Judul Tesis : Perancangan Komik Hyang dalam Menumbuhkan Apresiasi Generasi Muda Kepada Kesenian Wayang
A. Latar Belakang
Generasi muda merupakan objek yang paling sensitif dan rentang terhadap efek dari hasil perubahan budaya. Mereka cendrung menerima dan mengekspoitasi suatu yang baru. Sehingga hal–hal tersebut kebanyakan langsung tertanam dalam pola pikir dan tingkah laku kehidupan mereka sehari–hari. Gaya budaya jaman ini ketika manga, komik, film animasi, film layar lebar dan game dengan mantap menyebar keseluruh bagian dunia, dan ditengah–tengah penganeka ragaman standard–bearers budaya Internasional, menciptakan sebuah trend baru didalam kehidupan generasi muda Indonesia. Hampir keseluruhan produk yang dikonsumsi mereka merupakan hasil karya seni seniman–seniman luar negeri; Seperti Jepang, Hong Kong, Amerika, dan sebagian negara Eropa.
Proses penciptaan karya seni tersebut sudah pasti membawa situasi lingkungan sosial berdasarkan tempat seniman itu berdomisili. Permasalahan yang timbul, apakah sesuai dengan lingkungan sosial Indonesia. Tetapi kenyataannya hasil karya tersebut merupakan konsumsi utama yang mampu menarik simpatik generasi muda kita. Kondisi tersebut berdampak semakin terpuruknya hasil kesenian tradisional negara ini. Dalam realitanya dapat kita lihat, mereka lebih bangga memajang gambar–gambar, beraksesoris, mengkoleksi dan menggunakan barang–barang yang berikon produk–produk import tersebut. Bahkan terinfeksi juga kedalam tingkah laku dan gaya hidup di dalam linkungan pergaulan mereka. Sedangkan hal sebaliknya menimpa karya seni tradisional maupun nasional. Masuknya produk–produk tersebut secara gencar kedalam negeri tanpa diadakannya keseimbangan dengan budaya lokal, akan menambah simpati dan kebanggaan terhadap negara luar. Mereka akan lebih mengenal dan lebih tertarik menerapkan hasil budaya luar dibandingkan hasil budaya tradisional dan nasional bangsa sendiri. Bagaimana nasib kesenian tradisional, apakah kita akan membiarkan satu persatu kesenian tradisional menghilang. Kesenian wayang merupakan salah satu dari kesenian
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana menciptakan sebuah karya dalam media komik yang sesuai dengan selera dan tuntutan generasi muda sebagai target audience?
- Bagaimana mengefektifkan media komik sebagai salah satu media komunikasi visual yang mampu membawa dan berperan dalam pelestarian budaya nasional, terutama wayang?
C. Landasan Teori
Pengertian Komik
Komik pada hakekatnya adalah cerita bersambung yang disajikan dalam bentuk gambar ilustrasi (Artini kusmiati R, Sri pujiastuti, Pramudji Suptandar,1999:57).
Sejarah Komik Indonesia
Bangsa Indonesia telah lama mengenal tradisi bercerita dengan gambar. Ada lukisan gua pada jaman pra sejarah, relief candi, naskah daun lontar, ilustrasi pada naskah kuno, membuktikan hal itu. Di Indonesia, candi Prambanan dengan cerita Ramayana atau candi Borobudur Relief kehidupan dan ajaran Budha Gautama menunjukan jalan menuju nirwana sering kali dibandingkan dengan buku batu. Seperti halnya dinding pada gua Lascaux, belum mengandung sandi yang membentuknya menjadi bahasa, tetapi sudah menunjukkan “pesan” sebagai upaya komunikasi non-verbal yang paling kuno. Tentu saja agak terburu-buru bila menganggapnya sebagai bentuk dari komik, dikarenakan antara reilef dan komik memiliki sedikit banyak persamaan dan perbedaan. Sama halnya dengan penglihatan seorang penceramah yang melukiskan perjalannan urutan relief itu tidak mengandung kisah. Gambar sebagai acuan dan patokan bagi kesinambungan cerita.
Proses Pembuatan Komik
Proses produksi komik sebenarnya tidak semudah seperti banyak dibayangkan oleh sebagaian besar orang. Dalam kenyataannya sebuah komik memerlukan waktu pengerjaan dan terbagi dalam beberapa macam proses yang masing-masing harus mendapat perhatian yang sama besarnyaa. Dimulai dari proses pembuatan kisah; dari pencarian tema, genre, perancangan plot secara garis besar dan kemudian memecahkan menjadi beberapa episode kecil sampai penggambaran; dari penciling, inker, coloring, editing, desain grafis, cover dan poster juga menmbahkan efek-efek per panel dan sebagainya.
D. Kesimpulan
Setelah melalui beberapa proses dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pengerjaan sebuah karya, khususnya komik, yang diperlukan bukan hanya mempunyai keterampilan atau keahlian dalam menggambar, atau keahlian tehniknya saja. Akan tetapi masih banyak faktor yang harus direncanakan dan diterapkan.dalam kasus diatas seperti urutan dan tehnis pembuatan komik atau masa produksi, strategi promosi, perencanan alat bantu penjualan pada masa praproduksi komik tersebut dsb, agar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan.
Selain itu yang paling utama adalah mencoba untuk menggali kebudayaan nasional yang bila kita renungkan kembali, kebudayaan Indonesia sangatlah kaya dan beragam, tidak akan habis ditelusuri.
E. Saran
- Sebuah komik haruslah mempunyai kekuatan dan keselarasan antara kedua item yang sangat vital sekali dalam sebuah komik, yaitu cerita dan visualisasi gambar.
- Jadikanlah kebudayaan kita kebanggaan bagi diri kita dan bangsa ini, jika perlu menjadi kebanggaan dunia. Sesuatu yang usang itu belum tentu rusak, bahkan lebih baik dan menyejukan kita nikmati dibandingkan sesuatu yang baru.
Contoh Tesis Komunikasi
- Perancangan Komik Hyang dalam Menumbuhkan Apresiasi Generasi
- Citra Politisi Lokal dalam Iklan Politik {Analisis Wacana Citra Mardjoko – Husein
- Desain Komunikasi Visual dalam Kampanye Anti Rokok
- Desain Komunikasi Visual sebagai Pendukung Promosi
- Komik Sebagai Sarana Promosi Tempat Wisata Kota Solo untuk Remaja
- Proses Pembuatan dan Sistem Pemasangan Iklan di Harian Umum Radar Jogja
- Pengaruh Komunikasi Kantor dan Semangat Kerja terhadap Efektivitas
- Acara Talkshow ‘Kick Andy’ dan Wawasan Mahasiswa USU
- Customer Service dan Loyalitas Pelanggan
- Dinamika Komunikasi Antarbudaya Customer Service Representative Plasa Telkom dengan Pelanggan di Kantor Daerah Pelayanan Telekomunikasi Medan
Leave a Reply