CONTOH TESIS NO.1 Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat pada Usahatani Terpadu guna Meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Keberlanjutan Sistem Pertanian
Abstrak
Kawasan pertanian di Kabupaten Bandung Barat terus menghadapi ancaman pengurangan luas lahan akibat pembangunan di kawasan tersebut. Pengembangan agrowisata di perdesaan yang berbasis masyarakat setempat diharapkan dapat memberi manfaat tidak hanya bagi masyarakat perdesaan, tetapi juga masyarakat perkotaan untuk lebih memahami, memberikan apresiasi, serta menjadi sarana edukasi bidang pertanian. Faktor-faktor yang menentukan pengembangan agrowisata, sistem usahatani terpadu, ciri pola kelembagaan lokal, dan program yang telah ada akan menghasilkan rumusan model pengembangan agrowisata berbasis masyarakat yang berorientasi pada nilai tambah dan keberlanjutan sistem pertanian. Penilaian keberlanjutan masyarakat di Desa Cikahuripan dan Desa Cihideung pada segi sosial dan spiritual menunjukkan nilai yang baik ke arah keberlanjutan sedangkan dari segi ekologis memerlukan tindakan perbaikan.
BAB I
Kawasan dataran tinggi Lembang dan Parongpong yang kini masuk dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat, terletak pada ketinggian 1200–1400 m dpl, merupakan sentra produksi tanaman sayuran dataran tinggi, peternakan sapi perah, dan tanaman hias yang potensial. Kawasan pertanian di kabupaten itu terus menghadapi ancaman pengurangan luas lahan akibat pembangunan di kawasan tersebut.
Teknik Analisis
Studi ini menggunakan beberapa metodeanalisis: (1) analisis data umum dan potensi agrowisata, (2) analisis deskriptif kualitatif dengan pemahaman perdesaan dalam waktu cepat atau RRA (rapid rural appraisal) dan pemahaman perdesaan secara partisipatif atau PRA (partisipatory rural appraisal), dan (3) analisis faktor-faktor yang memengaruhi pengembangan agrowisata
CONTOH TESIS NO.2 PENGEMBANGAN AGROWISATA DI DESA WISATA TULUNGREJO KOTA BATU, JAWA TIMUR
Abstrak
Meningkatnya konsumsi jasa dalam bentuk komoditas wisata bagi sebagian masyarakat di Indonesia telah menjadi salah satu kebutuhan selaras dengan meningkatnya pendapatan masyarakat. Hal ini melatarbelakangi suatu penelitian yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi potensi pertanian dalam agrowisata Desa Wisata Tulungrejo, menentukan jenis atraksi yang dapat dijadikan sebagai atraksi utama dan atraksi penunjang, mengidentifikasi harapan pengunjung terhadap agrowisata, dan menentukan upaya pengembangan agrowisata berdasarkan prioritas potensi agrowisata di Desa Tulungrejo. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu pada bulan Januari-Mei 2013. Penelitian bersifat deskriptif. Metode yang digunakan antara lain observasi secara langsung, wawancara, dan kuesioner. Dilakukan juga analisis SWOT untuk menentukan upaya pengembangan agrowisata. Potensi pertanian agrowisata Desa Tulungrejo terdiri dari budidaya apel, jamur tiram, sayur dan bunga krisan. Atraksi yang dapat dijadikan sebagai atraksi utama adalah atraksi jamur tiram dan atraksi lainnya sebagai atraksi penunjang. Sebesar 74,51% pengunjung mengharapkan adanya perbaikan akses menuju lokasi agrowisata. Upaya pengembangan yang dapat dilakukan adalah pembuatan jadwal kunjungan, pembuatan brosur, perbaikan akses/jalan menuju lokasi agrowisata, penambahan keragaman atraksi, perbaikan kualitas fasilitas, dan penambahan jumlah fasilitas.
BAB I
Komoditas pertanian dengan keragaman dan keunikannya menjadi daya tarik kuat sebagai agrowisata. Herrera (2004) menyatakan bahwa agrowisata merupakan serangkaian kegiatan pedesaan, termasuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan bertani, mempelajari kebudayaan lokal, menikmati pemandangan dan keragaman hayati, mempraktekkan pertanian organik dan konvensional, dan memanen buah-buahan serta sayuran tropis. Brscic (2006) juga menambahkan bahwa agrowisata merupakan bentuk selektif dari pariwisata yang berlangsung dalam peternakan keluarga dan merupakan bentuk spesifik dari bisnis dengan berdampak ganda pada hubungan sosial-ekonomi dan ruang di daerah pedesaan. Begitu juga dengan Lopez (2006) mengatakan bahwa agrowisata adalah kegiatan rekreasi yang telah sukses dalam bidang lingkungan pedesaaan dan budaya dengan harga yang menarik untuk berbagai pasar
Teknik Analisis
Penelitian ini bersifat deskriptif. Metode penelitian yang digunakan antara lain penentuan sampel sebanyak 31 petani dan 10% dari jumlah pengunjung yang datang ke agrowisata, pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan kuesioner.
CONTOH TESIS NO.3 Persepsi Masyarakat Dan Strategi Pengembangan Agrowisata Salak Di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Bali
Abstrak
Hasil penelitian terhadap persepsi dan strategi pengembangan agrowisata salak yaitu: (1) persepsi masyarakat Desa Sibetan tentang pengembangan agrowisata salak sangat baik dengan skor 86,86 %; (2) identifikasi faktor internal dan eksternal diantaranya aksesibilitas agrowisata, panorama yang indah, keamanan lingkungan, atraksi agrowisata salak, sebagai alternatif tujuan wisata, kebijakan pemerintah daerah, adanya kelembagaan, kecenderungan penduduk dunia melakukan wisata, adanya dukungan teknologi; (3) strategi alternatif yang telah dirumuskan berdasarkan SWOT menghasilkan beberapa rumusan strategi diantaranya meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan agrowisata, menggali potensi alam yang dimiliki untuk mengoptimalkan keunggulan agrowisata serta menjaga agar produk tetap bermutu, meningkatkan promosi secara optimal dengan memanfaatkan teknologi, memanfaatkan hubungan baik dengan instansi pemerintah atau pihak swasta untuk meningkatkan kerjasama, serta meningkatkan mutu sumber daya manusia dengan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan peran aktif pengelola dalam peningkatan mutu pelayanan; (4) strategi yang paling tepat untuk diprioritaskan berdasarkan hasil analisis QSPM adalah menggali potensi alam yang dimiliki untuk mengoptimalkan keunggulan agrowisata serta tetap menjaga produk tetap bermutu.
BAB I
Strategi alternatif yang telah dirumuskan berdasarkan SWOT diantaranya strategi SO meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan agrowisata; menggali potensi alam yang dimiliki untuk mengoptimalkan keunggulan agrowisata serta tetap menjaga produk tetap bermutu. Strategi WO diantaranya meningkatkan promosi secara optimal dengan memanfaatkan teknologi; menjalin kerjasama agribisnis dan agrowisata dengan stakeholder terkait; memperbaiki sarana prasarana serta meningkatkan system pengelolaan agrowisata. Strategi ST yaitu memanfaatkan hubungan baik dengan instansi pemerintah atau pihak swasta untuk meningkatkan kerjasama. Strategi WT diantaranya meningkatkan mutu sumber daya manusia dengan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan peran aktif pengelola dalam peningkatan mutu pelayanan. Strategi yang paling tepat untuk diprioritaskan berdasarkan hasil analisis QSPM adalah menggali potensi alam yang dimiliki untuk mengoptimalkan keunggulan agrowisata serta tetap menjaga produk tetap bermutu.
Teknik Analisis
Penelitian dilakukan terhadap masyarakat Desa Sibetan, pengelola agrowisata dan stakeholder yang terlibat dalam agrowisata salak. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats).
CONTOH TESIS NO.4 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATADAN DAMPAKNYA TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT (Studi Kasus pada Agrowisata Kampung Flory, Sleman, Yogyakarta)
Abstrak
Kabupaten Sleman, Yogyakarta memiliki potensi pariwisata yang menjadi tujuan bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Kampung Flory merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Sleman yang mengusung konsep back to nature dan wisataberbasis masyarakat atau bisa juga disebut dengan community based tourism (CBT). Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pengembangan Kampung Flory dan dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Penentuan subjek penelitian secara purposive dan data dianalisis melalui metode observasi, wawancara, studi pustaka, dokumentasi, dan skala likert. Hasil analisis menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam tahapan perencanaan dan evaluasi dalam kategori sedang atau baik, sedangkan untuk tahapan pelaksanaan dan pemanfaatan hasil sudah sangat baik, hanya masyarakat yang terlibat masih belum banyak, sehingga perlu adanya optimalisasi sumber daya manusia yang terlibat. Dampak sosial ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat Kampung Flory diantaranya dapat bekerjasama antar sesama warga dengan bergotong royong, dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan, mampu meningkatkan pendapatan, dan mampu menciptakan lapangan kerja sehingga mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan.
BAB I
Pariwisata dunia saat ini banyak mengarah pada konsep back to nature. Suasana alamiah dari sektor pariwisata dipandang manusia sebagai tempat liburan yang cocok untuk merelaksasikan dirinya dari kegiatan sehari-hari, di mana pada dasarnya manusia merupakan bagian dari alam. Konsep ini sesuai dengan kondisi alam Indonesia sehingga pengelola perlu mengembangkan destinasi wisata dengan konsep berbasis pedesaan “back to nature” atau kembali ke alam sebagai daya tarik pengunjung (Syamsiyah et al, 2019).
Teknik Analisis
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu menjabarkan gambaran mengenai suatu kejadian atau situasi tertentu.
CONTOH TESIS NO.5 STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KAWASAN AGROWISATA TAMAN HUTAN RAKYAT ABDUL LATIEF (ATHRAL) DI KECAMATAN SINJAI BORONG KABUPATEN SINJAI
Abtrak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana di kawasan ATHRAL belum memadai, kondisinya perlu perbaikan, penambahan dan perawatan. Variabel yang signifikan berpengaruh terhadap pengembangan ATHAR adalah jalan raya dengan nilai signifikan 2.799, pengairan dengan nilai signifikan -2.669 dan mitigasi bencana dengna nilai signifikan 2.645. Berdasarkan table matriks IFAS dan EFAS diperoleh total nilai terbobot sebesar 1.25 dan 1.02 sehingga pengembangan ATHRAL berada pada kuadran 1 (satu) strategi yang digunakan adalah mengatasi kelemahan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman.
BAB I
Untuk kondisi infrastruktur, prasarana Pengairan, kesehatan,listrik, dan telekomunikasi di kawasan Agrowisata juga belum memadai. Sedangkan untuk infrastruktur jalan, akses jalan masuk menuju kawasan Agrowisata yang melewati perkampungan warga berada pada kondisi aspal yang rusak, sempit dan jalan berlubang. Masalah lainnya juga terdapat pada belum memadainya fasilitas pendukung transportasi seperti tidak adanya penerangan di sepanjang jalan serta minimnya prasarana air bersih yang melayani kawasan Agrowisata dikarenakan bangunan fasilitas MCK kurang pemeliharaan. Hal tersebut mengakibatkan wisatawan mengalami kesulitan untuk membersihkan diri setelah berenang di kolam perendaman. Sementara trayek angkutan umum belum melayani kawasan Agrowisata untuk mendukung mobilitas pengunjung kawasan ATHRAL (Disparbud Kabupaten Sinjai, 2014).
Teknik Analisis
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Bersifat deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan data dengan pengukuran secara obyektif terhadap fenomena yang ada (Singarimbun, 1989 : 4). Penelitian deskriptif digunakan bertujuan agar peneliti dapat menggambarkan dengan lebih baik sifat-sifat yang diketahui keberadaannya serta relevan dengan variablevariabel yang diteliti.
CONTOH TESIS NO.6 EVALUASI PENGELOLAAN AGROWISATA MENJADI AGROCENTER YANG BERKELANJUTAN(Studi Kasus : Hortimart Agro Center)
Abstrak
HAC (Hortimart Agro Center) merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata yang dilakukan di kawasan pertanian dan terdapat aktivitas di dalamnya seperti penanaman, pemeliharaan, pemetikan hasil perkebunan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk produk yang siap dipasarkan dan dapat dibeli sebagai oleh-oleh. HAC merupakan rekreasi di ruang terbuka. HAC memiliki potensi yang bisa dikelola karena memiliki produk unggulan terutama buah-buahan. Selain itu, HAC juga memiliki perkebunan tanaman sayuran. Penelitian yang dilakukan penulis ini bersifat deskriptif bertujuan untuk melakukan evaluasi pengelolaan dengan tujuan untuk meningkatkan daya tarik wisatwan sehingga dapat memberikan rekomendasi kepada pengelola HAC. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primerterdiri data dari pengelola, data observasi lapangan, foto, penyebaran kuesioner, dan wawancara. Kemudian, data sekunder dalam penelitian ini adalah data dari BPS, buku-buku referensi terkait dengan penelitian, RPJMD, dan studi literatur yang didapatkan dari internet.Dalam penelitian ini menggunakan metode analisa yakni analisa yang bersifat deskriptif. Alat analisis yang digunakan berupa metode SWOT, skala likert, metode secara deskriptif dan metode evaluasi berupa perbandingan kondisi eksisting dan standard yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis, keberadaan HAC bisa dinikmati sebagai wisata alam dan penghasil buah dan sayuran yang berkelanjutan atau sustainable.
BAB I
HAC memiliki potensi untuk dikelola karena memiliki produk unggulan yaitu bermacam produk hasil pertanian seperti buah-buahan dan sayuran yang dapat dijual langsung sehingga bisa pengunjung biasa membeli secara langsung.Hortimart Agro Center tidak dikenakan masuk biaya tambahan sehingga masyarakat dapat mengakses ke dalam dengan mudah.Adanya masalah yang terdapat di HAC seperti masalah perairan dan kurangnya kegiatan pemasaran.
Teknik Analisis
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisa yakni analisa yang bersifat deskriptif. Alat analisis yang digunakan berupa metode SWOT, skala likert, metode secara deskriptif dan metode evaluasi berupa perbandingan kondisi eksisting dan standard yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis, keberadaan HAC bisa dinikmati sebagai wisata alam dan penghasil buah dan sayuran yang berkelanjutan atau sustainable.
CONTOH TESIS NO.7 Studi evaluasi penerapan Community Based Tourism(CBT) sebagai pendukung agrowisata berkelanjutan
Abstrak
Peran pemerintah dalam pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (CBT) sangat penting untuk memperkuat masyarakat di sekitar daerah tujuan wisata. Peran pemerintah adalah memastikan bahwa masyarakat memiliki akses, kesempatan dan kekuatan penting dalam pengembangan pariwisata. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: (1) mendeskripsikan persepsi pemerintah dalam pengembangan CBT, (2)mengidentifikasi kebijakan pemerintah untuk mendukung implementasi CBT Masyarakat di Kota Batu, Jawa Timur, dan (3) menjelaskan kendala yang terjadi dalam pelaksanaan CBT di Kota Batu, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis realitas kritis, dan dibangun secara lokal dan spesifik. Lokasi penelitian terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Persepsipemerintah tentang pelaksanaan pariwisata dan wawasan berbasis masyarakat mencerminkan pola pikir individu. Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di kota Batu dianggap sama dengan pengembangan desa wisata. Pemerintah mengawasi pengembangan produk pariwisata, terutama desa wisatadan membantu mengembangkan serta promosi pasar. Hambatan pelaksanaan pembangunan pariwisata berbasis masyarakat berkaitan dengan aspek internal pemerintah: kualitas sumber daya manusia pengambil keputusan di pemerintah Batu tidak memiliki latar belakang pendidikan pariwisata, desain kurang kreatif, kurangnya kepercayaan pemerintah kepada masyarakat lokal, pemerintah tidak mampu memetakan kondisi komunitas sosial yang berhubungan dengan sistem internal pengambilan keputusan di masyarakat yang kurang mampu menjangkausemua komponen masyarakat, pemahaman sempit CBT, namun koordinasi kebijakan pemerintah yang solid antara para pemangku kepentingan. Sementara hambatan eksternal kurangnya wawasan kemampuan dan keterbatasan masyarakat dalam hal pariwisata, partisipasi masyarakat tidak merata, daerah terbatasBatu, kurang penguasaan teknologi,dan efek dari pemanasan global yang mempengaruhi iklim dan menyebabkan penurunan produksi dan kualitas apel.
BAB I
Peran pemerintah dalam pengembangan CBT sangat penting. Strategi yang dapat dilakukan antara lain dengan memperkuat komunitas di sekitar destinasi. Peran komunitas dalam pengembangan pariwisata sangat tergantung sejauh manamereka memiliki kesempatan dan kekuatan (Beeton 2006:82). Pemerintah berperan dalam menjamin agar komunitas memiliki akses, kontrol, kesempatan dan kekuatandalam pengembangan pariwisata melalui regulasi. Regulasimerupakan usahapemerintah yangtelah diberi kewenangan atau otoritas untuk mengatur aktivitas tertentu yang berada dalam wilayah yuridisnya yang berdampak pada meningkatnya akses, kontrol, kesempatan dan kekuatan komunitas. Pemerintah dapat memberlakukan aturan tertentu yang mendikte pihak lain untuk mendukung atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan komunitas. Dalam kaitannya dengan pengembanganCBT regulasi merupakan alat bagi pemerintah dalam menjamin stakeholderpariwisata tetap berperilaku dalam koridor kebijakan pariwisata yang telah ditetapkan atau menuruti ketentuan yang sudah ditetapkan pemerintah (Pitana dan Diarta 2009:118).
Teknik Analisis
Unit analisis penelitian ini adalah individu dan institusi. Individu sebagai sasaran penelitian yaitu stakeholder yang terkait dengan pengembangan dan pelaksanaan community based tourism(CBT) seperti Kepala Desa, pejabat/staf di SKPD terkait, sedangkan sasaran berupa Institusi yaitu berkaitan dengan regulasi/kebijakan/program kerja terkait dengan pengembangan dan pelaksanaan community based tourism(CBT).
CONTOH TESIS NO.8 STRATEGI PENGEMBANGAN SUBAK PULAGAN SEBAGAWAI KAWASAN AGROWISATA
Abstrak
Sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia sandang, pangan, dan papan bagi masyarakatnya. Di Bali lahan sawah dikelola oleh petani yang bergabung dalam satu organisasi yang bernama subak. Saat ini subak sudah menghadapi banyak tantangan,dan mengalami proses marjinalisasi. Apabila kondisi ini dibiarkan begitu saja maka alih fungsi lahan sawah menjadi semakin banyak. Keterpurukan sektor pertanian juga akan berdampak negatif bagi pariwisata Bali, karena sektor pertanian merupakan produk jual bagi sektor pariwisata. Tujuan tulis ini adalah: menguraikan faktor-faktor internal dan eksternak yang berperan dalam pengembangan Subak Pulagan sebagai kawasan agrowisata serta strategi pengembangan yang cocok diterapkan pada Subak Pulagan agar mampu berkembang menjadi kawasan agrowisata. Hasil penelitian ini adalah faktor internal terdiri dari 12 parameter kekuatan dan lima parameter kelemahan. Evaluasi faktor internal menunjukkan bahwa faktor internal yang dimiliki Subak Pulagan termasuk kategori kuat. Subak Pulagan memiliki faktor eksternal yang terdiri dari lima parameter peluang dan empat parameter ancaman. Evaluasi faktor eksternal menunjukkan bahwa faktor eksternal yang ada di lingkungan Subak Pulagan termasuk kategori kuat. Terdapat enam strategialternatif yang dihasilkan dari analisis matriks SWOT, yang menjadi prioritas utama dari enam strategi alternatif tersebut adalah Subak Pulagan sebaiknya segera melakukan koordinasi dengan Desa Tampaksiring selaku payung subak.
BAB I
Penguasaan lahan yang sempit disektor ini menga- kibatkan petani cenderung berpendapatan rendah. Diperburuk lagi dengan adanya himpitan kebutuhan dan juga pajak tanah yang semakin tinggi membebani mereka sehingga banyak diantara mereka memilih un-tuk menjual lahan garapannya. Keterpurukan ini juga dirasakan oleh petani disaat semakin sulitnya sumber air irigasi diperoleh. Apabila kondisi ini dibiarkan begitu saja maka alih fungsi lahan pertanian menjadi semakin banyak.
Teknik Analisis
Permasalahan pertama dan kedua dianalisisdengan analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan menguraikan semua faktor-fakter internal dan eksternal yang dimiliki Subak Pulagan.
CONTOH TESIS NO.9 STRATEGIPENGELOLAAN AGROWISATA KEBUN KOPIDI DESA PURWOREJO TIMUR,KABUPATENBOLAANG MONGONDOW TIMUR
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk 1) memperoleh gambaran profil sosial-budaya,ekonomi masyarakat serta sumber daya alam dan lingkungan dalam kaitannya untuk mendesain pengembangan agrowisata di Desa Purworejo Timursebagai destinasi agrowisata, 2) menganalisis dan mendeskripsikan persepsi masyarakat dan stakeholder dalam pengembangan agrowisata di Desa Purworejo Timur, dan 3) menyusun strategi yang dapat dikembangkan untuk menciptakan Desa Purworejo Timur sebagai kawasan agrowisata yangberkelanjutan.Permasalahan ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif juga dengan SWOT analysis dan metode Quantitative Strategic Planning Matrix(QSPM), dimana pengumpulan data berdasarkan kuesioner, observasi, dan wawancara mendalam terhadap 72 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) masyarakat dalam kawasan Desa Purworejo Timur adalah masyarakat dengan hubungan kemasyarakatan yang baik, untuk menjadi modal bagi pengembangan kawasan agrowisata Desa Purworejo Timur. Kegiatan ekonomi masyarakat di kawasan Desa Purworejo Timur didominasi oleh kegiatan pertanian yang memegang peran penting dalam sistem perekonomian desa. Ekosistem sekitar kawasan Desa Purworejo Timur beragam meliputi danau, ekosistem gunung aktif, kebun,& hutan. Secara geografis, kawasan agrowisata Purworejo Timur juga dekat dengan gunung-gunung yang berpotensi dijadikan objek dan daerah tujuan wisata, seperti Danau Tondok, Danau Moaat. (2) Nilai persepsi dari tanggapan responden terhadap desain pengembangan agrowisata di kawasan Purworejo Timur, sesuai rentang skala berada pada rata-rata 4,67 untuk masyarakat dan para stakeholder sebesar 4,70; sehingga para responden mempunyai persepsi positif terhadap pengembangan agrowisata Kebun Kopi di Desa PurworejoTimur. (3) Strategi kebijakan melalui analisis SWOT untuk mendesain pengembangan agrowisata di kawasan Purworejo Timur, yaitu faktor internal diperoleh selisih total skor kekuatan dengan total skor kelemahan sebesar 27, sedangkan faktor eksternal diperoleh selisih total skor peluang dengan total skor ancaman sebesar 18.
BAB I
Di Indonesia sektor wisatadiantaranya agrowisata berkembang dengan pesat dan telah memberi kontribusipenting bagi pembangunan masyarakat perdesaan dengan sistem-sistem pertanian yang ada di perdesaan (Subowo, 2002; Andini 2013; Aridiansari, 2015). Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, pendapatan petani dapat meningkat bersamaan dengan upaya melestarikan sumberdaya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.
Teknik Analisis
Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif, Metode analisis evaluatif, Metode Importance Performance Analysis, Analysis SWOT dan Analisis Strategi Kebijakan.
CONTOH TESIS NO.10 STRATEGIPENGELOLAAN AGROWISATA KEBUN KOPIDI DESA PURWOREJO TIMUR,KABUPATENBOLAANG MONGONDOW TIMUR
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk 1) memperoleh gambaran profil sosial-budaya,ekonomi masyarakat serta sumber daya alam dan lingkungan dalam kaitannya untuk mendesain pengembangan agrowisata di Desa Purworejo Timursebagai destinasi agrowisata, 2) menganalisis dan mendeskripsikan persepsi masyarakat dan stakeholder dalam pengembangan agrowisata di Desa Purworejo Timur, dan 3) menyusun strategi yang dapat dikembangkan untuk menciptakan Desa Purworejo Timur sebagai kawasan agrowisata yangberkelanjutan.Permasalahan ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif juga dengan SWOT analysis dan metode Quantitative Strategic Planning Matrix(QSPM), dimana pengumpulan data berdasarkan kuesioner, observasi, dan wawancara mendalam terhadap 72 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) masyarakat dalam kawasan Desa Purworejo Timur adalah masyarakat dengan hubungan kemasyarakatan yang baik, untuk menjadi modal bagi pengembangan kawasan agrowisata Desa Purworejo Timur. Kegiatan ekonomi masyarakat di kawasan Desa Purworejo Timur didominasi oleh kegiatan pertanian yang memegang peran penting dalam sistem perekonomian desa. Ekosistem sekitar kawasan Desa Purworejo Timur beragam meliputi danau, ekosistem gunung aktif, kebun,& hutan. Secara geografis, kawasan agrowisata Purworejo Timur juga dekat dengan gunung-gunung yang berpotensi dijadikan objek dan daerah tujuan wisata, seperti Danau Tondok, Danau Moaat. (2) Nilai persepsi dari tanggapan responden terhadap desain pengembangan agrowisata di kawasan Purworejo Timur, sesuai rentang skala berada pada rata-rata 4,67 untuk masyarakat dan para stakeholder sebesar 4,70; sehingga para responden mempunyai persepsi positif terhadap pengembangan agrowisata Kebun Kopi di Desa PurworejoTimur. (3) Strategi kebijakan melalui analisis SWOT untuk mendesain pengembangan agrowisata di kawasan Purworejo Timur, yaitu faktor internal diperoleh selisih total skor kekuatan dengan total skor kelemahan sebesar 27, sedangkan faktor eksternal diperoleh selisih total skor peluang dengan total skor ancaman sebesar 18.
BAB I
Sektor pariwisata memberikan kesempatan tumbuhnya berbagai usaha ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat dan membuka lapangan kerja baik formal maupun informal bagi masyarakat. Jika dikelola dengan baik, sektor pariwisata dapat menjadi instrumen penting dalam konservasi sumberdaya alam dan mendorong tercapainya pembangunan berkelanjutan. Sektor pariwisata menyatukan dua atau lebih budaya yang berbeda. Wisatawan memperoleh pengalaman dari budaya lokal, sementara penduduk lokal memainkan jenis edukasi tentang lingkungan spesifik lokal dan mendapatkan penghasilan. Sinergi tersebut harus dapat dipelihara dengan kebijakanpemerintah yang kondusif bagi beroperasinya sektor swasta dan bantuan dari kelompok masyarakat.Partisipasi masyarakat memiliki peran penting dalam pengembangan pariwisata. Masyarakat harus berpikir terintegrasi dan jangka panjang untuk memperoleh manfaat dari sektor pariwisata antara lain peningkatan keterampilan, kesempatan kerja, peningkatan kesejahteraan, apresiasi nilai budaya dan manfaat konservasi lingkungan (Brandon, 1996; Campbell, 1999; Lopez and Garcia, 2006; Gronau and Kaufmann, 2009).
Teknik Analisis
Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif, Metode analisis evaluatif, Metode Importance Performance Analysis, Analysis SWOT dan Analisis Strategi Kebijakan
CONTOH TESIS NO.11 Analisis Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Agrowisata Belimbing Karangsari Kota Blitar
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan ekonomi masyarakat di Kelurahan Karangsari setelah berdirinya Agrowisata Belimbing Karangsari Kota Blitar. Peningkatan ekonomi masyarakat ditandai dengan adanya perubahan pada tingkat pendapatan masyarakat terutama pada petani belimbing. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan pada petani belimbing maka digunakan metode analisis berupa uji beda (paired sample t-test).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah berdirinya Agrowisata Belimbing Karangsari Kota Blitar memberikan dampak positif terhadap petani belimbing. Dampak tersebut antara lain yaitu bertambahnya jumlah permintaan produk, peningkatan jumlah produksi, naiknya harga jual, bertambahnya aneka inovasi produk dan membuka kesempatan kerja baru bagi masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan agrowisata. Pendapatan petani belimbing secara signifikan menunjukkan bahwa adanya perbedaan setelah berdirinya Agrowisata Belimbing Karangsari Kota Blitar.
BAB I
Teori pembangunan ekonomi menurut (Todaro & Smith, 2003)merupakan suatu konsep yang menitik beratkan pada upaya atau usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat didasarkan atas GDP (Gross Domestic Product). Ketika suatu negara berusaha untuk meningkatkan pembangunan maka dapat dilakukan di pedesaan dan khususnya di sektor pertanian. Arti pentingnya mengembangkan sektor pertanian dan melakukan pembangunan di daerah pedesaan adalah semata-mata untuk menghindari terjadinya kesenjangan ekonomi seperti ketimpangan pendapatan, pertambahan penduduk yang cepat, kemiskinan, dan semakin banyaknya pengangguran akibat terjadinya kemunduran ekonomi.
Teknik Analisis
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode Nonprobabilitydengan metode Purposive Samplingkarena unsur populasi yang digunakansebagai sampel memiliki pertimbangan dan karakteristik tertentu maka penelitianini akan mengambil seluruh populasi sebagai sampel yaitu sebanyak 33 sampel.
CONTOH TESIS NO.12 IMPLEMENTASI PEMBERDAYAAN KETAHANAN PANGAN LOKAL DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA DAN EDUWISATA
Abstrak
Potensi ketahanan pangan dan kearifian lokal yang dimiliki masyarakat Desa Serang menjadi modal utama dalam pengembangan kawasan Agrowisata dan eduwisata untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian. Tujuan penelitian untuk membuat model pemberdayaan masyarakat berkelanjutan yang berbasis ketahanan pangan dan kearifan lokal dalam pengembangan agrowisata. Penelitian menggunakan metode Participatory Learning and Action (PLA). Informan penelitian ditentukan secara purposif terdiri dari kelompok tani, kelompok usaha pengurus agrowisata, dan perangkat desa. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi, Focus Group Discussion (FGD) dan Participatory Decision Making (PDM). Analisis data menggunakan analisis pengembangan komunitas. Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang sudah dilaksanakan pada tahapan penyuluhan dan pelatihan, namun belum maksimal pada kegiatan pendampingan, monitoring, evaluasi, strategi promosi dan pemasaran serta kemitraan. Sehingga program pemberdayaan masyarakat belum secara komprehensif dan berkesinambungan memaksimalkan potensi ketahanan pangan dan kearifan lokal masyarakat dalam pengembangan Agrowisata dan Eduwisata.
BAB I
Penanggulangan masalah ketahanan pangan dapat dilakukan salah satunya dengan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi permasalahan, mengembangkan potensi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di tingkat desa. Menurut Saputra dan Nurrizka (2012) serta Sholikah et al. (2017) kekurangan gizi masyarakat di desa dan perkotaan membawa dampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia dan produktivitas, sehingga memerlukan pemberdayaan ketahanan pangan dari tingkat rumah tangga. Soegiharto (2011) menegaskan pentingnya pemberdayaan masyarakat terutama perempuan sebagai kader dalam ketahahan pangan lokal. Sulaiman et al. (2016) menyatakan pembangunan desa menjadi penentu keberhasilan pembangunan daerah dan nasional karena desa memiliki sumber daya yang dapat memenuhi kebutuhan seperti hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pariwisata.
Teknik Analisis
Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, Focus Group Discussion (FGD) dan Participatory Decision Making (PDM), menggunakan analisis pengembangan komunitas yaitu mengindentifikasi, mengkatagori masalah, tujuan umum dan khusus, kemudian menganalisis masalah dan menyiapkan rencana tindakan serta mngevaluasi seluruh proses, rencana tindakan (Huraerah 2011).
CONTOH TESIS NO.13 Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siamdi Kecamatan Bangorejo-Banyuwangi)
Abstrak
Penelitian ini bertujuanuntuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal agrowisata kampung petani buah jeruk siam, merumuskan alternative strategi yang paling sesuai dan prioritas strategi yang penting bagiagrowisata. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan matriks IFE (Internal FactorEvaluation), EFE (Eksternal Factor Evaluation), matriks IE (Internal-Eksternal), matriks SWOT danAHP (Analilytical Hierarchy Process). Hasil penelitian yang didapat yaitu diperoleh 10 faktor internal dan 9 faktor eksternal yang menghasilkan 9 alternatif strategi dalam pengembangan agrowisata kampung petani buah jeruk siam. Prioritas strategi yang diperoleh menghasilkan 2 prioritas strategi yaitu meningkatkan keterampilan SDM melalui pendampingan, pemanduan, dan pelatihan bagi petani serta kelompok tani, dan strategi menciptakan diversifikasi produk turunan buah jeruk siam menjadi pulpy orange siam maupun selai siam. Rekomendasi strategi yang bisa dilakukan yaitu membuat program pengembangan SDM melalui rekrutmen tenaga kerja yang ahli, melakukan uji kompetensi karyawan secara rutin, serta melakukan koordinasi dan kerjasama multisektoral.
BAB I
Objek agrowisata yang saat ini berkembang di Banyuwangi yaitu Kampung Petani Buah Jeruk Siam yang terletak di kecamatan Bangorejo. Agrowisata ini tepatnya berada di desa Sambimulyo, yang mana merupakan salah satu desa yang menggunakan luas lahan pertaniannya untuk komoditas buah-buahan khususnya buah jeruk siam.
Teknik Analisis
Analisis data menggunakan analisis tiga tahapanformulasi strategi. Pertama tahap input dengan menganalisis lingkungan eksternal dan internal kemudian dievaluasi dengan menggunakan matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE)dan Internal Factor Evaluation (IFE). Tahap kedua yaitu tahap pencocokan dengan melakukan analisis matrik Internal –Eksternal (IE) dan analisis Strenght, Weaknesses, Opportunities, and Threats(SWOT).
CONTOH TESIS NO.14 PENGEMBANGAN AGROWISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Desa Wisata Tingkir, Salatiga)
Abstrak
Berdasarkan hasil penelitian penulis merekomendasikan antara lain sebagai berikut:
- Bagi Dinas Pariwisata, Seni Budaya dan Olah Raga: a) perlu adanya upaya menggali potensi obyek wisata agro di Desa Wisata Tingkir, b) sebagai modal awal dalam membangun agrowisata berwawasan lingkungan perlu menggandeng pengusaha yang telah berhasil dalam mengembangkan wisata agro, c) pengelolaannya dilakukan dengan manajemen kemitraan, dengan prinsip-prinsip bertumpu pada partisipasi masyarakat, memegang azas gotong-royong, dan manajemen terbuka.
- Bagi masyarakat: Perlu adanya dukungan dari masyarakat setempat terhadap pembangunan agrowisata berwawasan lingkungan, karena kegiatan wisata agro tidak merubah kebiasaan pekerjaan sebagian besar masyarakat setempat sebagai petani.
- Bagi swasta: Pembangunan dan pengembangan obyek wisata agro di Desa Wisata akan mempunyai banyak manfaat bagi swasta yang bergerak pada bidang usaha budidaya agro dan pariwisata, karena tanahnya subur, tersedia pasokan air permukaan yang cukup, sebagian besar penduduknya petani, letak strategis, dan moda angkutan memadai.
- Bagi ilmu pengetahuan: pembangunan obyek agrowisata berwawasan lingkungan dapat untuk menambah pengetahuan, tempat penelitian, pusat pengembangan ilmu botani di Jawa Tengah, dan memiliki nilai-nilai pelestarian lingkungan.
BAB I
Bidang usaha agrowisata berwawasan lingkungan dengan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup terdapat hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Membangun dan mengembangkan usaha wisata agro berwawasan lingkungan membutuhkan terbinanya sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang lestari, sebaliknya dari hasil usaha pengembangan budidaya agro dan wisata yang dihasilkannya dapat untuk melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Usaha agrowisata bersifat jangka panjang dan hampir tidak mungkin sebagai usaha jangka pendek, untuk itu segala usaha perlu dilakukan dalam perspektif jangka panjang. Sekali konsumen atau wisatawan mendapatkan kesan buruk terhadap kondisi sumberdaya wisata dan lingkungan hidup setempat, akan mempunyai dampak jangka panjang untuk mengembalikannya. Dapat dikemukakan, bahwa agrowisata merupakan usaha agrobisnis yang membutuhkan keharmonisan dengan lingkungan hidup dalam segala aspek.
Kerangka Berpikir
Teknik Analisis
Teknik pengolahan data yang akan digunakan adalah dengan menggunakan teknik induktif, yaitu dari fakta dan peristiwa yang diketahui secara konkrit, kemudian digenerasikan ke dalam suatu kesimpulan yang bersifat umum yang didasarkan atas fakta-fakta yang empiris tentang lokasi penelitian. Moloeng (2000) mengatakan, bahwa dengan menggunakan analisis secara induktif, berarti pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian dilakukan. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan metode kuantitatif.
CONTOH TESIS NO.15 KONSEP PENGEMBANGAN AGROWISATA PADA KAWASAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN GANTARANG KABUPATEN BULUKUMBA
Abstrak
Hasil analisis diperoleh konsep (1) Ketersediaan sarana dan prasarana (2) Lahan yang sesuai untuk pengembangan agrowisata berdasarkan kesesuaian lahan (3)Pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai sadar wisata (4) Keterampilan Sumberdaya Manusia.
BAB I
Kecamatan Gantarang merupakan kawasan pengembangan Agropolitan berdasarkan RTRW Kabupaten bulukumba Tahun 2012- 2032. Wilayah ini memiliki potensi pada bidang pertanian dimana sebagian besar masyarakatnya memanfaatkan potensi di bidang pertanian holtikultura. Pertanian komoditi holtikutura yang ada di Kecamatan Gantarang berupa buah-buahan yang mempunyai daya tarik kuat untuk pengembangan suatu daerah yang berkelanjutan Oleh sebab itu, salah satu alternative yang dapat dilakukan dengan mengembangankan sector pertanian dipadu sector pariwisata (agrowisata) demi mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan.
Kerangka Berpikir
Teknik Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah analisis Location Quotien dan Shiftshare yang dikombinasikan untuk mengetahui komoditi unggulan holtikultura yang ada di kawasan perdesaan Kecamatan Gantarang kemudian dilakukan analisis kesesuaian lahan dan analisis SWOT untuk menentukan konsep pengembangan agrowisata pada kawasan agropolitan.
Leave a Reply