HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Tesis Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2020

CONTOH TESIS NO.1 PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN CIREBON

Abstrak

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif. Jenis sampel yang digunakan adalah jenis Stratified Random Sampling, karena suatu karakteristik tertentu terlebih dahulu dikelompokkan dalam beberapa sub populasi, sehingga setiap sub populasi memiliki anggota sampel, dari setiap sub populasi ini kemudian ditentukan stratanya mulai dari level atas, tengah hingga terendah. Pengukuran terhadap variabel digunakan instrumen berupa angket, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut kompensasi berupa tunjangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel efektivitas kerja pegawai pada Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Cirebon.

BAB I

Suatu organisasi tidak mungkin terlepas dari tenaga kerja manusia, sebab tenaga kerja manusia berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organiasi. Manusia menjadi perencana pelaku dan penentu terwujudnya suatu tujuan organisasi, tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif dari manusia. Walaupun aktivitas suatu organisasi tersebut sudah menggunakan teknologi modern tanpa ditunjang oleh manusia sebagai sumber dayanya maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai dengan demikian oleh sebab sumber daya manusia sangat penting untuk diberikan arahan dan bimbingan dari manajemen organisasi pada umumnya dan manajemen sumber daya manusia pada khususnya.

Kerangka Pemikiran

Pemberian tunjangan yang tepat disamping untuk meningkatkan kinerja pegwai dimaksudkan untuk membuat pegawai memiliki kesetiaan bekerja di instansi dan dapat menstabilkan perputaran tenaga kerja khususnya di Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabuaten Cirebon.

Teknik Analisis

Adapun yang dimaksud dengan metode kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan analisis yang menggunakan uji statistika.

CONTOH TESIS NO.2 ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KECAMATAN TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk menilai implikasi program PEMP pada PT kinerja pengembangan teknologi, sosial, ekonomi dan kelembagaan PT masyarakat pesisir, 2) untuk menentukan strategi peningkatan pemberdayaan masyarakat pesisir di lokasi penelitian, 3) untuk memberikan strategi peningkatan komunitas pesisir di lokasi penelitian. Penelitian menggunakan metode survei, dengan Subjek penelitian adalah 30 sampel masyarakat pesisir di Tobelo, lima sampel LEPP-M3 dan lima sampel Departemen Kelautan dan Perikanan Utara Kabupaten Halmahera. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, implementasi PEMP Program telah memicu perubahan sosial-budaya, teknologi, ekonomi dan pengembangan kelembagaan masyarakat pesisir di Kabupaten Halmahera Utara. Hasil evaluasi internal dan eksternal menunjukkan bahwa 1) kekuatan mereka adalah: tenaga kerja yang cukup tersedia, usia potensial, tingkat pendidikan yang memadai dan kuat motivasi; 2) peluang mereka adalah: potensi sumber daya ikan, pekerjaan peluang di bidang perikanan, koperasi LEPP-M3 dan local dukungan pemerintah; 3) kelemahan mereka adalah: kurangnya teknologi, kekurangan modal, akses pasar terbatas, dan fasilitas pendukung terbatas upaya penangkapan ikan; dan (4) theatats mereka adalah: harga ikan rendah, harga bahan bakar tinggi, cuaca tidur atau musim menyebabkan mereka tidak beroperasi; dan Illegal fishing. Model perbaikan alternatif prioritas pemberdayaan masyarakat pesisir di Kabupaten Halmahera Utara adalah 1) pengembangan akses modal; 2) pengembangan teknologi dan perikanan skala; 3) pengembangan akses pasar; 4) pengembangan kapasitas masyarakat pesisir kelembagaan; 5) pengelolaan perikanan berbasis masyarakat dan (6) pengembangan mendukung fasilitas upaya penangkapan ikan; dan pengembangan pengolahan ikan diversifikasi.

BAB I

Untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat pesisir, pemerintah Kabupaten Halmahera Utara telah melakukan berbagai program pemberdayaan masyarakat. Salah satunya adalah program Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) yang merupakan program pemerintah pusat dan dikembangkan secara nasional. Program PEMP bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pendekatan ekonomi dan kelembagaan sosial. Program ini telah dimplementasikan di Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2004, 2006 hingga 2008. Berbagai kemajuan telah dicapai dari program tersebut. Setelah program ini berjalan beberapa tahun, tentunya perlu dievaluasi sejauhmana program ini dapat menjawab permasalahan masyarakat pesisir. Berdasarkan latar belakang tersebut, sangat menarik untuk mengkaji dampak program PEMP terhadap kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya di Kabupaten Halmahera Utara.

Model Pemberdayaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Teknik Analisis

Penelitian menggunakan metode survei, dengan Subjek penelitian adalah 30 sampel masyarakat pesisir di Tobelo, lima sampel LEPP-M3 dan lima sampel Departemen Kelautan dan Perikanan Utara Kabupaten Halmahera.

CONTOH TESIS NO.3 PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN CIREBON

Abstrak

Penelitian ini didasarkan pada masalah utama, yaitu rendahnya Performa Karyawan. Ini kondisi diprediksi karena belum diterapkannya dimensi Divisi Kerja di Badan Persatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung. Pendekatan dalam hal ini penelitian tentang Divisi Kerja dan Kinerja Karyawan dari Kebijakan Publik dan Publik Administrasi sebagai teori utama untuk mengembangkan bidang ilmu administrasi publik. Penelitian Metode yang digunakan adalah survei eksplanatori deskriptif. Metode ini digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang mana dalam hal ini digunakan untuk memeriksa pengaruh Division of Work (X) sebagai variabel independen terhadap karyawan performace (Y) sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan Path analisis kuantitatif Metode Analisis dimaksudkan untuk mengetahui nilai pengaruh variabel Divisi Kerja terhadap Karyawan Performace di Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung baik melalui simultan maupun parsial. Kesimpulan penelitian yaitu Divisi Pekerjaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan di Badan Kesatuan Pemberdayaan Bangsa dan Masyarakat Kota Bandung. Itu di seluruh papan Divisi Kerja telah dieksekusi dan diimplementasikan sesuai dengan dimensi Performace Karyawan.

BAB I                                                                  

Kinerja pegawai dimaksud merupakan penyelesaian pekerjaan yang berkualitas, tepat waktu disertai dengan kualitas dan kuantitas serta mutu yang dihasilkan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Kinerja pegawai menurut Jamari dalam Rivai (2009: 633), dikatakan: “sebagai perwujudan wewenang, tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya untuk mencapai tujuan yang telah digariskan oleh organisasi”. Pelaksanaan suatu pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku bila mengacu pada hasil pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai hasil dan sasaran yang telah ditetapkan dan dicapai secara maksimal, termasuk pada Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung.

Kerangka Berpikir

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Teknik Analisis

Setelah diketahui hasil penelitian melalui analisis jalur (Path Analysis).

CONTOH TESIS NO.4 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN USAHA BUDIDAYA CACING LUMBRICUS RUBELLUS DI DESA KUMPULREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA

Abstrak

Hasil yang diperoleh dari hasil penelitian ini: 1) pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui usaha budidaya cacing Lumbricus rubellus dilakukan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam pelaksanannya yang diberikan dapat meningkatkan penghasilan ekonomi warga belajar. 2) Faktor pendukung dalam pelaksanaan usaha budidaya cacing Lumbicus rubellus yaitu mampu menumbuhkan partisipasi yang tinggi dari masyarakat dan dukungan dari Dinas Pendidikan Kota Salatiga. Selain itu beberapa faktor yang menghambat saat pelaksanaan yaitu terdapat hama tikus dan semut yang sering menyerang cacing serta dibutuhkan waktu yang lama saat dilakukan penggantian media.

BAB I

Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan, serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang dimiliki. Daya kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik atau material. Kemandirian masyarakat dapat dicapai tentu memerlukan sebuah proses belajar. Masyarakat yang mengikuti proses belajar yang baik, secara bertahap akan memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan secara mandiri.

Kerangka Berpikir

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Teknik Analisis

Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik analisis data menggunakan 1) Reduksi Data, 2) Penyajian Data, dan 3) Penarikan Kesimpulan.

CONTOH TESIS NO.5 ANALISIS PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SEMARANG

Abstrak

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang persepsi anggota KSM terhadap pinjaman bergulir menunjukkan bahwa mereka menganggap jangka waktu pengembalian pinjaman tidak lama (65,63 %) dan bunga pinjaman juga berat (79,69 %). Sebanyak 54,76 % berpendapat bahwa pinjaman bergulir dapat membantu modal usaha, 52,38 % responden berpendapat membantu kelancaran usaha dan 52,38 % responden berpendapat bahwa pinjaman dapat meningkatkan usahanya. Persepsi tersebut menunjukkan bahwa pinjaman bergulir membantu anggota KSM dalam mengembangkan usaha mereka. Dari hasil analisis uji beda memperlihatkan bahwa pendapatan usaha anggota KSM rata-rata per bulan sesudah program mengalami perubahan yang meningkat sampai 18,41 %, tabungan anggota KSM rata-rata per bulan sesudah program mengalami perubahan yang meningkat sampai 53,91%, sedangkan investasi usaha anggota KSM rata-rata per bulan sesudah program mengalami perubahan yang meningkat sampai 50,26 %. Adanya peningkatan ini menunjukkan bahwa apabila program pinjaman bergulir dilaksanakan secara baik akan dapat memutus lingkaran setan kemiskinan.

BAB I

Salah satu program penanggulangan kemiskinan di Indonesia adalah PNPM Mandiri Perkotaan. Dulu program ini bernama P2KP dan berganti nama menjadi PNPM Mandiri Perkotaan sejak tahun 2008. Penganggulangan kemiskinan melalui PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan dengan memberdayakan masyarakat melalui tiga jenis kegiatan pokok yaitu infrastruktur, siosial dan ekonomi yang dikenal dengan Tridaya. Dalam kegiatan ekonomi, diwujudkan dengan kegiatan pinjaman bergulir, yaitu pemberian pinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat miskin di wilayah kelurahan atau desa yang tergabung dalam KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). Program pinjaman bergulir ini serupa dengan program Grameen Bank yang merupakan program andalan Yunus yakni tidak menerapkan agunan.

Kerangka Pemikiran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Teknik Analisis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif.

CONTOH TESIS NO.6 EVALUASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DITINJAU DARI PROSES PENGEMBANGAN KAPASITAS PADA KEGIATAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN DI DESA SASTRODIRJAN KABUPATEN PEKALONGAN

Abstrak

Dari hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat di Desa Sastrodirjan telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip pemberdayaan dan telah berhasil mengubah tingkat kesadaran masyarakat serta meningkatkan pemahamannya untuk berperan dalam pembangunan di komunitasnya. Temuan yang didapatkan adalah perubahan kesadaran masyarakat tidak berhubungan dengan usia responden, tingkat pendidikan dan perannya dalam PNPM, namun memiliki hubungan dengan jenis kelamin, dimana peran dan keterlibatan perempuan masih rendah dan belum cukup optimal dalam mendukung pembangunan di tingkat komunitas.

BAB I

Pengembangan kapasitas masyarakat pada hakikatnya merupakan usaha meningkatkan kemampuan masyarakat itu sendiri, sehingga kegiatan tersebut seharusnya mendapat dukungan dan peran serta aktif dari masyarakat itu sendiri. Apabila masyarakat sebagai pihak yang paling berkepentingan belum memahami secara betul makna dari pengembangan kapasitas itu sendiri dan tidak memberikan tanggapan secara positif terhadap upaya-upaya pengembangan kapasitas yang dilaksanakan maka bisa dipastikan upaya tersebut tidak akan berdaya guna dan berhasil sesuai tujuan yang ingin dicapai. Wilson (1996) menjelaskan empat tahapan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu tahap penyadaran, tahap pemahaman, tahap pemanfaatan, dan tahap pembiasaan. Tahap pembiasaan adalah tahapan paling akhir dalam proses pemberdayaan, dimana masyarakat telah terbiasa untuk terlibat secara aktif dalam pembangunan di lingkungannya, karena pada pada dasarnya hasil atau keluaran yang didapatkan adalah untuk kepentingan mereka sendiri.

Kerangka Pikir

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Teknik Analisis

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan metode deskriptif kualitatif, dimana analisis deskriptif merupakan analisis yang bertujuan untuk menyajikan gambar yang menyeluruh suatu gejala atau atau perstiwa atau kondisi pada suatu objek penelitian, dalam hal ini adalah masyarakat, yang disusun dalam bentuk naratif (Patton, 2009).

CONTOH TESIS NO.7 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN SAPU GELAGAH DI DESA KAJONGAN KECAMATAN BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA

Abstrak

Hasil penelitian menunjukan: (1) pemberdayaan masyarakat desa melalui Pelatihan pembuatan Sapu Gelagah di desa Kajongan sudah sesuai dengan tahap pemberdayaan. Tahapan pelaksanaan pemberdayaan yaitu perencanaan, pendampingan, evaluasi dan tindak lanjut. Perencanaan dilakukan melalui musyawarah yang meliputi identifikasi kebutuhan, latar belakang, tujuan, pembentukan struktur kepengurusan dan rekuitmen anggota warga belajar. Selanjutnya pendampingan dilakukan pada proses produksi dengan mempraktekan dan memantau cara pembuatan sapu oleh pengelola, evaluasi dilakukan dengan menargetkan hasil produksi yang akan berpengaruh terhadap penghasilan warga belajar, kemudian tindak lanjut yang dilakukan pengelola yaitu menyiapkan ketrampilan lain dan diharapkan masyarakat bisa membuka usaha mandiri. Kesejahteraan keluarga masyarakat Desa Kajongan dikatakan meningkat lebih dari 100%, dilihat dari pendapatan yang semula Rp.30.000/ hari menjadi Rp.100.000/ hari dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti sandang, pangan dan kesehatan. (2) faktor pendorong yaitu antusias masyarakat, potensi alam sebagai bahan baku produksi dan dukungan dari pemerintah maupun lembaga lain, sedangkan faktor penghambat pemberdayaan melalui Pelatihan pembuatan yaitu kurangnya permodalan, kurangnya fasilitas dalam kegiatan pelatihan, dan perubahan cuaca.

 

BAB I

Prioritas utama dalam kesejahteraan sosial adalah kelompok-kelompok kurang beruntung, khususnya keluarga miskin, dimana dalam kesejahteraan sosial ini, dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Upaya tersebut di lakukan melalui pemberdayaan. Pemberdayaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) adalah proses, cara, membuat, memberdayakan dari kata daya yaitu kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan untuk bertindak. Pemberdayaan dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat meliputi kesejahteraan keluarga, memandirikan masyarakat miskin, mengangkat harkat dan martabat masyarakat lapisan bawah, menjadikan masyarakat sebagai subjek dalam bertindak. Pemberdayaan dapat dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah setempat.

Kerangka Berpikir

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan Bungin (2003: 70) yaitu sebagai berikut:

  1. Reduksi Data (Data Reduction)
  2. Display Data
  3. Penarikan Kesimpulan (Concluting Drawing )

 

CONTOH TESIS NO.8 MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Abstrak

Masalah penelitian adalah bagaimana meningkatkan keberdayaan masyarakat melalui proses modal manusia dan modal fisik. Hubungan antara modal dan perbaikan keberdayaan akan diuji dengan meletakkan proses pemberdayaan sebagai variabel mediasi untuk menjelaskan aktivitas-aktivitas yang terkait. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, data primer dikumpulkan dengan menggunakan metode survei melalui kuesioner. Selanjutnya, analisis statistik yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM)- Smart Partial Least Square. Temuan penelitian menunjukkan ada dua pola cara yang mengarah pada peningkatan keberdayaan masyarakat, dimana (1) pola yang terdiri dari dua tahapan untuk keberdayaan, dan (2) pola yang menunjukkan bahwa untuk meningkatkan keberdayaan diperlukan tiga tahapan proses aktivitas. Terdapat korelasi dimana semakin tinggi proses pemberdayaan akan dapat menciptakan keberdayaan masyarakat. Implementasi dari hasil penelitian ini adalah bahwa pemberdayaan menginginkan pengembangan modal manusia, dan akan lebih baik lagi jika pemberdayaan didukung oleh pengembangan kemampuan pelaku pemberdayaan.

BAB I

Keberdayaan masyarakat dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat yang difasilitasi dengan adanya pelaku pemberdayaan. Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah mereka yang lemah dan tidak memiliki daya, kekuatan atau kemampuan mengakses sumberdaya produktif atau masyarakat yang terpinggirkan dalam pembangunan.

Teknik Analisis

Teknik analisis data dilakukan dengan model persamaan struktural dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) dan SPSS dengan persamaan.

CONTOH TESIS NO.9 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA WISATA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Abstrak

Dalam penelitian ini akan dikaji tentang pemberdayaan masyarakat desa dalam pelaksanaan program desa wisata di wilayah pedesaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun tujuan penelitiannya adalah ingin melihat seberapa jauh pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa dalam melaksanakan pembangunan kepariwisataan serta bagaimana masyarakat desa tersebut mengatasi persoalan kemiskinan dan penganguran di wilayah pedesaan melalui program desa wisata.

Penelitian ini dilaksanakan di desa-desa wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama yang telah melaksanakan program pariwisata desa (desa wisata). Waktu penelitian ditentukan selama 10 bulan, yaitu mulai bulan Maret hingga Desember 2007. Untuk memperoleh data penelitian dilakukan dengan mempergunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sebagai pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Pemberdayaan masyarakat desa melibatkan seluruh warga masyarakat, (2) Upaya konkrit untuk meningkatkan daya dukung adalah memajukan potensi utama desa dan potensi masyarakat desa, dan (3) Pemberdayaan masyarakat desa memeberikan kontribusi peningkatan kesejahteraan ekonomi.

Bab I

Di dalam dunia kepariwisataan sekarang terdapat kecenderungan untuk mengolah potensi daerah, terutama desa beserta strategi pemberdayaan masyarakatnya. Seperti dinyatakan Fandeli, bahwa kebijakan pengembangan pariwisata daerah harus didasarkan pada paradigma yang berkembang di daerah (Fandeli, 2002: 45). Maka logis jika ada semacam kehendak untuk menempatkan desa yang berpotensi dan memiliki sumbersumber produksi sebagai landasan strategisnya, sekaligus memberdayakan masyarakatnya.

Teknik Analisis

Data yang terkumpul melalui hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi ini berupa data kualitatif. Teknik yang dipergunakan untuk menganalisis data penelitian adalah teknik analisis deskriptif interpretatif dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Memilih dokumen/data yang relevan dan memberi kode. (2) Membuat catatan objektif, dalam hal ini sekaligus melakukan klasifikasi dan mengedit (mereduksi) jawaban. (3) Membuat catatan reflektif, yaitu menuliskan apa yang sedang dipikirkan peneliti sebagai interpretasi dalam sangkut pautnya dengan catatan objektif. (4) Menyimpulkan data dengan membuat format berdasarkan teknik analisis data yang dikendaki peneliti. (5) Melakukan triangulasi yaitu mengecek kebenaran data dengan cara menyimpulkan data ganda yang diperoleh melalui tiga cara: (1) memperpanjang waktu observasi di lapangan dengan tujuan untuk mencocokkan data yang telah ditulis dengan data lapangan, (2) mencocokkan data yang telah ditulis dengan bertanya kembali kepada informan, dan (3) mencocokkan data yang telah ditulis dengan sumber pustaka.

CONTOH TESIS NO.10 STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAMPENGEMBANGAN DESA WISATA NGLANGGERAN, KABUPATEN GUNUNG KIDUL

Abstrak

Saat ini pariwisata berkembang pesat. Permasalahannya, kemajuan sebuah daerah wisata belum menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal karena masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata. Tulisan ini merupakan hasil penelitian, ingin  mengkaji strategi  pemberdayaan  masyarakat  dalam  pengembangan  Desa  Wisata Nglanggeran,  Kabupaten  Gunung  Kidul. Melalui  pendekatan  deskriptif  kualitatif  terlihat bahwa pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Nglanggeran dilakukan melalui tiga strategi, yaitu penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan. Penyadaran dilakukan melalui sosialisasi dan inovasi oleh karang taruna desa sampai akhirnya Nglanggeran disepakati sebagai desa wisata. Pengkapasitasan masyarakat dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan seputar manajemen desa wisata. Masyarakat kemudian disatukan dalam wadah organisasi, yakni Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nglanggeran. Pokdarwis menyusun Anggaran Dasar dan  Anggaran  Rumah  Tangga  berdasarkan  musyawarah  sebagai  bentuk  pengkapasitasan sistem nilai. Tahap pendayaan diberikan kepada masyarakat yang telah mempunyai kapasitas sehingga tercapai kemandirian. Desa Nglanggeran banyak mendapat bantuan untuk pembangunan sarana pendukung  wisata  maupun  pengembangan  usaha  wisata  dari  berbagai  pihak.  Strategi  pemberdayaan masyarakat berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Selain itu, peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya telah meningkatkan PAD Gunung Kidul melalui retribusi tiket.

BAB I

Community    based    tourism   (CBT) muncul   sebagai   sebuah   alternatif   dari pengembangan  pariwisata.  Nicole  Hausler (2005)  mendefinisikan  CBT  sebagai  bentuk pariwisata  yang  memberikan  kesempatan kepada masyarakat lokal untuk mengontrol dan terlibat dalam manajemen dan pengembangan pariwisata. Fokus   utama   CBT   menurut Pookaiyaudom  (1999  dalam  Pookaiyaudom, 2013: 2) adalah masyarakat lokal, bagaimana mendorong   keterlibatan,   partisipasi,   dan manfaat   bagi   masyarakat   dari   kegiatan pariwisata, serta mendorong masyarakat menuju pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Metode Analisis

Dari data  yang  terkumpul  dilakukan  analisis deskriptif  sehingga  didapatkan  gambaran strategi  pemberdayaan  masyarakat  dalam pengembangan  Desa  Wisata  Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul.

CONTOH TESIS NO.11 Model Program Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis Komunitas

Abstrak

Penelitian  ini  mengkaji  persoalan  pemberdayaan  masyarakat  yang  dianggap  menjadi  penyelesaian  bagi persoalan kemiskinan, yang lebih menarik adalah ketika komunitas “janda” menjadi obyek yang penting. Penelitian ini  di fokuskan  kajian  terhadap  model  pemberdayaan  masyarakat  berbasis  Komunitas  di  desa  Janda.  Tujuannya supaya  bisa  mengukur  efektifitas  dan  juga  bentuk  ideal  dari  model  program  pemberdayaan  masyarakatdi  desa Janda  Dadapan,  Kecamatan  Balong,  Kabupaten  Ponorogo.  Metode  penelitiannya  menggunakan  pendekatan deskriptif  kualitatif,  dengan  obyek  penelitian  adalah  anggota  masyarkaat  khususnya  ibu –ibu  yang  berrstatus “janda”  di  Desa  Dadapan  Kecamatan  Balong  Kabupaten  Ponorogo.  Kegiatannya  meliputi  1).  Pelatihan pembuatan olahan hasil pangan dari potensi pertanian yang ada, 2). Membuat lumbung dapur dari lahan di sekitar masyarakat.  3).  Melatih  kegiatan  berkesenian  ibu –ibu  yang  berstatus  “Janda”.  Dari  hasil  tersebut  dapat  di simpulkan  bahwa  Kegiatan  pemberdayaan  masyarakat  di  Desa  Dadapan,  yang  telah  dilakukan  sangat  fokus terhadap “janda”, sehingga kegiatan tersebut diharapkan bisa memberikan kontribusi, terhadap kehidupan mereka yang  kesusahan  dan  meningkatkan  kemandirian  keluarga,  dengan  adanya  kegiatan  ini,  tidak hanya  secara ekonomis namun secara psikologis mereka akan termotivasi untuk menjadi individu yang berdaya.

BAB I

Berkaca  terhadap  persoalan  yang  ada  di  Desa  Dadapan  Kecamatan  Balong  tentang fenomena kampung janda, membuat kami berfikir ulang,terkait upaya apa yang sudah dilakukan atau  tengah  dilakukan  oleh  steakholder  maupun  penggiat  program –program  pemberdayaan  di wilayah  tersebut,  selain  itu  bagaimanakah  ketahanan  ekonomi  serta  kemandirian  personal  para janda,  dalam  upaya  untuk  mempertahankan  kehidupan  tanpa  sosok  kepala  keluarga,  sehingga kami   ingin   mengetahui   bagaimanakah   model   pemberdayaanyang   telah   dilakukan,   dan sejauhmana efektifitas progam –program tersebut.

Kerangka Berpikir

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Teknik Analisis

Penelitian kualitatif  berbeda  dengan  penelitian  kuantitatif,  dimana  peneliti  merupakan pengumpul   data   atau   bagian   dari   instrument   penelitian,   melalui   observasi   langsung   dan wawancara sehingga tidak terkontrol keberadaannya, sehingga subyektivitas data perlu dilakukan pengujian  keabsahan  data.

CONTOH TESIS NO.12 MEMBANGUN KEBERDAYAAN MASYARAKATMELALUI PENINGKATAN  KARAKTERISTIK INDIVIDU DI PAPUA

Abstrak

Esensi   Implementasi   Pembangunan   Berbasis   Pemberdayaan   Masyarakat   ialah peningkatan   kualitas   mutu-hidup   masyarakat   lewat   pembangunan   yang   telah diaktulisasi  di  lapangan  maupun  program  pola  ketrampilan  tanpa  mengesampingkan aspirasi  kebutuhan  masyarakat  untuk  mengantarkan  pada  kemandirian.  Berdasarkan hasil   penelitian,   analisa   dan   pembahasan   yang   menggunakan   metode penelitian kualitatif   meninjau   hasil   wawancara   serta   observasi   yang   di   dekskripsi   dalam penulisan   skripsi.   Tujuan   penelitian   ini   dapat   mengetahui   sampai   sejauh   mana penatalaksanaan “Implementasi Pembangunan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Di Desa  Walantakan Kecamatan Langowan Utara Kabupaten Minahasa”. Hasil tinjauan di  lapangan  menyimpulkan  bahwa  kompleksitas  problematika  yang  ada,  diantara sebagai   berikut   :   Pemerintah   Desa   Walantakan   belum   mengupayakan   proses penyadaran  dalam  pembentukan  perilaku    masyarakat  masih  bersifat  apatis  maupun meningkatkan  partisipasi  masyarakat  dalam  segala  aspek  pembangunan,  faktual  di lapangan   menunjukkan   tindakan   transformasi   sebagai   perwujudan   pilar   kualitas tatanan  mutu-hidup  dari  individu  ataupun  masyarakat  untuk  tercapaikesejahteraan belum  demikian  akibatnya  terhambat  aktivitas  roda  perekonomian  lewat  pembukaan sejumlah unit Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui jalan pemukiman masih bersifat buntu  serta  rerumpunan  pohon  besar  bisa  mengancam  korban  jiwa  maupun  dalam serangkaian aksi pembangunan berasaskan suara murni aspirasi masyarakat, demikian halnya  tidak  ada  aktualisasi  Pemerintah  Desa  Walantakan  mengenai  maksimalisasi kemampuan  intelektual  lewat  konversi  aksi  tindakan  nyata  berupa   bantuan  dan pelatihan maupun pengembangan keterampilan bagi masyarakat petani dan kelompok tani.

BAB I

Hakekat   pemberdayaan   masyarakat  desa       merupakan       upaya       untuk membentuk   individu   dan   masyarakat menjadi  mandiri  dalam  meningkatkan  kualitas        hidup        dengan        cara memanfaatkan  secara  maksimal  segala potensi  sumber  daya  yang  ada  melalui penetapan     kebijakan     sampai     pada pelaksanaannya.    Pembangunan    dapat menempatkan    rakyat    sebagai    pusat perhatian    dan    proses    pembangunan harus   menguntungkan   semua   pihak. Strategi   pembangunan   berpusat   pada rakyat   memiliki   tujuan   akhir   untuk memperbaiki   kualitas    hidup   seluruh masyarakat dengan aspirasi-aspirasi dan harapan  individu  dan   kolektif,  dalam tradisi  budaya  dan  kebiasaan-kebiasaan mereka yang sedang berlaku.

Teknik Analisis

Pada  penelitian   ini    hanya  menggunakan  informan   sebagai sumber data    penelitian,    tidak    menggunakan populasi   dan   sampel   karena   bentuk penelitiannya     merupakan     deskriptif dengan analisa kualitatif sehingga untuk memperoleh    data    yang    dibutuhkan secara  jelas,  detail,  akurat  hanya  bisa diperoleh melalui informan

CONTOH TESIS NO.13 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KECAMATAN WANASALAM KABUPATEN LEBAK

Abstrak

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pemberdayaan Masyarakat melalui Pembangunan Prasarana Perdesaan (PPIP) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Wanasalam Kabupaten Lebak telah melaksanakan 10 (sepuluh) dari 12 (dua belas) prinsip pemberdayaan masyarakat yang diusulkan dalam Mardikanto Dahatma dan Bhatnagar (2013: 106), maka melalui Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Wanasalam Kabupaten Lebak tidak melaksanakan 2 (dua) prinsip pemberdayaan masyarakat dimana prinsip kerjasama pembangunan masyarakat didasarkan pada analisis partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. asas masyarakat demokratis berdasarkan analisis dalam ilmu aplikasinya, hal ini disebabkan 1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang makna pemberdayaan masyarakat dan adanya Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), 2 Kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh fasilitator masyarakat dan perangkat kelembagaan desa dalam memberikan informasi kegiatan dan kurangnya kesadaran masyarakat baik sebagai individu maupun anggota masyarakat tentang kondisi dan lingkungan, 3 Adanya budaya kepatuhan warga terhadap panglima perang (pemimpin formal dan informal) yang mempengaruhi sikap masyarakat dalam pengambilan keputusan kebijakan.

BAB I

Bahwa tidak ada satupun pemerintahan   dari   suatu   negara   dengan wilayah yang sangat luas dapat menentukan kebijakan   secara   efektif   ataupun   dapat melaksanakan    kebijakan    dan    progam-programnya  secara  efisien  melalui  sistem sentralisasikarena   itu   urgensi   pelimpahan kebutuhan atau penyerahan sebagian kewenangan  pemerintah  pusat,  baik  dalam konteks politik maupun secara administratif kepada    organisasi    atau    unit    di    luar pemerintah pusat yang dalam hal ini adalah pemerintahan   daerah   menjadi   hal   yang sangat    penting    untuk    dilakukan    guna menggerakkan dinamika sebuah pemerintahan.

Teknik Analisis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Melalui metode penelitian deskriptif

CONTOH TESIS NO.14 Pemberdayaan Masyarakat Miskin:Pendekatan Modal Manusia

Abstrak

Kemiskinan merupakan salah satu masalah pembangunan di negara maju dan berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang berdampak negatif terhadap berbagai aspek masyarakat itu sendiri, masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pemerintah mempunyai tugas pokok untuk menyelesaikan masalah kemiskinan secara komprehensif dan holistik. Kemiskinan terjadi di Indonesia baik di perkotaan maupun pedesaan khususnya di Surabaya. Banyak program pengentasan kemiskinan yang telah dilaksanakan atau dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat. Salah satu program pengentasan kemiskinan di Surabaya adalah pemberdayaan masyarakat miskin yang telah dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat-Keluarga Berencana dan Posko 100. Program-program tersebut menitikberatkan pada pengembangan sumber daya manusia pertama yang diselaraskan dengan pemberdayaan lain dan pembangunan partisipatif (kemitraan). Pemberdayaan masyarakat miskin di Surabaya yang telah dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat-Keluarga Berencana dan Posko 100 merupakan salah satu cara pelayanan publik yaitu pemberian pelayanan pelatihan, pemberian fasilitas, dan pembinaan kemitraan. Secara teoritis pelayanan publik berkaitan dengan gagasan pokok Denhardt dan Denhardt (2000) tentang pelayanan publik baru, pendekatan human capital berkaitan dengan konsep Theodore W. Schultz (Fagerlind dan Saha, 1983) dan Gary S. Becker (Seo, 2005; Lauri, 2004), dan pelatihan non-formal berkaitan dengan Philip H. Combs dan Manzoor Ahmed (1973). Dimensi pemberdayaan berkaitan dengan konsep Rappaport (Suharto, 2007: 59; Nawawi, 2007: 176), dan konsep Bank Dunia (Narayan, 2002). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) proses pemberdayaan masyarakat miskin, (2) partisipasi swasta, masyarakat, dan peserta pelatihan dalam program pemberdayaan masyarakat miskin, (3) peran pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat miskin, (4) ) hasil pemberdayaan masyarakat miskin, dan (5) model pemberdayaan masyarakat miskin yang telah dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat-Keluarga Berencana dan Posko 100 di Surabaya.

BAB I

Pemerintah  telah  melakukan  berbagai  upa-ya  yang  diorientasikan  untuk  mencapai  kema-juan    masyarakat. Usaha   pembangunan   di Indonesia   terus   mengarah   pada   kemajuan, namun pengentasan  kemiskinan  tetap  merupa-kan  salah  satu  masalah  yang  paling  mendesak di  Indonesia  (World  Bank,  2006:ix).  Kemis-kinan  merupakan  problem  utama  negeri  ini. Kenyataan  yang  sungguh  ironis.  Negeri  yang kaya  berbagai  sumber  ekonomi  ternyata  tidak mampu  menjadikan  sumber  dan  potensi  eko-nominya  untuk  mensejahterakan   masyarakat (Syam,   2008:240).   Masalah   ini   ditegaskan dalam Peraturan Presiden RI Nomor 13 Tahun 2009  bahwa kemiskinan  merupakan permasa-lahan   bangsa   yang   paling   mendesak   dan memerlukan  langkah-langkah  penanganan  dan pendekatan  yang  sistematik,  terpadu  dan  me-nyeluruh.

Teknik Analisis

Penelitian  ini  menggunakan  perspektif teoritik  fenomenologi sesuai  tujuan  penelitian ini   yang  ingin   mendeskripsikan   fenomena pemberdayaan  masyarakat  melalui pendekatan modal manusia di kota Surabaya.

CONTOH TESIS NO.15 ANALISIS PEMBERDAYAAN EKONOMI KAUM PEREMPUAN OLEH RUMAH KAWAN BUNDA MEDAN

Abstrak

Rumah Kawan Bunda adalah wadah bagi perempuan untuk meningkatkan keterampilan nya dalam kegiatan dan program – program yang dapat menghasilkan pendapatan sehingga bisa membantu perekonomian keluarga, Dikarenakan masih banyak perempuan yang belum diberdayakan dalam program – program yang mendukung keseharian mereka terutama dalam ekonomi. Di Sumatera Utara pun kini sudah banyak terdapat para pelaku usaha wanita. Mereka berjualan aneka kebutuhan mulai dari makanan, kelengkapan kantor, pakaian, dan lain-lain. Melihat prospek wirausaha wanita yang terus bergerak di bidang industri rumahan maka dirasa perlu membekali mereka dengan ilmu berbisnis ketika mereka mampu menguasai keterampilan bisnis, maka perekonomian keluarga pun akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis program pemberdayaan ekonomi perempuan Rumah Kawan Bunda dan hasil program Pemberdayaan Rumah kawan Bunda terhadap Peningkatan Ekonomi kaum perempuan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, dengan informan sebanyak 20 orang pendiri dan anggota Rumah Kawan Bunda. Untuk menganalisa data penulis menggunakan analisis reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Bentuk program pemberdayaan ekonomi perempuan Rumah Kawan Bundadikelola dengan memberikan delapan fasilitas pendampingan dengan harga mengikuti pelatihan seharga Rp 5.000,00-Rp 10.000,00 per hari. Dengan pelatihan yang ada member merasakan banyak manfaat terutama dalam upaya memanfaatkan waktu dan peluang untuk menghasilkan incoma tambahan bagi keluarga.Hasil program Pemberdayaan Rumah Kawan Bunda terhadap Peningkatan ekonomi kaum perempuan pada dasarnya mampu meningkatkan dalam aspek finansial dan pertambahan jumlah pelanggan. Hal ini tidak terlepas dari delapaan fasilitas yang merupakan strategi utama bagaimana memberdayakan perempuan agar memiliki usaha tambahan. Selain itu perhatian terhadap lima aspek pemerataan pemberdayaan perempuan turut menambah kepercayaan member pada rumah kawan bunda.

BAB I

Penjualan online didefinisikan sebagai pembelian, penjualan, dan bertukar produk, jasa, dan informasi melalui jaringan komputer, terutama internet. Penjualan online membawa manfaat untuk organisasi, dan juga pada pelanggan serta masyarakat. Pelanggan dan konsumen dapat menemukan ribuan produk dan mencari kualitas terbaik di penjualan online. Kini perusahaan, masyarakat dan pelaku wirausaha dapat terlibat dalam aktivitas bisnis secara kemajuan internet. Penggunaan internet dalam wirausaha dan bisnis sangat efektif karena tidak membutuhkan modal yang besar dan waktu yang lama. Menurut laporan APJII(Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia), dari total populasi penduduk yang mencapai 264,14 juta orang ternyata ada 171,17 juta di antaranya yang terhubung jaringan internet sepanjang 2018. Dibandingkan tahun sebelumnya, ada pertumbuhan 27,9 juta pengguna internet di 2018. APJII (Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia) menggunakan metode survey dan menggunakan data lapangan 9 Maret – 14 April 2019. Dapat disimpulkan bahwa dari tahun ke tahun penggunaan internet oleh masyarakat Indonesia semakin meningkat. Hal ini membuktikan bahwa ke depannya internet tak akan lepas dari kehidupan masyarakat.

Kerangka Teori

Teknik Analisis

Analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung secara interaktif, dimana pada setiap tahapan kegiatan tidak berjalan sendiri – sendiri. Meskipun tahap penelitian dilakukan sesuai dengan kegiatan yang direncanakan, akan tetapi kegiatan ini tetap harus dilakukan secara berulang antara kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data serta verifikasi atau penarikan suatu kesimpulan.

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?