CONTOH TESIS NO.1 Implementasi Program Pembangunan Desa Mandiri Anggaran Untuk Rakyat Menuju Sejahtera (Anggur Merah) (Studi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara)
Abstrak
Temuan penelitian menunjukkan bahwa Koordinasi diantara pelaku program dari tingkat propinsi sampai tingkat desa belum terlaksana secara maksimal; Masyarakat penerima program belum memahami secara baik manfaat dan kegunaan program sehingga terkesan mereka kurang partisipatif; Belum meratanya alokasi bantuan dana sehingga menimbulkan kecemburuan dari masyarakat desa; Pendampingan yang belum maksimal sehingga penggunaan dana belum direncanakan secara baik dengan berpatok pada kebutuhan dasar masyarakat desa; Kesiapan tenaga pendamping “Anggur Merah” yang tersebar di desa sasaran dalam hal sumberdaya manusianya dan konsolidasi yang tercipta di desa belum memadai; Akses untuk memperoleh informasi program bagi masyarakat belum optimal; Pepengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program “Anggur Merah” belum dilakukan secara maksimal. Kenyataan ini menunjukkan bahwa Program Pembangunan Desa Mandiri “Anggur Merah” di Kabupaten Timor Tengah Utara belum terimplementasikan secara optimal. Untuk itu, perlu untuk meningkatkan komunikasi secara intensif agar informasi program dapat tersalur dengan baik, penting untuk dilakukan penguatan kapasitas bagi para pendamping dan pemerintah desa sebagai bentuk peningkatan pengetahuan dan keahlian dalam pelaksanaan program, meningkatkan pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan program dan yang terpenting juga perlu dilakukan penyadaran kritis kepada masyarakat melalui sosialisasi program secara berkala sehingga masyarakat semakin menyadari bahwa program “Anggur Merah” hadir untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan mereka.
BAB I
Program “Anggur Merah” merupakan inovasi kebijakan sebagai upaya untuk pengentasan kemiskinan melalui pengembangan usaha ekonomi produktif dengan pendekatan pemberdayaan berdasarkan potensi yang ada pada masyarakat desa.
Teknik Analisis
Penelitian dengan metode kualitatif ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis realitas pembangunan masyarakat desa di Kabupaten Timor Tengah Utara yang dipotret melalui kajian Implementasi Program Pembangunan Desa Mandiri “Anggur Merah” dengan penekanan pada model implementasi Direct and Indirect Impact on Implementation dimana terdapat empat aspek yang sangat menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan yakni Komunikasi, Sumberdaya, Disposisi dan Struktur Birokrasi.
Abstrak
Program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan di pedesaan pada prinsipnya memiliki banyak persamaan. Hal ini terlihat pada program PUAP dan Demapan. Adapun persamaannya antara lain : sama-sama berbasis desa, dilaksanakan oleh kelompok masyarakat, mendapatkan modal usaha pertanian dan non pertanian, terbentuknya lembaga keuangan mikro ditingkat desa, dan dibimbing oleh penyuluh dan tenaga pendamping. Dalam pelaksanaannya program tersebut masih banyak mengalami permasalahan dan untuk mengatasinya diperlukan koordinasi dengan cara mensinergikan program PUAP dengan Demapan. Sinergi dan integritasi kedua program mencakup beberapa aspek, yaitu : (1) diawali dengan sinergi data, pemilihan desa penerima program; (2) penataan internal kelembagaan program; (3) pemantapan pengembangan infrastruktur dengan sasaran akselerasi pengentasan kemiskinan; dan (4) antisipasi implementasi sinergi kedua program di lapangan. Dengan mengoptimalkan empat aspek tersebut, diharapkan akselerasi pembangunan pertanian dan ekonomi desa yang mengarah pada pengentasan kemiskinan dapat diwujudkan.
BAB I
Banyak program parsial sektoral yang sudah dilakukan pemerintah untuk mendorong pembangunan perekonomian masyarakat perdesaan. Pada umumnya program dan proyek yang digulirkan dalam bentuk bantuan fisik kepada masyarakat, baik berupa sarana irigasi, bantuan saprotan, mesin pompa, pembangunan sarana air bersih dan sebagainya. Dalam kenyataannya, sebagian besar proyek tidak mencapai tujuan secara maksimal dan tidak berkelanjutan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegagalanproyek tersebut (Rahayu, 2006), antara lain : (1) ketidaktepatan antara kebutuhan masyarakat dan bantuan yang diberikan; (2) paket proyek tidak dilengkapi dengan ketrampilan yang mendukung; (3) tidak ada kegiatan monitoring yang terencana; (4) tidak ada kelembagaan di tingkat masyarakat yang mendukung keberlanjutan proyek.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.
CONTOH TESIS NO.3 EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (P3MD) DALAM MEWUJUDKAN DESA MANDIRI DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR
Abstrak
Hasil penelitian. Pelaksanaan Program mencakup 4 (empat) bidang kegiatan yaitu kegiatan pemerintahan desa, pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, masyarakat desa. Pelaksanaan kegiatan belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, belum semua kegiatan program dilaksanakan sesuai dengan butir kegiatan, sesuai petunjuk pelaksanaan program dan tujuan khusus program. Belum ada inovasi (perubahan) yang mengarah pada tercapainya perubahan status desa dari tertinggal menjadi desa maju dan mandiri. Program-program yang telah dilaksanakan belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat, terutama dalam aspek pengembangan sarana ekonomi produktif masyarakat di bidang pertanian dan perkebunan, serta peningkatan kapasitas masyarakat.
BAB I
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) merupakan program strategis pemerintah. Pelaksanaan program di Desa Kualu Nenas belum berdampak signifikan terhadap perubahan status desa dari desa berkembang menjadi desa maju dan mandiri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui implementasi program dan untuk mengetahui dampak program di Desa Kualu Nenas.
Teknik Analisis
Metode penelitian yang digunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian evaluatif. Sumber data diperoleh melalui observasi di lokasi sasaran kegiatan program, wawancara mendalam, dengan informan kunci; Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, LKMD, tokoh masyarakat dan perwakilan kelompok masyarakat, pendamping desa. Data juga diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 30 informan yang dipilih secara purposive sampling.
CONTOH TESIS NO.4 Analisis Gender dalam Program Desa Mandiri Pangan (Studi Kasus: Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Klaten-Jawa Tengah)
Abstrak
Dalam implementasinya, setiap kebijakan yang dilakukan setiap instansi seyogyanya harus memperhatikan hubungan antara laki-laki dan perempuan, yang sesuai dengan INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana Program Desa Mandiri Pangan telah responsif gender. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan cenderung belum responsif gender. Hal ini karena masih terjadi ketimpangan gender baik di tingkat rumah tangga maupun dalam kelompok afinitas. Bentuk ketidakadilan gender yang terjadi adalah beban kerja, stereotipe dan subordinasi pada perempuan. Ketimpangan gender tersebut terjadi akibat hegemoni patriarki. Faktor elit desa juga bepengaruh terhadap pelaksanaan program.
BAB I
Kebijakan di bidang ketahanan pangan dan gizi merupakan bagian integral dari kebijakan pembangunan nasional. Oleh karena itu strategi dalam membangun sistem ketahanan pangan tidak hanya berorientasi pada peningkatan produktivitas saja, tetapi juga pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mereka secara mandiri dan berkelanjutan. Langkah pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan adalah dengan melaksanakan Program Desa Mandiri Pangan mulai tahun 2006 di daerah yang dinyatakan daerah rawan pangan.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.
CONTOH TESIS NO.5 Analisis Gender dalam Program Desa Mandiri Pangan
Abstrak
Kebijakan di bidang ketahanan pangan dan gizi merupakan bagian integral dari kebijakan pembangunan nasional. Oleh karena itu strategi dalam membangun sistem ketahanan pangan tidak hanya berorientasi pada peningkatan produktivitas saja, tetapi juga pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mereka secara mandiri dan berkelanjutan. Langkah pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan adalah dengan melaksanakan Program Desa Mandiri Pangan mulai tahun 2006 di daerah yang dinyatakan daerah rawan pangan. Dalam implementasinya, setiap kebijakan yang dilakukan setiap instansi seyogyanya harus memperhatikan hubungan antara laki-laki dan perempuan, yang sesuai dengan INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana Program Desa Mandiri Pangan telah responsif gender. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan cenderung belum responsif gender. Hal ini karena masih terjadi ketimpangan gender baik di tingkat rumah tangga maupun dalam kelompok afinitas. Bentuk ketidakadilan gender yang terjadi adalah beban kerja, stereotipe dan subordinasi pada perempuan. Ketimpangan gender tersebut terjadi akibat hegemoni patriarki. Faktor elit desa juga bepengaruh terhadap pelaksanaan program.
BAB I
Dalam implementasinya, setiap kebijakan yang dilakukan oleh setiap instansi seyogyanya juga harus memperhatikan hubungan atau relasi antara laki-laki dan perempuan. Hal ini karena pembangunan nasional ditujukan untuk seluruh penduduk tanpa membedakan laki-laki maupun perempuan. Ini kemudian diperkuat dengan ditetapkannya INPRES Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutaamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional. Pemerintah mengatur penyelenggaraan Pengarusutamaan Gender mulai dari instansi atau lembaga pemerintahan di tingkat pusat hingga daerah. Tujuan Pengarusutamaan Gender adalah terselenggaranya kebijakan dan program pembangunan yang berperspektif gender dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif. Penelitian ini berusaha menggambarkan pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan melalui perspektif gender. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
CONTOH TESIS NO.6 Perbandingan Keberhasilan Implementasi Program Desa Mandiri Pangan Desa Pulosari dan Desa Batursari Kabupaten Pemalang
Abstrak
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa implementasi program Desa Mandiri Pangan di Desa Pulosari sudah berjalan dengan baik dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keberadaan dan keaktifan kelembagaan masyarakat yaitu adanya kelompok afinitas dan lembaga keuangan desa, sumber-sumber kebijakan yang sudah memadai, dan adanya dukungan dan koordinasi yang baik dengan Pemerintah Desa. Sedangkan di Desa Batursari belum berjalan dengan baik karena tidak aktifnya kelompok afinitas dan belum adanya lembaga keuangan desa, sumber kebijakan yang belum memadai seperti sumber daya manusia dan sumber dana serta sarana prasarana, dan juga tidak adanya dukungan dari Pemerintah Desa untuk mendukung keberlangsungan program Desa Mandiri Pangan.
BAB I
Kemiskinan dan rawan pangan merupakan masalah utama yang pada umumnya dihadapi hampir di semua negara-negara berkembang. Begitupula dengan Kabupaten Pemalang yang angka kemiskinannya diatas angka kemiskinan provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 17,37%. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah kemiskinan dan rawan pangan di daerah pedesaan ialah melalui program Desa Mandiri Pangan. Upaya pembangunan ketahanan pangan dilakukan secara bertahap melalui proses pemberdayaan masyarakat untuk mengenali potensi dan kemampuannya, mencari alternatif peluang dan pemecahan masalah, serta mampu untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam secara efektif, efisien, dan berkelanjutan.
Teknik Analisis
Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dalam keberhasilan implementasi Program Desa Mandiri Pangan dan faktor penyebab perbedaan dalam keberhasilan implementasi Program Desa Mandiri Pangan di Desa Pulosari dan Desa Batursari Kabupaten Pemalang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan telaah dokumen. Penelitian ini juga menggunakan landasan teori kemiskinan, kebijakan sosial, dan implementasi.
CONTOH TESIS NO.7 Kajian Sosial Ekonomi Implementasi Program Desa Mandiri Pangan Studi pada: Program Desa Mandiri Pangan Desa Jagalan Kecamatan Banguntapan dan Desa Wukirharjo Kecamatan Prambanan
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada dan tidaknya perbedaan rata-rata pendapatan anggota kelompok afinitas di Desa Jagalan dan Desa Wukirharjo setelah mencapai empat tahapan program yaitu persiapan, penumbuhan, pengembangan, dan kemandirian melalui proses pemberdayaan masyarakat sebagai wujud implementasi kebijakan Program Desa Mandiri Pangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat keberhasilan Progam Desa Mandiri Pangan di Desa Jagalan dan Desa Wukirharjo adalah berbeda. Hal ini dapat dilihat pada hasil uji Mann-Whitney yang menunjukan adanya perbedaan rata-rata pendapatan kelompok afinitas di Desa Sumberrejo dan Desa Wukirharjo.Artinya dengan adanya Program Desa Mandiri Pangan yang diberikan di Desa Jagalan dan Desa Wukirharjo pada tahap kemandirian yang sama, menghasilkan tingkat ekonomi yang berbeda. Kondisi tersebut disebabkan oleh kondisi masing-masing wilayah geografis dan karakteristik masyarakatnya berbeda.
BAB I
Program Desa Mandiri Pangan adalah program yang ditujukan kepada desa yang masyarakatnya mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi sehingga dapat menjalani hidup sehat dan produktif dari hari kehari, melalui pengembangan sistem ketahanan pangan yang meliputi subsistem ketersediaan, subsistem distribusi, dan subsistem konsumsi dengan memanfaatkan sumberdaya setempat secara berkelanjutan.
Teknik Analisis
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode analisis Mann-Whitney yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dari 2 populasi data yang saling independen yaitu perbedaan nilai rata-rata pendapatan anggota kelompok afinitas di Desa Jagalan dan Desa Wukirharjo.
CONTOH TESIS NO.8 Analisis Implementasi Kebijakan Program Desa Mandiri Cinta Petani di Kabupaten Timor Tengah Utara
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara mendalam efektivitas pengelolaan lahan kering melalui program-program pengentasan kemiskinan diantaranya program Sari Tani di Kabupaten TTU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Mekanisme pelaksanaan yang telah direncanakan oleh BPMPD tidak maksimal diimplementasikan dikarenakan terkendala beberapa hal diantaranya; kurangnya kesadaran penerima manfaat dalam mengembalikan dana Sari Tani untuk digulirkan kembali. Implementor kebijakan Program Desa Mandiri Cinta Petani kurang profesional dalam mengimplementasikan program Sari Tani karena kurang memberikan sosialisasi mengenai Program tersebut sehingga banyak masyarakat takut dalam menggunakan Dana Sari Tani tersebut. Indikator pencapaian yang ditargetkan tidak dilakukan dengan baik dan benar. Hal ini ditunjukkan dengan penerima manfaat tidak memahami tujuan pengelolaan dana Sari Tani secara baik, dan kelompok penerima sasaran belum maksimal menerapkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai usaha tani yang di kembangkan.
BAB I
Kabupaten TTU memiliki daratan potensial luasnya 2.669,70 km2atau sekitar 5,48 % dari luas daratan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kebijakan pengelolaan lahan kering Kabupaten TTU salah satunya adalah program Sari Tani. Program ini mulai diaplikasikan pada tahun 2012. Seluruh desa yakni sejumlah 144 desa dengan tahapan penyalurannnya tahun 2012 sebanyak 24 desa, tahun 2013 sebanyak 36 desa, tahun 2014 sebanyak 48 desa dan tahun 2015 sebanyak 36 desa. Jenis kegiatannya meliputi modal abadi bergulir untuk pengembangan bidang pertanian, peternakan dan tambak garam. Secara spesifik, tujuan Program Sari Tani adalah untuk menurunkan angka kemiskinan masyarakat desa dan meningkatkan kesempatan berusaha masyarakat desa, terutama yang berpenghasilan rendah. Selain itu, program tersebut juga dilaksanakan untuk mengembangkan produk unggulan kabupaten (prukab) serta memperkuat kapasitas fiskal desa.
Teknik Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan eksploratif.
CONTOH TESIS NO.9 ANALISIS PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SEMARANG (Kasus Implementasi Program Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Kelurahan Kemijen Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang Tahun 2008-2010)
Abstrak
Hasil analisis deskriptif dari sudut pandang Anggota KSM atas pinjaman berkala menunjukkan bahwa jangka waktu pengembalian pinjaman pendek (65,63%) dan ineterest tinggi (79,69%). 54,76% berpendapat bahwa pinjaman tersebut sangat membantu untuk menambah modal, 52,38% responden menyatakan bahwa pinjaman tersebut membantu usaha berjalan dengan lancar, dan 52,38% menyatakan dapat meningkatkan pendapatan. Pandangan tersebut menunjukkan bahwa pinjaman modal berkala dapat membantu anggota KSM untuk mengembangkan usahanya. Hasil uji komparasi menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata anggota KSM per bulan setelah program meningkat sebesar 18,41%, simpanan meningkat hingga 53,91%, sedangkan investasi meningkat hingga 50,26%. Ini membuktikan bahwa program pinjaman modal berkala yang dikelola dengan baik dapat memutus lingkaran setan kemiskinan.
BAB I
Menurut Nurkse, kemiskinan mengarah pada teori lingkaran setan kemiskinan, untuk mengatasi kemiskinan perlu dilakukan pemutusan lingkaran. Salah satu cara memutus lingkaran menurut ahli adalah dengan memberikan pinjaman modal. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perkotaan sebagai salah satu program penanggulangan kemiskinan di bidang perekonomian adalah pemberian pinjaman modal kepada masyarakat miskin yang mengikuti KSM. Penelitian ini difokuskan pada program pinjaman berkala PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Kemijen Kecamatan Semarang Timur dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 ditinjau dari sudut pandang anggota KSM terhadap program dan perbedaan pendapatan, simpanan, dan investasi anggota KSM sebelum dan sesudah. program. Berdasarkan
Teknik Analisis
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pola konstanta data sehingga hasilnya dapat diperkirakan secara singkat dan bermakna. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test. Itu digunakan sebagai tes komparatif karena data yang diamati berasal dari responden yang sama dan ada kaitannya dengan perbedaan waktu observasi (sebelum dan sesudah program dilaksanakan).
CONTOH TESIS NO.10 IMPLEMENTASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DI DESA PAGEDANGAN KECAMATAN PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG
Abstrak
Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana implementasi Program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menggunakan teori implementasi dari Van Horn dan Van metter dalam Agustino (2008). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program BUMDes secara umum sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan berjalannya program-program BUMDes secara baik. Meski dalam segi perencanaan keuangan dan program belum terkelola dengan baik sehingga program BUMDes belum sepenuhnya berjalan optimal karena ada beberapa yang harus diperbaiki seperti kurangnya sumberdaya manusia dan finansial serta lemahnya sosialisasi dan minimnya koordinasi. Saran yang dapat diberikan yaitu agar tidak terjadi keterlambatan dalam membuat payung hukum, meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia, meningkatkan sumberdaya finansial, sosialisasi lebih merata dan meningkatkan koordinasi sehingga pemberdayaan dan peran aktif masyarakat dapat ditingkatkan.
BAB I
Pemerintah Desa Pagedangan membentuk BUMDes sebagai motor penggerak ekonomi di desa namun dalam pembentukkannya masih minim pembinaan dari Pemerintah Daerah sehingga muncul beberapa permasalahan, diantaranya adalah ada perbedaan masa bakti dalam Perda dan Perdes, kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, serta kurangnya penggunaan teknologi komputer dalam mengelola BUMDes.
Teknik Analisis
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah model Prasetya Irawan.
CONTOH TESIS NO.11 IMPLEMENTASI PROGRAM JALAN LAIN MENUJU MANDIRI DAN SEJAHTERA (JALIN MATRA) DALAM PENANGGULANGAN KERENTANAN KEMISKINAN (PK2) DI DESA DOMAS KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK
Abstrak
Hasil temuan data yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa pada program pada Program Jalan Lain Menuju Mandiri dan Sejahtera (JALIN MATRA) dalam Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan (PK2) di Desa Domas Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik sudah berhasil dibuktikan adanya peraturan yang cukup jelas, partisipasi masyarkat sangat aktif serta dapat meningkatkan perekonomian RTS penerima sebelum 4,18% dan sedudah mendapat bantuan menjadi 5,18% sudah terlihat meskipun tidak banyak peningkatan penghasilan yang diperoleh. Namun, masih ada kecemburuan sosial yang terjadi di masyarakat.
BAB I
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana proses implementasi pada Program Jalan Lain Menuju Mandiri dan Sejahtera (JALIN MATRA) dalam Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan (PK2) di Desa Domas Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik.
Teknik Analisis
Penelitian ini dianggap penting karena pada program ini untuk menanggulangi masyarakat yang rentan agar tidak terjatuh pada jurang kemiskinan. Teori yang digunakan adalah teori Mazmanian dan Sabatier terkait faktor yang mempengaruhi sebuah implementasi kebijakan publik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan teknik observasi, wawancara, dokumentasi penelitian. Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive dan snowball. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kemudian untuk menguji pemeriksaan keabsahan data melalui teknik triangulasi.
CONTOH TESIS NO.12 Efektivitas Implementasi Program Desa Mandiri Anggur Merah di Desa Raknamo dan Desa Sillu Kabupaten Kupang
Abstrak
Tujuannya adalah merangsang pertumbuhan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat agar lebih produktif. Penelitian ini dilakukan di Desa Raknamo dan Desa Sillu di wilayah Kabupaten Kupang, dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penentuan dua desa dengan mempertimbangkan adanya kesamaan karakter wilayah, sosial, ekonomi dan budaya, namun proses implementasi program Desa Mandiri Anggur Merah berbeda, sehingga dampak yang dihasilkan juga berbeda. Oleh karena itu, Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bagaimana proses implementasi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas implementasi program di kedua desa. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa implementasi Program Desa Mandiri Anggur Merah di Desa Raknamo dan Desa Sillu belum efektif. Hal ini dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti : 1). Terbatasnya dana pinjaman sebagai modal usaha bagi kelompok-kelompok usaha masyarakat untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif; 2) rendahnya tingkat pemahaman masyarakat terhadap Program Desa Mandiri Anggur Merah, yang menyebabkan tingginya tingkat kemacetan pengembalian dana pinjaman;3). Rendahnya sinergitas program antara program bantuan dari pemerintah Kabupaten Kupang dan Program Desa Mandiri Anggur Merah; 4). Budaya lokal masyarakat yang sangat kuat, dimana status dan harga diri tergantung pada besarnya sumbangan ternak dalam ritual adat masyarakat Timor sehingga mempengaruhi pengembangan usaha ternak.
BAB I
Pengentasan kemiskinan masih menjadi prioritas utama Kebijakan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Salah satu kebijakannya adalah Program Desa Mandiri Anggur Merah. Sebuah program dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa dan kelurahan di seluruh kabupaten/kota se NTT. Bantuan berupa dana hibah Rp 250 juta per desa/kelurahan dari pemerintah provinsi kepada pemerintah desa/kelurahan untuk disalurkan kepada masyarakat desa/kelurahan sebagai pinjaman yang harus dikembalikan dan digulirkan diantara kelompok usaha ekonomi masyarakat.
Teknik Analisis
Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.
CONTOH TESIS NO.13 Implementasi Program Desa Mandiri Energi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Abstrak
Lokasi penelitian adalah di Desa Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung. Teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi, wawancara, dan observasi. Instrumen penelitian yang di gunakan adalah peneliti sendiri, pedoman wawancara, buku catatan, alat perekam, dan kamera. Analisis data dalam penelitian ini adalah model pengkodean Creswell. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi Progam Desa Mandiri Energi berbasis pemberdayaan masyarakat sudah cukup baik, dilihat sudah ada 102 KK yang menggunakan biogas. Adanya Program Desa Mandiri Energi diharapkan masyarakat Desa Mulyosari dapat memberdayakan dirinya sendiri pada aspek kebutuhan sehari-hari, meningkatkan aspek ekonomi,sosial, dan lingkungan. Biogas digunakan masyarakat untuk memasak dan sebagai lampu penerangan. Peran pemerintah daerah sangat dibutuhkan dalam pengembangan biogas di Desa Mulyosari agar sumberdaya alam yaitu kotoran ternak bisa dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Faktor pendukung adalah sosialisasi mendalam, komunikasi antar stakeholder, dan pengawasan yang berkala. Faktor penghambat adalah keterbatasan anggaran dan kurangnya pemahaman masyarakat. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu perlunya administrasi yang jelas seperti Perda atau Perbub tentang Program Desa Mandiri Energi, meningkatkan kerjasama dari pihak luar bisa swasta atau perguruan tinggi, perlunya dukungan dari pemerintah pusat dan daerah untuk masalah anggaran, harus tetap berkoordinasi lebih lanjut agar masyarakat paham mengenai bioga
BAB I
Program Desa Mandiri Energi merupakan salah satu program dari Pemerintah Kabupaten Tulungagung yang melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan tujuan mensejahterakan masyarakat, mengurangi kemiskinan, pencemaran lingkungan, dan agar masyarakat lebih berdaya untuk kebutuhan sehari-hari. Melihat hal tersebut di Tulungagung termasuk di Desa Mulyosari Kecamatan Pagerwojo dinilai masih perlu meningkatkan pemberdayaan masyarakat pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka Desa Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung melaksanakan Program Desa Mandiri Energi berbasis pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Program Desa Mandiri Energi berbasis pemberdayaan masyarakat serta faktor pendukung dan faktor penghambatnya.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.
CONTOH TESIS NO.14 IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (Kasus Pada Program Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Kelurahan Pudak Payung Kecamatan Banyumanik Kota Semarang)
Abstrak
Berdasarkan hasil analisa regresi linear berganda (output SPSS Versi 19) menunjukkan bahwa variabel Pendapatan Usahamempunyai t hitung sebesar 7.091 dengan nilai siginfikansi untuk koefisien regresi X1 sebesar 0.000 atau lebih kecil dari alpha 0.05(5%). Tabungan mempunyai t hitung sebesar 1.388 dengan nilai siginfikansi untuk koefisien regresi X2 sebesar 0.002 atau lebih kecil dari alpha 0.05(5%). Maka hipotesis nol (H0) dalam penelitian ini ditolak dan menerima hipotesis alternatif (Ha). Investasi mempunyai t hitung sebesr 2.663 dengan nilai siginfikansi untuk koefisien regresi X3 sebesar 0.004 atau lebih kecil dari alpha 0.05(5%). Maka hipotesis nol (H0) dalam penelitian ini ditolak dan menerima hipotesis alternatif (Ha). Pendapatan usaha sebelum mendapat pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Nilai rata-rata sebesar 1.7589 atau 17,58% dan Sesudah mendapat pinjaman nilai rata-rata sebesar 4.3992 atau 43 99% adanya kenaikan pendapatan usaha 2,64%. Kesimpulan bahwa pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan berpengaruh terhadap Pendapatan Usaha sebesar 2,64%.Tabungan sebelum mendapat pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Nilai rata-rata sebesar 1,3241 atau 13,24% dan Sesudah mendapat pinjaman nilai rata-rata sebesar 2,7905 atau 27,90% adanya kenaikan sebesar 14,66%. Investasi sebelum mendapat pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Nilai rata-rata sebesar 1,3794 atau 13,79% dan Sesudah mendapat pinjaman nilai rata-rata sebesar 1,9486 atau 19,94% adanya kenaikan sebesar 6,15%.
BAB I
Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia, ini dibuktikan dengan tingginya disparitas pendapatan antar daerah. Selain itu kemiskinan juga merupakan sebuah hubungan sebab akibat (kausalitas melingkar) artinya tingkat kemiskinan yang tinggi terjadi karena rendahnya pendapatan perkapita, pendapatan perkapita yang rendah terjadi karena investasi perkapita yang juga rendah.
Teknik Analisis
Penelitian ini menguji Implementasi Program Pemberdayaan mayarakat Dalam Penanggulangan Kemiskinan Kota Semarang sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Random Sampling , sedangkan untuk mengetahui hubungan antar variabel penulis menggunakan metode perhitungan analisis validitas dan reliabilitas, dan analisis regresi linear berganda dengan alat analisis SPSS Versi 19.0.
CONTOH TESIS NO.15 Evaluasi program aksi desa mandiri pangan di Kabupaten Bantul
Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Aksi Desa Mandiri Pangan yang dilaksanakan di Kabupaten Bantul dikatakan efektif karena berdasarkan analisis indikator output telah sesuai dengan target dan sasaran yang ditentukan. Pada indikator outcome telah terjadi kemajuan tingkat penghidupan dan kemajuan pola pikir masyarakat sasaran. Program Aksi Desa Mandiri Pangan berhasil meningkatkan status ketahanan pangan masyarakat, namun belum dapat secara efektif menurunkan kejadian rawan pangan/kemiskinan. Kondisi demikian dikarenakan adanya perbedaan kapasitas dasar (endowment factor) masyarakat dan partisipasi masyarakat sasaran.
BAB I
Ketahanan pangan secara nasional merupakan salah satu pilar utama dalam menopang ketahanan ekonomi dan ketahanan nasional yang berkelanjutan. Kemandirian pangan di tingkat rumah tangga perlu mendapat perhatian, karena kemandirian pangan rumah tangga merupakan fondasi kemandirian pangan wilayah dan nasional. Kebijakan ketahanan pangan diarahkan guna mewujudkan kemandirian pangan, menjamin ketersediaan dan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang pada tingkat rumah tangga, daerah, nasional sepanjang waktu dan merata melalui pemanfaatan sumberdaya lokal. Salah satu intervensi pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan adalah melalui Program Aksi Desa Mandiri Pangan dengan fasilitasi pendampingan/penyuluhan, bimbingan usaha dan pemberian dana Penguatan Modal Usaha Kelompok. Program ini merupakan kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat miskin di daerah rawan pangan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan Program Aksi Desa Mandiri Pangan dalam menanggulangi kejadian rawan pangan di Kabupaten Bantul dan mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan efektifitas implementasi program. Efektivitas pelaksanaan program diukur menggunakan indikator output dan outcome. Indikator output didasarkan pada pencapaian program terhadap target yang telah ditentukan oleh Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian RI. Sedangkan indikator outcome didasarkan pada peningkatan kesejahteraan (fisik) dan kemajuan kapasitas manusia yang ditunjukkan melalui perkembangan pola pikir yang positif (nonfisik).
Teknik Analisis
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif untuk mengungkap informasi yang berkaitan dengan output dan outcome program. Program Aksi Desa Mandiri Pangan Kabupaten Bantul dilaksanakan pada dua desa rawan pangan yaitu di Desa Muntuk Kecamatan Dlingo dan Desa Selopamioro Kecamatan Imogiri. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada keberadaan program sebagai pilot project penanggulangan rawan pangan khususnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah hasil observasi di lapangan, wawancara mendalam (dept interview), kuesioner dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
Leave a Reply