HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Teori Lengkap tentang Pemberdayaan Masyarakat menurut Para Ahli dan Contoh Tesis Pemberdayaan Masyarakat

Gambaran dari Pemberdayaan Masyarakat

Definisi Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Widjaja (2002:77) pemberdayaan masyarakat adalah pemberian wewenang pendelegasian wewenang atau pemberian otonomi kejajaran bawah yang intinya pemberdayaan upaya membnagkitkan segala kemampuan yang ada untuk mencapai tujuan dan pemberdayaan diadakan agar daerah semakin mampu serta mandirian, maksudnya mampu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menunjukkan ciri sebagai masyarakat serta membangun kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

Menurt Soeharto (2006:76) pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untk memandirikan masyarakat serta potensi kemampuan yang mereka memiliki. Adapun pemberdyaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang sering terkait yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayaakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdyakan.

 

Soetomo (2011: 22) menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah sebuah pendekatan yang memberikan kesempatan, wewenang yang lebih besar kepada masyarakat terutama masyarakat lokal untuk mengelola proses pembangunannya.

Pemberdayaan masyarakt merupakan upaya meningkatkan kemampuan dan potennsi yang dimiliki masyarakat sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati dirinya, serta mengangkat harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangankan diri secara mandiri baik dibidang ekonomi, sosil, agama dan budaya (Widjaja.2003:169).

 

Faktor-faktor Pemberdayaan Masyarakat

Faktor-faktor tersebut antara lain:

(1) Adanya peranan para agen perubahan sebagai penggerak suatu pemberdayaan masyarakat yang melahirkan partisipasi aktif dari setiap anggota masyarakat oleh karena memiliki persepsi yang sama untuk berpartisipasi didalamnya.

(2) Para agen perubahan, baik para agen perubahan internal yang berperan sebagai fasilitator yang memahami kebutuhan masyarakat; maupun para agen perubahan eksternal yang berperan sebagai fasilitator yang menyediakan sarana bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Kedua kelompok agen perubahan ini mengandalkan trust sebagai social-glue di antara mereka, dengan demikian para agen perubahan melakukan peranan mereka masingmasing melalui jalur interpersonal relationship dan komunikasi yang transparan, tegas dan lugas.

(3) Adanya kejelasan visi pembangunan masyarakat di antara para agen perubahan, sehingga mampu menarik perhatian dan menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi.

(4) Tampilnya kepemimpinan yang berkarakter dalam diri para agen perubahan yang berperan sebagai kekuatan sosial yang mampu menyatukan setiap anggota masyarakatnya, memberi kepastian atas pencapaian visi pembangunan dengan integritas, dan keteladan yang konkrit dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.

Teori-teori dari Pemberdayaan Masyarakat

Tahap-Tahap Pemberdayaan

Menurut Sumodiningrat pemberdayaan tidak bersifat selamanya, melainkan sampai target masyarakat mampu untuk mandiri, meski dari jauh di jaga agar tidak jatuh lagi (Sumodiningrat, 2000 dalam Ambar Teguh, 2004: 82). Dilihat dari pendapat tersebut berarti pemberdayaan melalui suatu masa proses belajar hingga mencapai status mandiri, meskipun demikian dalam rangka mencapai kemandirian tersebut tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi dan kemampuan secara terus menerus supaya tidak mengalami kemunduran lagi.

Sebagaimana disampaikan dimuka bahwa proses belajar dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah meliputi:

  1. Tahap penyadaran dan tahap pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan kapasitas diri.
  2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan.
  3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian (Ambar Teguh, 2004: 83).

 

Contoh Tesis yang membahas tentang Pemberdayaan Masyarakat

Contoh Tesis 1 : Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pelatihan Pembuatan Sapu Gelagah di Desa Kajongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga

Hasil penelitian menunjukan:

(1) pemberdayaan masyarakat desa melalui Pelatihan pembuatan Sapu Gelagah di desa Kajongan sudah sesuai dengan tahap pemberdayaan. Tahapan pelaksanaan pemberdayaan yaitu perencanaan, pendampingan, evaluasi dan tindak lanjut. Perencanaan dilakukan melalui musyawarah yang meliputi identifikasi kebutuhan, latar belakang, tujuan, pembentukan struktur kepengurusan dan rekuitmen anggota warga belajar. Selanjutnya pendampingan dilakukan pada proses produksi dengan mempraktekan dan memantau cara pembuatan sapu oleh pengelola, evaluasi dilakukan dengan menargetkan hasil produksi yang akan berpengaruh terhadap penghasilan warga belajar, kemudian tindak lanjut yang dilakukan pengelola yaitu menyiapkan ketrampilan lain dan diharapkan masyarakat bisa membuka usaha mandiri. Kesejahteraan keluarga masyarakat Desa Kajongan dikatakan meningkat lebih dari 100 %, dilihat dari pendapatan yang semula Rp.30.000/ hari menjadi Rp.100.000/ hari dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti sandang, pangan dan kesehatan.

(2) faktor pendorong yaitu antusias masyarakat, potensi alam sebagai bahan baku produksi dan dukungan dari pemerintah maupun lembaga lain, sedangkan faktor penghambat pemberdayaan melalui Pelatihan pembuatan yaitu kurangnya permodalan, kurangnya fasilitas dalam kegiatan pelatihan, dan perubahan cuaca.

Contoh Tesis 2 : Pemberdayaan Masyarakat Pada Program Pembiayaan Mikro (Studi Tentang Pelaksanaan Program Pembiayaan Mikro pada Anggota Koperasi Baytul Ikhtiar Kabupaten Bogor – Jawa Barat)

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa program pembiayaan mikro yang dilakukan oleh Koperasi BAIK sejalan dengan implementasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Bogor namun belum sepenuhnya dipahami sebagai proses dalam konteks teoritiknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemberdayaan masyarakat, yaitu :

a) Faktor penghambat : Penyaluran pembiayaan usaha produktif belum maksimal sehingga menambah beban hutang anggota yang mengakibatkan tingkat keaktifan anggota menurun;

b) Faktor pendukung : Partisipasi anggota relatif tinggi untuk diberdayakan.

Contoh Tesis 3 : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA) DI DESA GOGIK KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pihak-pihak terkaitmelalui Pengembangan BUM Desa.

1) pemberdayaan masyarakat melalui LKD dilakukan dengan pelatihan kewirausahaan dan pemberian modal kepada masyarakat

2) Pemberdayaan masyarakat melalui PAB dilakukan dengan kegiatan Mud Banyu dan kegiatan sosial pemuda RT Desa Gogik

3) pemberdayaan masyarakat melalui Wisata Curug Semirang dilakukan dengan penanaman pohon, kegiatan bersih wisata dan melengkapi sarana dan prasana wisata.

Model pemberdayaan belum dapat dilakukan secara maksimal, tahap monitoring dan evaluasi belum dapat dijalankan dengan baik. Pengembangan BUM Desa dilakukan dengan prinsip pengelolaan BUM Desa dengan membangun kerja sama, partisipatif,emansipatif, transparansi, akuntabel, dan sustainabel.

Contoh Tesis 4 : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KELURAHAN PA’BAENG-BAENG KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR

Pemberdayaan Masyarakat adalah salah satu program pemerintah yang ingin menanggulangi kemiskinan dalam meningkatkan sosial ekonomi masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan potensi masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh warga masyarakat melalui kegiatan-kegiatan swadaya, agar mereka mampu membantu diri mereka sendiri.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian deskriftif dengan tujuan untuk menggambarkan pemberdayaan Masyarakat dalam meningkatkan sosial ekonomi masyarakat di kelurahan Pa’baeng-Baeng. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui sejauh mana peranan

Pemerintah dalam meningkatkan sosial ekonomi masyarakat Pa’baeng-Baeng. Sebagai hasil yang dapat di simpulkan penulis dalam skripsi ini adalah bahwa pemberdayaan masyarakat sangat berperan penting bagi masyarakat karna masyarakat mulai menyadari peran mereka dalam proses pembangunan sehingga masyarakat dapat berperan dalam peningkatan sosial ekonomi mereka.

Contoh Tesis 5 : EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN (PPK) PASCA TSUNAMI DI KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR

Pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Mon Ikeun (desa pantai) kurang efektif, hal ini terkait dengan kondisi pemukiman belum pulih, terbatasnya aktivitas masyarakat dalam mengelola pembangunan dan jiwa sosial yang rendah sehingga perlu adanya upaya percepatan pemulihan kondisi pemukiman dan peningkatan peran pemimpin/fasilitator desa untuk menumbuhkan motivasi masyarakat untuk bekerjasama. Sementara itu pemberdayaan masyarakat di Lambaro Seubun (desa pedalaman) juga kurang efektif, kondisi ini terkait dengan fasilitas pemukiman yang agak kurang, belum maksimalnya peran fasilitator desa dan Tim pengelola PPK desa dan kurangnya kemampuan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi dan akses informasi sehingga perlu adanya penyediaan fasilitas layanan umum, peningkatan kemampuan FD dan TPK PPK serta pengetahuan/ketrampilan individu masyarakat untuk mempermudah akses penyampaian aspirasi dan informasi. Sedangkan untuk masyarakat Meunasah Karieng (desa dataran rendah) maka pemberdayaan masyarakat cukup efektif, kondisi ini terkait dengan kualitas kepemimpinan Kepala Desa dan pelaku PPK yang cukup memadai, adanya ikatan sosial yang kuat dan besarnya kemauan masyarakat untuk terlibat dalam pengelolaan PPK namun untuk keberlanjutan pembangunan dan peningkatan keswadayaan masyarakat dalam membangun desa perlu adanya dukungan dana alokasi desa dan pengembangan media informasi pembangunan.

Contoh Tesis 6 : ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KECAMATAN TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program PEMP telah memicu perubahan sosial budaya, teknologi, ekonomi dan kelembagaan masyarakat pesisir Kabupaten Halmahera Utara. Perubahan penting pada aspek sosial budaya adalah menghidupkan kembali nilai-nilai lokal yaitu nilai kejujuran, keterbukaan, dan gotong royong yang diwujudkan dalam bentuk kelompok masyarakat pemanfaat (KMP), kelompok usaha bersama (KUB) dan koperasi LEPP-M3. Pembentukan kelembagaan tersebut diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berorganisasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian terhadap pengembangan usaha mereka dan pegelolaan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan.

Contoh Tesis 7 : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANBUDIDAYA IKAN KERAPU DI DESA SUMBERKIMA, GEROKGAK, BULELENG, BALI

Analisis data    menunjukkan    bahwa    dalam    melakukan    pemberdayaan masyarakat,    khususnya    masyarakat    nelayan    budidaya    ikan    kerapu    di    Desa Sumberkima, telah dilakukan berbagai tindakan, meliputi:

(1) Memberikan pelatihan dan  pembinaan,

(2)  Memberikan  bantuan sarana  dan  prasarana,  modal  usaha,  dan pemasaran.

Faktor-faktor  pemengaruh  pemberdayaan  masyarakat  nelayan  budidaya ikan kerapu, terdiri atasfaktor alam dan lingkungan, faktor organisasi (kelembagaan), faktor  tenaga  kerja,  dan  faktormodal.  Implikasi  pemberdayaan  terhadap  kehidupan masyarakat,yaitu

(1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan,

(2) Memperluas kesempatan  berusaha  dan  kesempatan  kerja,

(3) Menambah modal  usaha,

(4)Meningkatkan pendapatanmasyarakat,

(5) Meningkatkan hubungan  sosial,  dan

(6) Mendukung    pelestarian    lingkungan    alam    dan    budaya.

Dengan    demikian pemberdayaan masyarakat  nelayan  budi  daya  ikan  kerapu    di  Desa  Sumberkima bermakna bagi kehidupan masyarakatnya,  yaitu bermakna kesejahteraan, sosial  dan budaya.

Contoh Tesis 8 : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN DESA WISATA ( Studi Kasus Desa Wonokarto, Kec. Sekampung Kab. Lampung Timur)

Dari hasil penelitian banyak ditemukan kerasi unik dan ide menarik dengan adanya desa wisata menambah peluang penghasilan bagi masyarakat dan mengurangi pengangguran serta mengurangi kejahatan di wilayah tersebut dengan melatih anak muda membuat kreasi terbaru dan bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri. Dengan adanya desa wisata dapat memberdayakan masyarakat desa wonokarto.

Contoh Tesis 9 : ANALISIS PERAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DI KABUPATEN BULUKUMBA

Penelitian ini berlangsung kurang lebih 1 bulan dan berlokasi di Kabupaten Bulukumba. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi dan Wawancara Langsung. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data stdi dengan membaca buku, majalah, surat kabar, dokumen-dokumen, Undang-undang dan media informasi lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat desa itu melalui pendekatan kepada masyarakat desa dan mengumpulkan ide-ide kreatif masyarakat desa untuk menjadi program BPMPD Kabupaten Bulukumba

Contoh Tesis 10 : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI PROGRAM DESA WISATA DI DESA BUMIAJI

Desa wisata merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat untuk memaksimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh suatu desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bentuk dari adanya aksi pemberdayaan masyarakat pada program desa wisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan mengoptimalkan program desa wisata untuk dijadikan komoditi pariwisata berbasis potensi lokal masyarakat. Desa wisata di Bumiaji telah memberikan perubahan bagi masyarakat terlebih pada peningkatan pengetahuan dan perekonomian masyarakat. Oleh karena itu program pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata dapat dijadikan sebagai rujukan dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya.

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?