HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Teori Lengkap tentang Literasi Media Digital menurut Para Ahli dan Contoh Tesis Literasi Media Digital

Gambaran dari Literasi Media Digital

Definisi Literasi Media Digital       

Potter (2005:22) mendefinisikan literasi media sebagai berikut: “literasi media merupakan seperangkat perspektif bahwa kita secara aktif mengekspos diri sendiri terhadap media untuk menafsirkan makna dari peranperan yang kita hadapi. kita membangun perspektif kita dari struktr-struktur pengetahuan. Untuk membangun struktur pengetahuan, kita memperlukan alatalat dan bahan baku. Alat-alat ini adalah ketrampilan kita. Bahan bakunya adalah informasi dari media dan dunia nyata. Menggunakan secara aktif berarti kita sadar terhadap pesan-pesan dan berinteraksi secara sadar dengan pesanpesan ini”

Berbeda dengan Potter, Zacchetti (2011:47) mengemukakan definisi literasi media berdasarkan pendekatan kritis, menurutnya: “Literasi media adalah kemampuan untuk mengakses, untuk memahami dan mengevaluasi secara kritis isi media dan aspek media yang berbeda, serta untuk menciptakan komunikasi dalam berbagai konteks. Literasi media berhubungan dengan semua media, termasuk televisi dan film, radio dan rekaman music, media cetak, internet dan teknologi komunikasi digital lainnya.”

 

 

 

 

Penelitian Vibriza Juliswara (2017 : 142-164 ) yang berjudul mengembangkan model literasi yang berkebhinnekaan dalam menganalisis informasi berita palsu (hoax) di media sosial, Ujaran kebencian (hate speech) mengiringi kebebasan berpendapat di media sosial.

Annisa Senova (2016 : 142-153) Literasi media sebagai strategi komunikasi tim sukses relawan pemenangan pemilihan presiden jokowi jk di bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kegiatan literasi media yang terjadi dalam kehidupan berorganisasi yang memberikan gambarakan yang sangat jelas dalam kemampuan mengidentifikasi, menentukan, mengorganisasi, dan memanfaatkan media serta menjadikan informasi sebagai bahan pertimbangan pembuatan tim sukses relawan kemenangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla di Bandung.

Gilster (2007) memperluas konsep literasi digital sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital, dengan kata lain kemampuan untuk membaca, menulis, dan berhubungan dengan informasi dengan menggunakan teknologi dan format yang ada pada masanya.

 

Kemampuan Literasi Media

Kegiatan mengonsumsi media selayaknya membalikan telapak tangan, hanya dengan menekan tombol tertentu, tayangan apapun bisa kita saksikan. Tidak perlu memiliki keterampilan khusus seperti membaca atau menulis, kebiasan atau pemahaman simbolsimbol tertentu cukup membuat kita mudah untuk menjadi konsumen media, baik melalui televisi maupun radio. Begitu pula internet, sudah bukan menjadi rahasia lagi semua orang saat ini mulai aktif menggunakannya. Itu pun terjadi sebagai bentuk kemudahan yang diberikan teknologi saat ini. Berbeda halnya dengan kemampuan literasi media, yang menuntut hal sebaliknya. Orang yang setiap harinya berhubungan dengan media belum tentu memiliki kemampuan ini. Literasi media pun bukan menjadi hal yang tidak penting dalam kegiatan mengonsumsi media. Dalam mengonsumsi media, seseorang membutuhkan kemampuan spesifik agar ia terhindar dari efek negatif media. Kemampuan ini seringkali disebut dengan istilah media literacy skill, yang menurut Baran dalam Ardianto, Lukiati, dan Siti (2007: 220) sebagai berikut:

  1. Memiliki kemampuan dan keinginan untuk membuat suatu kemajuan dalam ia memahami konten media, serta melakukan proses seleksi dengan memperhatikan dan menyaring informasi yang datang dari luar.
  2. Memiliki pemahaman dan responsif atas kekuatan yang dimiliki konten media.
  3. Memiliki kemampuan dalam membedakan antara emosi dan reaksi yang muncul sebagai respon atas konsumsi konten media.
  4. Mampu mengembangkan harapan atas konsumsi konten media yang dipilihnya.
  5. Memiliki pengetahuan secara khusus tentang konvensi bentuk-bentuk ekspresi dalam berbagai media, serta bisa menerimanya ketika terjadi penggabungan.
  6. Memiliki kemampuan untuk berfikir secara kritis terkait konten media, yang tidak hanya memperhatikan sisi kredibilitas sumbernya saja.
  7. Memiliki pengetahuan tentang bahasa internal yang dimiliki oleh media.
  8. Memiliki kemampuan untuk memahami dampak media, yang tidak hanya memahami masalahnya secara kompleks saja.

 

Manfaat Literasi Media

Menurut Brian Wright (2015) bahwa ada sepuluh manfaat penting dari adanya Literasi Media Digital:

  1. Menghemat waktu

Seorang pelajar atau mahasiswa yang mendapatkan tugas dari guru atau dosennya, makai a akan mengetahui sumber-sumber informasi terpercaya yang dapat dijadikan referensi untuk keperluan tugasnya. Waktu akan lebih berharga karena dalam usaha pencarian dan menemukan informasi itu menjadi lebih mudah

  1. Belajar lebih cepat

Pada kasus ini misalnya seorang pelajar yang harus mencari definisi atau istilah kata-kata penting misalnya di Glosarium. Dibandingkan dengan mencari referensi yang berbentuk cetak, maka akan lebih cepat dengan memanfaatkan sebuah aplikasi khusus Glosarium yang berisi istilah-istilah penting.

  1. Menghemat uang

Saat ini banyak aplikasi khusus yang berisi tentang perbandingan diskon sebuah produk. Bagi seseorang yang bias memanfaatkan aplikasi tersebut, maka ini bias menghemat pengeluaran ketika akan melakukan pembelian di internet.

  1. Membuat lebih aman

Sumber informasi yang tersedia dan bernilai di internet jumlahnya sangat banyak. Ini bisa menjadi referensi ketika mengetahui dengan cepat sesuai kebutuhannya.

  1. Selalu memperoleh informasi terkini

Kehadiran aplikasi terpercaya akan membuat seseorang selalu memperoleh informasi baru.

  1. Selalu terhubung

Mampu menggunakan beberapa aplikasi yang dikhususkan untuk proses komunikasi, maka akan membuat orang selalu terhubung. Dalam hal-hal yang bersifat penting dan mendesak, maka ini akan memberikan manfaat tersendiri.

  1. Membuat keputusan yang lebih baik

Literasi media digital membuat individu dapat membuat keputusan yang lebih baik karena memungkinkan mampu untuk mencari informasi, mempelajari, menganalisis dan membandingkannya kapan saja.

  1. Dapat membuat anda bekerja

Kebanyakan pekerjaan saat ini membutuhkan beberapa bentuk ketrampilan computer. Dengan literasi media digital maka ini dapat membantu pekerjaan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan komputer.

  1. Membuat lebih bahagia

Dalam pandangan Brian Wright di internet banyak sekali berisi konten-konten seperti gambar atau video yang bersifat menghibur. Oleh karenanya, dengan mengaksesnya bisa berpengaruh terhadap kebahagian seorang.

  1. Mempengaruhi dunia

Di internet tersedia tulisan-tulisan yang dapat mempengaruhi pemikiran para pembacanya.

Contoh Tesis Literasi Media

CONTOH TESIS NO.1 ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DI KALANGAN REMAJA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan literasi media sosial instagram siswa SMP Negeri  Kendari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan literasi media sosial instagram siswa SMP Negeri 1 Kendari. Penelitian ini menggunakan model european comission 2009, untuk menjelaskan tingkat kemampuan Literasi Media. Peneliti menggunakan personal competences yang terdiri dari technical skill dan critical understanding. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan memberikan gambaran yang jelas dan terperinci mengenai kemampuan literasi media sosial instagram di kalangan remaja (studi pada siswa SMP Negeri 1 Kendari).

 

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan yang dimiliki siswa SMP Negeri 1 Kendari secara umum berada pada level basic. Dari hasil penelitian diketahui untuk tehnical skill (kemampuan teknis), tingkat kemampuan literasi media sosial instagram siswa pada berada pada level basic dan untuk critical understanding (kemampuan kritis) juga berada pada level basic.

CONTOH TESIS NO.2 LITERASI MEDIA DIGITAL SEBAGAI STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI DIGITAL PADA SISWA SMA NEGERI 1 MAYONG

Literasi media digital merupakan suatu kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital. Permasalahan yang ada pada siswa SMA Negeri 1 Mayong kurang menyambut baik sistem dan teknologi digital dengan kemampuan dan ketrampilan yang memadai. Kurangnya penggunaan mesin pencarian internet dalam mengakses informasi, pemahaman yang kurang mengenai konten suatu website, kurangnya kemampuan membuktikan kebenaran berita yang beredar di internet, serta kurangnya menyusun pengetahuan baru dengan informasi yang didapatkan melalui internet. Lebih spesifik permasalahan atau fenomena yang terjadi adalah kesulitan mendapatkan sumber-sumber informasi, serta rendahnya keinginan membuat pengetahuan baru dari berbagai informasi yang didapatkan dari internet. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui tingkat kompetensi literasi media digital pada siswa SMA Negeri 1 Mayong. Rumusan masalah dalam penelitian ini diambil menggunakan pendekatan teori dari Gilster tentang kompetensi literasi media digital. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian ini siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mayong. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Random Sampling sejumlah 62 siswa Kelas X IPS 4 dan IPS 5. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan menggunakan empat klasifikasi berdasarkan skala likert. Teknik analisis data dengan teknik statistic deskriptif menggunakan nilai rata-rata. Hasil penelitian menyatakan hasil tingkat kompetensi literasi media digital pada 62 siswa SMA Negeri 1 Mayong mendapatkan skor rata-rata 3,24 yang masuk pada kategori tinggi. Berdasarkan sub variabel Internet Searching mendapatkan skor rata-rata 3,21. Hypertextual Navigation mendapatkan skor rata-rata 3,20. Content Evaluation mendapatkan skor rata-rata 3,26. Knowledge Assembly mendapatkan skor rata-rata 3,28. Kesimpulannya adalah bahwa tingkat kompetensi literasi media digital pada 62 siswa SMA Negeri 1 Mayong tinggi. Adapun saran yang diberikan adalah terus memberikan pengetahuan atau bimbingan mengenai literasi media digital terhadap internet agar tetap efektif dalam menggunakan media digital.

 

CONTOH TESIS NO.3 Literasi Media dan Digital di Indonesia: Sebuah Tinjauan Sistematis

Berbagai penelitian terakhir memperlihatkan bahwa teknologi khususnya internet menciptakan dampak negatif yang begitu besar. Oleh karena itu, peneliti-peneliti komunikasi sepakat bahwa literasi media sangat dibutuhkan untuk mencegah dampak tersebut. Berbagai penelitian literasi media pun dilakukan dalam rangka menemukan model literasi yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep literasi digital dan metode yang sering digunakan untuk mengukur literasi digital. Penelitian ini merupakan penelitian tinjauan sistematis (systematic review) dengan menggunakan analisis isi sebagai teknik analisis data. Ada beberapa kriteria yang digunakan dalam menyeleksi artikel. Diantaranya adalah artikel dipublikasikan di jurnal terakreditasi di Sinta 2,3, dan 4. Selain itu, penulis juga melakukan pembatasan kata kunci dalam pencarian artikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa definisi konsep literasi digital sangat beragam. Bahkan istilah yang digunakan juga tidak seragam meskipun merujuk pada definisi yang sama. Metode penelitian yang paling banyak digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara, sehingga pemetaan keterampilan literasi digital pun tidak cukup menggambarkan keterampilan informan. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan agar penelitian selanjutnya menggunakan metode performance-based research. Penelitian kedepannya juga diharapkan dapat mengelaborasi literasi digital dengan konsep-konsep lainnya.

 

CONTOH TESIS NO.4 Literasi Media Pada Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman

Relasi remaja dengan media massa telah menjadi persoalan yang problematik. Di satu sisi media adalah sarana transformasi ide, nilai, norma, dan transformasi mental ke arah penyadaran, pencerahan, dan kemajuan kehidupan. Namun disisi lain media massa menularkan pengaruh buruk yang mendegradasi format kemanusiaan dan kemampuan berpikir remaja. Dampak buruk media massa tersebut, melahirkan gagasan yang disebut media literasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menganalisis tahapan literasi media di kalangan 9 remaja Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Mulawarman. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data primer diperoleh melalui wawancara semistruktur dan observasi sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan literatur. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa literasi media di kalangan 9 remaja Prodi Ilmu Komunikasi Angkatan 2014 adalah berada pada tahapan awal. Pada tahap ini audiens memiliki kemampuan berupa pengenalan media, terutama efek positif dan negatif yang potensial diberikan oleh media.

 

CONTOH TESIS NO.5 PENGARUH LITERASI DIGITAL TERHADAP PERILAKU INTERNET BERISIKO DI KALANGAN SISWA SMA DAN MA DI KOTA MAKASSAR

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis tingkat literasi digital siswa berdasarkan framework DIGCOMP, (2) menganalisis perilaku internet berisiko siswa, dan (3) menganalisis pengaruh literasi digital terhadap perilaku internet berisiko siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei terhadap populasi penelitian yang berasal dari siswa kelas X sampai kelas XI SMAN 5 Makassar dan MAN 2 Makassar. Sampel yang diambil berjumlah 153 orang dengan metode accidental sampling. Teknik analisis regresi digunakan untuk menganalisis signifikansi dan arah pengaruh literasi digital terhadap perilaku internet berisiko.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat literasi digital siswa pada kompetensi informasi adalah cukup tinggi, tingkat literasi digital siswa pada kompetensi komunikasi adalah cukup tinggi, tingkat literasi digital siswa pada kompetensi kreasi konten adalah cukup rendah, dan tingkat literasi digital pada kompetensi keamanan adalah cukup tinggi. (2) Perilaku berinternet oleh siswa berisiko penyalahgunaan data pribadi, paparan konten pornografi, keselamatan diri, dan cyberbullying. (3) Terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara literasi digital terhadap perilaku internet berisiko.

 

CONTOH TESIS NO.6 KEMAMPUAN LITERASI MEDIA SISWA SMK TARUNA SATRIA PEKANBARU DALAM MEMAKNAI PROGRAM TAYANGAN NET 86. DI TELEVISI

Literasi media adalah sebuah keterampilan yang diperlukan setiap orang dalam interaksinya dengan pesan media massa dimana target utamanya adalah kaum muda yang berada dalam proses peneguhan fisik dan mental seperti remaja atau pelajar. Untuk dapat menyimak setiap kejadian yang ditayangkan pada reality show 86 di Net TV pemirsa terutama siswa membutuhkan beberapa kemampuan yang termasuk dalam literasi media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan literasi media siswa SMK Taruna Satria Pekanbaru dalam memaknai program tayangan Net 86. di televisi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode survey. Sumber data pada penelitian ini diperoleh berdasarkan data primer dan data sekunder. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 88 siswa dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Data dalam penelitian ini dikumpulkan berdasarkan kuesioner dan dokumentasi. Analisis yang digunakan yaitu deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan literasi media yang baik dalam memaknai tayangan Net 86. di televisi dengan nilai persentase sebesar 78,1%.

 

CONTOH TESIS NO.7 PEMAHAMAN LITERASI MEDIA BARU TERHADAP PENYEBARAN BERITA HOAX DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM PADA KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Penelitian ini berjudul “Pemahaman Literasi Media Baru Terhadap Penyebaran Berita Hoax di Media Sosial Instagram Pada Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman literasi media baru terhadap penyebaran berita hoax di media sosial Instagram pada kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan mulai dari 11 Desember sampai dengan 15 Desember 2017. Teori yang menjadi pendukung dalam penelitian ini antara lain, teori Literasi Media, New Media, Media Sosial, Instagram, Informasi atau Berita Hoax. Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan menghitung hubungan pemahaman literasi media baru terhadap penyebaran berita hoax di media social Instagram. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 12.406 orang dengan menggunakan rumus Taro Yamane sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 99 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan Propotional Stratified Random Sampling, Purposive Sampling dan Accidental Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dan wawancara, dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis dengan rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman dengan menggunakan aplikasi Stattistical Product and System Solution (SPSS) 22. Dari hasil penelitian ini diperoleh r sebesar 0,227 yang menunjukkan Ho memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, menunjukan bahwa hubungan rendah tapi pasti antara pemahaman literasi media baru terhadap penyebaran berita hoax di media sosial Instagram pada kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

 

CONTOH TESIS NO.8 HUBUNGAN TINGKAT LITERASI MEDIA MAHASISWA S1 ILMU PERPUSTAKAAN FAH UIN AR-RANIRY DALAM PEMANFAATAN INFORMASI MELALUI JEJARING SOSIAL FACEBOOK

Tingkat literasi media mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan berhubungan dengan pemanfaatan informasi yang mereka dapatkan melalui jejaring sosial, yang salah satunya adalah facebook. Meskipun pemanfaatan facebook bukanlah satu-satunya alat penentu tingkat literasi media mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan, namun ada beberapa mahasiswa yang menjadikannya sebagai sarana untuk memperoleh berbagai informasi. Penelitian ini untuk mencari hubungan tingkat literasi media mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan dirasakan perlu mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan yang menjadikan laman facebook sebagai sarana memperoleh informasi- informasi yang terkait dengan kegiatan akademik mereka. Untuk mendapatkan informasi tersebut, peneliti mengambil populasi sebanyak 635 orang mahasiswa dengan sampel yang berjumlah 86 orang, yang diambil dengan dilakukan untuk mendapatkan informasi berapa banyak mahasiswa Prodi S1 menggunakan teknik proportionated stratified random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, data dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi product moment, uji t dan uji koefesien determinasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat literasi media mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan dalam pemanfaatan informasi melalui jejaring sosial facebook sudah cukup baik, hal ini dapat diketahui dari jawaban mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan FAH UIN Ar-Raniry berdasarkan tingkat literasinya yaitu technical skill( 68%) criticcal understanding (51,06%) comunicative ability (58,72%). Hasil penelitian menggunakan rumus product moment menunjukan terdapat hubungan yang positif atau signifikan antara variabel (X) Tingkat literasi media mahasiswa dengan variabel (Y) pemanfaatan informasi melalui jejaring sosial facebook sebesar 0.342. Hasil pengujian hipotesis menunjukan nilai t- hitung 3,334 sedangkan t-tabel 1,663. Oleh karena itu t hitung > t-tabel atau 3,334 > 1,663, maka hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nul di tolak. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat hubungan antara tingkat literasi media mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan dalam pemanfaatan informasi melalui jejaring sosial facebook. Dengan tingkat literasi media yang dimilikinya, mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan FAH UIN Ar-Raniry perlu meningkatkan semua indikator yang ada dalam tingkat literasi media agar, mereka bisa lebih bijak lagi dalam menggunakan jejaring sosial facebook dengan membagikan informasi yang bermanfaat antar sesame rekan mereka atau pun untuk orang banyak.

 

CONTOH TESIS NO.9 Literasi Media Remaja (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala Di SCTV Oleh Remaja Heavy Viewer Di SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar)

Masyarakat Indonesia mayoritas tidak dapat dipungkiri adalah penggemar dari sinetron.Para audiens sinetron di sisi lain yang dominan remaja, banyak yang menganggap bahwa cerita yang ada di sinetron merupakan realitas yang terdapat di kehidupan nyata. Untuk meminimalisir terjadinya anggapan tersebut maka diperlukan literasi media (Media Literacy).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Bagaimana Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala Di SCTV Oleh Remaja Heavy Viewer Di SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar. Literasi media yang diteliti adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan mengkomunikasikan pesan dalam berbagai bentuknya.Tipe penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif.Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling.Informan atau narasumber  adalah siswa-siswi SMA Negeri Colomadu Karanganyar yang khususnya sebagai penonton Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala di SCTV dengan tipe heavy viewer.Dimana informan yang melakukan kegiatan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala setiap hari dan terdapat 6 informan yang termasuk tipe tersebut di penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan merupakan tipe penonton heavy viewer dimana kemampuan literasi media dalam hal kategori mengakses media terbilang sangat tinggi, karena mereka menonton tv dan Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala khususnya setiap hari.Kemampuan dalam menganalisis, informan sudah mampu menjelaskan maksud pesan dan mengidentifikasi pengirim pesan.Sedangkan untuk pengetahuan mengenai adegan- adegan yang yang kurang pantas, para informan berpendapat bahwa  hanyalah suatu peran yang dilakukan oleh para pemainnya saja.Kemampuan dalam mengevaluasi, hal ini masing- masing informan memiliki perbedaan dalam hal tersebut, karena jawaban mereka sangatlah subjektif.Walaupun informan sudah bisa menilai bahwa Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala belum sesuai dengan usianya, tetapi informan masih saja tetap menontonnya.Sedangkan untuk mengkomunikasikan pesan yang mereka terima melalui komunikasi antar pribadi, hal ini karena didukung pula dengan adanya adanya persamaan lingkungan informan dalam hal pengalaman dan pengertian menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

 

CONTOH TESIS NO.10 LITERASI MEDIA IBU RUMAH TANGGA DALAM MEDIA PARENTING PADA ANAK MENONTON TELEVISI

Penelitian itu didasarkan pada jumlah tayangan acara televise hanya mengedepankan tayangan hiburan. Tayangan acara televisi tidak lagi mengedepankan fungsinya sebagai sarana informasi, pendidikan dan hiburan namun hanya mementingkan pemeringkatan dengan menyajikan cuplikan peristiwa yang menyisipkan Adegan kekerasan baik verbal maupun non verbal, sensualitas mistik, eksploitasi, dll, tanpa melihat dampak yang terjadi pada audiensnya. Anak-anak punya dianggap paling rentan terhadap pemirsa yang terpapar pengaruh media, karena anak-anak tidak dapat menyaring pesan-pesan yang menampilkan tayangan keduanya dengan baik dan buruk. Sedangkan para ibu rumah tangga sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. Penelitian ini memperhatikan literasi media dalam negeri ibu rumah tangga dalam media parenting pada anak sambil menonton televisi, baik itu dalam media, peran pola asuh ibu rumah tangga di media, serta cara pandang pola asuh dan pemahaman ibu di acara televisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu metode Lebih mudah menyesuaikan jika dalam penelitian ganda, ini untuk penyajian nyata secara langsung hubungan antara peneliti, peneliti dengan objek lebih peka dan bisa beradaptasi dengan banyak pengaruh pada pola tetap nilai yang harus dihadapi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu Data dikumpulkan dalam bentuk kata dan gambar. Hasil penelitian ini menunjukkan media literasi ibu rumah tangga hanya tentang makhluk pengetahuan pribadi ibu rumah tangga itu sendiri. Seorang ibu rumah tangga menyuruh putranya mengawasi televisi dengan berbagai tayangan yang diinginkan putra dari berbagai genre tanpa kekhawatiran apa pun akan efek negatif tayangan suatu acara televisi. Kesimpulan yang dihasilkan adalah media literasi ibu rumah tangga hanyalah ibu rumah tangga Menjadi pengetahuan pribadi itu sendiri tanpa melakukan langkah antisipasi. Literasi Media ibu rumah tangga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu, ibu semakin tinggi pendidikan dianggap memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam menjalankan literasi media.

 

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?