CONTOH TESIS NO.1 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah Domestik
Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam mengelola sampah domestik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), perubahan kualitas lingkungan dan masyarakat akibat kebijakan pengelolaan sampah, dan untuk mengetahui metode pemantauan dan pengelolaan sampah yang ada di DIY. Permasalahan sampah yang ada di DIY adalah cakupan pelayanan pemerintah kabupaten yang masih sangat rendah, kecuali Kota Yogyakarta (90%). Sampah terangkut ke tempat pembuangan akhir masih rendah dibandingkan volume sampah yang dihasilkan. Kebijakan untuk pengelolaan sampah adalah di seluruh kabupaten/kota DIY telah terbentuk badan/unit yang bertanggung jawab mengelola sampah. Perubahan kualitas lingkungan dan masyarakat adalah lingkungan dan jalan menjadi bersih, asri, dan nyaman. Metode pemantauan dan evaluasi kebijakan pengelolaan sampah di DIY belum dituangkan dalam prosedur baku. Permasalahan sampah sudah menjadi perhatian bagi pemerintah daerah DIY. Kebijakan telah didukung dengan program layanan, proyek, regulasi, dan insentif khusus untuk pengelolaan sampah.
BAB I
Sampah berpotensi menciptakan masalah kesehatan lingkungan. Pemerintah mengupayakan berbagai kebijakan pengelolaan sampah seperti pelayanan sampah dan memberdayakan masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri.
Teknik Analisis
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Fenomena yang menjadi studi dalam penelitian ini adalah kebijakan pengelolaan sampah di DIY.
CONTOH TESIS NO.2 MODEL PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN PENGUATAN SINERGI DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan di wilayah perkotaan, khususnya sampah rumah tangga. Tahap awal penelitian ini adalah menganalisis pengelolaan kawasan kota yang terletak di Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Sistem pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat dengan prinsip 3 R dengan memisahkan sampah dapat mengurangi 70 persen volume sampah.
BAB I
Dewasa ini masalah sampah merupakan salah satu masalah serius dalam lingkungan hi-dup diseluruh dunia dan kaitannya sangat erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Semua orang tidak bisa terlepas dengan masalah sam-pah, sebagai pihak yang menghasilkan sampah. Maka boleh dikatakan masalah sampah adalah masalah persepsi masyarakat mengenai sam-pah.
Teknik Analisis
Untuk menganalisis stakeholders, maka perlu dilakukan kajian dan diskusi (focus group discussion) pengelolaan dengan mereka untuk mencari wawasan guna mengembangkan model yang paling sesuai. Pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Komunitas adalah pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan peran stakeholders. Model yang diuji mengambil trial and error serta observasi setidaknya dua tahun dengan eksperimen di lokasi yang berbeda.
CONTOH TESIS NO.3 ANALISIS SITUASI PERMASALAHAN SAMPAH KOTA YOGYAKARTA DAN KEBIJAKAN PENANGGULANGANNYA
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui permasalahan sampah dan upaya penanganan di Kota Yogyakarta. Sampah di TPA Piyungan tertinggi pada Maret 2014 dan terendah pada Juli 2014. Kota Yogyakarta penyumbang sampah terbanyak di TPA Piyungan, kemudian Kabupaten Sleman dan Bantul. Volume sampah tertinggi pada 2012 dan terus menurun sampai tahun 2014. Semua permasalahan ada dari sisi hilir (masyarakat), proses (pengelola sampah) dan hulu (TPA). Setelah semua diidentifikasi, dibuat suatu kebijakan pengelolaan sampah secara optimal dengan melibatkan semua lintas sektoral dan program-program pemberdayaan oleh stakeholder terkait.
BAB I
Kontak langsung dengan sampah dapat berisiko mengalami gangguan kesehatan. Volu-me sampah dipengaruhi oleh jumlah penduduk, aktivitas, dan gaya hidup. Pemerintah daerah memberlakukan berbagai kebijakan untuk mengatasi permasalahan sampah sebagai bentuk tanggung jawab pelayanan publik.
Teknik Analisis
Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Informan merupakan stakeholder pengelolaan sampah di Yogyakarta. Data diolah dan disajikan dengan metode explanation building.
CONTOH TESIS NO.4 Formulasi Kebijakan Sistem Pengolahan Sampah Perkotaan Berkelanjutan Studi Kasus : DKI Jakarta
Abstrak
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa di masa yang akan datang: ”integrasi teknologi dalam sistem pengolahan sampah”, dapat membantu DKI Jakarta menyelesaikan masalah pengolahan sampah baik aspek teknis, ekonomi, dan lingkungan. Sistem ini meliputi pemanfaatan teknologi komposter kecepatan tinggi (High Rate Composting), incinerator dengan pemulihan energi listrik, dan sanitary landfill sebagai tempatm pembuangan akhir sampah, yang dioperasikan bersama (terintegrasi) untuk mendapatkan pengolahan sampah yang maksimal, mengurangi limbah dan pencemaran, untuk mencapai efektivitas dan tingkat efisiensi yang tinggi.
BAB I
Pengolahan sampah di wilayah perkotaan, yang dilakukan baik dengan sistem sanitary landfill, controll landfill maupun open dumping akan menimbulkan permasalahan baik masalah lingkungan, sosial maupun ekonomi. Di wilayah perkotaan terutama di kota besar dan metropolitan seperti DKI Jakarta, permasalahan pengolahan sampah muncul berkaitan dengan tidak tersedianya lahan sebagai tempat pe merosesan akhir sampah di dalam wilayahnya. Pengolahan sampah yang dilakukan dengan teknologi sanitary landfill secara mandiri (individual), pada kenyataannya belum dapat menyelesaikan persoalan-persoalan dalam pengelolaan sampah. Pemerintah DKI Jakarta dalam usaha menyelesaikan persoalan pengolahan sampah telah menetapkan kebijakan untuk membangun incinerator skala kecil yang ditempatkan di bagian-bagian wilayahnya yang dikombinasikan dengan composting dan sanitary landfill sebagai tempat pengolahan dan pembuangan akhir sampah yang diletakkan di luar wilayahnya, namun demikian kebijakan ini tidak dapat berlanjut. Apabila kebijakan ini terus berlangsung, maka di masa yang akan datang pemerintah DKI Jakarta harus menyediakan paling tidak 600 ha lahan sebagai tempat pembuangan akhir sampah, yang menyulitkan pemerintah DKI Jakarta untuk menyiapkan lahan tersebut, disamping mahalnya ongkos pengangkutan sampah.
Teknik Analisis
Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana memformulasikan kebijakan pengolahan sampah yang dapat menyelesaikan permasalahan dalam pengolahan sampah, optimalisasi pengolahan, menghitung biaya dan dampak lingkungan, dengan menggunakan sistem pengolahan sampah terintegrasi, dikaitkan dengan aspek ekonomi, sosial dan keterbatasan lahan dengan mempergunakan sistem analisis minimalisasi biaya, analisis biaya dan manfaat serta statistik Ordinary Least Square.
CONTOH TESIS NO.5 Peran Pemerintah Boyolali Dalam Pengelolaan Sampah Lingkungan Permukiman Perkotaan(Studi Kasus: Perumahan Bumi Singkil Permai)
Abstrak
Abstrak: Pengolahan sampah selama ini hanya dilakukan di TPA padahal diperlukan pengelolaan sampah dari timbulan sampah untuk mengurangi penumpukan sampah di TPA. Pengelolaan sampah di lingkungan permukiman perkotaan dapat dilihat di Perkotaan Boyolali. Boyolali telah mendapat piala Adipura selama lima kali berturut-turut. Salah satu penilaian Adipura adalah pengelolaan sampah pada skala lingkungan permukiman. Penelitian ini dilakukan di Perumahan Bumi Singkil Permai yang telah berhasil mengelola sampah rumah tangga menjadi barang yang berguna sehingga pengangkutan sampah dari perumahan ini telah berkurang. Pengelolaan sampah di lingkungan permukiman perkotaan Boyolali ini tidak terlepas dari peran pemerintah yang besar. Penelitian ini kemudian berangkat dari pertanyaan penelitian,“bagaimana peran pemerintah Boyolali dalam pengelolaan sampah lingkungan permukiman perkotaan?”Dengan demikian tujuan penelitian ini yaitu menganalisis bentuk peran pemerintah dalam lingkungan permukiman perkotaan. Selanjutnya, dapat diidentifikasi peran pemerintah dalam pengelolaan sampah yaitu sebagai regulator dan service provider. Penelitian ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data telaah dokumen dan kuesioner. Serta dilakukan dengan teknik analisis statistik deskripstif. Berdasarkan temuan studi dapat diketahuibesar peran pemerintah sebagai regulator dan service providerdalam pengelolaan sampah lingkungan permukiman perkotaan masing-masing adalah sebesar 80% dan 61,67%. Besaran peran tersebut diperoleh dari skoring regulasi untuk peran pemerintah sebagai regulator dan penilaian masyarakat terhadap kinerja pemerintah dalam pelayanan pengelolaan sampah. Peran pemerintah sebagai regulator dalam pengelolaan sampah dilihat dari regulasi-regulasi pengelolaan sampah seperti kebijakan, strategi, program, dan peraturan daerah. Sedangkan peran pemerintah sebagai service providerdalam pengelolaan sampah adalah bantuan-bantuan yang diberikan pemerintah pada kegiatan pelayanan pengelolaan sampah dari sampah timbul hingga hilang.
BAB I
Selama ini sebagian besar pengelolaan sampah di Indonesia, belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Selain itu, penanganan sampah masih bertumpu pada pemerintah terlihat masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menciptakan kebersihan lingkungan. Potensi sampah juga masih belum banyak diketahui oleh masyarakat yang sebenarnya merupakan potensi usaha bagi masyarakat dengan pengolahan yang tepat guna sesuai potensi dan kegunaan masyarakat.
Teknik Analisis
Penelitian studi kasus pada penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan atas dasar obyek kasus bukan sebagai suatu metode penelitian. Hal ini sesuai dengan bidang ilmu penelitian dan keterkaitan metode penelitian yang digunakan dengan analisis data (Gerring, 2007: 2) Variabel penelitianterdiri dari variabel dependen dan independen. Variabel peran pemerintah sebagai regulator dalam pengelolaan sampah memiliki objek penelitian (N) yaitu pemerintah untuk mengetahui regulasi-regulasi yang dirumuskan pemerintah dalam pengelolaansampah. Responden (n) pemerintah berjumlah tiga orang. Sedangkan objek penelitian pada variabel peran pemerintah sebagai service providerdalam pengelolaan sampah adalah masyarakat. Responden (n) masyarakat berjumlah sebelas orang. Teknik pengambilan kasus pada penelitian ini termasuk pada typical caseyaitu diawali dengan adanya research statementdan melihat hubungan antara kebijakan pemerintah dan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah.Pemilahan, Pewadahan, dan Pengolahan di SumberPembuangan AkhirPemindahanPengumpulanPengangkutanTimbulan SampahPemilahan dan Pengolahan
CONTOH TESIS NO.6 TINJAUAN TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH
Abstrak
Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan yang tengah dihadapi tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh dunia. Produksi sampah yang terus menerus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat. Permasalahan yang teridentifikasi meliputi meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Permasalahan selanjutnya adalah terkait paradigma masyarakat terhadap (pengelolaan) sampah, hingga keberadaan aturan terkait pengelolaan sampah. Di Negara-negara maju telah dilakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Lahirnya konsep 3R yang diadopsi oleh Indonesia menjadi Prinsip 3M.
BAB I
Pertumbuhan penduduk memiliki arti pertumbuhan kawasan urban yang berimplikasi pada kebetuhan akan ketersediaan lahan, juga kebutuhan tambahan produksi pangan. Belum lagi ada peningkatan kebutuhan energi. Pada masing-masing kebutuhan ini ada implikasi pada lingkungan. Terlepas dari implikasi yang muncul akibat pembangunan dan industrialisasi, yang tampak nyata adalah angka pertumbuhan penduduk yang menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan penduduk yang pada gilirannya akan meningkatkan beragam kebutuhan dan sejalan dengan itu akan meningkatkan jumlah buangan/residu atau sisa, baik dari proses konsumsi maupun hasildari aktifitas yang dilakukan, berupa sampah.Secara sederhana, sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan (akhirnya dibuang) setelah suatu proses selesai atau berakhir, sehingga dapat dinyatakan bahwa sampah adalah konsep yang ditujukan pada manusia sekaligus konsekuensi dari adanya olah aktifitas manusia.
Teknik Analisis
Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan daskriptif kualitatif.
CONTOH TESIS NO.7 SISTEM PENGELOLAAN DAN UPAYA PENANGGULANGAN SAMPAH DI KELURAHAN DUFA- DUFA KOTA TERNATE
Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pengelolaan persampahan di Kota ternate belum cukup baik, beberapa faktor yang mempengaruhui sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Dufa-Dufa masih mengalami permasalahan yakni budaya sikap dan perilaku masyarakat, timbunan dan karakteristik sampah, serta sarana pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan dan pembuangan akhir sampah.
BAB I
Persoalan sampah tidak henti hentinya untuk dibahas, karena berkaitan dengan pola hidup serta budaya masyarakat itu sendiri. Kota ternate adalah salah satu kota yang mengalami pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang cukup memicu meningkaknya kegiatan jasa, industri, bisnis dan sebagainya di wilayah Ternate sehingga akan memicu meningkatnya produksi limbah buangan atau sampah. Kota Ternate mengalami permasalahan pengelolaan persampahan yakni masalah pengangkutan sampah, berdasarkan data bahwa jumlah ketersediaan prasarana pengangkutan hanya mampu mengngkut timbulan sampah sebesar 214 m³/hari, dinas kebersihan Kota Ternate, (2012) sedangkan berdasarkan hitungan bahwa timbulan sampah tahun 2012 adalah 413 m³/hari didasari pada jumlah penduduk kota Ternate saat ini yakni 172.559 jiwa BPS Ternate dalam angka, (2011) bararti menyisakan 52% sampah tidak terangkut ke TPA. Meningkatnya produksi sampah tanpa sistem pengolahan yang tepat menjadi alasan tidak terciptanya lingkungan yang bersih.
Teknik Analisis
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode analisis data distribusi frekuensi dengan dilakukan analisis terhadap sistem pengelolaan sampahan di Kelurahan Dufa- Dufa.
CONTOH TESIS NO.8 EVALUASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA
Abstrak
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 232 unit prasarana persampahan di Yogyakarta yang terbagi menjadi 2 instansi yaitu provinsi dan kota. Provinsi mencakup 17 unit, sedangkan kota memiliki 143 unit, 15 kontainer, 3 LDUS, dan 18 unit DEPO. Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan bahwa infrastruktur persampahan belum merata di seluruh wilayah di wilayah perkotaan Yogyakarta. Hal ini disebabkan penempatan sebagian besar masih terpusat di Kota Yogyakarta yang melayani beberapa kegiatan masyarakat seperti pasar, terminal, tempat wisata, dan perumahan. Dalam RPJMD 201-2017 disebutkan bahwa penyediaan infrastruktur persampahan direncanakan dengan target pencapaian awal sebesar 45% pada tahun 2012. Studi tersebut menemukan bahwa infrastruktur persampahan untuk sampah hijau lingkungan hanya mencapai 20 unit atau 8,6%. Artinya, hasil ini masih jauh di bawah target awal sebesar 45%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah:
- Tidak adanya supply dan demand dalam penyediaan infrastruktur persampahan,
- Gap yang besar antara desain awal prasarana persampahan metode konvensional dengan amanat pengelolaan sampah RPJMD.
- Keterbatasan ketersediaan lahan di perkotaan untuk pengembangan pengelolaan sampah berbasis sampah hijau lingkungan yang memerlukan pengurangan dan pemilahan sampah rumah tangga serta membutuhkan proses yang lama dalam pembuangan sampah sumur sosial budaya,
- Masih rendahnya perhatian masyarakat di luar kota Yogyakarta tentang infrastruktur persampahan. Kata kunci: Wilayah perkotaan Yogyakarta, infrastruktur sampah hijau lingkungan, evaluasi strategi infrastruktur persampahan
BAB I
Karena prediksi kapasitas TPA Piyungan yang mencapai 200-300 ton per hari dan bertahan kurang dari 10 tahun untuk umur operasional, maka dilakukan upaya serius untuk mengurangi volume dari sumbernya. Oleh karena itu, keberadaan sampah hijau yang berwawasan lingkungan menjadi prioritas strategis bagi Pemerintah DIY. Kekhawatiran tersebut terutama untuk mengurangi timbulan sampah yang langsung dibawa ke TPA Piyungan dan mewujudkan pengelolaan sampah di wilayah perkotaan Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk
- Memahami kondisi prasarana persampahan yang ada di wilayah perkotaan Yogyakarta,
- Memetakan sebaran spasial prasarana persampahan yang ada di wilayah perkotaan Yogyakarta,
- Mengevaluasi strategi penyediaan prasarana persampahan di Yogyakarta. wilayah perkotaan, dan
- Menentukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi infrastruktur persampahan.
Penelitian ini menggunakan metode evaluasi dengan pendekatan komprehensif rasional menyeluruh.
Teknik Analisis
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif.
CONTOH TESIS NO.9 Studi Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas pada Kawasan Permukiman Perkotaan di Yogyakarta
Abstrak
Hasil analisis menunjukkan melalui pendekatan partisipatif, masyarakat mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memetakan sendiri masalah, potensi, ancaman dan hambatan masalah sampah; serta menemukan solusi masalah sampah. Dalam mengelola sampah, masyarakat mampu mengorganisir diri dalam kegiatan bersama untuk memecahkan masalah sampah, sebagai bentuk kesadaran tinggi dalam merespons masalah sampah dan bertindak atas dasar kepentingan bersama.
BAB I
Pelaksanaan fasilitasi dan stimulasi pengelolaan sampah ramah lingkungan dengan pola 3R berbasis masyarakat dihadapkan pada masalah terbatasnya sarana dan prasarana serta belum berkembangnya mekanisme insentif dan disinsentif. Pengelolaan sampah oleh kelompok masyarakat mulai berkembang namun belum signifikan baik cakupan dan skala layanan.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan bersifat kualitatif, bertumpu pada pengumpulan data primer dan sekunder.
Teknik Analisis
Analisis data mengacu peraturan terkait persampahan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara deduktif
CONTOH TESIS NO.10 ANALISIS PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PERKOTAAN (Sudi kasus pada Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala)
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan pengelolaan sampah di Kota Donggalaserta mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah di Kota Donggala.Penelitian ini telah dilakukan di dalam wilayah kota Donggala pada Tahun 2003. Hasil penelitian mendapatkan bahwa pengelolaan persampahan di Kota Donggala sudahcukup baik. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah di Kota Donggalaadalah partisipasi masyarakat, tingkat pendidikan staf dan jumlah tenaga kebersihan
BAB I
Perkembangan produksi sampah setiap harinya mengalami peningkatan yang cukup tajam, olehnya diharapkan agar pengelolaannya juga dilaksanakan secara efektif dan efisien. Namun demikian, berdasarkan pengamatan empiris terlihat bahwa antara produksi sampah dengan kemampuan untuk mengelola sampah tersebut tidak seimbang. Penyebabnya adalah terbatasnya sarana pengumpulan dan pengangkutan sampah. Permasalahan ini bukan hanya akan menjadi masalah jangka pendek, tetapi akan menjadi masalah jangka panjang, sehingga perlu disentuh dengan kebijakan pemerintah daerah, dengan demikian maka penangannya akan lebih terintegrasi dengan hasil maksimal.
Teknik Analisis
Data penelitiandikumpulkan melalui observasi, dengan menggunakan kuisioner kepada 100 orang respondenserta survei wawancara. Teknik analaisis data dilakukan dengan membagi data hasil survey kedalam dua tipe variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel tidak bebas (Y).
CONTOH TESIS NO.11 MODEL KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS PARTISIPASI “GREEN COMMUNITY” MENDUKUNG KOTA HIJAU
Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat hijau berbasis keriganpattern dalam pengelolaan sampah hijau meliputi kelembagaan, pemberdayaan, kegiatan, kerjasama, dan pendanaan belum terlaksana secara efektif. Model kebijakan pengelolaan sampah hijau berbasis masyarakat hijau untuk mendukung kota hijau mengungkapkan bahwa AHP mengindikasikan partisipasi masyarakat hijau merupakan aspek utama yang harus diperhatikan. Strategi kebijakan yang akan dilakukan harus memperhatikan masyarakat hijau, revitalisasi kearifan lokal pola kerigan, perluasan bank sampah, taman kota, bank pohon, revitalisasi pengelolaan, sosialisasi gerakan ‘memungut sampah’, penimbunan sampah, asuransi sampah dengan mengedepankan ekoliterasi. , ecodesign, dan revolusi mental
BAB I
Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sampah saat ini tidak memperhatikan aspek lingkungan dan kearifan lokal. Padahal, dibutuhkan dukungan masyarakat baik itikad baik maupun political will.
Teknik Analisis
Penelitian ini dilakukan di Purwokerto dengan menerapkan metode kualitatif (triangulasi) dan kuantitatif (survei, AHP).
CONTOH TESIS NO.12 PENINGKATAN FASILITAS BANK SAMPAH SEBAGAI UPAYA PENGURANGAN TIMBUNAN SAMPAH PERKOTAAN DI TPS SURABAYA
Abstrak
Terdapat tiga skenario yang diusulkan yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skenario pengembangan fasilitas bank sampah sebesar 1.200 ton memberikan dampak paling signifikan dibandingkan dengan kondisi eksisting, yang ditinjau dalam hal jumlah timbunan sampah, jumlah sampah menjadi bahan baku dan sumber energi, dan peningkatan penyerapan pekerja.
BAB I
Kota Surabaya merupakan kota dengan pengelolaan sampah perkotaan terbaik di Indonesia. Meskipun begitu, jumlah sampah Surabaya terus meningkat setiap tahunnya dan lebih dari 50% dari total sampah yang dihasilkan berakhir di Tempat Pembuangan Sampah Surabaya (TPS). Pengembangan kebijakan pengelolaan sampah diperlukan dalam rangka mengurangi jumlah produksi sampah, penumpukan sampah di TPS dan intensitas pengangkutan sampah ke fasilitas pengolahan akhir sampah. Selain itu, kebijakan pengelolaan sampah diharapkan dapat meningkatkan jumlah pendapatan dari pengelolaan sampah, mengurangi kebutuhan biaya, dan meningkatkan penyerapan pekerja pengelolaan sampah sehingga berkelanjutan di masa depan. Perumusan kebijakan dilakukan dengan memperhatikan detail keterkaitan antar variabel sistem pengelolaan sampah.
Teknik Analisis
Pada penelitian ini, dilakukan pemodelan dengan Metodologi Sistem Dinamik untuk memodelkan proses pembentukan sampah Surabaya, fasilitas TPS, dan merumuskan kebijakan pengelolaan sampah yang dapat meningkatkan jumlah sampah terolah dan mengurangi jumlah produksi sampah, serta dapat berkelanjutan di masa depan.
CONTOH TESIS NO.13 Faktor Penentu Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pengelolaan Sampah Perkotaan
Abstrak
Perhitungan emisi gas rumah kaca di Indonesia masih mengacu pada “Default Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Tahun 2006”, karena belum tersedianya data country specific parameter. Dalam memperkirakan emisi gas rumah kaca diperlukan komposisi dan karakteristik sampah. Hasil perhitungan degradable organic carbon (DOC)sampah di TPA 0,15 kg CH4/kg berat kering dan faktor emisi CH4 sampah organik adalah (0,07 – 0,11) kg CH4 per berat kering sampah organik atau (0,42 – 0,47) kg CH4 per berat basah sampah organik dari data spesifik sampah di Indonesia.
BAB I
Sampah merupakan salah satu sumber penyebab terjadinya emisi gas rumah kaca (GRK), diantaranya gas metan (CH4) dan karbondioksida (CO2). Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dapat mengurangi jumlah emisi gas rumah kaca melalui kegiatan 3R (reduce, reuse, recycle), perbaikan proses pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah dan pemanfaatan sampah menjadi produksi energi.
Teknik Analisis
Medote penelitian secara kuantitatif dan kualitatif dalam menganalisis hasil pengumpulan data penelitian dengan uji komposisi sampah sesuai dengan SNI 19-3964-1994dan uji karakteristik dengan ultimate dan proximate analysis untuk menjelaskan struktur kimia sampah, dengan perhitungan berdasarkan reaksi stokiometri.Tujuan penelitian ini adalah menentukan faktor emisi gas rumah kaca dari data spesifik di Indonesia dengan mengidentifikasi parameter komposisi dan karakteristik sampah serta meningkatkan aktifitas pengelolaan sampah untuk mendukung mitigasi dan adaptasi bidang persampahan.
CONTOH TESIS NO.14 FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS MASYARAKAT DI KAWASAN BANK SAMPAH HANASTY KOTA SOLOK
Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji chi-square diperoleh ada hubungan pengetahuan (0,014), sikap (0,017) dan tindakan (0,039) terhadap pengelolaan sampah RT berbasis masyarakat.Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengangkutan sampah dari sumber ke TPA belum terpisah antara sampah organik dan an organik. Kepada pemerintah dapat dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan kebijakan tentang pengelolaan sampah di Kota Solok serta dapat membentuk Lembaga Pengelola Sampah di tingkat RT dan RW dan juga untuk masyarakat dapat menambah pengetahuan serta menerapkan pengalaman, juga meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
BAB I
Sampah perkotaan atau pemukiman merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius karena sampah perkotaan atau pemukiman dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk. Tujuan penelitian ini mengetahui Analisis Pengelolaan Sampah berbasis masyarakat di kawasan Bank Sampah Hanasty Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok tahun 2019.
Teknik Analisis
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain crossectional study. Sampel penelitian adalah 212 responden di kawasan bank sampah hanasty. Untuk mengetahui analisis pengelolaan sampah berbasis masyarakat di kawasan bank sampah hanasty Kota Solok dilakukan analisis dengan uji chis-quare. dengan derajat kepercayaan 95 %.
CONTOH TESIS NO.15 ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN DI KOTA MALANG
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis kebijakan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah kota yang meliputi; pengorganisasian, pemenuhan prasarana dan sumber daya manusia, regulasi, program dan menganalisis faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan kebijakan pengelolaan sampah kota. Hasil dari penelitian ini adalah organisasi pengelola sampah kota telah beroperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Terbatasnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, infrastruktur (tempat sampah, pemindahan depo, konveyor truk, alat berat dan area TPA). Belum mengatur tentang pengelolaan sampah kota secara komprehensif. Faktor penghambat utama pelaksanaan pengelolaan sampah kota adalah keterbatasan anggaran, keterbatasan infrastruktur, rendahnya kesadaran dan partisipasi warga.
BAB I
Persampahan merupakan isu penting di perkotaan yang terus dihadapi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan peningkatan kegiatan pembangunan. Setiap hari 2-3 liter sampah dihasilkan oleh semua orang di perkotaan. Sampah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan mengancam kesehatan manusia.
Teknik Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif, selama empat bulan (September – Desember 2007) di wilayah Kota Malang.
Leave a Reply