HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Contoh Tesis Literasi Media Digital Tahun 2020

CONTOH TESIS NO.1 LITERASI MEDIA PADA GENERASI MILENIAL DI ERA DIGITAL

Abstrak

Literasi media pada generasi Milenial di era digital masih kurang baik diimplementasikan. Kami masih melihat dan membaca banyak informasi yang masih belum jelas kebenarannya media sosial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana literasi media pada Milenial generasi di era digital, terutama di media sosial. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka, dengan menganalisis teori dan menganalisis berdasarkan fenomena yang terjadi sehingga pemahaman yang komprehensif tentang penerapan literasi media di Milenial di era digital diperoleh. Hasil penelitian mengungkapkan, pertama literasi Pasalnya jeda di era digital masih belum terimplementasikan dengan baik di masyarakat meski pun demikian sudah mahir menggunakan perangkat digital. Bias ini dapat dilihat bahwa masih banyak Informasi ditemukan bahwa kebenaran belum disebarluaskan di media sosial oleh kaum Milenial. Kedua, Generasi Milenial adalah sebutan untuk generasi yang lahir pada rentang tahun 1980 hingga 2000. Mereka yang disebut-sebut sebagai generasi Milenial adalah generasi yang saat ini usia 19 sampai 40 tahun, atau usia sekolah sampai usia produktif / pekerja. Ketiga, Generasi Milenial interaksi dengan media sosial di era digital sangat intens. Generasi ini sangat ska berselancar di media sosial untuk berbagi informasi, hiburan, menyoroti keberadaan mereka, berbaur dengan komunitas di grup obrolan. Keempat, pengembangan literasi media di Generasi milenial di era digital masih belum sesuai harapan. Generasi milenial tidak memiliki kebaikan pengetahuan tentang literasi media, sehingga masih banyak pelanggaran di media sosial khususnya dalam hal menyaring dan menyebarluaskan informasi kepada publik.

BAB I

Generasi milenial disebut juga dengan generasi praktis atau bahasa gaulnya disebut generasi zaman now. Generasi ini lahir pada rentang tahun 1980–2000an, atau dengan kata lain generasi angkatan 80-an keatas. Generasi ini muncul sebagai bias karena terpengaruh kategorisasi demografik masyarakat barat. Melalui internet di era digital saat ini sangatlah mudah bagi dunia untuk terpengaruh apapun yang terjadi di dunia barat. Interaksi dengan media sosial di dunia maya yang dilakukan oleh generasi milenial ini sangatlah beragam, mulai dari bersosialisasi, eksis, narsis, viral, pilihan politik, sampai bisnis.

Teknik Analisis

Analisis data dilakukan dengan menemukan, mengumpulkan, dan mengkomparasikan secara kualitati berbagai temuan-temuan yang didapatkan. Temuan hasil penelitian ini akan dilakukan secara komprehensi serta mengkaitkannya dengan berbagai konsep dan kajian literature atau pustaka yang berkaitan.

CONTOH TESIS NO.2 Penguatan Literasi Digital melalui Model Pengembangan Kurikulum SMA Islam Berbasis Media Digital di Era 4.0

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan penguatan literasi digital melalui model pengembangan kurikulum SMA Islam berbasis media digital dalam menghadapi tantangan di era 4.0. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung serta wawancara. Berdasarkan hasil observasi awal di SMA Muhammadiyah 1 Taman, kondisi sekolah memiliki potensi yang belum termaksimalkan yaitu pemanfaatan media digital dalam pembelajaran. Penguatan literasi digital dilakukan melalui model pengembangan kurikulum yang berbasis media digital dalam merancang tujuan, materi, strategi maupun evaluasi pembelajarannya. Komponen literasi digital yang menjadi fokus penelitian meliputi keterampilan dalam information literacy and media literacy; keterampilan digital scholarship, media literacy, learning skills, ICT literacy melalui penugasan terbimbing menggunakan media digital; serta keterampilan communication and collaboration melalui partisipasi aktif peserta didik dengan menggunakan media digitalnya untuk berkolaborasi dan berkomunikasi dalam pembelajaran. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi positif dalam model pengembangan kurikulum di SMA Islam yang sesuai dengan perkembangan zaman melalui penguatan literasi digital untuk menghadapi tantangan di era 4.0.

BAB I

Perkembangan era digital yang sangat pesat tersebut perlu diimbangi dengan penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang kreatif, inovatif, serta kompetitif. Peningkatan kualitas SDM yang baik akanmenjadi kunci dalam menghadapi perkembanganera digital melalui proses pendidikan yang mampu mengoptimalkan penggunaan kemajuan dunia digital sebagai alat bantu pendidikan. Sehinggabidang pendidikan diharapkan mampu menghasilkan output yang dapat mengikuti atau mengubah zaman menjadi lebih baik.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan penguatan literasi digital SMA Islam di era 4.0 dan menganalisa efektifitas model pengembangan kurikulum di SMA Islam berbasis media digital. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media digital, sedangkan wawancara dilakukan dengan guru pengampu mata pelajaran ISMUBA serta kepada peserta didik

CONTOH TESIS NO.3 Pengukuran Literasi Digital Pada Peserta Pembelajaran Daring di Masa Pandemi COVID-19

Abstrak

Pandemi COVID-19 mengubah proses pembelajaran yang menjadi berbasis daring. Kompetensi literasi digital memiliki hubungan erat dengan pelaksanaan pembelajaran daring, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat literasi digital pada peserta pembelajaran daring. Salah satu acuan untuk melakukan pengukuran tingkat literasi digital adalah Konsepsi Bawden, yang membagi kompetensi literasi digital pada empat aspek. Penelitian ini menunjukkan responden memiliki tingkat literasi digital yang tinggi jika diukur menggunakan Konsepsi Bawden. Pada aspek kemampuan dasar literasi digital, seluruh responden mampu terhubung ke platform untuk mengikuti pembelajaran daring, dan mampu menggunakan teknologi worksheet untuk menuliskan artikel tugas sesuai format yang ditentukan. Pada aspek kedua, latar belakang pengetahuan informasi, hampir seluruh responden mampu mencari suplemen pembelajaran dalam bentuk artikel referensi dan menemukan relevansinya berdasarkan abstrak dari artikel tersebut. Pada aspek ketiga, kompetensi utama literasi digital, sebagian besar responden mampu mengutip bagian yang relevan untuk menyusun artikel tugas,serta mampu membandingkan isi dari beberapa artikel referensi. Pada aspek sikap dan perspektif pengguna informasi hamper seluruh responden mampu menuliskan sitasi dan menyusun daftar pustaka untuk artikel referensi.

BAB I

COVID-19 merebak menjadi pandemi di berbagai negara pada kuartal pertama tahun 2020. Penyebaran virus tersebut mengarah pada krisis kesehatan yang akut, sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan jarak dan pembatasan pergerakan manusia. Fenomena pembatasan jarak tersebut juga berpengaruh pada pelaksanaan pembelajaran di perguruan tinggi. Surat Edaran Mendikbud RI nomor 3 tahun 2020 tanggal 3 Maret 2020 tentang pencegahan Covid-19 pada satuan pendidikan, mengubah kegiatan perkuliahan menjadi berbasis daring. Pembelajaran berbasis daring merupakan sistem pembelajaran yang tidak berlangsung dalam satu ruangan sehingga tidak ada interaksi fisik antara pengajar dan pembelajar (mahasiswa), dan tatap muka dilakukan secara virtual.

Teknik Analsis

Metode penngukuran yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada Konsepsi Bawden, dengan pengembangan yang dimaksudkan untuk mendalami pola sikap dalam kerangka literasi digital. Konsepsi dari Bawden (2008) yang terdiri dari empat komponen utama yaitu kemampuan dasar literasi digital, latar belakang pengetahuan informasi, kompetensi utama bidang TIK, serta sikap dan perspektif pengguna informasi

CONTOH TESIS NO.4 Literasi Digital Media Sosial Youtube Anak Usia Dini

Abstrak

Bermain dan menonton media social youtube adalah  aktivitas yang paling populer dilakukan oleh anak usia dini. Namun penggunaan media social youtube tanpa keteladanan, bimbingan  dan  fasilitas  yang  tepat  di  rumah  akan  berdampak  pada perkembangan  anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan fasilitas di rumah terhadap literasi digital media sosial anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif menggunakan angket untuk mengumpulkan data yang dianalisis denganmenggunakan uji korelasi kendal’s. Subjek penelitian berjumlah 71 orangtua anak usia 4-6 tahun yang menggunakan media sosial youtube. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 0,028 <0,05 adalah signifikan hubungan antara fasilitas dengan literasi digital media sosial youtube anak atau dengan kata lain ada hubungan antara variabel. Arah hubungan dilihat dari angka koofesien korelasi hasilnya bernilai positif dengan  0,228  disebut  memiliki  hubungan  positif  atau  searah  yang  bermakna  bahwa  jika fasilitas  (Alat  dan  Rumah)  semakin  nyaman  (memadai/memuaskan)  maka  literasi  digital media sosial  anak semakin baik  dan  meningkat. Di dukung  dengan bimbingan yang terarah dan terukur oleh orang tua dan keluarga di rumah.

BAB I

Peran orang tua di era digital di tuntut dapat     menggunakan     teknologi     untuk mengenalkan  literasi  dini  dalam  keluarga yang        disesuaikan        dengan        tingkat perkembangan  anak. Orang  tua tidak  bisa menghindarkan      perkembangan      zaman, perkembangan  internet  dengan  kebiasaan anak  diera  digital  saat  ini,  walaupun  posisi penting    lainnya    orang    tua merupakan teladan  utamabagi  anak, berbagai ucapan dan tingkah laku yang dilakukan oleh orang tua akan ditiru dan dicontoh oleh anak-anak.

Teknik Analisis

Analisis menggunakan uji    korelasi kendall’smenggunakan  bantuan IBM SPSS Statistics.

CONTOH TESIS NO.5 Literasi Digital dan Hubungannya Terhadap Perilaku Anak Usia Dini di PAUD

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara literasi digital dan PAUD perilaku (PAUD) di PAUD. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif analitik. Penelitian desain yang digunakan adalah sebuah studi. Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah seluruh siswa PAUD dengan jumlah penduduk 100 orang. Sampel dalam penelitian ini didasarkan pada perhitungan formula untuk 80 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan prinsip proporsional sampling, dimana sampel akan diambil sesuai dengan proporsinya. Berdasarkan hasil penelitian yang ada adalah hubungan antara variabel literasi digital dengan perilaku siswa di PAUD, P = 0,021. Hal tersebut dapat diketahui dengan nilai signifikansi (P) 0,021 & lt; 0,05. Kesimpulan dari hasil penelitian dilakukan terhadap 80 responden yang terdiri dari anak usia 3-5 tahun. Memiliki kesimpulan tentang hubungan literasi digital pada anak usia dini dan bagaimana itu berkaitan dengan perilaku anak usia dini di PAUD. 55,0% responden berperilaku baik dengan literasi digital ini. 45,0% persen sisanya berperilaku buruk akibat digital ini melek huruf. Saran dibutuhkan peran orang tua dan PAUD dalam mendampingi dan mendidik anak tentang manfaat dan bahayanya menggunakan gadget / alat elektronik lainnya.

BAB I

Kemajuan teknologi digital saat ini telah mempengaruhi orang tua dalam mendidik anak. Di zaman yang serba digital seperti ini cara mendidik orang tua pun banyak perubahan yang dahulu lebih suka bermain bersama anak mereka namun saat ini sudah banyak mengalami perubahan dalam mendidik anak contohnya orang tua lebih mudah memberikan dan mengenalkan teknologi kepada anak dengan alasan agar anak bisa diam dan tidak rewel. Cara ini diakui oleh banyak orang tua agar anak-anak mereka tidak rewel dan tetap diam.

Teknik Analisis

Penelitian dilakukan selama 4 bulan dari Maret sampai Juni 2020 dengan sampel sebayak 80 orang karena jumlah populasi yang ada di bawah 100. Data yang didapat melalui kuesioner selanjutnya dianalisa menggunakan analisis univariat. Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, digunakan untuk mendapatkan distribusi frekuensi dari variabel independen dan dependen sehingga dapat diketahui jumlah dan persentasi dari masing-masing variabel.

CONTOH TESIS NO.6 LITERASI MEDIA SOSIAL: KESADARAN KEAMANAN DAN PRIVASI DALAM PERSPEKTIF GENERASI MILENIAL

Abstrak

Situs media sosial memberi masyarakat analog kemampuan menjangkau audiens global, dan berjasa dalam sarana konektivitas untuk mencari informasi, bersosialisasi, dan mempengaruhi, sayangnya juga memberikan celah terjadinya pelanggaran privasi dan keamanan terhadap data pribadi pengguna. Generasi milenial sebagai generasi yang “selalu terhubung” menjadi target dari kurangnya kesadaran akan pentingnya prosedur keamanan dan privasi ini. Salah satu karakteristik mereka yaitu berbagi data dengan berbagai perangkat online dan konvergensi media menambah resiko ancaman digital, bagaimana kondisi kerentanan keamanan cyber serta sejauh mana pemahaman tentang ancaman tersebut menjadi masalah menarik untuk diteliti. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi literasi digital penggunaan media sosial di kalangan generasi millenial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey, wawancara dan observasi, analisis data kondisi literasi digital pada generasi milenial dilakukan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Hasil penelitian ditemukan bahwa pengguna yang lebih lama menggunakan media sosial tidak mempengaruhi tingkat literasi media sosial. Pengguna yang pernah mengalami ancaman lebih menunjukkan kesadaran dengan meningkatkan level keamanan akun media sosial, dan lebih waspada sebelum mengijinkan akses ke perangkat pribadi. Individu yang lebih sadar akan pengaturan kata sandi umumnya memiliki tingkat kesadaran lebih tinggi tercermin dari niat mereka untuk berperilaku aman saat menggunakan media sosial.

BAB I

Kekhawatiran tentang keamanan di media sosial juga dikemukakan oleh Nuha et.al (2018) dalam penelitian mereka, jejaring sosial online menjadi sumber ancaman tingkat lanjut untuk intelijen dan penjahat cyber yang mengalihkan focus serangan mereka ke jejaring sosial. Ini menunjukkan bahwa sifat penggunaan jejaring sosial menjadi sarana ancaman yang berpindah dengan mudah dari satu pengguna ke pengguna lain (Bozart, 2010).

Teknik Analisis

Analisis dilakukan dengan Technology Acceptance Model (TAM). Statistik deskriptif digunakan untuk menjabarkan hasil analisis data yang sudah terkumpul.

CONTOH TESIS NO.7 SOSIALISASI LITERASI MEDIA DIGITAL DI JAKARTA (Studi Eksperimen Penggunaan YouTube terhadap Siswa Sekolah Dasar di Jakarta)

Abstrak

Perkembangan internet dan media teknologi digital dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi seluruh lapisan masyarakat termasuk anak-anak. Sebagai kelompok usia aktif pengguna internet dan media digital, anak-anak menjadi rentan terhadap dampak negatif dari penggunaan internet dan media digital. Guna membekali mereka untuk melakukan control diri terhadap media digital serta konten yang disajikan, sekolah sebagai agen perubahan dapat mengajarkan anak-anak melalui kegiatan sosialisasi. Untuk mengetahui pengaruh sosialisasi terhadap peningkatan kemampuan literasi media digital anak-anak, penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan memberikan sosialisasi literasi media digital melalui media YouTube kepada siswa di lima sekolah dasar wilayah DKI Jakarta. Hasilnya ditemukan bahwa penelitian ini memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan literasi media anak setelah dilakukan sosialisasi. Penelitian juga menunjukkan bahwa sekolah dapat melakukan pendidikan literasi media digital terlebih dahulu sebelum adanya upaya jangka panjang.

BAB I

Kehadiran Internet di berbagai kelompok usia termasuk pada anak-anak sekolah dasar merupakan hal yang tidak bisa dihindari karena berbagai penelitian menyebutkan bahwa anak-anak sudah aktif menggunakan Internet untuk berbagai kebutuhan. Meskipun internet dapat melengkapi kebutuhan anak-anak, namun sifat Internet yang bebas menjadikan konten yang ada tidak dapat dikendalikan (BAKTIKominfo, 2019), sehingga berbagai dampak negatif dan tindak kejahatan daring menjadi tren di berbagai negara termasuk Indonesia.

Teknik Analisis

Menganalisa data hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif dan analisis inferensial untuk menguji hipotesis.

CONTOH TESIS NO.8 SOCIAL MEDIA, SOCIAL COMPETENCE DAN REMAJA (Studi Tingkat Literasi Media Digital Mahasiswa Jakarta)

Abstrak

Media sosial merupakan salah satu hasil dari perkembangan media baru. Tumbuh dengan berbagai macam aplikasi informasi dan teknologi dan memiliki permintaan yang besar oleh semua tingkat masyarakat. Penggunaan media sosial dapat memberikan efek ganda pada tatanan social masyarakat, terutama kaum muda, karena kaum muda adalah pengguna aktif media sosial. Mahasiswa sebagai generasi muda perlu dipersiapkan dengan kemampuan literasi media digital untuk bisa menggunakan media digital secara cerdas dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi media digital mahasiswa STIKOM LSPR Jakarta, khususnya tentang usegae dari media sosial. Instrumen yang digunakan adalah Instrumen Kerangka Kompetensi Sosial berdasarkan European Commission (2009) untuk menentukan tingkat literasi media digital siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi media mahasiswa STIKOM LSPR termasuk tingkat menengah berdasarkan kompetensi sosial mereka. Selain itu, hasilnya dapat digunakan sebagai a landasan dalam membuat program pendidikan literasi media digital.

BAB I

Beberapa situs media sosial yang populer sekarang ini antara lain: blog, Twitter, Facebook, Wikipedia, dan YouTube. Jumlah pengguna media sosial di Indonesia meningkat tajam dalam beberapa tahun ini. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses media sosial. Situs jejaring sosial yang paling banyak diakses adalah Facebook dan Twitter. Indonesia menempati peringkat 4 pengguna Facebook terbesar di Asia (kominfo.go.id). adapun menurut Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada tahun 2013 diprediksikan mencapai 82 juta orang (APJII, 2013). Adapun pengguna internet anak-anak dan remaja di Indonesia mencapai 30 juta dengan rincian 98 persen dari anak-anak dan remaja yang disurvei tahu tentang internet dan 79,5 persen diantaranya adalah pengguna internet serta media digital saat ini menjadi pilihan utama saluran komunikasi yang mereka gunakan (kompas.com).

Teknik Analisis

Pertanyaan pada kuesioner dibuat berdasarkan Social Competence yang telah dibahas diatas. Selanjutnya responden diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan untuk kemudian dianalisis dan disimpulkan.

CONTOH TESIS NO.9 LITERASI MEDIA KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH (KPID) JAWA TENGAH

Abstrak

Peneliti berusaha memahami alur kegiatan literasi media yang dilakukan KPID Jawa Tengah untuk membuat lembaga penyiaran dan masyarakat menjadi paham akan pentingnya literasi media. Penelitian ini secara deskriptif menerangkan bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan oleh KPID kepada target sasarannya. Data penelitian ini didapatkan berdasarkan observasi, wawancara, dokumentasi mengenai kegiatan dan proses keberlangsungan kegiatan literasi media. Data yang didapatkan peneliti dari key informant yaitu penggagas kegiatan literasi media yaitu Ketua KPID Jawa Tengah dan informan pendukung adalah Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran ditambah dengan bidang literasi media dan masyarakat pemerhati fenomena penyiaran. Hasil penelitian ini yaitu, Kegiatan literasi media telah dijalankan sesuai rencana, namun pelaksanaan evaluasinya tidak berjalan dengan semestinya, karena belum ada perubahan signifikan yang ditunjukkan baik dari lembaga penyiaran, masyarakat atau KPID Jawa Tengah sebagai pelaksana kegiatan literasi media.

BAB I

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa dampak positif bagi kehidupan, sebaliknya juga akan membawa dampak negatif apabila manusia berbuat kesalahan dalam mempergunakan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi itu. Hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya terwujud dalam perkembangan media massa yang semakin pesat dan beragam. Sebagaimana Tamburaka (2013: 1) menuturkan bahwa pesan media tidak jadi begitu saja, tetapi sengaja dibuat oleh media massa untuk tujuan tertentu. Fungsi media tidak hanya memberikan informasi dan hiburan semata, tetapi juga mengajak khalayak untuk melakukan sesuatu maupun mengubah perilakunya. Melalui beragam konten media yang dibingkai secara unik dan menarik sehingga mampu mempengaruhi pikiran dan perasaan khalayak.

Teknik Analisis

Analisis data penelitian mengikuti model analisis Miles and Huberman (Sugiyono, 224: 2013). Yang terbagi dalam beberapa tahap yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing atau verification).

CONTOH TESIS NO.10 LITERASI DIGITAL DALAM MEWUJUDKAN GURU BERKUALIFIKASI ULUL ALBAB

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan: 1. Pemahaman guru terhadap literasi digital, 2. Program literasi digital dalam mewujudkan guru berkualifikasi Ulul Albab, 3. Faktor penghambat guru dalam meningkatkan kemampuan literasi digital, 4. Upaya guru dalam meminimalisir hambatan dalam meningkatkan kemampuan literasi digital di SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan model interaktif. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi penting bagi guru, interpretasi definisi literasi digital tergolong baik. Kompetensi literasi digital dalam pencarian informasi di internet tergolong baik, evaluasi konten informasi tergolong kurang, dan penyusunan pengetahuan tergolong baik. Program literasi digital berupa pengembangan diri tergolong baik, publikasi ilmiah tergolong cukup, dan karya inovatif tergolong kurang. Faktor penghambat literasi digital bersumber dari internal dan eksternal guru. Upaya guru untuk meminimalisir hambatan dalam literasi digital dengan mengikuti kegiatan pengembangan diri secara lebih optimal seperti workshop, tutor sebaya, klaster, memanaj waktu secara proporsional dan melakukan kolaborasi dengan teman sejawat, menjaga stamina tubuh, meningkatkan sarana prasarana sekolah untuk menunjang dalam pemanfaatan literasi digital, serta melakukan penganggaran biaya lebih baik.

BAB I

Literasi digital didefinisikan oleh Suyono dkk (2017:117) sebagai kemampuan yang berkaitan dengan kegiatan membaca, berpikir, dan menulis dengan tujuan meningkatkan kemampuan memahami informasi secara kritis, kreatif, dan reflektif. Kemampuan literasi digital ini menjadi hal utama dan tidak dapat dihiraukan dalam pelaksanakannya. Karena kemampuan literasi digital menjadi manifestasi (pewujudan) guru yang ulul albab.

Teknik Analisis

Analisis data dengan menggunakan model interaktif Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2014:91), dengan langkah penyajian analisis data sebagai berikut: 1. reduksi data (data reduction) dengan merangkum, memilih, dan memfokuskan pada hal-hal yang pokok yang penting, dicari tema, dan polanya, 2. penyajian data (data display) dengan menampilkan, memaparkan, dan menyajikan secara jelas data yang dihasilkan dalam bentuk gambar, grafik, tabel atau bagan, 3) kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/verification) dengan menyimpulkan data berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas dan dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori. Keabsahan data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan teknik.

CONTOH TESIS NO.11 LITERASI MEDIA DIGITAL SEBAGAI STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI DIGITAL PADA SISWA SMA NEGERI 1 MAYONG

Abstrak

Hasil penelitian menyatakan hasil tingkat kompetensi literasi media digital pada 62 siswa SMA Negeri 1 Mayong mendapatkan skor rata-rata 3,24 yang masuk pada kategori tinggi. Berdasarkan sub variabel Internet Searching mendapatkan skor rata-rata 3,21. Hypertextual Navigation mendapatkan skor rata-rata 3,20. Content Evaluation mendapatkan skor rata-rata 3,26. Knowledge Assembly mendapatkan skor rata-rata 3,28. Kesimpulannya adalah bahwa tingkat kompetensi literasi media digital pada 62 siswa SMA Negeri 1 Mayong tinggi. Adapun saran yang diberikan adalah terus memberikan pengetahuan atau bimbingan mengenai literasi media digital terhadap internet agar tetap efektif dalam menggunakan media digital.

BAB I

Berbicara tentang kemajuan teknologi, berkembang pesatnya teknologi informasi dapat dirasakan setelah lahirnya internet di tengah-tengah masyarakat. Internet sebuah jaringan besar yang menghubungkan berjuta-juta komputer di dunia tidak saja berfungsi sebagai media untuk tukar menukar dan memberikan akses terhadap sumber informasi secara cepat, namun telah menjadi sumber dan gudang pengetahuan yang sangat bermanfaat. Dengan memberikan kemudahan terhadap akses informasi, tentunya peran dan fungsi internet terhadap dunia pendidikan sangat signifikan. Aplikasi teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan terciptanya lingkungan belajar global yang berhubungan dengan jaringan yang menempatkan para pelajar berada di tengah-tengah proses pembelajaran, dikelilingi oleh sumber-sumber belajar dan aplikasi layanan belajar elektronik untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Teknik Analisis

Teknik analisis data dengan teknik statistic deskriptif menggunakan nilai rata-rata.

CONTOH TESIS NO.12 PERAN LITERASI DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS XI IIS 01 SMAI AL MAARIF SINGOSARI MALANG

Abstrak

Literasi digital saat ini adalah kebutuhan sehari-hari. Kemajuan informasi berbasis digital Teknologi sudah bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, termasuk di pelosok hingga mengakses informasi melalui media digital. Mempelajari informasi dalam pengajaran dan kegiatan pembelajaran yang saat ini sangat erat kaitannya dengan literasi digital. Ini adalah latar belakang SMAI AL MAARIF Singosari Malang untuk selalu berinovasi membangun kemampuan literasi digital. Oleh karena itu sektor pendidikan memiliki urgensi meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap bersaing di wajah globalisasi dan iptek (Iptek). Berdasarkan observasi awal, fasilitas berbasis digital di SMAI AL MAARIF Singosari Kota Malang diharapkan mampu meningkatkan motivasi literasi siswa di kelas XI IIS 01. Semua itu bisa dilakukan dengan memaksimalkan sarana digital sebagai sarana mendukung pembelajaran pendidikan agama Islam. Jadi dari sinilah pentingnya menambah wawasan informasi peserta didik melalui media digital. Tujuan dari ini Penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan literasi digital dalam pendidikan agama Islam learning, mendeskripsikan peran literasi digital dalam pendidikan agama Islam pembelajaran, dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat literasi digital dalam agama Islam pembelajaran pendidikan.

BAB I

Salah satu penyebab turunnya prestasi adalah turunnya motivasi belajar di sekolah, hal ini dikarenakan guru itu sendiri. Materi pelajaran terlalu membosankan bagi peserta didik, faktor yang lebih utama dari materi pembelajaran adalah faktor guru yang kurang baik dalam menyampikan materi. Hal ini dapat memicu timbulnya stres belajar terhadap siswa. Kepemimpinan guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran. Dalam hal ini Nasution (2016: 8) menjelaskan bahwa “efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil memanfaatkan sumber daya dalam usaha menwujudkan tujuan operasional”, efektivitas berkaitan dengan terlaksananya tugas-tugas pokok, tercapainya tujuan pembelajaran, dan adanya partisipasi aktif dari peserta didik. Efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan pendidikan.

Teknik Analisis

Dalam menganalisis data hasil penelitian, peneliti menggunakan model Miles, Huberman. Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2019: 321) menjelaskan bahwa terdapat empat tahapan dalam kegiatan analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

CONTOH TESIS NO.13 KEMAMPUAN LITERASI DIGITAL GENERASI DIGITAL NATIVE

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan kemampuan literasi digital generasi digital native berdasarkan empat aspek kompetensi literasi digital yang dikemukakan Gilster (1997), yaitu aspek pencarian di internet (internet searching), pandu arah hypertext (hypertextual navigation), evaluasi konten informasi (content evaluation), dan penyusunan pengetahuan (knowlage assembly). Generasi digital native dalam penelitian ini merupakan pelajar SMP Pasundan 6 Bandung yang merupakan generasi Z terlahir berbarengan dengan adanya teknologi. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara. Berdasarkan pengembangan indikator dari aspek literasi digital yang dikemukanan Gilster, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi digital pelajar SMP Pasundan 6 Bandung, pada aspek pencarian informasi di internet siswa dapat melakukannya. Sedangkan untuk aspek pandu arah hypertext banyak siswa yang tidak mengetahui. Pada aspek evaluasi dan penggunaan informasi siswa masih sangat rendah, hal ini diketahui bahwa siswa cenderung langsung menggunakan informasi yang didapat tanpa menyelidiki latar belakang informasi dan website penyedia informasi tersebut. Temuan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan khususnya bagi orang tua, guru, maupun instansi guna memberikan arahan, pemahaman, dan peningkatan literasi digital terkait kegiatan dalam pencarian informasi di internet dengan bijak dan dapat dipercaya.

BAB I

Kajian yang dilakukan oleh Jaringan Pegiat Literasi Digital (JAPELIDI) berhasil memetakan 342 kegiatan literasi digital sepanjang 2010-2017 dan menemukan bahwa merebaknya hoax, terorisme, hingga cyberbullying ditengarai karena kegiatan literasi digital di Indonesia cenderung bersifat sukarela, insidental, sporadis, dan belum tersinergi antara para pelaku kegiatan. Melihat kondisi tersebut tentu sangat miris, karena ekspektasi terhadap perkembangan teknologi dikira mampu memberikan dampak peralihan secara modern terhadap berbagai sektor terkhusus pada kegiatan literasi yang semulanya manual menjadi digital di Indonesia. Tentu masalah ini akan selesai apabila dikembalikan pada pola perilaku pengguna internet tersebut, namun tidak cukup sampai di situ. Demi mewujudkan masyarakat yang melek literasi digital diperlukan peran berbagai pihak dalam mengobarkan gerakan literasi digital, mulai dari pemerintah, pegiat literasi, pendidik, hingga masyarakat (Kurnia dan Astuti, 2017).

Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskripsif. Wawancara dipilih sebagai metode dalam mengumpulkan data. Teknik pengumpulan dengan cara tersebut untuk mengetahui lebih dalam terkait dengan kemampuan literasi digital berdasarkan pengembangan indikator dari aspek yang dikemukakan Gilster.

CONTOH TESIS NO.14 PERAN SIBERKREASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI DIGITAL UNTUK MENCEGAH AKSI RADIKALISME

Abstrak

Aksi radikalisme mengalami perubahan baik dari ideologi yang melatar belakangi aksi, sasaran aksi, maupun bentuk dari aksi. Memasuki era digitalisasi, teknologi digital khususnya media digital digunakan untuk menyebarkan paham radikal yang dapat berkembang menjadi aksi terorisme. Untuk mencegah hal tersebut, diperlukan masyarakat khususnya generasi muda yang melek teknologi dan memiliki kemampuan literasi digital yang baik. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kemampuan literasi digital generasi muda adalah membentuk gerakan nasional Siberkreasi. Permasalahan pada penelitian ini adalah peran Siberkreasi dalam meningkatkan kemampuan literasi digital generasi muda di Indonesia, soft approach dalam mencegah ancaman radikalisme dan peran Siberkreasi dalam pencegahan ancaman radikalisme pada generasi muda. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan datanya diperoleh dari para informan yang telah dipilih, lalu dianalisis dengan teori yang digunakan. Hasil dari penelitian ini adalah, peran Siberkreasi berada pada program-program di dalamnya, pencegahan kontra radikalisasi merupakan bagian dari soft approach dalam mencegah ancaman radikalisme dan memiliki kemampuan literasi digital yang baik adalah salah satu upaya dalam mencegah ancaman radikalisme. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, peran Siberkreasi dalam meningkatkan kemampuan literasi digital generasi muda di Indonesia perlu dioptimalkan dengan melakukan kajian lebih lanjut tentang program dan materi apa yang harus difokuskan dan ditingkatkan. Soft approach dalam mencegah ancaman radikalisme yang lebih efektif adalah kontra radikalisasi yang dilakukan melalui program pandu digital yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan kontra radikalisasi untuk menghadapi aksi radikalisme digital.

BAB I

Paham radikal akan berkembang menjadi aksi radikalisme ketika terjadi radikalisasi. Metode radikalisasi yang dilakukan sebelum era revolusi industri 4.0 dengan saat terjadinya revolusi industri 4.0 memiliki perbedaan yang signifikan. Kemajuan teknologi pada era revolusi industri 4.0 dimanfaatkan oleh oknum radikal dalam melakukan radikalisasi terhadap masyarakat yang rentan terpapar paham radikal sehingga terjadi self radicalization. Para oknum radikal mencari taktik baru dalam menyebarkan pahamnya maupun merencanakan aksinya, sehingga mengakibatkan adanya pergeseran domain dalam penyebaran paham radikal, yakni ke domain digital.

Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan datanya diperoleh dari para informan yang telah dipilih, lalu dianalisis dengan teori yang digunakan.

CONTOH TESIS NO.15 KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN LITERASI KESEHATAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA MASA PADEMI COVID-19

Abstrak

Covid-19 atau virus corona yang mewabah luas hampir di seluruh bagian dunia membuat perubahan besar dalam kehidupan manusia. Oleh karena, beragam cara digunakan dalam sosialisasi pencegahan, seperti komik strip. Penulisan artikel ini bertujuan memaparkan penggunaann komik strip sebagai media pendidikan literasi kesehatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada masa pademi covid-19. Metode penelitian berbasis masalah dan kajian literasi pustaka. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik screen shoot dilanjutkan dengan analisis isi. Validasi data dilakukan melalui ahli pakar yaitu ahli komunikasi visual dan pembelajaran. Hasil penelitian ditemukan beberapa komik strip yang memuat nilai edukasi yang berguna bagi pendidikan literasi kesehatan sesuai jenjang pendidikan. Berdasarkan visualisasi dan keterbacaan (kalimat) di dalamnya menunjukkan komik strip dapat digunakan sebagai media pendidikan literasi kesehatan yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, baik di tingkat dasar maupun menengah.

BAB I

Anak dan lansia merupakan kelompok usia yang paling rentan dengan virus ini. Hal ini karena imunitas tubuh pada kedua kelompok ini paling riskan. Berdasarkan data dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) hingga 18 Mei 2020 menunjukkan jumlah anak-anak yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 sebanyak 3.324 dengan perincian 129 di antaranya meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, kelompok usia anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 ada 584 anak dengan angka kematian 14 orang (suara.com, 2020). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 1.851 kasus Covid-19 pada anak berusia kurang dari 18 tahun, (Kompas.com, 2020). Hal ini menandakan bahwa korban covid-19 pada kelompok balita dan anak sekolah di Indonesia dalam jumlah yang memprihatinkan. Tentu hal ini menjadi masalah serius dan perlu dicarikan solusi yang tepat dan efektif. Anak dan remaja merupakan generasi muda penerus bangsa. Kualitas mereka, baik intelektual maupun spiritual berperan besar dalam menentukan keberlangsungan dan kemakmuran suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bagi anak memiliki tanggung jawab moral untuk turut berkontribusi dalam penanganan penyebaran covid-19 tersebut.

Metode Penelitian

Metode penelitian berbasis masalah dan kajian literasi pustaka. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik screen shoot dilanjutkan dengan analisis isi. Validasi data dilakukan melalui ahli pakar yaitu ahli komunikasi visual dan pembelajaran. Hasil penelitian ditemukan beberapa komik strip yang memuat nilai edukasi yang berguna bagi pendidikan literasi kesehatan sesuai jenjang pendidikan.

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?