HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Contoh Tesis Implementasi Program Indonesia Pintar Tahun 2020

CONTOH TESIS NO.1 Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) Melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) dalam Upaya Pemerataan Pendidikan

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) dalam upaya pemerataan pendidikan. Hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi Kebijakan PIP melalui KIP dalam Upaya Pemerataan Pendidikan di SMP Negeri 1 Manonjaya dan SMP Negeri 2 Cineam Kabupaten Tasikmalaya dilaksanakan cukup baik, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya tim/panitia sebagai pengelola dana KIP yang sudah bekerja berdasarkan tugas masing-masing. Hal lain ditandai dengan siswa yang menerima dana KIP memenuhi kriteria kondisi keluarga siswa yang ditentukan dari kepemilikan Kartu perlindungan Sosial (KPS) sehingga siswa yang tidak bersekolah atau pendidikannya terkendala masalah biaya dapat bersekolah sehingga dapat terwujud pendidikan yang merata. Faktor pendukung implementasi kebijakan PIP melalui KIP: Informasi dari pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya secara rutin ke sekolah dan secara online. Dapodik digunakan pemerintah sebagai salah satu indikator penentu sasaran penerima PIP melalui KIP, Adanya rasa saling percaya antara pihak sekolah dengan siswa dan orang tua terhadap penggunaan dana, Siswa menjadi lebih aktif dan rajin ke sekolah karena kebutuhan sekolah terpenuhi. Faktor penghambat: evaluasi program PIP melalui KIP yang dilaksanakan pada setiap periode program menyebabkan terjadinya perubahan khusunya pada mekanismenya, penggunaan dana KIP kurang tepat, kesulitan mengumpulkan kuitansi atau bukti penggunaan dana KIP.

BAB I           

Pembangunan pendidikan merupakan salah satu yang dijadikan prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan sangat penting karena perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang kehidupan, seperti: ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Hal ini mengakibatkan pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan guna meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945, yaitu pemerinta wajib bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Semua warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan pendidikan, namun belum semua warga negara Indonesia mampu mengakses pendidikan sehingga tujuan pemerintah dalam penyelenggaraan wajib belajar belum sepenuhnya tercapai

Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif.

CONTOH TESIS NO.2 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) PADA JENJANG SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) Pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda dengan indikator: Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar yang terdiri dari mekanisme pengusulan, sosialisasi, pelayanan pengaduan masyarakat, dan pemantauan pelaksanaan PIP serta faktor-faktor penghambat dalam Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) Kesimpulan dari penelitian ini bahwa implementasi kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda belum berjalan maksimal sebagaimana mestinya hal ini terlihat dari beberapa faktor yang menghambat pelaksanaan kebijakan PIP sehingga belum sesuai dengan pedoman yang terdapat dalam Petunjuk Pelaksanaan PIP, diantaranya data yang digunakan dalam penentuan siswa calon penerima KIP masih kurang akurat, waktu pencairan dana PIP yang terlambat, kegiatan sosialisasi yang masih kurang optimal dilakukan, lamanya waktu verifikasi kepemilikan KIP, serta masih rendahnya kesadaran wali murid tentang peruntukkan bantuan PIP.

BAB I

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 yang kemudian diperbaharui menjadi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Pintar (PIP), Program Indonesia Pintar diartikan sebagai “Bantuan berupa uang tunai dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang orang tuanya tidak dan/atau kurang mampu membiayai pendidikannya”.

Teknik Analisis

Pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian yaitu data primer dan data sekunder, dimana data primer didapat dari key informan yaitu Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda yang dipilih melalui teknik purposive sampling, dan informan yaitu Staff Kelembagaan Peserta Didik yang juga bertugas sebagai Operator Program Indonesia Pintar untuk jenjang SD di Kota Samarinda, Kepala Sekolah dan Operator Sekolah yang tugasnya berhubungan dengan masalahmasalah yang diteliti dengan menggunakan teknik purposive sampling , selain itu juga orang tua siswa yang menerima bantuan dana Program Indonesia Pintar (PIP) serta orang tua siswa yang dalam kriteria masuk sebagai penerima bantuan dana Program Indonesia Pintar namun kenyataannya tidak menerima. Kemudian data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen, serta internet. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif.

CONTOH TESIS NO.3 Program Indonesia Pintar: Implementasi Kebijakan Jaminan Sosial Bidang Pendidikan

Abstrak

Hasil penelitian menunjukkan, implementasi PIP di Kota Kupang dan Kota Palembang belum optimal, akibat adanya intervensi dari elit politik lokal berupa pemaksaan nama- nama siswa yang harus diberi bantuan. Rekomendasi yang dikemukakan adalah 1) Evaluasi yang komprehensif terhadap PIP di Kota Kupang dan Kota Palembang; 2) Regulasi yang jelas, agar tidak ada lagi intervensi politik praktis dalam PIP di Kota Kupang dan Kota Palembang; 3) Perbaikan mekanisme dalam pengusulan calon penerima bantuan PIP; 4) Perbaikan mekanisme dalam rangka kontrol pemanfaatan bantuan PIP.

BAB I                      

Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan salah satu kebijakan jaminan sosial di bidang pendidikan yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada siswa-siswa dari kalangan miskin. Yang menjadi permasalahan, bagaimana implementasi kebijakan PIP di lapangan? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan tersebut.

Teknik Analisis

Penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan unit analisis implementasi PIP di Kota Kupang dan Kota Palembang. Kedua kota dipilih sebagai unit analisis karena termasuk wilayah yang menerima bantuan PIP terbanyak di Indonesia.

CONTOH TESIS NO.4 IMPLEMENTASI PROGRAM INDONESIA PINTAR PADA JENJANG PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI SMP 3 SATU ATAP GEBOG KUDUS

Abstrak          

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana implementasi Program Indonesia Pintar (PIP) di SMP Negeri 3 Satu Atap Gebog Kudus dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya dengan menggunakan teori implementasi Van Meter dan Van Horn. Permasalahan pelaksanaan Program Indonesia Pintar antara lain maksud dan tujuan, sosialisasi, mekanisme pendataan dan verifikasi, penyaluran dana, komunikasi, sumber daya, karakteristik pelaku pelaksana dan lingkungan sosial. Rekomendasi yang diberikan adalah instansi pelaksana harus lebih bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan sekolah menengah pertama dan bank penyalur, dapat memperhatikan sumber daya manusia yang terlibat dalam program Indonesia Pintar ini agar lebih memadai tidak hanya kuantitas tetapi juga kualitasnya. Pelaksana harus bisa tegas dan tegas terhadap pelanggaran yang terjadi, karena lingkungan sosial khususnya orang tua penerima Program Indonesia Pintar harus lebih memahami dan mematuhi ketentuan dan teknis program Indonesia Pintar.

BAB I

Program Indonesia Pintar yang selanjutnya disingkat PIP adalah bantuan tunai pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang orang tuanya tidak dan / atau kurang mampu membiayai pendidikannya, sebagai kelanjutan dan perluasan dari target program Bantuan Siswa Miskin (BSM).

Teknik Analisis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif.

CONTOH TESIS NO.5 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI KERTU PENJAMIN SOSIAL DAN KARTU INDONESIA PINTAR PADA MASYARAKAT (Studi Kasus di Kelurahan Kauman Kota Malang)

Abstrak

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pengurangan angka kemiskinnan melalui pendistribusian KPS dan KIP dilakukan melalui studi pendahuluan terlebih dahulu, kemudian survey serta pengecekan area yang dianggap memenuhi syarat untuk menerima bantuan dari pemerintah. Berdasarkan pengelompokan masyarakat yang dilakukan oleh petugas terkait untuk memfasilitasi pendistribusian KPS dan KIP khusus nya masyarakat Kecamatan Kauman yang populasi nya mencapai 560 penduduk di temukan data bahwa masayarakt miskin yang berhak menerima KPS sebanyak 30% sedangkan masyarakat miskin yang berhak menerima KIP sebanyak 5%.

BAB I

Dikelurahan Kauman Malang Jawa Timur yang terdiri dari 10 RW di wilayah tersebut, warga miskin yang terdaftar mendapat KPS tidak terdata secara menyeluruh. Tercatat di wilayah RW 09 hanya 6 KK saja sedangkan di beberapa RW lain seperti RW 10 tidak ada satupun warga yang terdaftar mendapat KPS. Berbeda dengan warga RW 01 yang hampir 30% warganya mendapat KPS. Sedangkan untuk Kartu Indonesia Pintar juga tidak teralisasi dengan baik, dari 2734 warga Kelurahan kauman hanya sekitar 5% KK dengan anak usia sekolah yang memperoleh dana KIP dan itupun melalui sekolah masing-masing yang sudah mengetahui kondisi seluarga siswanya.

Teknik Analisis

Analisis data menggunakan metode analisis dan kualitatif yaitu mendeskripsikan serta menganalisis data yang diperoleh di lokasi penelitian kemudian kemudian dioleh dan ditabulasi berdasarkan sifat dan jenisnya selanjutnya di interpretasi secara deskriptif untuk menjawab rumusan masalah.

CONTOH TESIS NO.6 EVALUASI IMPLEMENTASI PENYALURAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) BAGI SISWA KURANG MAMPU

Abstrak

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penyaluran dana di SDN Jrebeng Wetan Tahun 2016 sudah tepat disalurkan kepada orang tua siswa yang tidak mampu namun pemanfaatannya masih kurang optimal untuk kebutuhan siswa. Sementara itu, dampak yang dirasakan guru dari program ini adalah meningkatnya prestasi dan keaktifan siswa meskipun kendala yang sering dihadapi pihak administrasi dalam memperoleh dana tersebut.

BAB I

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan penyelenggaraan Program Indonesia Pintar (PIP) bagi siswa kurang mampu di SDN Jrebeng Wetan Tahun 2016. Subjek penelitian ini adalah penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) atau PIP Tahap 3.8 dan 11 Tahun 2016 Objek penelitian ini adalah program BSM atau PIP Tahap I tahun 2016.

Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi.

CONTOH TESIS NO.7 EVALUASI IMPLEMENTASI PENYALURAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) BAGI SISWA KURANG MAMPU(Studi pada SDNJrebeng Wetan Tahun 2016)

Abstrak

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengevaluasi  implementasi  penyaluran  Program  Indonesia  Pintar (PIP) bagi siswa kurang mampu di SDN Jrebeng Wetan Tahun 2016. Subyek penelitian ini adalah penerima  Bantuan  SiswaMiskin  (BSM)  atau  Program  Indonesia  Pintar  PIP  Tahap  3,8  dan  11 Tahun  2016.Obyek  penelitian  ini  adalah  program  Bantuan  Siswa  Miskin  (BSM)  atau  Program Indonesia  Pintar  (PIP)  tahap  I  tahun  2016.  Berdasarkan  hasil  analisis  data  dapat  disimpulkan  bahwa  implementasi  penyaluran  dana  di  SDN Jrebeng Wetan Tahun 2016 sudah tepat tersalurkan pada orang tua siswa yang tidak mampu tetapi pemanfaatannya masih kurang optimal untuk keperluan siswa. Sedangkan, dampak yang dirasakan guru  adanya  program  ini  peningkatan  prestasi  dan  keaktifan  siswa  lebih  meningkat  meskipun kendala yang sering dihadapi yaitu administrasi dalam mendapatkan dana ini.

BAB I

Dalam   laporan   APBN   2016,   Kementerian Pendidikan    dan    Kebudayaan    mendapatkan    pagu anggaran  sebesar Rp49,23  triliun  dari  sebelumnya Rp53,27 triliun. Adapun, Kementerian Riset Teknologi  dan  Pendidikan  Tinggi  (Kemenristekdikti) mendapatkan   jatah   sebesar   Rp37,98   triliun   dari sebelumnya   Rp43,79   triliun.   Hal   yang   sama   juga terjadi   pada   anggaran   yang   digelontorkan   untuk Kementerian   Agama   (Kemenag)   yang   mengalami penurunan  pagu  anggaran  menjadi  Rp58,48  triliun dari sebelumnya Rp60,28 triliun.

Teknik Analisis           

Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  kualitatif dengan teknik  pengumpulan  datanya   meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi.

CONTOH TESIS NO.8 KESIAPAN INSTITUSI PELAKSANA DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) UNTUK TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI WILAYAH JAKARTA SELATAN

Abstrak

Temuan penelitian menunjukkan bahwa, dalam pelaksanaan PIP, tidak terjadi saling koordinasi dan kerjasama beberapa institusi terutama pada awal pelaksanaan program. Institusi yang berada di bawah Kementerian tidak mengetahui sejauhmana perkembangan dari program tersebut. Meski demikian kondisi tersebut tidak membawa pengaruh besar karena nyatanya program tetap bisa berjalan dan dana dapat disalurkan ke siswa penerima. Namun, kurangnya kerjasama membuat sasaran dari dana PIP menjadi kurang tepat. Baik Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Dinas Pendidikan Kota Jakarta Selatan dan pihak sekolah tidak mengetahui siapa saja siswa penerima dana PIP sehingga tidak bisa mengontrol apakah siswa tersebut sudah mendapatkan dana KJP atau tidak. Sementara instruksi dari Presiden adalah siswa yang sudah menerima dana KJP tidak boleh mendapatkan dana PIP. Hambatan lain yang ditemukan adalah adanya tekanan politik sehingga birokrasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Struktur birokrasi tidak dibangun sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang ada. Padahal untuk merealisasikan suatu program harus mempersiapkan segala hal yang diperlukan seperti: anggaran dan struktur organisasi pelaksana program. Gejolak ini bisa menjadi tekanan politik yang pada akhirnya menjadi faktor penghambat kelancaran pelaksananaan PIP. Ke depan diharapkan hambatan-hambatan yang ada dapat diminimalisir agar PIP dapat lebih baik dalam pelaksanaannya

BAB I

Penelitian ini bertujuan untuk memahami kesiapan institusi pelaksana dalam melaksanakan Program Indonesia Pintar untuk siswa miskin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.

Teknik Analisis

Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  kualitatif dengan teknik  pengumpulan  datanya   meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi.

 

CONTOH TESIS NO.9 IMPLEMENTASI PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) DI DESA SUKOMULYO KECAMATAN SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA (Studi Kasus di SDN 011 dan SDN 013)

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan implementasi Program Indonesia Pintar (PIP) di Desa Sukomulyo Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara (Studi Kasus di SDN 011 dan SDN 013) serta untuk mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambatnya. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif. Kesimpulan dalam implementasi Program Indonesia Pintar (PIP) di Desa Sukomulyo Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara (Studi Kasus di SDN 011 dan SDN 013) masih belum optimal yaitu masih terdapat kendala seperti masih banyak siswa yang kurang mampu yang tidak memiliki KIP (Kartu Indonesia Pintar) sementara KIP tersebut menjadi prioritas untuk dapat memperoleh bantuan PIP dan sosialisasi yang masih kurang maksimal yang seharusnya diberikan kepada orangtua calon penerima. Faktor pendukung dalam PIP di SDN 011 dan SDN 013 Sepaku adalah adanya kerjasama dari pihak sekolah yang membantu orangtua siswa penerima jika ada kesulitan, tersedianya sarana pendukung yaitu komputer yang digunakan untuk mendata calon penerima bantuan, sedangkan faktor penghambatnya adalah penerima KIP sebagai syarat menerima PIP masih kurang tepat sasaran masih ada yang tidak sesuai dengan kondisi yang riil, jumlah penerima yang diusulkan ke dinas oleh sekolah masih kurang jumlahnya sementara masih banyak siswa yang membutuhkan bantuan serta tidak adanya juklak untuk pedoman sekolah.

BAB I

Salah satu upaya pemerintah dalam rangka pemerataan pendidikan kepada masyarakat khususnya bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu adalah melalui digulirkannya Program Indonesia Pintar (PIP) yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Pintar (PIP). Program ini merupakan kebijakan turunan dari Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat untuk Membangun Keluarga Produktif dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 166 Tahun 2014 tentang Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Program Indonesia Pintar, untuk selanjutnya disebut PIP, adalah bantuan berupa uang tunai dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang orangtuanya tidak dan/atau kurang mampu membiayai pendidikannya. Program ini merupakan penyempurnaan dari Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang sebelumnya ada dan telah bergulir sejak tahun 2008.

Teknik Analisis

Adapun metode pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Key informan dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Kepala Sekolah Dasar Negeri 011 dan Kepala Sekolah Dasar Negeri 013 Sepaku sedangkan informan lainnya adalah guru dari SDN 011 dan SDN 013 beserta orangtua siswa penerima dari SDN 011 dan SDN 013 Sepaku. Sedangkan alat analisis data yang digunakan adalah model interaktif.

CONTOH TESIS NO.10 EFEKTIVITAS PROGRAM KARTU INDONESIA PINTAR (KIP) BAGI SISWA SMK DI KECAMATAN JERUKLEGI KABUPATEN CILACAP (STUDI PERMENDIKBUD NO. 12 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM INDONESIA PINTAR)

Abstrak

Hasil dari penelitian ini diketahui efektifitas program Kartu Indonesia Pintar bagi siswa SMK di Kecamatan Jeruklegi Kabupaten Cilacap lebih dari 70%. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata sebesar 92,10 yng lebih besar dari 78,4 dan hasil uji t yang memiliki signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Terdapat beberapa faktor pendukung yang mempengaruhi efektivitas program Kartu Indonesia Pintar; 1) Informasi dari pihak dinas secara rutin ke sekolah dan secara online, 2) Dapodik digunakan pemerintah sebagai salah satu indikator penentuan sasaran penerima KIP, 3) Adanya rasa saling percaya antara pihak sekolah dengan siswa beserta orang tua terhadap penggunaan dana KIP, 4) Siswa menjadi lebih aktif karena peralatan sekolah dapat terpenuhi. Adapun faktor penghambat: 1) Evaluasi program KIP yang dilaksanakan pada setiap periode program menyebabkan terjadinya perubahan khusunya pada mekanismenya, 2) Penyelewengan dana KIP, 3) Kesulitan mengumpulkan kuitansi atau bukti penggunaan dana KIP.

BAB I

Program Kartu Indonesia Pintar merupakan program pemerintah terkait bantuan pembiayaan pendidikan yang diberikan kepada siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu yang dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) guna membantu terlaksananya pemerataan pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk mengukur tingkat efektivitas peneliti menggunakan konsep efektivitas menurut Ni Wayan Budiani.

Teknik Analisis

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif deskripstif. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mendapat bantuan dari program Kartu Indonesia Pintar (KIP). Populasi penelitian yaitu seluruh siswa SMK penerima bantuan Program Kartu Indonesia Pintar diKecamatan Jeruklegi, Cilacap yaitu sejumlah 2 SMK yang terdiri dari 487 siswa. Adapun yang menjadi responden adalah 146 siswa. Guna menemukanresponden penelitian secara representatif, maka dalam penelitian ini digunakanteknik proportional random sampling.

CONTOH TESIS NO.11 Evaluasi Program Indonesia Pintar dalam Peningkatan Akses Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi desain, instalasi, proses, produk, dan analisis manfaat dan biaya pelaksanaan Program Indonesia Pintar (PIP) dalam Peningkatan Akses Pendidikan di SMP Negeri 7 Salatiga. Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif dengan menggunakan Discrepancy Evaluation Model. Analisis data melalui: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validasi data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian: (1) komponen desain yang dirumuskan dengan mengacu pada PIP Juknis tahun 2015 meliputi aspek tujuan, proses, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, (2) komponen instalasi masih terdapat ketidaksesuaian antara tujuan pelaksanaan PIP dengan tujuan PIP di SMP. Negeri 7 Salatiga, (3) komponen proses, program yang direncanakan berjalan sesuai dengan PIP Permendikbud, walaupun dalam pelaksanaannya terdapat faktor penghambat, (4) komponen produk, tujuan yang dicapai adalah peserta didik dapat membeli keperluan sekolah, membayar biaya administrasi sekolah ( 5) komponen analisis manfaat dan biaya, manfaat pendanaan PIP sangat besar bagi peserta didik yang kurang mampu, walaupun dana PIP masih sangat kurang dalam memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik setiap tahunnya.

BAB I

Pemerintah telah berupaya meningkatkan    kualitas    hidup    bangsa Indonesia,   melalui peningkatan   kualitas pendidikan  dengan  Program  Indonesia  Pintar (PIP).  Kepala  Pusat  Penilaian  Pendidikan Balitbang (Kapuspendik Balitbang) mengatakan    secara    konsisten    terjadi peningkatan  cakupan  sampling  peserta  didik Indonesia  yaitu  sebanyak  46  persen  di tahun 2003  menjadi  53  persen  di  tahun  2006. Selanjutnya, angka tersebut naik ke 63,4 persen di  tahun  2012,  dan  menjadi  68,2  persen  di tahun 2015. Peningkatan cakupan sampling ini merupakan bukti capaian wajib belajar 9 tahun dan  ekspansi  menuju  wajar  12  Tahun  dalam pendidikan  membuahkan  hasil  (Kemendikbud, 2016).  Meskipun  demikian,  kualitas  layanan pendidikan  masih  rendah  karena  dukungan fasilitas  dan  tenaga  pendidik  yang  belum memadai   di   seluruh   wilayah   Indonesia, khususnya  bagi  daerah  terpencil.  Hal  itu mengakibatkan  jumlah  siswa  putus  sekolah pada  jenjang  SD/MI,  SMP/MTs,  SMA/MA masih  banyak.  Pada  tahun  yang  sama  cukup banyak  siswa  SD/MI,  SMP/MTs,  SMA/MA yang  tidak  dapat  melanjutkan  pendidikan  ke jenjang  selanjutnya.  Masalah  putus  sekolah menjadi  masalah  yang  serius  yang  dihadapi oleh anak bangsa yang kurang mampu  dan dapat  mempengaruhi      keberhasilan   penuntasan Program Indonesia Pintar dalam meningkatkan akses pendidikan.

Teknik Analisis

Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumen.          

CONTOH TESIS NO.12 IMPLEMENTASI PROGRAM KARTU INDONESIA PINTAR DI KOTA TANJUNGPINANG

Abtrak

Kebijakan Program Kartu Indonesia Pintar merupakan salah satu yang termasuk didalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 yakni tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat untuk Membangun Keluarga Produktif, Mengamanatkan agar Kartu Indonesia Pintar (KIP) diberikan kepada anak-anak yang berusia 6 sampai dengan 21 tahun sebagai identitas untuk mendapatkan manfaat Program Indonesia Pintar khususnya masyarakat yang lemah dari segi ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program KIP di kota Tanjungpinang serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi hambatan dan pendukung dalam implementasi program tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, informan terdiri dari BPS, Bappeda, Dinas Pendidikan, pihak sekolah, Kelurahan, Masyarakat dan Siswa penerima dan tidak penerima KIP. Adapun hasil penelitian implementasi program KIP di Kota Tanjungpinang dan analisis menggunakan teori Edward III yakni 1). komunikasi hanya pusat yang mensosialisasikan dan itu belum merata diketahui oleh masyarakat sementara berdasarkan juknis sosialisasi seharusnya dilakukan oleh Dinas Pendidikan kabupaten/ kota nyata dilapangan bahwa itu tidak dilakukan, 2). Sumberdaya berupa data dan data yang digunakan merupakan data tahun 2011, 3). Disposisi atau sikap pelaksana bahwa Bappeda baru melakukan pendataan ulang guna mendapatkan data yang benar, 4) Struktur birokrasi yang jelas antara pusat dan pelaksana kota saja sementara sesama pelaksana kota kepada masyarakat belum terlihat. Implementasi program KIP di Kota Tanjungpinang belum sesuai dengan sebagaimana yang diharapkan karena masih ada keluarga yang mampu menerima KIP sementara masih banyak keluarga yang tidak mampu namun tidak mendapatkan KIP dan manfaatnya. Saran agar kedepan pendistribusian tepat kepada yang membutuhkan dan data yang digunakan data terbaru sehingga implementasi KIP tepat kepada sasarannya.

BAB I

Program Indonesia Pintar melalui Kartu Indonesia Pintar adalah salah satu program nasional (tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019) yang bertujuan untuk: 1). Meningkatkan angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah, 2). Meningkatkan angka keberlanjutan pendidikan yang ditandai dengan menurunnya angka putus sekolah dan angka melanjutkan, 3). Menurunnya kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok masyarakat, terutama antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, antara wilayah perkotaan dan perdesaan dan antar daerah. 4) Meningkatkan kesiapan siswa pendidikan menengah untuk memasuki pasar kerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

Teknik Analisis

Pada penelitian menggunakan trianggulasi sebagai teknik analisis data

CONTOH TESIS NO.13 IMPLEMENTASI PROGRAM KARTU INDONESIA PINTAR (KIP) DI SMA NEGERI 2 DUMOGA

Abstrak

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru pengelola KIP SMA Negeri 2 Dumoga, siswa penerima KIP beserta orang tua siswa. Obyek penelitian mengenai pengelolaan implementasi kebijakan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) tahun ajaran 2015/ 2016 di SMA Negeri 2 Dumoga. Data dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil p enelitian menunjukkan bahwa sasaran KIP di SMA Negeri 2 Dumoga khususnya untuk tahun 2015 tahap VI berjumlah 23 siswa yang seluruhnya memiliki KIP. Faktor pendukung implementasi KIP: informasi dari pihak dinas secara rutin ke sekolah dan secara online. Faktor penghambat: evaluasi dari program KIP yang dilaksanakan setiap periode program menyebabkan terjadinya perubahan pada mekanisme serta terjadinya penyelewengan dana KIP.

BAB I        

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis program Kartu Indonesia Pintar (KIP) di SMA Negeri 2 Dumoga serta mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat implementasi program Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Teknik Analisis

Data dikumpulkan melalui metode wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi data.

CONTOH TESIS NO.14 PENDISTRIBUSIAN KARTU INDONESIA PINTAR (KIP)

Abstrak

Program Indonesia Pintar (PIP) adalah program pendukung pemerintah Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang disempurnakan. Program PIP ini diharapkan dapat membantu siswa yang kurang mampu dari segi ekonomi dan dapat meringankan beban keluarga yang kurang mampu, serta menarik kembali siswa yang putus sekolah dikarenakan tunggakan biaya. Maka diharapkan tidak ada lagi alasan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi karena masalah biaya. Untuk Penggunaan dana agar dapat digunakan seefektif dan efisien mungkin. Dengan demikian program PIP dapat mendukung program pemerintah wajib belajar 12 tahun. Kedua program tersebut dapat beriringan menjalankan tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.

BAB I

Kartu  Indonesia  Pintar  (KIP) harus   tepat   sasaran   agar   dapat digunakan dengan sebaik mungkin,   di   daerah   diharapkan agar pemerintahan yang menangani  pembagian  KIP  ini,  di seleksi    sebaik    mungkin    untuk  menghindari  salah  sasaran.  Karna di    setiap    daerah    di    Indonesia banyak   masyarakat   yang   sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah,  mereka  yang  sangat membutuhkan    dana    dan    biaya untuk membantu meringankan perekonomian keluarga.

Teknik Analisis

Data dikumpulkan melalui metode wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi data.

CONTOH TESIS NO.15 IMPLEMENTASI PROGRAM INDONESIA PINTAR PADA JENJANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DILIHAT DARI KARAKTERISTIK AGEN PELAKSANA (Studi Pada SMPN Satu Atap 1 Patangkep Tutui Kabupaten Barito Timur)

Abstrak

Implementasi Program Indonesia Pintar dilihat dari aspek Karakteristik Agen Pelaksana di SMPN Satu Atap 1 Patangkep Tutui kabupaten Barito Timur dapat dikategorikan terimplementasi dengan baik. Faktor yang menghambat Implementasi Program Indonesia Pintar di SMPN Satu Atap 1 Patangkep Tutui adalah kurangnya pemahaman orang tua/wali siswa penerima manfaat PIP atas penggunaan dana PIP dan penerima dana PIP yang sering tidak melaporkan kembali bukti penyambilan dana yang diterima.

BAB I

Program Indonesia Pintar adalah bantuan pemerintah berupa uang tunai yang diberikan kepada peserta didik yang orang tuanya tidak atau kurang mampu untuk membiayai pendidikan anaknya. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi berjalannya Implementasi PIP tersebut seperti penerima PIP yang sudah menikah, putus sekolah dan penyalahgunaan dana bantuan yang digunakan untuk membeli kebutuhan rumah tangga, membayar tagihan listrik, membeli alat bangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana Implementasi Program Indonesia Pintar dan menngetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat Implementasi PIP yang dilihat dari aspek karakteristik Agen Pelaksana pada SMPN Satu Atap 1 Patangkep Tutui Kabupaten Barito Timur.

Teknik Analisis

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, Angket dan dokumentasi. Analisi tabulasi data menggunakan Muhammad Ali (1978-184).

 

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?