HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Contoh Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah Tahun 2020

CONTOH TESIS NO.1 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) DALAM RANGKA MENUMBUHKAN MINAT BACA SISWA DI SEKOLAH DASAR

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Abstrak

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.Lokasi penelitian bertempat di SDN 63 Surabayo Kecamatan Lubuk Basung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pelaksanaan program gerakan literasi sekolah di SDN 63 Surabayo Kecamatan Lubuk Basung berada pada tahap pembiasaan. Upaya-upaya yang dilakukan sekolah dalam melaksanakan program gerakan literasi sekolah adalah:

  1. Menambah buku pengayaan,
  2. Mendekatkan buku ke peserta didik dengan cara membuat area baca dan lingkunganyang kaya akan teks,
  3. Melaksanakan berbagai bentuk kegiatan literasi, dan
  4. Melibatkan publik dalam pelaksanaan gerakan literasi.

Adapun kendala yang dihadapi sekolah dalamp elaksanaan GLS adalah:

  1. Rendahnya kesadaran guru,
  2. Buku pengayaan yang sesuai dengan kebutuhan anak sulit ditemukan,
  3. Guru malas membaca,
  4. Guru tidak memahami penerapan gerakan literasi, dan
  5. Sekolah kekurangan dana.

Dengan demikian, implementasi program GLS di SDN 63 Surabayo Kecamatan Lubuk Basung perlu ditingkatkan ke tahap pengembangan dengan melibatkan berbagai pihak.

 

BAB I

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dalam rangka menumbuhkan minat baca siswa di Sekolah Dasar.

 

Teknik Analisis

Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah,Guru, dan Peserta Didik.Instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.

 

CONTOH TESIS NO.2 Penerapan Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah

  1. Mendeskripsikan implementasi Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Surakarta dengan menggunakan model teori Edward III,
  2. Mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat kebijakan
  3. Menemukan solusi dari masalah tersebut. memecahkan.

Hasil dari penelitian ini adalah:

  1. Program sekolah sebagai pendukung pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah adalah: Program Membaca 15 Menit, Jumat Qurani, Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Keliling, Sudut Baca, Taman Baca , Aplikasi E-Money, Perpustakaan Mini, Lomba Menulis dan Sinopsis, Majalah, Majalah Dinding, dan Posterisasi.
  2. Tahapan pelaksanaan program literasi di SD Muhammadiyah 1 sudah mencapai 3 tahap, yaitu tahap pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran yang disertai dengan indikator ketercapaian yang jelas.
  3. Faktor pelaksana program literasi adalah: Memiliki anggaran yang cukup, adanya dukungan dari semua pihak, memiliki tim literasi yang solid, adanya sinergi tim yang kuat antar warga sekolah dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
  4. Faktor penghambatnya adalah: lokasi sekolah yang tidak luas dan minat baca siswa yang masih rendah.
  5. Solusi dari permasalahan tersebut adalah menyelenggarakan inovasi program baru untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa dan memperbanyak koleksi buku di taman baca dan pojok baca kelas.

 

BAB I

Kesuksesan pelaksanaan pembelajaran di sekolah salah satu faktornya ditentukan oleh minat membaca siswa. Membaca menjadi salah satu keterampilan yang penting untuk dimiliki. Menurut Gray dan Rogers dalam (Supriyono, 1998: 3) dapat dikatakan bahwa membaca merupakan salah satu cara untuk mempermudah proses pendidikan, karena melalui membaca seseorang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga daya nalarnya berkembang dan berpandangan luas yang akan memberi manfaat bagi dirinya maupun orang lain.

 

Teknik Analisis

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan desain studi kasus. Subjek penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Kepala Perpustakaan, Wakil Kurikulum, dan Mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta melakukan triangulasi sumber dan teknik untuk memastikan keabsahan data.

 

CONTOH TESIS NO.3 IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) SEBAGAI PEMBENTUK PENDIDIKAN BERKARAKTER

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah

1) Mendeskripsikan implementasi Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Surakarta dengan menggunakan model teori Edward III,

2) Mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat kebijakan

3) Menemukan solusi dari masalah tersebut. memecahkan.

Hasil dari penelitian ini adalah:

  1. Program sekolah sebagai pendukung pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah adalah: Program Membaca 15 Menit, Jumat Qurani, Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Keliling, Sudut Baca, Taman Baca , Aplikasi E-Money, Perpustakaan Mini, Lomba Menulis dan Sinopsis, Majalah, Majalah Dinding, dan Posterisasi.
  2. Tahapan pelaksanaan program literasi di SD Muhammadiyah 1 sudah mencapai 3 tahap, yaitu tahap pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran yang disertai dengan indikator ketercapaian yang jelas.
  3. Faktor pelaksana program literasi adalah: Memiliki anggaran yang cukup, adanya dukungan dari semua pihak, memiliki tim literasi yang solid, adanya sinergi tim yang kuat antar warga sekolah dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
  4. Faktor penghambatnya adalah: lokasi sekolah yang tidak luas dan minat baca siswa yang masih rendah.
  5. Solusi dari permasalahan tersebut adalah menyelenggarakan inovasi program baru untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa dan memperbanyak koleksi buku di taman baca dan pojok baca kelas.

 

BAB I

Membaca merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh semua anak karena melalui membaca anak dapat belajar banyak tentang berbagai bidang studi. Oleh karena itu, membaca merupakan keterampilan yang harus diajarkan sejak anak masuk Sekolah Dasar (Abdurrahman, 2011: 157).

 

Teknik Analisis

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan desain studi kasus. Subjek penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Kepala Perpustakaan, Wakil Kurikulum, dan Mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta melakukan triangulasi sumber dan teknik untuk memastikan keabsahan data.

 

CONTOH TESIS NO.4 Membangun Karakter Bangsa melalui Literasi Digital

Abstrak

Teknologi digital telah tersebar luas namun masih banyak orang yang belum dapat memanfaatkan teknologi ini secara produktif. Penyalahgunaan teknologi digital dapat berdampak buruk bagi kehidupan pribadi dan sosial. Oleh karena itu literasi digital perlu dikembangkan untuk membangun karakter bangsa. Dimensi literasi digital meliputi alat dan sistem, informasi dan data, berbagi dan kreasi, konteks sejarah dan budaya. Melaui pemahaman terhadap dimensidimensi tersebut dapat dikembangkan materi dan metode pembelajaran literasi digital di sekolah dan luar sekolah.

 

BAB I

Belum lekang dari ingatan kita, kompetisi seru antara dua calon presiden pada Pilpres 2014. Kedua calon menggunakan berbagai bentuk media digital seperti website, blog, twitter, facebook dsb untuk berkampanye. Tak saja bersifat satu arah, pendukung kedua kandidat juga turut meramaikan kampanye dengan membagikan informasi, berita, gambar dari portal resmi, portal berita hingga akun pribadi. Gambar-gambar parodi negatif kedua kandidat bertebaran, tak terhitung berita bohong dan informasi palsu memenuhi lini masa media sosial, situs berita dan informasi. Tak jarang para pengguna menganggap berita bohong dan parodi negatif tersebut adalah kebenaran. Para pengguna internet turut larut mengolok-olok kandidat pemimpin mereka seolah tanpa konsekuensi (www.bbc.co.uk).

 

Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

 

CONTOH TESIS NO.5 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SMA NEGERI 2 BANTUL

Abstrak

Penelitian bertujuan mendeskripsikan kebijakan gerakan literasi sekolah di SMA Negeri 2 Bantul, implementasi berdasarkan 4 isu pokok Edward III yaitu komunikasi, sumber daya, komitmen, dan struktur birokrasi serta akan mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi kebijakan gerakan literasi sekolah. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Bantul selama bulan Januari 2018-Maret 2018. Subjek penelitian ialah Kepala Sekolah, Kepala Perpustakaan, Koordinator literasi, guru serta siswa kelas X.

Hasil penelitian ialah sebagai berikut:

  • Gerakan literasi sekolah dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu pembiasaan membaca, pengembangan minat baca, dan pembelajaran berbasis literasi. Keberhasilan program ini tidak lepas dari partisipasi warga sekolah dan masyarakat sekitar. Gerakan waqaf buku, perjanjian kerjasama dengan berbagai instansi, dan pemberian penghargaan merupakan upaya-upaya yang dapat di tempuh untuk mensukseskan gerakan literasi sekolah. Di samping itu pengimbasan pada sekolah di sekitar merupakan upaya untuk melebarkan sayap literasi ke setiap jenjang pendidikan. Sebagai sekolah budaya, festival literasi dapat dikemas bersama dengan apresiasi budaya dan seni sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk memvisualisasikan gerakan informasi dari buku yang dibacanya melalui kegiatan lomba penulisan cerpen, lomba resensi, lomba cipta dan baca puisi, musikalisasi puisi dan tidak kalah penting lomba perpustakaan kelas. Untuk meningkatkan semangat para siswa, penghargaan duta literasi diberikan pada siswa yang paling banyak membaca buku dalam periode tertentu;
  • Implementasi kebijakan ini kemudian didukung oleh: Komunikasi agen-agen pelaksana melalui rapat elemen sekolah seperti manajemen, orangtua, dan guru, Sumber daya yang mendukung kegiatan ini seperti adanya potensi guru, orangtua, sekolah, dan pemerintah serta masyarakat, Komitmen dari para agen pelaksana, Struktur birokrasi baik dari pihak sekolah;
  • Faktor pendukung berupa tersedianya sarana untuk mensosialisasikan kebijakan, peran dari orangtua dan guru, waktu dan dana, guru-guru yang mempunyai semangat belajar, mahasiswa PPL juga membantu dalam pelaksanaan program-program perpustakaan, serta semua warga sekolah terlibat aktif dalam program yang dibuat sekolah. Sedangkan factor penghambatnya guru masih harus diingatkan terkait SOP yang mengacu pada buku panduan gerakan literasi sekolah, buku yang kaya akan nilai pendidikan serta informasi aktual yang menarik sulit didapatkan di Indonesia.

 

BAB I         

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 4 ayat 5 menyatakan bahwa “prinsip penyelenggaraan pendidikan adalah dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap masyarakat. Dijelaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 3, “Pemerintah mengusahakan dan penyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan bangsa”. Artinya pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi warga negara Indonesia agar cerdas secara intelektual dan sosial. Salah satu indikator capaian keberhasilan proses pendidikan adalah dengan meningkatnya angka melek huruf pada warga negara Indonesia.

 

Teknik Analisis

Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Serta dilakukannya triangulasi sumber dan teknik untuk memastikan keabsahan data.

 

CONTOH TESIS NO.6 GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

Abstrak

Penelitian ini mendeskripsikan mengenai pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SDN 2 Sitirejo dan SDN 4 Panggungrejo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan GLS di dua sekolah tersebut belum terlaksana secara optimal karena masih memiliki beberapa faktor penghambat yang masih kurang teratasi sehingga belum memiliki dampak yang positif terhadap gairah membaca siswa, hal tersebut terindikasi dari kurang terlihatnya aktivitas membaca buku bacaan oleh siswa selama berada di lingkungan sekolah.

 BAB I

Aspek  kebaruan  yang  terdapat  dalam  penelitian  ini  berdasarkan  penelitian  sebelumnya  yaitu pertamapenelitian  ini meneliti dua sekolah pada lingkungan berbeda yaitu sekolah pada lingkungan perkotaan dan sekolah pada lingkungan pedesaan. Kedua,fokus penelitian memuat pemahamanguru dan kepala sekolah mengenai GLS. Ketiga,dalam penelitian ini tidak hanya sebatas mengetahui faktor pendukung dan penghambat GLS, namun juga perlu diketahui upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi faktor penghambat.

Teknik Analisis

Jenis penelitian yang dipilih yaitu pendekatan kualitatif desain penelitian studi kasus. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman studi dokumentasi.

 

CONTOH TESIS NO.7 PELAKSANAAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH

Abstrak

Kesimpulannya adalah pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman Gerakan Literasi Sekolah. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di SDN Lesanpuro IV masih sampai pada tahap pembiasaan dengan persentase pencapaian sebesar 63,8%. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat potret dan mengkaji pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar sesuai dengan Permendikbud No. 23/2015 Simpulan yang diperoleh yaitu pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah belum memenuhi buku panduan. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di SDN Lesanpuro IV masih sampai pada tahap pembiasaan dengan proporsi ketercapaian sebesar 63,8%.

 

BAB I

Penelitian ini bertujuan untuk melihat potret dan mengkaji pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar sesuai dengan Permendikbud 23/2105 terkait tahapan pelaksanaan, permasalahan dalam pelaksanaan, dan pencapaian Gerakan Literasi Sekolah.

 

Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Penelitian ini dirancang dengan pendekatan kualitatif dengan studi kasus.

 

CONTOH TESIS NO.8 IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS SUNGAI MIAI BANJARMASIN

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk mendalami pelaksanaan program gerakan literasi sekolah (GLS) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gugus Sungai Miai Banjarmasin. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian bertempat di SDN Sungai Miai 5, SDN Sungai Miai 7, dan SDN Surgi Mufti 4 Banjarmasin. Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru, dan Peserta Didik. Instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pelaksanaan program gerakan literasi sekolah di SDN Gugus Sungai Miai Banjarmasin berada pada tahap pembiasaan. Upaya-upaya yang dilakukan sekolah dalam melaksanakan program gerakan literasi sekolah adalah:

  1. Menambah buku pengayaan,
  2. Mendekatkan buku ke peserta didik dengan cara membuat area baca dan lingkungan yang kaya akan teks,
  3. Melaksanakan berbagai bentuk kegiatan literasi, dan
  4. Melibatkan publik dalam pelaksanaan gerakan literasi.

Adapun kendala yang dihadapi sekolah dalam pelaksanaan GLS adalalah:

  1. Rendahnya kesadaran guru,
  2. Buku pengayaan yang sesuai dengan kebutuhan anak sulit ditemukan,
  3. Guru malas membaca,
  4. Guru tidak memahami penerapan gerakan literasi, dan
  5. Sekolah kekurangan dana.

Dengan demikian, implementasi program GLS di SDN Gugus Sungai Miai Banjarmasin perlu ditingkatkan ke tahap pengembangan dengan melibatkan berbagai pihak.

 

BAB I

Tingkat literasi masyarakat Indonesia beberapa tahun belakangan ini telah semakin meningkat. Namun, beberapa hasil survei international masih mendorong gerakan literasi. Laporan PIRLS 2011 menyatakan bahwa minat baca peserta didik kelas 4 Sekolah Dasar di Indonesia masih menduduki peringkat ke-45 dari 48 negara peserta, dengan perolehan skor 428 dari skor rata-rata 500 (Thompson et al., 2012)

 

Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan program gerakan literasi sekolah di beberapa Sekolah Dasar SDN yang tergabung dalam Gugus Sungai Miai Banjarmasin. Sekolah- sekolah tersebut terdiri dari SDN Sungai Miai 7 Banjarmasin, SDN Surgi Mufti 4 Banjarmasin, dan SDN Sungai Miai 5 Banjarmasin.

 

CONTOH TESIS NO.9 PENGEMBANGAN PROGRAM LITERASI SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DASAR TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DI KOTA MEDAN

Abstrak

Subyek penelitian ini adalah  : kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa. Pihak eksternal sekolah : Dinas Pendidikan Kota Medan, Dinas Pendidikan Sumatera Utara, LPMP dan Orang tua siswa. Sedangkan obyeknya adalah situasi sosial dan interaksi sosial yang menggambarkan implementasi Gerakan Literasi Sekolah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan Gerakan Literasi Sekolah di SMP Negeri Kota Medan diturunkan dengan berbagai program diantaranya :

  1. Reading Group,
  2. Morning Motivation,
  3. Mini Library atau Pojok Baca,
  4. Pengadaan Perpustakaan sebagai Sumber Literasi.

Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sesuai dengan standar pendidikan, implementasi kebijakan gerakan literasi sekolah telah mengacu kepada delapan standar nasional pendidikan dan mengikuti tahapan gerakan literasi sekolah yang mencakup tahap pembiasaan, tahap pengembangan dan tahap pembelajaran. Beberapa factor pendukung dan penghambat gerakan literasi sekolah antara lain : Faktor pendukung :

  1. Sarana dan Prasarana,
  2. Bahan bacaan,
  3. Dukungan orang tua,
  4. Adanya aloakasikan waktu dan dana untuk menunjang kecakapan literasi siswa dan
  5. Guru-guru mempunyai semangat belajar yang baik .

Sedanngkan faktor pennghambat :

  1. Kerjasama guru, tenaga kependidikan, dan Tim GLS,
  2. Kurangnya bahan bacaan dan
  3. Minimnya minat baca peserta didik.

 

BAB I

Peneitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan Gerakan Literasi Sekolah di SMP N  Kota Medan, mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi kebijakan Gerakan Literasi Sekolah  di SMP N  Kota Medan,  menggambarkan  denah area dan bahan yang digunakan untuk setiap materi literasi di SMP N di Kota Medan dalam melaksanakan program, menyusun pedoman literasi yang digunakan oleh SMP N Kota Medan dalam melaksanakan program dan menyusun standar operasional prosedur setiap materi literasi yang digunakan oleh SMP N Kota Medan dalam melaksanakan program.  Untuk mencapai  tujuan tersebut, maka metode  atau pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental.

 

Teknik Analisis

Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif yaitu menggunakan model kualitatif dari Miles dan Hubberman yang meliputi reduksi data, sajian deskripsi data dan penyimpulan/ penarikan kesimpulan.

 

CONTOH TESIS NO.10 KEBIJAKAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH (KONSEP DAN IMPLEMENTASI)

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi Gerakan literasi sekolah (GLS) sebagai suatu kebijakan pendidikan yang mengupayakan kemampuan literasi matematika, sains, membaca dan menulis peserta didik. Gerakan literasi sekolah (GLS) merupakan hasil salah satu inovasi pendidikan pada bidang strategi. Gerakan literasi sekolah menekankan pada kegiatan literasi yang mencakup keterampilan berfikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Artikel ini ini menggunakan metode penelitian riset pustaka (library research) dengan kepustakaan dan internet. Implementasi GLS di jenjang MI/SD diterapkan sebagaimana peraturan menteri Pendidikan dan kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti memperkuat upaya pembentukan budaya literasi tersebut.

 

BAB I

Rendahnya   minat   baca   atau   kemampuan   literasi   berdampak   dalam kehidupan  masyarakat.  Secara  konseptual  pengertian  literasi  yangdiadopsi  dan disosialisasikan  oleh  Kementerian  Pendidikan  dan  Kebudayaan  (Kemendikbud) bukanlah sekadar kegiatan membaca dan menulis. Lebih dari itu, literasi dipahami sebagai  kemampuan  mengakses,  mencerna,  dan  memanfaatkan  informasi  secara cerdas.  Penumbuhan  budaya  baca  menjadi  sarana  untuk  mewujudkan  warga sekolah dan masyarakat yang literat, dekat dengan buku, dan terbiasa menggunakan bahan bacaan dalam memecahkan beragam persoalan kehidupan.

 

Teknik Analisis

Metode  dalam  penelitian  ini  adalah  riset  pustaka (library  research) yang memanfaatkan   sumber   perpustakaan   untuk   memperoleh   data   penelitiannya. Tegasnya  riset  pustaka (library  research) membatasihanya  pada  bahan-bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan (field research). Untuk memperoleh  data  penulis menggunakan  sumber  yang  terdapat  di  perpustakaan seperti buku,  jurnal, dan internet.

 

CONTOH TESIS NO.11 GERAKAN LITERASI SEKOLAH DASAR

Abstrak

Aksi Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Artikel ini bertujuan untuk mengembangkan tata krama peserta didik melalui peradaban ekosistem literasi di sekolah sehingga menjadi pembelajar sepanjang hayat. Tujuannya semua komunitas sekolah. Tindakan Literasi Sekolah lebih dari sekedar membaca dan menulis tetapi mencakup keterampilan berpikir sesuai dengan tahapan dan komponen literasi. Sedangkan dalam praktik yang baik perlu ditekankan prinsip-prinsip tindakan literasi sekolah. Acara ini diadakan untuk menumbuhkan minat baca bagi para siswa agar ilmu dapat dikuasai dengan baik. Bahan bacaan yang mengandung nilai-nilai karakter budu, kearifan lokal, nasional dan global, disampaikan sesuai dengan perkembangan peserta didik. Kegiatan monitoring dan evaluasi GLS (School Literacy Action) menggunakan indikator pencapaian setiap tahapan.

 

BAB I

Rendahnya     reading literacy bangsa kita  menyebabkan  Sumber  Daya  Manusiakita   tidak   kompetitif   karena   kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan danteknologi,  sebagai  akibat  lemahnya  minatdan  kemampuan  membaca  dan  menulis.Membaca   dan   menulis   belum   menjadi kebutuhan    hidup    dan    belum    menjadi budaya  bangsa.  Jumlah  perpustakaan  danbuku-buku jauh dari mencukupi kebutuhan tuntutan membaca sebagai basispendidikan permasalahan budaya membaca belum  dianggap  sebagai critical  problem, sementara    banyak    masalah    lain    yang dianggap lebih mendesak.

 

Teknik Analisis

Agar sekolah menjadi garda terdepan dalam budaya literasi, diperlukan beberapa strategi implementasinya. Ada beberapa konsep teknis literasi di sekolah antara lain secara harian, mingguan, bulanan dan tiap semester.

 

CONTOH TESIS NO.12 Implementasi Gerakan Literasi Sekolah pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pola implementasi gerakan literasi sekolah. Pola tersebut meliputi

  1. Pola kegiatan literasi pada buku tematik dan
  2. Pola kegiatan literasi di sekolah.

Pola kegiatan literasi pada buku tematik yang ditemukan berjumlah dua belas pola meliputi kegiatan prabaca, membaca, dan pascabaca. Pola kegiatan literasi di sekolah ditemukan tiga belas pola kegiatan meliputi tiga aspek, yaitu pola strategi dan pelaksanaan kegiatan literasi, sumber buku dan lingkungan literasi, serta kerja sama kegiatan literasi.

 

BAB I

Literasi merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kegiatan membaca, berpikir, dan menulis yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memahami informasi secara kritis, kreatif, dan re-flektif. Literasi dapat dijadikan sebagai basis pem-belajaran di sekolah. Suyono (2011:44) menya-takan bahwa literasi sebagai basis pengembangan pembelajaran efektif dan produktif memungkinkan siswa terampil mencari dan mengolah informasi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan berbasis ilmu pengetahuan abad ke-21. Salah satu program yang dicanangkan oleh pemerintah untuk memak-simalkan kemampuan literasi siswa adalah mengin-tegrasikan literasi dengan kurikulum pembelajaran melalui program Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

 

Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

 

CONTOH TESIS NO.13 MEMBANGUN BUDAYA MEMBACA PADA ANAK MELALUI PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH

Abstrak

Dalam pembelajaran abad 21 setiap anak diharapkan mempunyai pemikiran yang kritis, kreatif, inovatif dalam proses pembelajaran yang kooperatif dan kolaboratif. Untuk itu sudah menjadi tugas setiap guru untuk mengarahkan dan membimbing mereka. Namun sayangnya banyak anak ketika masuk di sekolah dasar yang belum memiliki kemampuan membaca padahal mereka sudah diharapkan mampu memahami bacaan. Pertanyaannya, bagaimana mungkin mereka mampu memahami ketika membaca saja mereka belum mampu?. Maka disini akan kami paparkan teori serta implementasi teori tentang menumbuhkan minat baca pada anak serta kendala-kendala yang sering dihadapi dalam pembelajaran bahasa pada anak.

 

BAB I

Setiap anak dilahirkan untuk menjadi jenius, namun setelah mereka masuk sekolah hanya sebagian kecil dari mereka yang mendapatkan predikat jenius. Hal ini disebabkan modal utama dalam pembelajaran di negara ini adalah anak harus mampu membaca, menulis dan berhitung, padahal perkembangan tiga hal ini antara satu anak dengan yang lain berbeda-beda. Ada anak yang tumbuh dengan cepat kemampuan berbahasa serta minat membacanya ada pula yang lambat. Semua itu dipicu oleh beberapa faktor, mulai dari keluarga, sekolah hingga masyarakat. Indonesia masih mempunyai tugas besar dalam dunia pendidikan terutama untuk mendongkrak minat baca masyarakat untuk itu pemerintah dalam hal ini adalah menteri pendidikan mengambil langkah nyata untuk memperkuat pendidikan karakter melalui kegiatan literasi sekolah. Kebijakan ini merupakan wujud nyata langkah pemerintah yang menyadari bahwasannya membaca adalah kunci untuk membentuk karakter yang baik, semakin banyak membaca maka semakin luas cara pandang seseorang begitu pula sebaliknya. Pemerintah melalui GLS atau Gerakan Literasi Sekolah mewajibkan setiap anak untuk membaca 15 menit di awal setiap kegiatan pembelajaran, kegiatan ini diharapkan menjadi kebiasaan lalu membudaya dalam diri setiap anak.

 

Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

 

CONTOH TESIS NO.14 Pembelajaran Matematika Berbantuan Alat Peraga Manipulatif Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Gerakan Literasi Sekolah

Abstrak

Dalam Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 dikatakan bahwa karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Pembelajaran tematik di SD/MI maupun di SMP/MTs disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Pelibatan publik memberikan konstribusi pengambil kebijakan, akademisi, masyarakat, serta dunia usaha dan industry sesuai kompetensi yang dimiliki dan proporsional terhadap implementasi pembelajaran Matematika berbantuan APM dan GLS.

 

BAB I

Pembelajaran Matematika berbantuan alat peraga manipulatif (APM) tidak hanya bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam menemukan konsep, prinsip atau pengetahuan, namun sekaligus untuk memfasilitasi siswa dalam penguatan pendekatan saintifiknya, bahkan dalam pengembangan sikap atau karakter. Pembelajaran matematika berbantuan alat peraga manipulatif dapat memfasilitasi siswa berpikir tingkat rendah menuju tingkat tinggi (HOTs).

 

Teknik Analisis

Penggunaan alat peraga manipulative dalam pembelajaran Matematika sebagai variasi pembelajaran yang menyenangkan. Gerakan literasi sekolah (GLS) sebagai upaya yang menyeluruh dan berkelanjutan menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literet sepanjang hayat melalui pelibatan publik. GLS menjadikan sekolah yang menyenangkan dan ramah anak.

 

CONTOH TESIS NO.15 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

  1. Konteks pelaksanaan program gerakan literasi sekolah,
  2. Input pelaksanaan program gerakan literasi sekolah,
  3. Proses pelaksanaan program gerakan literasi sekolah,  dan
  4. Produk pelaksanaan program gerakan literasi sekolah di SD Negeri se Kecamatan Paguat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa:

  1. Konteks dalam pelaksanaan program gerakan literasi sekolah berada pada kategori baik,
  2. Input dalam pelaksanaan program gerakan literasi sekolah berada pada kategori baik,
  3. Proses dalam pelaksanaan program gerakan literasi sekolah berada pada kategori baik, dan
  4. Produk dalam pelaksanaan program gerakan literasi sekolah berada pada kategori baik.

Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa evaluasi pelaksanaan program gerakan literasi sekolah se Kecamatan Paguat sudah dilaksanakan dengan baik, dilihat dari segi pelaksanaan kegiatan dari tahap pembiasaan sampai dengan tahap pembelajaran telah dilakukan sesuai pedoman pelaksanaan gerakan literasi sekolah.

 

BAB I

Membaca merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh anak karena melaui membaca anak dapat belajar banyak tentang berbagai bidang studi. Oleh karena itu membaca merupakan keterampilan yang harus diajarkan sejak anak masuk Sekolah Dasar (Abdurrahman, 2011). GLS memperkuat gerakan  penumbuhan  budi  pekerti  sebagaimana  dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam  gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran  sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan  ini  dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik.

 

Teknik Analisis

Desain penelitian ini bersifat studi evaluasi dengan menggunakan model evaluasi Conteks Input Proses, dan Produk (CIPP). Teknik pengumpulan data yang digunakan  adalah kuesioner, dan wawancara.

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?