CONTOH TESIS NO.1 SOCIAL MEDIA SEBAGAI MEDIA KAMPANYE PARTAI POLITIK 2014 DI INDONESIA
Abstrak
Kekuatan media sosial untuk mempengaruhi masyarakat didasarkan secara eksklusif pada aspek sosialnya: ini berarti interaksi dan partisipasi yang bisa dilakukan melalui kampanye. Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan –pesan dari pengirim kepada khalayak. Dengan berkembangnya teknologi internet dan banyak penduduk di Indonesia menggunakan internet serta mempunyai media sosial seperti facebook, twitter, blog dan youtube. Indonesia menempati urutan kedelapan di seluruh dunia. Layanan jaringan media sosial yang khas bisa berbagi konten, komunitas web, dan forum internet media sosial dari alat dan komunitas yang berbeda. Penggunaan media sosial itu harus direncanakan, dikomunikasikan dan di program untuk meningkatkan kredibilitas partai. komunikasi organisasi adalah pertimbangan yang penting untuk memastikan cukup interaksi dalam platform media sosial. Dapat disimpulkan bahwa media sosial telah memainkan dan akan terus memainkan peran penting dalam kampanye politik politik 2014. Sejauh penggunaan masa depan media sosial melalui platform seperti Facebook , Twitter , dan Youtube , kandidat politik akan terus berinteraksi dengan pendukung dan menerima dukungan dalam bentuk sumbangan dan relawan.
BAB I
Kekuatan media sosial untuk mempengaruhi masyarakat didasarkan secara eksklusif pada aspek sosialnya: ini berarti interaksi dan partisipasi. Dalam beberapa studi yang berbeda dari kebiasaan voting warga – sejak investigasi Lazarsfeld klasik pada 1940-an – hasil menunjukkan bahwa keputusan voting tidak biasanya didasarkan pada satu langkah komunikasi. Lebih penting adalah dua langkah komunikasi, yang berarti percakapan dengan pemimpin opini, kolega, teman dan kenalan yang dapat mengkonsolidasikan baik atau melemahkan pendapat pemilih (Social media – The New Power Of Political Influence Version 1.O Ari-Matti Auvinen Centre for European Studies).
Teknik Analisis
Teknik Analisis menggunakan deskriptif kualitatif
Abstrak
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan regulasi yang dilakukan oleh badan pelaksana kebijakan (Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kalimantan Timur, Badan Pengawas Pemilu Provinsi Kalimantan Timur, dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Kalimantan Timur) belum berjalan secara efektif. Hal ini ditandai dengan minimnya koordinasi antar badan pelaksana kebijakan dalam melaksanakan tugas dan wewenang yang memiliki irisan yang serupa yaitu pengawasan dan pemantauan kampanye di media penyiaran. Kurangnya koordinasi antara ketiga badan pelaksana tersebut disebabkan tidak hadirnya forum Gugus Tugas yang merupakan wadah komunikasi dan koordinasi sebagaimana yang dicontohkan oleh lembaga yang sama pada level pusat. Hasil penelitian berikutnya proses komunikasi yang terjadi antara badan pelaksana kebijakan dan sasaran kebijakan (lembaga penyiaran) bersifat satu arah dan tidak secara efektif menyentuh target sasaran secara menyeluruh.
BAB I
Penelitian ini bertujuan untuk membedah proses implementasi kebijakan regulasi kampanye di media penyiaran dalam pelaksanaan kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur tahun 2018.
Teknik Analisis
Teknik Analisis dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.
CONTOH TESIS NO.3 Perempuan Dalam Berita Kampanye Pemilu 2004 di Media Cetak Nasional
Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan kurang mendapat akses ke dunia publik, karena representasi perempuan di media lebih kecil, hampir setengahnya, daripada representasi laki-laki yang dijadikan sebagai narasumber oleh media cetak nasional. Dilihat dari komposisi perbandingan status perempuan dan laki-laki yang menjadi narasumber, masih ada kecenderungan media untuk belum memberikan akses yang sama dan berimbang bagi semua profesi yang ada, khususnya perempuan, untuk menjadi narasumber utama. Perempuan masih lebih banyak diletakkan sebagai sumber pengamatan saja. Walaupun sebagian besar berita sudah obyektif, tetapi ternyata isu perempuan belum menjadi isu penting bagi media massa. Walaupun isu keterwakilan 30 % perempuan dalam lembaga legislatif telah menjadi sebuah peraturan hukum, ternyata isu itu hanya muncul dua kali dalam keseluruhan berita Kampanye Pemilu 2004. Isu-isu tentang perempuan lainnya yang juga dimuat hanya sebatas segelintir isu saja. Dukungan terhadap peran dan akses perempuan yang lebih luas ke dunia politik, atau dunia publik, ternyata sangat kecil. Terbukti hanya sedikit sekali berita yang mengindikasikan dukungan terhadap gerakan wanita. Dari praktek wacana pun ternyata masih banyak kata-kata yang digunakan oleh media cetak justru menghubungkan perempuan dengan dunia domestik, dengan suami atau keluarga besarnya. Perempuan di dunia publik belum dihargai sebagai dirinya sendiri, tetapi selalu dikaitkan dengan nama besar pihak domestik.
BAB I
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana isi pemberitaan tentang perempuan, khususnya dalam berita Kampanye Pemilu 2004 di media massa cetak nasional, ditinjau dari aspek karakteristik berita maupun kualitas berita. Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat bagaimana representasi perempuan dalam berita kampanye Pemilu 2004 dengan rnenggunakan beberapa indikator seperti kecenderungan media cetak tersebut untuk menempatkan perempuan melalui tata letak berita maupun pemilihan perempuan sebagai narasumber berita, serta isu-isu apa saja tentang perempuan yang berkembang selama beriangsungnya kampanye.
Permasalahan dibatasi pada berita langsung tentang peristiwa kampanye Pemilu Legislatif yang diadakan selama 22 hari, yaitu mulai dari tanggal 11 Maret 2004 sampai dengan tanggal 1 April 2004. Selain itu, berita yang diambil juga hanyalah berita yang memuat perempuan sebagai titik utama pemberitaan atau sebagai narasumber dalam menyikapi suatu peristiwa tertentu selama kampanye berlangsung. Teknik analisis isi diambil dengan pertimbangan bahwa yang menjadi obyek penelitian adalah isi pesan yang disampaikan oieh media komunikasi. Media yang diteliti adalah Suara Pembaharuan, Republika dan Kompas, dengan mempertimbangkan visi dan misi organisasi yang berbeda, sehingga corak dan orientasi pemberitaan pun dianggap berbeda secara signifikan. Data dikumpulkan melalui kliping berita dan wawancara dengan redaksi media, sedangkan untuk data sekunder berupa transkrip wawancara dari beberapa penelitian serupa terdahulu, dan studi pustaka. Untuk praktek sosiokultural, analisis terutama difokuskan pada bagaimana perempuan dalam dunia domestik dan dunia publik.
Teknik Analisis
Analisis dilakukan secara multi-level dan multistage dalam tiga tataran atau aras, yaitu tekstual, wacana dan sosiokultural. Untuk analisis teks, data tekstual didapat dengan memperbandingkan sejumlah karakteristik produk berita, seperti sebaran, jenis berita, panjang kolom, jenis kelamin narasumber, status narasumber dan posisi narasumber perempuan dalam berita, serta kualitas berita, dengan indikator faktualitas serta imparsialitas. Sedangkan analisis wacana dilakukan terhadap sejumlah data sekunder tentang kebijakan redaksional media yang bersangkutan, hubungan pemilik dan pengelola media serta pasar pembaca.
CONTOH TESIS NO.4 Produksi Pesan dalam Framing Media Analisis FramingPemberitaan Kampanye Paslon Basuki-Djarot dan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 di surat kabar Media Indonesia (MI) dan Kompas, periode Maret hingga April 2017
Abstrak
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Media Indonesia (MI) secara tegas menunjukkan arah legitimasi dukungan kepada paslon paslon Basuki-Djarot. Pada level teks, dukungan MI dapat diamati dari beberapa narasi berita yang muncul adalah narasi-narasi positif tentang petahana, diantaranya membangun keyakinan publik dengan menekankan komitmen dukungan parpol koalisi. MI menegaskan dukungan ormas dan parpol Islam (NU dan GP Ansor) kepada petahana. Terkait isu SARA, Media Indonesia (MI) dan Kompas sama-sama memunculkan narasi menolak isu SARA. Debat kandidat dan program unggulan, Media Indonesia (MI) memberikan label positif kepada program petahana, yaitu label “pro rakyat”, sementara program Anies-Sandi “program tidak jelas”. Pada level konteks, narasi berita Media Indonesia (MI) terlihat sangat ekspresif sedangkan Kompas lebih konvensional. Media Indonesia (MI) dan Kompas memandang bahwa Pilkada DKI 2017 merupakan barometer pilkada di Indonesia sehingga normal ketika perhatian media dan publik besar.
BAB I
Pelaksanaan Pilkada DKI 2017 menyita perhatian publik dan media hingga mengalahkan 100 pilkada serentak lainnya. Setelah paslon Agus-Sylvi kalah di putaran pertama, persaingan hanya menyisakan Basuki-Djarot dan Anies-Sandi.Persaingan putaran kedua terasa sangat panas dengan dibumbui isu-isu SARA. Fakta bahwa pilkada DKI 2017 sangat prestisius membuat surat kabar Media Indonesia (MI) membuat rubrik atau halaman baru dengan nama ”Pilkada DKI” untuk mengakomodasi liputan-liputan persaingan kedua kandidat. Namun apa yang dilakukan Media Indonesia (MI) bertolak belakang dengan Kompas.Pada level teks, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran detail tentang frame pemberitaan kampanye Basuki-Djarot dan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 di kolom “Pilkada DKI” Media Indonesia (MI) dan rubrik “Metropolitan” Kompas. Sementara pada level konteks, bertujuan untuk mengetahui alasan dibalik proses produksi pesan berita kampanye Basuki-Djarot dan Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta 2017 yang dilakukan oleh redaksi (wartawan) Media Indonesia (MI) dan Kompas.Untuk menjawab penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Data penelitian pemberitaan pilkada DKI Jakarta 2017 diambil dari berita di Media Indonesia dan Kompas selama periode bulan Maret 2017 sampai dengan April 2017, yang berjumlah 30 berita. Data primer yang diperoleh dari hasil wawancara 3 orang wartawan dari Media Indonesia dan 1 redaktur dari dari masing-masing kedua media tersebut.
Teknik Analisis
Teknik analisis data dilakukan dengan cara penyeleksian data, klasifikasi data, merumuskan hasil penelitian dan menganalisa hasil data.
CONTOH TESIS NO.5 Dinamika Politik dalam Implementasi Kebijakan Kampanye Putaran Kedua pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017
Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum implementor dalam implementasi kebijakan kampanye putaran kedua ini sudah berjalan cukup baik. Walaupun tidak dapat dipungkiri, dilapangan sangat masif terjadi pertarungan politik SARA, provokasi dan politik uang yang dilakukan oleh aktor informal masing-masing kubu Pasangan Calon. Masifnya isu SARA, provokasi, dan politik uang selama masa kampanye putaran kedua kemudian menutup dan menenggelamkan isu-isu subtantif dari kegiatan kampanye pasangan calon dan/atau Tim Kampanye. Untuk itu, kuatnya aktifitas aktor informal dalam pusaran isu-isu SARA, provokasi, dan politik uang telah mempengaruhi efektifitas kebijakan ini. Tumbuh suburnya isu-isu SARA, provokasi dan politik uang selama masa kampanye putaran kedua berlangsung merupakan konsekuensi atas lemahnya pengawasan dan peneggakan hukum selama penyelenggaraan Pemilihan di DKI Jakarta Tahun 2017.
BAB I
Studi ini menganalisa tentang dinamika politik dalam implementasi kebijakan kampanye putaran kedua pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017. Kebijakan ini merupakan bentuk respon positif KPU DKI Jakarta atas situasi fakta lamanya jeda waktu antara putaran pertama sampai dengan putaran kedua, sehingga apabila tidak dilegalkan dalam bentuk kampanye tentu yang terjadi adalah kegiatan kampanye terselubung, ilegal yang dilakukan oleh masing-masing pasangan calon. Tentunya, kehadiran kebijakan ini memberikan ruang dan keseimbangan bagi pasangan calon dalam melakukan kegiatan kampanye putaran kedua, sehingga keadilan Pemilihan di DKI Jakarta Tahun 2017 menjadi terwujud. Meskipun sangat disayangkan, dinamika yang terjadi selama masa kampanye putaran kedua adalah masifnya isu-isu SARA, provokasi, dan politik uang, sehingga menumbuhkan konflik horizontal dan membentuk polarisasi ditengah-tengah Masyarakat DKI Jakarta.
Teknik Analisis
Sehubungan dengan itu, permasahannya kemudian adalah sejauhmana keberhasilan implementasi kebijakan ini. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan informan yang ditentukan secara purpossive sampling dan pengumpulan data sekunder.
CONTOH TESIS NO.6 Narasi Kampanye dan Media Sosial dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019
Abstrak
Kampanye sebagai salah satu rangkaian penting dalam proses pemilu sudah semestinya menjadi perhatian serius peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program, dan/atau citra diri peserta pemilu, menjadi ruang komunikasi politik antara peserta pemilu dan masyarakat. Kampanye Presiden dan Wakil Presiden secara khusus mendapat perhatian yang besar dalam kontestasi pemilu 2019, namun hingga saat ini belum muncul perdebatan programatik dari kedua pasangan calon. Padahal berdasarkan hasil survey, sebanyak 57,3% masyarakat menginginkan kampanye yang dinamis dimana antarkubu bersaing dan publik memahami program yang ditawarkan. Belum munculnya perdebatan programatik berimplikasi pada munculnya isu-isu lain yang hadir di tengah masyarakat terutama isu yang menyentuh politisasi SARA, kategorisasi masyarakat yang tidak substantif seperti munculnya istilah “kampret”, “cebong”, “politik genderuwo”, “politisi sontoloyo” dan sebagainya. Hal ini tidak terlepas dari adanya peran media sosial sebagai ruang baru yang efektif bagi penyebaran konten-konten kampanye politik tersebut. Melalui literature review, kajian ini menunjukan bahwa perlunya sinergi dan komitmen yang kuat dari peserta pemilu, penyelenggara pemilu, dan media untuk memanfaatkan kampanye politik sebagai ruang untuk melakukan pendidikan politik dan komunikasi politik kepada masyarakat sebagai pemilih. Sinergi tersebut dapat dilakukan melalui tiga hal. Pertama, mendorong peserta pemilu menyiasati masa kampanye yang lebih panjang untuk tetap mengedepankan perdebatan programatik terutama dalam media sosial yang penyebarannya begitu efektif. Kedua, mendorong Bawaslu untuk melakukan pengawasan yang antisipatif dan tidak reaktif khususnya dalam pengawasan kampanye media sosial, dan Ketiga, mendorong media untuk berkomitmen menyampaikan pemberitaan programatik sepanjang masa kampanye Pilpres 2019.
BAB I
Masa kampanye pemilu 2019 yang sudah berjalan selama tiga bulan ini dirasakan belum menjadi ajang penyampaian pesaq n kepada publik secara maksimal dan efektif. Salah satu alasannya adalah pemilih belum memahami apa yang akan dilakukan, baik oleh partai politik maupun kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam lima tahun ke depan. Survey Kompas menunjukan bahwa 57,3% responden menghendaki kampanye yang dinamis, antarkubu bersaing dan publik memahami program yang ditawarkan. Sedangkan 32,6% menghendaki kampanye dilakukan dengan tenang dan damai meski public tidak memahami program yang ditawarkan, dan 10,1% responden menghendaki kampanye yang keras dan tegang antarkubu tapi publik memahami program yang ditawarkan (Wahyu 2018). Pandangan pemilih ini menggambarkan adanya tuntutan kepada peserta pemilu untuk mengedepankan tawaran program-program apa saja yang mau dilakukan.
Teknik Analisis
Teknik analisis data dilakukan dengan cara penyeleksian data, klasifikasi data, merumuskan hasil penelitian dan menganalisa hasil data.
CONTOH TESIS NO.7 ANALISIS KEBIJAKAN REDAKSIONAL HARIAN REPUBLIKA PADA PEMBERITAAN RELIGIO POLITIK MASA KAMPANYE PRESIDEN TAHUN 2009
Abstrak
Teori yang digunakan adalah Gatekeeping dari Pamela Shoemaker, konsep toleransi politik, dan Islam moderat. Setelah melakukan analisis menggunakan analisis gatekeeping Shoemaker penelitian ini menemukan bahwa kebijakan Republika terkait isu religio-politik memiliki visi kelompok Islam moderat yang umumnya berhati-hati namun akan menjadi serius dan sensasional bila menyangkut isu kebijakan syariah. Republika juga memiliki kebijakan toleransi politik yang terbatas dimana Republika cenderung eksklusif dan sulit menampung aspirasi politik kelompok non-Muslim. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kebijakan redaksional Republika adalah menciptakan wadah bagi umat Islam Indonesia dengan visi Islam moderat dan toleransi politik yang terbatas.
BAB I
Analisis Kebijakan Redaksional Harian Republika Pada Pemberitaan Religio Politik Masa Kampanye Presiden Tahun 2009 Kampanye Pemilihan Presiden pada tahun 2009 lalu menyajikan pada kita beberapa gambaran negatif. Isu Kampanye Jilbab, Istri Boediono Non-Muslim, dan politisasi agama (religio politik) ikut mewarnai isu kampanye lain yang lebih berbobot. Disatu sisi ini adalah fenomena yang buruk, namun disisi yang lain fenomena ini menimbulkan pertanyaan menarik mengenai toleransi politik dan di Indonesia. Media sebagai elemen demokrasi keempat tentu tidak dapat lepas tangan dari tanggung jawab ini. Uniknya media besar di Indonesia banyak yang memiliki afiliasi dengan agama tertentu, seperti Republika dengan umat Islam. Fenomena keberadaan media besar berafiliasi agama dalam masyarakat Indonesia yang majemuk ini menjadi menarik untuk diteliti, terutama karena Indonesia adalah salah satu negara demokratis terbesar di dunia yang tentu membutuhkan toleransi politik. Menjadi menarik untuk memahami kebijakan redaksional seperti Republika terkait isu religio politik terutama semasa kampanye kepresidenan. Menjadi menarik juga untuk memahami model ke-Islaman media tersebut yang mungkin mempengaruhi ruang redaksi mereka. Terakhir, menjadi menarik juga untuk memahami toleransi politik Republika terutama semasa kampanye presiden tersebut. Semua ini dapat diketahui menggunakan analisis gatekeeping dari Pamela Shoemaker yang menelusuri berbagai faktor pengaruh isi media dari lima level, yaitu level individu, organisasi, rutinitas komunikasi, ekstramedia, dan sistem sosial. Penelitian ini menggunakan paradigm post-positivistik.
Teknik Analisis
Teknik analisis data dilakukan dengan cara penyeleksian data, klasifikasi data, merumuskan hasil penelitian dan menganalisa hasil data.
CONTOH TESIS NO.8 Audience reception terhadap kampanye politik dalam media sosial:(studi terhadap followers akun instagram Ibu Paramitha Messayu)
Abstrak
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh peneliti dalam followers yang berada pada posisi dominan adalah followers yang menerima pesan yang disampaikan kemudian memilih Paramitha Messayu sebagai Caleg DPRD Dapil Tangerang Selatan. Followers tersebut pada umumnya sudah memiliki preferensi politik terhadap PKS sedangkan followers yang berada pada posisi negosiasi merupakan followers yang menerima pesan dengan baik tetapi memiliki pilihan sendiri terhadap sesuatu yang diterimanya yaitu dengan tidak memilih Paramitha Messayu.
BAB I
Pada era digital saat ini, media sosial menjadi sarana komunikasi politik yang digunakan oleh politisi, untuk keperluan kampanye seperti yang dilakukan oleh Ibu Paramitha Messayu Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Paramitha Messayu memanfaatkan media sosial yaitu Instagram sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan audiens atau calon pemilihnya terkait dengan program kerja Caleg tersebut. Ketersampaian informasi yang dilakukan oleh Paramitha Messayu tentu akan sangat bergantung kepada audiens yang memiliki peran dalam penerimaan informasi yang memiliki makna. Dengan demikian, diperlukan penelitian untuk mengetahui bagaimana followers sebagai audiens menerima pesan kampanye Ibu Paramitha Mesayu yang memiliki makna penting melalui media sosial Instagram.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi fenomenologi. Pengumpulan data penelitian berupa data primer yang didapat melalui wawancara mendalam audiens sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan. Wawancara dilakukan kepada para audiens yaitu followers akun Instagram Ibu Paramitha Messayu Caleg dari PKS.
CONTOH TESIS NO.9 Pengaruh Iklan Media Luar Ruang pada Ruang Publik di Kota Jakarta Selatan (Kampanye Pemilihan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta 2017)
Abstrak
Hasil penelitian ini menemukan makna semiotika berupa gambaran kepribadian, aktifitas, prinsip serta tujuan calon pasangan yang memiliki persamaan dan perbedaan makna signifikan di beberapa bagian objek yang menjadi bahan penelitian.
BAB I
Papan reklame adalah media luar ruang untuk iklan kampanye politik yang dapat memberikan stimulasi rangsangan langsung kepada masyarakat penonton melalui pengaturan visual seperti layar besar melalui warna dan gambar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna bahasa visual secara verbal dan non-verbal dan penempatan tata letak yang terkandung dalam iklan kampanye media luar ruang pada ruang publik di Kota Jakarta Selatan.
Teknik Analisis
Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pemaparan secara deskriptif dan interpretatif yang didukung oleh teori semiotika Roland Barthes. Adapun sember data dalam penelitian ini diperoleh langsung melalui cara observasi terhadap objek penelitian dan diperoleh dari literatur, jurnal, serta sumber-sumber bacaan dari internet yang berkaitan dengan penelitian ini.
CONTOH TESIS NO.10 Penggunaan Instagram Sebagai Media Kampanye Politik pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017: Studi Kasus pada Basuki Cahaya Purnama (Ahok)
Abstrak
Hasil survei menunjukkan adanya korelasi yang rendah diantara konten media sosial yang dimiliki Ahok dan aktivitas daring masyarakat di Instagram terhadap persepsi masyarakat pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Hal ini dikarenakan adanya proses pembentukan persepsi yang panjang dan rumit dan maraknya hoaxpolitik di masyarakat yang salah satunya diakibatkan oleh kasus Ahok mengenai penistaan agama Islam.
BAB I
Dengan dasar Indonesia sebagai salah satu jumlah pengguna internet terbanyak di dunia, penelitian ini menguji bagaimana pengaruh penggunaan media sosial Instagram sebagai media kampanye politik dalam memengaruhi persepsi masyarakat terhadap Basuki Cahaya Purnama (Ahok) pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Dalam studi ini, konten media sosial Instagram dan aktivitas daring masyarakat pada Instagram yang berhubungan dengan Ahok menjadi faktor dalam memengaruhi persepsi masyarakat terhadap Ahok.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang menyebarkan kuesioner terhadap 103 responden dari mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia melalui simple random sampling.
CONTOH TESIS NO.11 DEKONSTRUKSI MAKNA TEKS PROTOKOL KESEHATAN COVID-19 PADA KAMPANYE LAGU ”INGAT PESAN IBU” DI MEDIA YOUTUBE (ANALISIS HERMENEUTIKA RADIKAL DERRIDA)
Abstrak
Wabah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia melalui Gugus Tugas dan Satuan Tugas telah menciptakan sejumlah rangkaian teks yang terdiri dari 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan Pakai Sabun, Menjaga Jarak dan Menghindari Kerumunan, New Normal, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), Zona Merah/Oranye/Kuning/Hijau, dan Karantina Mandiri. Salah satu rangkaian teks yaitu 3M menjadi fokus penelitian, ketika teks tersebut dihimpun menjadi sebuah lagu dengan durasi yang pendek berjudul Ingat Pesan Ibu diciptakan oleh grup band Padi Reborn. Merujuk dari teks lagu tersebut, maka penelitian ini menggunakan konsep Dekonstruksi yang digagas Jaques Derrida. Titik pusat analisis penelitian mengerucut pada kata “Ibu” sebagai bagian dari teks lagu tersebut. Dalam proses dekonstruksi kata “Ibu” pada akhirnya menimbulkan interpretasi-interpretasi yang cenderung tidak berkesudahan.
BAB I
Dampak meluasnya penyebaran virus jenis baru atau Sars-Cov-2, telah memicu peningkatan jumlah orang yang terpapar dan dinyatakan positif mengidap Covid-19 di suatu wilayah tertentu. Demi mewaspadai penyebaran dan penularan wabah pandemi virus yang semakin meluas dan mengkhawatirkan, maka pemerintah perlu menentukan dan membuat kebijakan baru dan tata aturan baru yaitu, Protokol Kesehatan (Prokes), yang disosialisasikan atau didesiminasikan kepada masyarakat yang terkait dengan penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19. Prokes dan tata aturan yang dimaksud meliputi; (1) Pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar); (2) Penerapan 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, menjaga jarak fisik dan sosial), (3) Pemberian status suatu wilayah atau zona dengan simbol warna (merah, oranye, kuning, hijau); (4) Pemahaman mengenai kondisi New Normaldi tengah wabah pandemi Covid-19; serta (5) Penerapan karantina mandiri.
Teknik Analisis
Teknik analisis data dilakukan dengan cara penyeleksian data, klasifikasi data, merumuskan hasil penelitian dan menganalisa hasil data.
CONTOH TESIS NO.12 Konstruksi media online pada pemberitaan masa kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta putaran kedua pada portal media online detik.com edisi maret dan april 2017: analisis framing Robert N Entman
Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memahami dan mendeskripsikan tentang define problems (pendefinisian masalah), diagnose causes (sumber masalah) , make moral judgement (keputusan), treatment recommendation (merekomendasikan penyelesaian) dalam konstruksi berita “Masa Kampanye Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua” pada portal media online Detik.com edisi Maret dan April 2017.
Dalam penelitian ini ditemukan Detik.com memiliki kecenderungan memunculkan sisi negatif pasangan Ahok-Djarot dengan menggunakan bahasa yang halus pada pemberitaannya berbeda dengan pasangan Anies-Sandiaga, Detik menuliskan masa kampanye pasangan ini dengan menunjukan sisi positif dengan cara penulisan yang halus dan elegan.
BAB I
Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah bagaimana define problems (pendefinisian masalah), diagnose causes (sumber masalah) , make moral judgement (keputusan), treatment recommendation (merekomendasikan penyelesaian) dalam berita “Masa Kampanye Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua” pada portal media online Detik.com edisi Maret dan April 2017.
Teknik Analisis
Dalam menjawab pertanyaan tersebut,peneliti menggunakan jenis penelitian Analisis Teks Media .Dengan Studi Analisis Framing Robert N.Entman. sedangkan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan berita dari portal media online Detik.com edisi Maret dan April 2017 seputar “Masa Kampanye Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua”,kemudian mencatat,memilah dan menganalisanya sesuai dengan model penelitian yang digunakan.
CONTOH TESIS NO.13 Perancangan Media Kampanye Sosial Peningkatan Motivasi Guru Dalam Mengajar
Abstrak
Perancangan Media Kampanye Sosial Peningkatan Motivasi Guru Dalam Mengajar. Tugas Akhir. Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Dan Desain, Universitas Negeri Makassar. 2018. Pembimbing:(1) Irfan, S.Pd., M.Ds.(2) Drs. Aswar, M.Ds. Tujuan perancangan ini membuat media kampanye sosial peningkatan motivasi guru dalam mengajar yang dapat memberikan dampak positif. Dan konsep perancangan yang diangkat adalah Tegas karena Tegas adalah seseorang yang mempunyai ide ide yang cemerlang, selalu semangat dalam belajar dan bekerja, dan percaya diri dalam mengambil keputusan. Sumber data yang diambil adalah dari buku dan jurnal yang berkaitan dengan motivasi guru. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Proses perancangan yang dilakukan dengan bantuan alat seperti komputer atau laptop dan aplikasi yang dipakai untuk membuat motion graphic adalah aplikasi adobe primier dan aplikasi after effect .
BAB I
Proses belajar mengajar tentunya tidak hanya siswa yang dituntut memiliki motivasi untuk belajar, tetapi guru juga harus memiliki motivasi di dalam mengajar. Oleh karena pentingnya motivasi kerja guru dalam pembelajaran, sejauh ini motivasi sering dikatakan sebagai kekuatan pendorong bagi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Apabila para guru tidak mempunyai motivasi dalam mengajar, tentunya mereka tidak akan terdorong dan berusaha meningkatkan kemampuannya dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan di Sekolah sehingga hasil belajar siswa yang diharapkan juga kurang maksimal.
Teknik Analisis
Diaplikasikan dalam media motion graphic. metode perancangan yg dilakukan adalah menganalisis beberapa objek materi lalu dipilih yang akan dijadikan konsep naskah materi lalu membuat sinopsis, membuat storyline, menentukan objek utama dan objek pendukung, pembuatan storyboard dan yang terakhir menjalankan animasi karya melalui beberapa aplikasi.
CONTOH TESIS NO.14 PENCITRAAN VISIONARY HERO DI MASA KAMPANYE DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER
Abstrak
Penelitian ini akan menganalisis pencitraan dalam akun Twitter @ridwankamil dalam kampanye Pilwakot Bandung 2013 dengan menggunakan analisis wacana dari Teun Adrianus Van Dijk. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan tampilan citra Ridwan Kamil dalam tweet di akun Twitter @ridwankamil dalam perspektif Visionary Hero dari Charles Manz dan Henry Sims. Metode penelitian yang digunakan adalah Analisis Wacana Model Teun Adrianus Van Dijk dengan paradigma kualitatif – konstruktivisme. Model Wacana Van Dijk mengamanatkan tiga langkah pengumpulan data dan analisis terhadap tweet yang dimunculkan dalam akun @ridwankamil di periode kampanye Pilwakot Bandung 6 hingga 19 Juni 2013. Pertama, analisis tesktual tweet menemukan adanya kecenderungan konstruksi tampilan citra Ridwan Kamil yang menggunakan kekuatan emosi, ajakan dan inspirasi untuk mempersuasi pembaca Tweetnya. Pemilihan kata yang dilakukan oleh Ridwan Kamil menggunakan katakata emosional dan kedekatan psikologis seperti penggunaan kata: cinta, perjuangan, kita, dan perubahan. Ridwan Kamil menampilkan dirinya sebagai pemimpin Visionary Hero yang tak sungkan untuk menampilkan sisi emosionalnya pada publik, dan memberikan jarak yang intim dalam dunia Twitter. Wacana kognisi social menunjukkan Ridwan Kamil melihat dirinya sebagai seorang visioner yang memposisikan dirinya untuk memberikan motivasi dan solusi bagi permasalahan Kota Bandung. Ridwan Kamil menampilkan dirinya sebagai pemimpin Visionary Hero yang mempunyai Antusiasme dan berkomitmen Jangka Panjang terhadap kemajuan Kota Bandung. Wacana konteks sosial yang muncul berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis menunjukan fondasi komunikasi Ridwan Kamil dalam dunia Twitter adalah menggunakan pendekatan emosional untuk melakukan persuasi dan mengarahkan citra Ridwan Kamil kearah yang diinginkan.
Peneliti menyimpulkan sebagian besar Tweet yang diunggah dalam periode kampanye Pilwakot Bandung menggunakan Citra Visionary Hero berupa Keterlibatan Emosional, Antusiasme, Prestasi tinggi, Komitmen Jangka Panjang, Kesulitan dengan ketidakhadiran pemimpin dan Permasalahan jika visi pemimpin tidak benar atau tidak etis. Dari keenam kategori ini, Ridwan Kamil sering menggunakan Keterlibatan Emosional sebagai upaya untuk mengkonstruksi citra Ridwan Kamil sebagai Calon Walikota Bandung pada masa kampanye Pilwakot Bandung 2013. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Ridwan Kamil adalah sosok pemimpin yang menampilkan dirinya dengan pendekatan emosional sehingga mempunyai kesan jauh dari karakter pemimpin secara struktural dan lebih mengarah kepada pemimpin fungsional.
BAB I
Pilkada langsung yang berlaku di Indonesia sejak tahun 2005 membuat kampanye Pilkada menyajikan peluang yang sangat baik untuk meneliti konsekuensi komunikasi. Hal ini tentu saja berkaitan dengan pemberian suara dan tindakan memberikan suara sebagai upaya untuk mempersuasi rakyat melalui media sosial. Media sosial dalam hal ini digunakan sebagai medium penyampaian pesan komunikasi politik.
Teknik Analisis
Teknik analisis data dilakukan dengan cara penyeleksian data, klasifikasi data, merumuskan hasil penelitian dan menganalisa hasil data.
CONTOH TESIS NO.15 Perancangan Buku Ilustrasi Digital Vektor sebagai Media Kampanye Sosial “Ayo Naik Transportasi Umum” untuk Anak Usia 12-16 Tahun
Abstrak
Selain itu juga mengarahkan para pelajar untuk menggunakan transportasi umum yang lebih aman dan hemat yang sudah disiapkan pemerintah. Dengan menganalisa suatu permasalahan yang ada pada saat ini bertujuan untuk mengedukasi berupa buku ilustrasi yang dapat menambah sebuah wawasan pada pelajar serta menerapkan pemikiran secara panjang untuk menggunakan transportasi umum demi keselataman diri sendiri dan bersama. Dari permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk merancang media edukasi dan informasi tentang transportasi umum di Surabaya dalam bentk buku ilustrasi yang difokuskan untuk pelajar dengan teknik digital vector sebagai media kampanye untuk anak usia 12-16 tahun.
BAB I
Surabaya memiliki berbagai transportasi umum yang beroperasi sejak lama. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya transportasi membuat kendaraan semakin banyak dan mudah didapat dengan berbagai tawaran dan cicilan yang ringan sehingga dapat mempengaruhi tingkat konsumen pada penggunaan transportasi umum. Karena transportasi pribadi mudah dibeli dan didapatkan maka akan berpengaruh besar dalam tingkat kecelakaan dan volume kendaraan sehingga tingkat kemacetan semakin meningkat. Para pelajar sekolahpun menggunakan transportasi pribadi dengan berbagai alasan seperti transportasi umum terlalu lama, agar bisa lebih cepat ke sekolah, bisa jalan – jalan dahulu, dan masih banyak lagi. Dalam kenyataannya, ditemui sejumlah kasus atau kejadian yang melibatkan pelajar atau pengedara dibawah umur melakukan balapan liar, konvoi, serta hal – hal yang merugikan dimasyarakat. Dari peristiwa ini dapat ditunjukkan bahwa para pelajar membutuhkan semua edukasi dari mereka masih dini agar kelak mereka mempunyai wawasan luas serta dapat berfikir secara matang dengan memiliki tujuan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain, dan orang sekitarnya.
Teknik Analisis
Teknik analisis data dilakukan dengan cara penyeleksian data, klasifikasi data, merumuskan hasil penelitian dan menganalisa hasil data.
Leave a Reply