tersebut didefinisikan
  • Mencari suatu pemecahan sementara
  • Menambah keterangan terhadap pemecahan tadi yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut adalah benar
  • Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi eksperimental (percobaan)
  • Mengadakan penilaian terhadap penemuan-penemuan eksperimental menuju pemecahan secara mental untuk diterima atau ditolak sehingga kembali menimbulkan rasa sulit
  • Memberikan suatu pandangan ke depan atau gambaran mental tentang situasi yang akan datang utnuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.
Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap tentang produk kami silahkan klik link berikut :

Jasa Pembuatan Tesis Jasa Pembuatan Skripsi Jasa Pembuatan Makalah Jasa Olah Data

 

 

Atau menghubungi nomor kontak berikut 0852.2588.7747 (AS) email IDTesis@gmail.com

Incoming search terms:

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?