Judul Tesis : Analisis Fungsi Intermediasi Bank Syariah sebelum dan Sesudah Spin-Off (Studi Kasus pada PT. BNI (Persero) Tbk. Periode Tahun 2008 – 2012)
A. Latar Belakang
Kebijakan pemerintah Indonesia yang memperbolehkan pelaksanaan Dual Banking System, yaitu dua sistem perbankan konvensional dan syariah dilaksanakan secara berdampingan, telah memberi kemudahan bagi bank syariah dalam memperluas pengaruhnya kepada masyarakat. Dampaknya dapat dilihat dari pertumbuhan jaringan perbankan syariah yang mengalami peningkatan di berbagai wilayah di Indonesia. Secara statistik, hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan bank syariah berbentuk Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Sampai dengan Desember 2011, menurut data Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia yang dipublikasikan melalui situs www.bi.go.id , terdapat 11 BUS, 24 UUS dan 155 BPRS yang saat ini beroperasi di Indonesia.
Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, pasal 4, menyebutkan bahwa Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Fungsi menghimpun dan menyalurkan dana dalam perbankan dikenal sebagai fungsi intermediasi. Fungsi tersebut merupakan aktivitas utama dalam perbankan. Dalam melaksanakan fungsi intermediasi, bank syariah menyerap dana dari masyarakat (surplus dana) berbentuk Dana Pihak Ketiga (DPK) yaitu giro dan tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, serta investasi berupa deposito berjangka dan tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. DPK tersebut selanjutnya disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan/kekurangan dana untuk menjalankan usaha (defisit dana) dalam bentuk pembiayaan berdasarkan akad mudharabah, akad musyarakah akad murabahah, akad salam, akad isthisna, akad qardh, atau akad ijarah maupun akad ijarah muntahiya bittamlik.
B. Perumusan Masalah
- Strategi apa yang dilakukan PT. BNI Syariah pada saat melakukan spin-off?
- Apakah ada perbedaan fungsi intermediasi PT. BNI Syariah sebelum dan sesudah melakukan spin-off ?
C. Landasan Teori
Fungsi Intermediasi Bank
Menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, pengertian bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Manajemen Strategis
David (2011) mendefinisikan manajemen strategis sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Tujuan yang dimaksud adalah untuk mengeksploitasi serta menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda untuk masa depan.
Spin-Off sebagai suatu Strategi
Weston, Mitchell dan Mulherin (2004) secara sederhana mengartikan spinoff sebagai sebuah pelepasan atau pemisahan perusahaan dimana sebuah divisi dalam perusahaan menjadi sebuah perusahaan baru yang mandiri dan saham dari perusahaan baru tersebut didistribusikan kepada para pemegang saham perusahaan. Sedangkan menurut Brigham dan Ehrhardt (2005), spin-off adalah penerbitan saham baru kepada para pemegang saham perusahaan induk eksisting pada anak perusahaan yang merepresentasikan kepemilikan terhadap divisi atau unit hasil spin-off.
D. Metode Peneltian
Jenis metode penelitian ini adalah metode deskriptif-kuantitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang dilakukan BNIS pada saat melakukan spin-off, dan menganalisis fungsi intermediasi bank syariah pada saat sebelum dan sesudah melakukan spin-off .
Penelitian ini menggunakan analisis depth interview dan metode analisis paired sample t-test.
Data yang digunakan dalam penelitian meliputi data primer dan sekunder.
E. Kesimpulan Tesis
- Dari depth interview dapat disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan PT. BNI Syariah pada saat melakukan spin-off , adalah fokus pada pengembangan strategi pendanaan, strategi pembiayaan dan strategi pendukung dengan melakukan akuisisi dan retensi, modifikasi dan diversifikasi produk, meluncurkan produk baru dengan fitur yang berbeda, program promosi “silaturahmi mendulang rezeki dan cahaya rezeki belanja bulanan” pengembangan outlet micro banking dan outlet rahn, fokus pada produk pembiayaan unggulan dengan fasilitas yang bersaing, melakukan co-branding dengan institusi bisnis, peningkatan kualitas advis pembiayaan, optimalisasi unit Collection & Remedial , dan optimalisasi kerjasama keagenan dengan PT. BNI (Persero) Tbk.
- Dari uji hipotesis yang dilakukan diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan atas nilai FDR PT. BNI Syariah pada saat sebelum dan sesudah melakukan spin-off . Uji yang dilakukan terhadap FDR menunjukkan bahwa nilai FDR setelah spin-off lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai FDR sebelum dilakukan spin-off . Penurunan nilai FDR ini disebabkan karena BNIS sangat prudential dalam menyalurkan pembiayaan. Sehingga dari total DPK yang berhasil dikumpulkan, sekitar 70%-80% yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Sedangkan sisanya, hampir 20% disalurkan dalam bentuk investasi. Artinya dari hipotesis yang dilakukan terhadap FDR, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan fungsi intermediasi PT. BNI Syariah pada saat sebelum dan sesudah spin-off .
Contoh Tesis Intermediasi Bank
- Analisis Fungsi Intermediasi Bank Syariah Sebelum dan Sesudah Spin Off – Studi Kasus pada PT BNI (Persero) Tbk. Periode Tahun 2008-2012
Leave a Reply