Judul Tesis : Dolanan Anak Sebagai Media Komunikasi Tradisional Komunitas Anak-Anak di Jawa Tengah (Studi Pesan Komunikasi Media Tradisional dengan Menafsirkan Simbol-Simbol dalam Dolanan Anak; “Jamuran, Cublak-Cublak Suweng dan Dhakon” dengan Menggunakan Analisis Semiologi Komunikasi)
A. Latar Belakang
Dolanan anak sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak. Dengan bermain bersama, anak-anak dilatih untuk bisa saling menghargai bahwa setiap orang memiliki karakter dan nasib yang berbeda-beda. Sesama manusia harus hidup tolong-menolong dengan bergotong-royong. Selain itu, pada setiap tahap permainan ini anak-anak sudah melatih diri untuk bersikap ulet, jujur, setia kawan, dan disiplin agar dapat mencapai apa yang dicita-citakan.
Permainan tradisional atau dolanan anak sebagai gejala sosial budaya sebenarnya sudah cukup lama menjadi perhatian para ilmuwan sosial, seperti ahli antropologi, sosiologi, psikologi dan komunikasi. Berbagai macam perspektif juga telah mereka gunakan dan kembangkan dalam studi mereka terhadap gejala tersebut. Namun menariknya, belum ada kesepakatan tentang definisi dari “permainan” itu sendiri, padahal dalam kajian ilmiah setiap konsep harus jelas maknanya, agar dapat terbangun pengetahuan yang sistematis tentang gejala yang dipelajari. Oleh Karena itu tidak mudah sebenarnya untuk membicarakan dan menganalisis fenomena permainan tradisional anak ketika perangkat konseptual yang diperlukan juga belum berkembang (Budisantoso, 1993).
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana dolanan anak ; Jamuran, Dhakon dan Cublak-cublak Suweng dikatakan sebagai media pembelajaran bagi anak-anak di Jawa Tengah pada masa itu?
- Simbol-simbol apa saja yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam dolanan anak Jamuran, Dhakon, dan Cublak-cublak Suweng dan apa maknanya?
C. Landasan Teori
Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaqitu proses primer dan proses sekunder. Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran dan/atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang atau simbol dengan media. Lambang yang digunakan adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan/atau perasaan komunikator kepada komunikan, baik berbentuk ide, informasi atau opini, baik mengenai hal yang konkrit maupun yang abstrak. Lain halnya dengan proses sekunder. Proses sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua, setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua tersebut dapat berupa film, televisi, radio, suratkabar, majalah, telepon, surat dan sebagainya.
Semiologi Komunikasi
Hakikat semiologi komunikasi dalam teori komunikasi sebenarnya telah dimulai sejak diumumkannya “perang aliran” antara kelompok aliran Frankurt yang dimotori pakar media Marxisme Klasik dengan kelompok Chicago. Hal ini misalnya, terungkap dalam karya Matterlart, How To Read Donald Duck, yang melihat bahwa komik Disney sebenarnya memiliki muatan ideologi kapitalisme dan imperialisme.
Kategorisasi
Untuk memudahkan peneliti menjawab pertanyaan tentang makna sebagaimana diajukan dalam perumusan masalah, berikut ini akan kami gunakan kategorisasi. Jadi, kategorisasi tersebut digunakan sebagai cara mempertajam jawaban atas persoalan yang diajukan. Penulis menjelaskannya dalam tiga kategori, yaitu: Nilai Demokrasi, Nilai Kekeluargaan, dan Nilai Pendidikan yang berwujud gagasan-gagasan, ciptaan pikiran, cerita-cerita dan syair-syair indah pada komunitas anak-anak Jawa masa itu.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, artinya data yang digunakan merupakan data kualitatif deskriptif, yaitu berupa pesan-pesan verbal maupun non verbal yang terdapat dalam setiap tanda yang termuat dalam dolanan anak : jamuran, dhakon dan cublak-cublak suweng.
Sesuai dengan permasalahan yang diungkap, data yang digunakan adalah data primer yaitu diperoleh dari DVD Film Dokumenter Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNS angkatan 2004 Kelompok V, mata kuliah Video IV dengan judul Mutiara Kebudayaan “Dolanan Anak”, dan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu dari dokumen, arsip, bahan pustaka, laporan.
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan kaidah tafsir semiologi komunikasi Andrik Purwasito yang tertuang dalam buku Message Studies (2003).
Proses pemaknaan sebuah tanda merupakan sebuah rangkaian panjang pengungkapan tabir tanda
E. Kesimpulan Tesis
- Nilai pendidikan, dolanan anak merupakan wahana untuk memberikan pendidikan baik untuk aspek kerohanian maupun aspek kejasmanian, yaitu segi sosial kekeluargaan dan gotong royong, disiplin, etika, kejujuran dan cinta kepada Tuhan.
- Nilai “demokrasi” yang sudah ditunjukkan anak-anak dari sebelum memulai permainan. Hal ini terbukti, anak-anak memilih dan menentukan jenis permainan, menentukan aturan main melalui hompipah, serta mengikuti semua tata tertib atau aturan yang disepakati, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan jalannya permainan tersebut. Kesemuanya itu dilakukan dengan cara berunding atau bermusyawarah.
Contoh Tesis Komunikasi
- Penulisan Soft News ( Feature ) Pada Program Acara Pawartos Ngayogyakarta Jogja TV
- Teknik Tata Cahaya ( Lighting) Acara Koes Plus Kembali & Taman Gabusan Di Tvri Stasiun
- Tugas Periset Dalam Produksi Acara Feature di PH MEDIA VISITAMA Communication
- Dolanan Anak Sebagai Media Komunikasi Tradisional Komunitas Anak-Anak Di Jawa Tengah
- Berita Kriminal di Televisi dan Kesenjangan Kepuasan
Leave a Reply