HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Contoh Tesis Evaluasi Agrowisata tahun 2020

CONTOH TESIS NO.1 Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat pada Usahatani Terpadu guna Meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Keberlanjutan Sistem Pertanian

Abstrak

Kawasan pertanian di Kabupaten Bandung Barat terus menghadapi ancaman pengurangan luas lahan akibat pembangunan di kawasan tersebut. Pengembangan agrowisata di perdesaan yang berbasis masyarakat setempat diharapkan dapat memberi manfaat tidak hanya bagi masyarakat perdesaan, tetapi juga masyarakat perkotaan untuk lebih memahami, memberikan apresiasi, serta menjadi sarana edukasi bidang pertanian. Faktor-faktor yang menentukan pengembangan agrowisata, sistem usahatani terpadu, ciri pola kelembagaan lokal, dan program yang telah ada akan menghasilkan rumusan model pengembangan agrowisata berbasis masyarakat yang berorientasi pada nilai tambah dan keberlanjutan sistem pertanian. Penilaian keberlanjutan masyarakat di Desa Cikahuripan dan Desa Cihideung pada segi sosial dan spiritual menunjukkan nilai yang baik ke arah keberlanjutan sedangkan dari segi ekologis memerlukan tindakan perbaikan.

 

BAB I

Kawasan dataran tinggi Lembang dan Parongpong yang kini masuk dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat, terletak pada ketinggian 1200–1400 m dpl, merupakan sentra produksi tanaman sayuran dataran tinggi, peternakan sapi perah, dan tanaman hias yang potensial. Kawasan pertanian di kabupaten itu terus menghadapi ancaman pengurangan luas lahan akibat pembangunan di kawasan tersebut.

Teknik Analisis

Studi ini menggunakan beberapa metodeanalisis: (1) analisis data umum dan potensi agrowisata, (2) analisis deskriptif kualitatif dengan pemahaman perdesaan dalam waktu cepat atau RRA (rapid rural appraisal) dan pemahaman perdesaan secara partisipatif atau PRA (partisipatory rural appraisal), dan (3) analisis faktor-faktor yang memengaruhi pengembangan agrowisata

CONTOH TESIS NO.2 PENGEMBANGAN AGROWISATA DI DESA WISATA TULUNGREJO KOTA BATU, JAWA TIMUR

Abstrak

Meningkatnya konsumsi jasa dalam bentuk komoditas wisata bagi sebagian masyarakat di Indonesia telah menjadi salah satu kebutuhan selaras dengan meningkatnya pendapatan masyarakat. Hal ini melatarbelakangi suatu penelitian yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi potensi pertanian dalam agrowisata Desa Wisata Tulungrejo, menentukan jenis atraksi yang dapat dijadikan sebagai atraksi utama dan atraksi penunjang, mengidentifikasi harapan pengunjung terhadap agrowisata, dan menentukan upaya pengembangan agrowisata berdasarkan prioritas potensi agrowisata di Desa Tulungrejo. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu pada bulan Januari-Mei 2013. Penelitian bersifat deskriptif. Metode yang digunakan antara lain observasi secara langsung, wawancara, dan kuesioner. Dilakukan juga analisis SWOT untuk menentukan upaya pengembangan agrowisata. Potensi pertanian agrowisata Desa Tulungrejo terdiri dari budidaya apel, jamur tiram, sayur dan bunga krisan. Atraksi yang dapat dijadikan sebagai atraksi utama adalah atraksi jamur tiram dan atraksi lainnya sebagai atraksi penunjang. Sebesar 74,51% pengunjung mengharapkan adanya perbaikan akses menuju lokasi agrowisata. Upaya pengembangan yang dapat dilakukan adalah pembuatan jadwal kunjungan, pembuatan brosur, perbaikan akses/jalan menuju lokasi agrowisata, penambahan keragaman atraksi, perbaikan kualitas fasilitas, dan penambahan jumlah fasilitas.

BAB I

Komoditas pertanian dengan keragaman dan keunikannya menjadi daya tarik kuat sebagai agrowisata. Herrera (2004) menyatakan bahwa agrowisata merupakan serangkaian kegiatan pedesaan, termasuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan bertani, mempelajari kebudayaan lokal, menikmati pemandangan dan keragaman hayati, mempraktekkan pertanian organik dan konvensional, dan memanen buah-buahan serta sayuran tropis. Brscic (2006) juga menambahkan bahwa agrowisata merupakan bentuk selektif dari pariwisata yang berlangsung dalam peternakan keluarga dan merupakan bentuk spesifik dari bisnis dengan berdampak ganda pada hubungan sosial-ekonomi dan ruang di daerah pedesaan. Begitu juga dengan Lopez (2006) mengatakan bahwa agrowisata adalah kegiatan rekreasi yang telah sukses dalam bidang lingkungan pedesaaan dan budaya dengan harga yang menarik untuk berbagai pasar

Teknik Analisis

Penelitian ini bersifat deskriptif. Metode penelitian yang digunakan antara lain penentuan sampel sebanyak 31 petani dan 10% dari jumlah pengunjung yang datang ke agrowisata, pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan kuesioner.

CONTOH TESIS NO.3 Persepsi Masyarakat Dan Strategi Pengembangan Agrowisata Salak Di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Bali

Abstrak

Hasil penelitian terhadap persepsi dan strategi pengembangan agrowisata salak yaitu: (1) persepsi masyarakat Desa Sibetan tentang pengembangan agrowisata salak sangat baik dengan skor 86,86 %; (2) identifikasi faktor internal dan eksternal diantaranya aksesibilitas agrowisata, panorama yang indah, keamanan lingkungan, atraksi agrowisata salak, sebagai alternatif tujuan wisata, kebijakan pemerintah daerah, adanya kelembagaan, kecenderungan penduduk dunia melakukan wisata, adanya dukungan teknologi; (3) strategi alternatif yang telah dirumuskan berdasarkan SWOT menghasilkan beberapa rumusan strategi diantaranya meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan agrowisata, menggali potensi alam yang dimiliki untuk mengoptimalkan keunggulan agrowisata serta menjaga agar produk tetap bermutu, meningkatkan promosi secara optimal dengan memanfaatkan teknologi, memanfaatkan hubungan baik dengan instansi pemerintah atau pihak swasta untuk meningkatkan kerjasama, serta meningkatkan mutu sumber daya manusia dengan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan peran aktif pengelola dalam peningkatan mutu pelayanan; (4) strategi yang paling tepat untuk diprioritaskan berdasarkan hasil analisis QSPM adalah menggali potensi alam yang dimiliki untuk mengoptimalkan keunggulan agrowisata serta tetap menjaga produk tetap bermutu.

BAB I

Strategi alternatif yang telah dirumuskan berdasarkan SWOT diantaranya strategi SO meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan agrowisata; menggali potensi alam yang dimiliki untuk mengoptimalkan keunggulan agrowisata serta tetap menjaga produk tetap bermutu. Strategi WO diantaranya meningkatkan promosi secara optimal dengan memanfaatkan teknologi; menjalin kerjasama agribisnis dan agrowisata dengan stakeholder terkait; memperbaiki sarana prasarana serta meningkatkan system pengelolaan agrowisata. Strategi ST yaitu memanfaatkan hubungan baik dengan instansi pemerintah atau pihak swasta untuk meningkatkan kerjasama. Strategi WT diantaranya meningkatkan mutu sumber daya manusia dengan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan peran aktif pengelola dalam peningkatan mutu pelayanan. Strategi yang paling tepat untuk diprioritaskan berdasarkan hasil analisis QSPM adalah menggali potensi alam yang dimiliki untuk mengoptimalkan keunggulan agrowisata serta tetap menjaga produk tetap bermutu.

Teknik Analisis

Penelitian dilakukan terhadap masyarakat Desa Sibetan, pengelola agrowisata dan stakeholder yang terlibat dalam agrowisata salak. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats).

CONTOH TESIS NO.4 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATADAN DAMPAKNYA TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT (Studi Kasus pada Agrowisata Kampung Flory, Sleman, Yogyakarta)

Abstrak

Kabupaten Sleman, Yogyakarta memiliki potensi pariwisata yang menjadi tujuan bagi wisatawan lokal  maupun  mancanegara. Kampung  Flory merupakan  salah  satu  objek  wisata  di  Kabupaten Sleman  yang  mengusung  konsep back  to  nature  dan  wisataberbasis  masyarakat  atau  bisa  juga disebut dengan community based tourism (CBT). Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui partisipasi  masyarakat  yang  terlibat  dalam  pengembangan Kampung   Flory  dan  dampaknya terhadap  kondisi  sosial  ekonomi  masyarakat.  Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  kualitatif dengan  studi  kasus.  Penentuan  subjek  penelitian  secara purposive  dan  data  dianalisis  melalui metode  observasi,  wawancara,  studi  pustaka,  dokumentasi,  dan  skala likert.  Hasil  analisis menunjukkan  bahwa  partisipasi  masyarakat  dalam  tahapan  perencanaan  dan  evaluasi  dalam kategori  sedang  atau  baik,  sedangkan  untuk  tahapan pelaksanaan  dan  pemanfaatan  hasil  sudah sangat  baik,  hanya  masyarakat  yang  terlibat  masih  belum  banyak,  sehingga  perlu  adanya optimalisasi  sumber  daya  manusia  yang  terlibat.  Dampak  sosial  ekonomi  yang  dirasakan  oleh masyarakat Kampung Flory diantaranya dapat bekerjasama antar sesama warga dengan bergotong royong, dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan, mampu meningkatkan pendapatan, dan  mampu  menciptakan  lapangan  kerja  sehingga  mengurangi  tingkat  pengangguran  dan kemiskinan.

BAB I

Pariwisata  dunia  saat  ini  banyak mengarah  pada  konsep back  to  nature. Suasana  alamiah  dari  sektor  pariwisata dipandang   manusia   sebagai   tempat liburan yang cocok untuk merelaksasikan dirinya dari kegiatan sehari-hari, di mana pada   dasarnya   manusia   merupakan bagian  dari  alam.  Konsep  ini  sesuai dengan  kondisi  alam  Indonesia  sehingga pengelola     perlu     mengembangkan destinasi  wisata  dengan  konsep  berbasis pedesaan  “back  to  nature” atau  kembali ke  alam  sebagai  daya  tarik  pengunjung (Syamsiyah et al, 2019).

Teknik Analisis

Metode  yang  digunakan  adalah metode  deskriptif  yaitu  menjabarkan gambaran  mengenai  suatu  kejadian  atau situasi tertentu.

CONTOH TESIS NO.5  STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KAWASAN AGROWISATA TAMAN HUTAN RAKYAT ABDUL LATIEF (ATHRAL) DI KECAMATAN SINJAI BORONG KABUPATEN SINJAI

Abtrak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana di kawasan ATHRAL belum memadai, kondisinya perlu perbaikan, penambahan dan perawatan. Variabel yang signifikan berpengaruh terhadap pengembangan ATHAR adalah jalan raya dengan nilai signifikan 2.799, pengairan dengan nilai signifikan -2.669 dan mitigasi bencana dengna nilai signifikan 2.645. Berdasarkan table matriks IFAS dan EFAS diperoleh total nilai terbobot sebesar 1.25 dan 1.02 sehingga pengembangan ATHRAL berada pada kuadran 1 (satu) strategi yang digunakan adalah mengatasi kelemahan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman.

BAB I

Untuk kondisi infrastruktur, prasarana Pengairan, kesehatan,listrik, dan telekomunikasi di kawasan Agrowisata juga belum memadai. Sedangkan untuk infrastruktur jalan, akses jalan masuk menuju kawasan Agrowisata yang melewati perkampungan warga berada pada kondisi aspal yang rusak, sempit dan jalan berlubang. Masalah lainnya juga terdapat pada belum memadainya fasilitas pendukung transportasi seperti tidak adanya penerangan di sepanjang jalan serta minimnya prasarana air bersih yang melayani kawasan Agrowisata dikarenakan bangunan fasilitas MCK kurang pemeliharaan. Hal tersebut mengakibatkan wisatawan mengalami kesulitan untuk membersihkan diri setelah berenang di kolam perendaman. Sementara trayek angkutan umum belum melayani kawasan Agrowisata untuk mendukung mobilitas pengunjung kawasan ATHRAL (Disparbud Kabupaten Sinjai, 2014).

Teknik Analisis

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Bersifat deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan data dengan pengukuran secara obyektif terhadap fenomena yang ada (Singarimbun, 1989 : 4). Penelitian deskriptif digunakan bertujuan agar peneliti dapat menggambarkan dengan lebih baik sifat-sifat yang diketahui keberadaannya serta relevan dengan variablevariabel yang diteliti.

CONTOH TESIS NO.6 EVALUASI PENGELOLAAN AGROWISATA MENJADI AGROCENTER YANG BERKELANJUTAN(Studi Kasus : Hortimart Agro Center)

Abstrak

HAC  (Hortimart  Agro  Center)  merupakan  salah satu  bentuk  kegiatan  wisata  yang  dilakukan  di kawasan   pertanian   dan   terdapat   aktivitas   di   dalamnya   seperti   penanaman,   pemeliharaan, pemetikan  hasil  perkebunan,  pengolahan  hasil  panen  sampai  dalam  bentuk  produk  yang  siap dipasarkan  dan  dapat  dibeli  sebagai oleh-oleh.  HAC  merupakan  rekreasi  di  ruang  terbuka.  HAC memiliki  potensi  yang  bisa  dikelola  karena  memiliki  produk  unggulan  terutama  buah-buahan. Selain itu, HAC juga memiliki perkebunan tanaman sayuran. Penelitian yang dilakukan penulis ini bersifat   deskriptif   bertujuan   untuk   melakukan   evaluasi   pengelolaan   dengan   tujuan   untuk meningkatkan  daya  tarik  wisatwan  sehingga  dapat  memberikan  rekomendasi  kepada  pengelola HAC. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primerterdiri data dari pengelola, data observasi lapangan, foto, penyebaran kuesioner, dan wawancara. Kemudian,  data  sekunder  dalam  penelitian  ini  adalah  data  dari  BPS,  buku-buku  referensi  terkait dengan penelitian, RPJMD, dan studi literatur yang didapatkan dari internet.Dalam penelitian ini menggunakan  metode  analisa  yakni  analisa  yang  bersifat  deskriptif.  Alat  analisis  yang  digunakan berupa   metode   SWOT,   skala   likert,   metode   secara   deskriptif   dan   metode   evaluasi   berupa perbandingan   kondisi   eksisting   dan   standard   yang   digunakan.   Berdasarkan   hasil   analisis, keberadaan  HAC  bisa  dinikmati  sebagai  wisata  alam dan  penghasil  buah  dan  sayuran  yang berkelanjutan atau sustainable.

BAB I

HAC memiliki potensi untuk dikelola karena memiliki produk unggulan yaitu bermacam produk hasil  pertanian seperti  buah-buahan  dan  sayuran  yang  dapat  dijual  langsung  sehingga  bisa pengunjung biasa membeli secara langsung.Hortimart Agro Center tidak dikenakan masuk biaya tambahan sehingga masyarakat dapat mengakses ke dalam dengan mudah.Adanya masalah yang terdapat di HAC seperti masalah perairan dan kurangnya kegiatan pemasaran.

Teknik Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan  metode  analisa  yakni  analisa  yang  bersifat  deskriptif.  Alat  analisis  yang  digunakan berupa   metode   SWOT,   skala   likert,   metode   secara   deskriptif   dan   metode   evaluasi   berupa perbandingan   kondisi   eksisting   dan   standard   yang   digunakan.   Berdasarkan   hasil   analisis, keberadaan  HAC  bisa  dinikmati  sebagai  wisata  alam dan  penghasil  buah  dan  sayuran  yang berkelanjutan atau sustainable.

CONTOH TESIS NO.7 Studi evaluasi penerapan Community Based Tourism(CBT) sebagai pendukung agrowisata berkelanjutan

Abstrak

Peran   pemerintah   dalam   pengembangan   Pariwisata   Berbasis   Masyarakat   (CBT)   sangat   penting   untuk memperkuat  masyarakat  di  sekitar  daerah  tujuan  wisata.  Peran  pemerintah  adalah    memastikan  bahwa masyarakat  memiliki  akses,  kesempatan  dan  kekuatan  penting  dalam  pengembangan  pariwisata.  Tujuan penelitian  yang  ingin  dicapai adalah:  (1) mendeskripsikan persepsi  pemerintah  dalam pengembangan  CBT,  (2)mengidentifikasi  kebijakan  pemerintah  untuk  mendukung  implementasi  CBT  Masyarakat  di  Kota  Batu,  Jawa Timur, dan (3) menjelaskan kendala yang terjadi dalam pelaksanaan CBT di Kota Batu, Jawa Timur. Penelitian ini  menggunakan  pendekatan  kualitatif  dengan  menganalisis  realitas  kritis,  dan  dibangun  secara  lokal  dan spesifik. Lokasi penelitian terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Persepsipemerintah tentang pelaksanaan pariwisata  dan  wawasan  berbasis  masyarakat mencerminkan  pola  pikir  individu.  Pengembangan  pariwisata berbasis  masyarakat  di  kota  Batu  dianggap  sama  dengan  pengembangan  desa  wisata.  Pemerintah  mengawasi pengembangan  produk  pariwisata,  terutama  desa  wisatadan membantu  mengembangkan serta promosi  pasar. Hambatan   pelaksanaan   pembangunan   pariwisata   berbasis   masyarakat   berkaitan   dengan   aspek   internal pemerintah:  kualitas  sumber  daya  manusia  pengambil  keputusan  di  pemerintah  Batu  tidak  memiliki  latar belakang  pendidikan  pariwisata,  desain  kurang  kreatif, kurangnya  kepercayaan  pemerintah  kepada  masyarakat lokal, pemerintah  tidak  mampu  memetakan kondisi komunitas  sosial  yang  berhubungan  dengan  sistem internal pengambilan   keputusan   di   masyarakat   yang   kurang  mampu menjangkausemua   komponen  masyarakat, pemahaman   sempit   CBT,   namun   koordinasi   kebijakan   pemerintah   yang   solid   antara   para   pemangku kepentingan.  Sementara  hambatan  eksternal  kurangnya  wawasan  kemampuan  dan  keterbatasan  masyarakat dalam  hal  pariwisata,  partisipasi  masyarakat  tidak  merata,  daerah  terbatasBatu,  kurang  penguasaan  teknologi,dan  efek  dari  pemanasan  global  yang mempengaruhi iklim dan  menyebabkan  penurunan  produksi  dan  kualitas apel.

BAB I

Peran  pemerintah  dalam  pengembangan  CBT  sangat  penting.  Strategi  yang  dapat  dilakukan    antara lain  dengan  memperkuat  komunitas  di  sekitar  destinasi.  Peran  komunitas  dalam  pengembangan pariwisata  sangat  tergantung sejauh  manamereka  memiliki  kesempatan  dan  kekuatan  (Beeton 2006:82). Pemerintah berperan dalam menjamin agar komunitas memiliki akses, kontrol, kesempatan dan kekuatandalam   pengembangan   pariwisata   melalui   regulasi. Regulasimerupakan   usahapemerintah yangtelah diberi kewenangan atau otoritas untuk mengatur aktivitas tertentu yang berada dalam  wilayah  yuridisnya  yang  berdampak  pada  meningkatnya  akses,  kontrol,  kesempatan  dan kekuatan  komunitas.  Pemerintah  dapat  memberlakukan  aturan  tertentu  yang  mendikte  pihak  lain untuk  mendukung  atau  melaksanakan  kebijakan  pemerintah  dalam  pemberdayaan  komunitas.  Dalam kaitannya  dengan  pengembanganCBT  regulasi  merupakan  alat  bagi  pemerintah  dalam  menjamin stakeholderpariwisata  tetap  berperilaku  dalam  koridor  kebijakan  pariwisata  yang  telah  ditetapkan atau menuruti ketentuan yang sudah ditetapkan pemerintah (Pitana dan Diarta 2009:118).

Teknik Analisis

Unit  analisis  penelitian  ini  adalah  individu  dan  institusi.  Individu  sebagai  sasaran  penelitian  yaitu stakeholder  yang  terkait  dengan  pengembangan  dan  pelaksanaan community  based  tourism(CBT) seperti Kepala Desa, pejabat/staf di SKPD terkait, sedangkan sasaran berupa Institusi yaitu berkaitan dengan  regulasi/kebijakan/program  kerja  terkait  dengan  pengembangan  dan  pelaksanaan community based tourism(CBT).

CONTOH TESIS NO.8 STRATEGI PENGEMBANGAN SUBAK PULAGAN SEBAGAWAI KAWASAN AGROWISATA

Abstrak

Sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia sandang, pangan, dan papan bagi masyarakatnya. Di Bali lahan sawah dikelola oleh petani yang bergabung dalam satu organisasi yang bernama subak. Saat ini subak sudah menghadapi banyak tantangan,dan mengalami proses marjinalisasi. Apabila kondisi ini dibiarkan begitu saja maka alih fungsi lahan sawah menjadi semakin banyak. Keterpurukan sektor pertanian juga akan berdampak negatif bagi pariwisata Bali, karena sektor pertanian merupakan produk jual bagi sektor pariwisata. Tujuan tulis ini adalah: menguraikan faktor-faktor internal dan eksternak yang berperan dalam pengembangan Subak  Pulagan  sebagai  kawasan  agrowisata  serta  strategi  pengembangan  yang  cocok  diterapkan  pada  Subak Pulagan agar mampu berkembang menjadi kawasan agrowisata. Hasil penelitian ini adalah faktor internal terdiri dari 12 parameter kekuatan dan lima parameter kelemahan. Evaluasi  faktor  internal  menunjukkan  bahwa  faktor  internal  yang  dimiliki  Subak  Pulagan  termasuk  kategori kuat. Subak Pulagan  memiliki faktor eksternal yang terdiri dari lima parameter peluang dan empat parameter ancaman. Evaluasi faktor eksternal menunjukkan bahwa faktor eksternal yang ada di lingkungan Subak Pulagan termasuk  kategori  kuat.  Terdapat  enam  strategialternatif  yang  dihasilkan  dari  analisis  matriks  SWOT,  yang menjadi prioritas utama dari enam strategi alternatif tersebut adalah Subak Pulagan sebaiknya segera melakukan koordinasi dengan Desa Tampaksiring selaku payung subak.

BAB I

Penguasaan lahan yang sempit disektor ini menga- kibatkan  petani  cenderung  berpendapatan  rendah. Diperburuk lagi dengan adanya himpitan kebutuhan dan juga pajak tanah yang semakin tinggi membebani mereka sehingga banyak diantara mereka memilih un-tuk menjual lahan garapannya. Keterpurukan ini juga dirasakan oleh petani disaat semakin sulitnya sumber air irigasi diperoleh. Apabila kondisi ini dibiarkan begitu saja maka alih fungsi lahan pertanian menjadi semakin banyak.

Teknik Analisis

Permasalahan  pertama  dan  kedua  dianalisisdengan analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan menguraikan  semua  faktor-fakter  internal  dan eksternal yang dimiliki Subak Pulagan.

CONTOH TESIS NO.9 STRATEGIPENGELOLAAN AGROWISATA KEBUN KOPIDI DESA PURWOREJO TIMUR,KABUPATENBOLAANG MONGONDOW TIMUR

Abstrak

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  1) memperoleh  gambaran  profil  sosial-budaya,ekonomi  masyarakat serta sumber daya alam dan lingkungan dalam kaitannya untuk mendesain pengembangan agrowisata di Desa Purworejo Timursebagai destinasi agrowisata, 2) menganalisis dan mendeskripsikan persepsi masyarakat dan stakeholder dalam  pengembangan agrowisata di Desa Purworejo Timur, dan 3) menyusun strategi  yang dapat dikembangkan  untuk  menciptakan  Desa  Purworejo  Timur  sebagai  kawasan  agrowisata  yangberkelanjutan.Permasalahan ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif juga dengan SWOT analysis dan metode Quantitative Strategic Planning Matrix(QSPM), dimana pengumpulan data berdasarkan kuesioner, observasi,   dan   wawancara   mendalam   terhadap   72  responden.   Hasil   penelitian   menunjukkan   bahwa (1) masyarakat  dalam  kawasan  Desa  Purworejo  Timur  adalah  masyarakat  dengan  hubungan  kemasyarakatan  yang baik, untuk  menjadi modal bagi pengembangan kawasan agrowisata Desa Purworejo Timur. Kegiatan ekonomi masyarakat di kawasan Desa Purworejo Timur didominasi oleh kegiatan pertanian yang memegang peran penting dalam  sistem  perekonomian  desa.  Ekosistem  sekitar  kawasan  Desa  Purworejo  Timur  beragam  meliputi  danau, ekosistem  gunung  aktif,    kebun,&  hutan.  Secara  geografis,  kawasan  agrowisata  Purworejo  Timur  juga  dekat dengan gunung-gunung yang berpotensi dijadikan objek dan daerah tujuan wisata, seperti Danau Tondok, Danau Moaat. (2) Nilai  persepsi  dari  tanggapan  responden  terhadap  desain  pengembangan  agrowisata  di  kawasan Purworejo Timur, sesuai rentang skala berada pada rata-rata 4,67 untuk masyarakat dan para stakeholder sebesar 4,70; sehingga  para responden  mempunyai  persepsi  positif  terhadap  pengembangan  agrowisata Kebun  Kopi  di Desa  PurworejoTimur. (3) Strategi  kebijakan  melalui  analisis  SWOT  untuk   mendesain  pengembangan agrowisata di kawasan Purworejo Timur, yaitu faktor internal diperoleh selisih total skor kekuatan dengan total skor  kelemahan  sebesar  27,  sedangkan  faktor  eksternal  diperoleh  selisih  total  skor  peluang  dengan  total  skor ancaman sebesar 18.

BAB I

Di  Indonesia sektor wisatadiantaranya agrowisata berkembang  dengan  pesat  dan  telah memberi  kontribusipenting  bagi  pembangunan masyarakat   perdesaan dengan sistem-sistem pertanian   yang   ada   di   perdesaan (Subowo, 2002;     Andini     2013;     Aridiansari,     2015). Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang   memanfaatkan   usaha   pertanian   sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan    hubungan    usaha    dibidang    pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan  lahan,  pendapatan  petani  dapat meningkat bersamaan dengan upaya melestarikan sumberdaya lahan, serta memelihara   budaya   maupun   teknologi   lokal (indigenous  knowledge)  yang  umumnya  telah sesuai   dengan   kondisi   lingkungan   alaminya.

Teknik Analisis

Metode  Analisis yang  digunakan  dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif, Metode analisis evaluatif, Metode Importance Performance Analysis, Analysis   SWOT   dan Analisis Strategi Kebijakan.

CONTOH TESIS NO.10 STRATEGIPENGELOLAAN AGROWISATA KEBUN KOPIDI DESA PURWOREJO TIMUR,KABUPATENBOLAANG MONGONDOW TIMUR

Abstrak

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  1) memperoleh  gambaran  profil  sosial-budaya,ekonomi  masyarakat serta sumber daya alam dan lingkungan dalam kaitannya untuk mendesain pengembangan agrowisata di Desa Purworejo Timursebagai destinasi agrowisata, 2) menganalisis dan mendeskripsikan persepsi masyarakat dan stakeholder dalam  pengembangan agrowisata di Desa Purworejo Timur, dan 3) menyusun strategi  yang dapat dikembangkan  untuk  menciptakan  Desa  Purworejo  Timur  sebagai  kawasan  agrowisata  yangberkelanjutan.Permasalahan ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif juga dengan SWOT analysis dan metode Quantitative Strategic Planning Matrix(QSPM), dimana pengumpulan data berdasarkan kuesioner, observasi,   dan   wawancara   mendalam   terhadap   72  responden.   Hasil   penelitian   menunjukkan   bahwa (1) masyarakat  dalam  kawasan  Desa  Purworejo  Timur  adalah  masyarakat  dengan  hubungan  kemasyarakatan  yang baik, untuk  menjadi modal bagi pengembangan kawasan agrowisata Desa Purworejo Timur. Kegiatan ekonomi masyarakat di kawasan Desa Purworejo Timur didominasi oleh kegiatan pertanian yang memegang peran penting dalam  sistem  perekonomian  desa.  Ekosistem  sekitar  kawasan  Desa  Purworejo  Timur  beragam  meliputi  danau, ekosistem  gunung  aktif,    kebun,&  hutan.  Secara  geografis,  kawasan  agrowisata  Purworejo  Timur  juga  dekat dengan gunung-gunung yang berpotensi dijadikan objek dan daerah tujuan wisata, seperti Danau Tondok, Danau Moaat. (2) Nilai  persepsi  dari  tanggapan  responden  terhadap  desain  pengembangan  agrowisata  di  kawasan Purworejo Timur, sesuai rentang skala berada pada rata-rata 4,67 untuk masyarakat dan para stakeholder sebesar 4,70; sehingga  para responden  mempunyai  persepsi  positif  terhadap  pengembangan  agrowisata Kebun  Kopi  di Desa  PurworejoTimur. (3) Strategi  kebijakan  melalui  analisis  SWOT  untuk   mendesain  pengembangan agrowisata di kawasan Purworejo Timur, yaitu faktor internal diperoleh selisih total skor kekuatan dengan total skor  kelemahan  sebesar  27,  sedangkan  faktor  eksternal  diperoleh  selisih  total  skor  peluang  dengan  total  skor ancaman sebesar 18.

BAB I

Sektor pariwisata memberikan kesempatan tumbuhnya berbagai usaha ekonomi  yang  dilakukan  oleh  masyarakat  dan membuka  lapangan  kerja  baik  formal  maupun informal  bagi  masyarakat.  Jika  dikelola  dengan baik, sektor pariwisata dapat menjadi instrumen penting dalam konservasi sumberdaya alam dan mendorong tercapainya pembangunan berkelanjutan.   Sektor   pariwisata   menyatukan dua atau lebih budaya yang berbeda. Wisatawan memperoleh   pengalaman   dari   budaya   lokal, sementara   penduduk   lokal   memainkan   jenis edukasi  tentang  lingkungan  spesifik  lokal  dan mendapatkan    penghasilan.    Sinergi    tersebut harus    dapat    dipelihara    dengan    kebijakanpemerintah  yang  kondusif  bagi  beroperasinya sektor   swasta   dan   bantuan   dari   kelompok masyarakat.Partisipasi   masyarakat   memiliki peran  penting  dalam  pengembangan  pariwisata. Masyarakat   harus   berpikir   terintegrasi   dan jangka panjang untuk memperoleh manfaat dari sektor    pariwisata    antara    lain    peningkatan keterampilan,   kesempatan   kerja,   peningkatan kesejahteraan,    apresiasi    nilai    budaya    dan manfaat konservasi lingkungan (Brandon, 1996; Campbell,   1999; Lopez   and   Garcia,   2006; Gronau and  Kaufmann, 2009).

Teknik Analisis

Metode  Analisis yang  digunakan  dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif, Metode analisis evaluatif, Metode Importance Performance   Analysis, Analysis   SWOT   dan Analisis Strategi Kebijakan

CONTOH TESIS NO.11 Analisis Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Agrowisata Belimbing Karangsari Kota Blitar

Abstrak

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menganalisis  peningkatan  ekonomi  masyarakat  di  Kelurahan Karangsari   setelah   berdirinya   Agrowisata   Belimbing   Karangsari   Kota   Blitar.   Peningkatan   ekonomi masyarakat  ditandai  dengan  adanya  perubahan  pada  tingkat  pendapatan  masyarakat  terutama  pada  petani belimbing. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan pada petani belimbing  maka digunakan  metode analisis berupa uji beda (paired sample t-test).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah berdirinya Agrowisata Belimbing  Karangsari  Kota  Blitar  memberikan  dampak  positif  terhadap  petani  belimbing.  Dampak  tersebut antara lain yaitu bertambahnya jumlah permintaan produk, peningkatan jumlah produksi, naiknya harga jual, bertambahnya aneka inovasi produk dan membuka kesempatan kerja baru bagi masyarakat yang bermukim di sekitar  kawasan  agrowisata.  Pendapatan  petani  belimbing  secara  signifikan  menunjukkan  bahwa  adanya perbedaan setelah berdirinya Agrowisata Belimbing Karangsari Kota Blitar.

BAB I

Teori pembangunan ekonomi menurut (Todaro & Smith, 2003)merupakan suatu  konsep  yang  menitik  beratkan  pada  upaya  atau  usaha  untuk  meningkatkan pendapatan   per   kapita   masyarakat   didasarkan   atas   GDP (Gross   Domestic Product). Ketika suatu negara berusaha untuk meningkatkan pembangunan maka dapat  dilakukan  di  pedesaan  dan  khususnya  di  sektor  pertanian.  Arti  pentingnya mengembangkan   sektor   pertanian   dan   melakukan   pembangunan   di   daerah pedesaan adalah semata-mata untuk menghindari terjadinya kesenjangan ekonomi seperti ketimpangan pendapatan, pertambahan penduduk yang cepat, kemiskinan, dan semakin banyaknya pengangguran akibat terjadinya kemunduran ekonomi.

Teknik Analisis

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode Nonprobabilitydengan   metode Purposive   Samplingkarena   unsur   populasi   yang   digunakansebagai sampel memiliki pertimbangan dan karakteristik tertentu maka penelitianini akan mengambil seluruh populasi sebagai sampel yaitu sebanyak 33 sampel.

CONTOH TESIS NO.12 IMPLEMENTASI PEMBERDAYAAN KETAHANAN PANGAN LOKAL DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA DAN EDUWISATA

Abstrak

Potensi ketahanan pangan dan kearifian lokal yang dimiliki masyarakat Desa Serang menjadi modal utama dalam pengembangan kawasan Agrowisata dan eduwisata untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian. Tujuan penelitian untuk membuat model pemberdayaan masyarakat berkelanjutan yang berbasis ketahanan pangan dan kearifan lokal dalam pengembangan agrowisata. Penelitian menggunakan metode Participatory Learning and Action (PLA). Informan penelitian ditentukan secara purposif terdiri dari kelompok tani, kelompok usaha pengurus agrowisata, dan perangkat desa. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi, Focus Group Discussion (FGD) dan Participatory Decision Making (PDM). Analisis data menggunakan analisis pengembangan komunitas. Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang sudah dilaksanakan pada tahapan penyuluhan dan pelatihan, namun belum maksimal pada kegiatan pendampingan, monitoring, evaluasi, strategi promosi dan pemasaran serta kemitraan. Sehingga program pemberdayaan masyarakat belum secara komprehensif dan berkesinambungan memaksimalkan potensi ketahanan pangan dan kearifan lokal masyarakat dalam pengembangan Agrowisata dan Eduwisata.

BAB I

Penanggulangan masalah ketahanan pangan dapat dilakukan salah satunya dengan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi permasalahan, mengembangkan potensi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di tingkat desa. Menurut Saputra dan Nurrizka (2012) serta Sholikah et al. (2017) kekurangan gizi masyarakat di desa dan perkotaan membawa dampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia dan produktivitas, sehingga memerlukan pemberdayaan ketahanan pangan dari tingkat rumah tangga. Soegiharto (2011) menegaskan pentingnya pemberdayaan masyarakat terutama perempuan sebagai kader dalam ketahahan pangan lokal. Sulaiman et al. (2016) menyatakan pembangunan desa menjadi penentu keberhasilan pembangunan daerah dan nasional karena desa memiliki sumber daya yang dapat memenuhi kebutuhan seperti hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pariwisata.

Teknik Analisis

Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, Focus Group Discussion (FGD) dan Participatory Decision Making (PDM), menggunakan analisis pengembangan komunitas yaitu mengindentifikasi, mengkatagori masalah, tujuan umum dan khusus, kemudian menganalisis masalah dan menyiapkan rencana tindakan serta mngevaluasi seluruh proses, rencana tindakan (Huraerah 2011).

CONTOH TESIS NO.13 Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siamdi Kecamatan Bangorejo-Banyuwangi)

Abstrak

Penelitian   ini   bertujuanuntuk   menganalisis   dan   mengidentifikasi   faktor-faktor lingkungan  internal  dan  eksternal agrowisata  kampung  petani  buah  jeruk  siam, merumuskan alternative strategi  yang  paling  sesuai  dan prioritas  strategi  yang penting bagiagrowisata. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan matriks IFE (Internal  FactorEvaluation),  EFE  (Eksternal  Factor  Evaluation),  matriks  IE (Internal-Eksternal), matriks SWOT danAHP (Analilytical Hierarchy Process). Hasil penelitian yang didapat yaitu diperoleh 10 faktor internal dan 9 faktor eksternal yang menghasilkan  9  alternatif  strategi  dalam  pengembangan  agrowisata  kampung  petani buah  jeruk  siam.  Prioritas  strategi  yang  diperoleh  menghasilkan  2  prioritas  strategi yaitu  meningkatkan  keterampilan  SDM  melalui  pendampingan,  pemanduan,  dan pelatihan  bagi  petani  serta  kelompok  tani,  dan  strategi  menciptakan  diversifikasi produk  turunan  buah  jeruk  siam  menjadi  pulpy  orange  siam  maupun  selai  siam. Rekomendasi  strategi  yang  bisa  dilakukan  yaitu  membuat  program  pengembangan SDM melalui rekrutmen tenaga kerja yang ahli, melakukan uji kompetensi karyawan secara rutin, serta melakukan koordinasi  dan kerjasama multisektoral.

BAB I

Objek  agrowisata  yang  saat  ini berkembang di Banyuwangi yaitu Kampung Petani Buah   Jeruk   Siam yang terletak di kecamatan Bangorejo. Agrowisata ini tepatnya berada di desa Sambimulyo,  yang  mana  merupakan salah   satu   desa   yang   menggunakan luas lahan pertaniannya untuk komoditas   buah-buahan   khususnya buah  jeruk  siam.

Teknik Analisis

Analisis data menggunakan analisis tiga tahapanformulasi strategi.  Pertama  tahap  input  dengan menganalisis lingkungan eksternal dan internal  kemudian  dievaluasi  dengan menggunakan matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE)dan Internal  Factor Evaluation (IFE).  Tahap  kedua  yaitu tahap pencocokan  dengan  melakukan analisis   matrik Internal –Eksternal (IE) dan analisis Strenght, Weaknesses, Opportunities, and Threats(SWOT).

CONTOH TESIS NO.14   PENGEMBANGAN AGROWISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Desa Wisata Tingkir, Salatiga)

Abstrak

Berdasarkan hasil penelitian penulis merekomendasikan antara lain sebagai berikut:

  1. Bagi Dinas Pariwisata, Seni Budaya dan Olah Raga: a) perlu adanya upaya menggali potensi obyek wisata agro di Desa Wisata Tingkir, b) sebagai modal awal dalam membangun agrowisata berwawasan lingkungan perlu menggandeng pengusaha yang telah berhasil dalam mengembangkan wisata agro, c) pengelolaannya dilakukan dengan manajemen kemitraan, dengan prinsip-prinsip bertumpu pada partisipasi masyarakat, memegang azas gotong-royong, dan manajemen terbuka.
  2. Bagi masyarakat: Perlu adanya dukungan dari masyarakat setempat terhadap pembangunan agrowisata berwawasan lingkungan, karena kegiatan wisata agro tidak merubah kebiasaan pekerjaan sebagian besar masyarakat setempat sebagai petani.
  3. Bagi swasta: Pembangunan dan pengembangan obyek wisata agro di Desa Wisata akan mempunyai banyak manfaat bagi swasta yang bergerak pada bidang usaha budidaya agro dan pariwisata, karena tanahnya subur, tersedia pasokan air permukaan yang cukup, sebagian besar penduduknya petani, letak strategis, dan moda angkutan memadai.
  4. Bagi ilmu pengetahuan: pembangunan obyek agrowisata berwawasan lingkungan dapat untuk menambah pengetahuan, tempat penelitian, pusat pengembangan ilmu botani di Jawa Tengah, dan memiliki nilai-nilai pelestarian lingkungan.

BAB I

Bidang usaha agrowisata berwawasan lingkungan dengan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup terdapat hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Membangun dan mengembangkan usaha wisata agro berwawasan lingkungan membutuhkan terbinanya sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang lestari, sebaliknya dari hasil usaha pengembangan budidaya agro dan wisata yang dihasilkannya dapat untuk melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Usaha agrowisata bersifat jangka panjang dan hampir tidak mungkin sebagai usaha jangka pendek, untuk itu segala usaha perlu dilakukan dalam perspektif jangka panjang. Sekali konsumen atau wisatawan mendapatkan kesan buruk terhadap kondisi sumberdaya wisata dan lingkungan hidup setempat, akan mempunyai dampak jangka panjang untuk mengembalikannya. Dapat dikemukakan, bahwa agrowisata merupakan usaha agrobisnis yang membutuhkan keharmonisan dengan lingkungan hidup dalam segala aspek.

Kerangka Berpikir

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Teknik Analisis

Teknik pengolahan data yang akan digunakan adalah dengan menggunakan teknik induktif, yaitu dari fakta dan peristiwa yang diketahui secara konkrit, kemudian digenerasikan ke dalam suatu kesimpulan yang bersifat umum yang didasarkan atas fakta-fakta yang empiris tentang lokasi penelitian. Moloeng (2000) mengatakan, bahwa dengan menggunakan analisis secara induktif, berarti pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian dilakukan. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan metode kuantitatif.

CONTOH TESIS NO.15 KONSEP PENGEMBANGAN AGROWISATA PADA KAWASAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN GANTARANG KABUPATEN BULUKUMBA

Abstrak

Hasil analisis diperoleh konsep (1) Ketersediaan sarana dan prasarana (2) Lahan yang sesuai untuk pengembangan agrowisata berdasarkan kesesuaian lahan (3)Pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai sadar wisata (4) Keterampilan Sumberdaya Manusia.

BAB I

Kecamatan Gantarang merupakan kawasan pengembangan Agropolitan berdasarkan RTRW Kabupaten bulukumba Tahun 2012- 2032. Wilayah ini memiliki potensi pada bidang pertanian dimana sebagian besar masyarakatnya memanfaatkan potensi di bidang pertanian holtikultura. Pertanian komoditi holtikutura yang ada di Kecamatan Gantarang berupa buah-buahan yang mempunyai daya tarik kuat untuk pengembangan suatu daerah yang berkelanjutan Oleh sebab itu, salah satu alternative yang dapat dilakukan dengan mengembangankan sector pertanian dipadu sector pariwisata (agrowisata) demi mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan.

Kerangka Berpikir

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Teknik Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah analisis Location Quotien dan Shiftshare yang dikombinasikan untuk mengetahui komoditi unggulan holtikultura yang ada di kawasan perdesaan Kecamatan Gantarang kemudian dilakukan analisis kesesuaian lahan dan analisis SWOT untuk menentukan konsep pengembangan agrowisata pada kawasan agropolitan.

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?