Judul Tesis : Analisa Tekno-Ekonomi Pembangunan Base Station Selular Indoor Coverage di Wilayah Jakarta
A. Latar Belakang
Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Perkembangan dunia telekomunikasi yang demikian pesat tersebut telah menghadirkan sebuah teknologi yang terkenal sebagai teknologi seluler. Peranan teknologi selular sebagai sarana pendukung pertukaran informasi akan sangat tergantung pada luasnya area cakupan serta kualitas layanan didalamnya. Untuk memperluas area cakupan maka diperlukan pembangunan Base Station baru secara tepat.
Selain untuk memperluas area cakupan, pembangunan BS baru juga dilakukan untuk mengatasi kekosongan area cakupan yang terjadi akibat tertutupnya area tersebut oleh pembangunan gedung bertingkat baru yang terus bermunculan, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya.
B. Identifikasi Masalah
Pengembangan area layanan (coverage) pada teknologi selular merupakan salah satu kebutuhan untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan telekomunikasi selular di Indonesia terutama untuk lokasi-lokasi yang padat penggunanya. Salah satu solusi cepat dan tepat dalam pengembangan area layanan tersebut adalah dengan pembangunan BS indoor diwilayah-wilayah perkotaan dengan menggunakan teknologi yang sesuai kebutuhan. Akan tetapi pengambilan keputusan untuk dibangun atau tidaknya suatu BS indoor pada gedung tertentu ternyata membutuhkan kajian yang komprehensif sehingga hasil pembangunannya benar-benar menjadi solusi yang menguntungkan bagi operator yang membangun BS indoor tersebut.
C. Landasan Teori
Teknologi Selular Dan Perkembangannya
Teknologi selular merupakan teknologi tanpa kabel (wireless) yang berkembang setelah Perang Dunia II. Teknologi ini membagi area layanannya dalam bentuk sel-sel yang saling berhubungan dengan ukuran yang berbeda-beda. Ada sel yang berukuran sangat besar dengan diameter sekitar 20 km, tapi ada pula sel yang sangat kecil yang hanya seukuran indoor atau seluas gedung tertentu. Ukuran sel yang lebih kecil tersebut biasanya terdapat di wilayah perkotaan. Secara teori bentuk sel digambarkan dalam bangun heksagonal, namun karena adanya pengaruh alam dan lingkungan, bentuk sel dalam prakteknya tidaklah sama dengan bentuk sel secara teori.
Base Station Indoor Coverage
Jenis Base Station ini semakin hari semakin banyak dibutuhkan, terutama untuk daerah perkotaan yang memiliki banyak gedung-gedung bertingkat. Beberapa alasan yang menyebabkan BS Indoor Coverage dibutuhkan untuk dibangun pada sebuah gedung adalah :
- Kebutuhan adanya area layanan secara menyeluruh di dalam gedung termasuk area basemen yang tidak bisa dipenuhi oleh BS Outdoor Coverage yang ada.
- Kebutuhan adanya kualitas sinyal yang baik, terutama untuk gedung-gedung tinggi (high rise building) yang sangat sulit dipenuhi oleh BS outdoor karena tingginya kemungkinan terjadi interferensi. Dengan adanya kualitas sinyal yang bagus juga akan menyebabkan kecilnya pemakaian power oleh MS.
D. Metodelogi Penelitian
Analisa tingkat efektifitas pembangunan BS indoor bisa dilakukan dengan berbagai metoda, salah satunya dengan menggunakan metoda analisa tekno-ekonomi yang memasukkan parameter pengelompokkan jenis gedung, perhitungan profitability indicator, serta asumsi revenue berdasarkan trafik gedung sejenis yang sudah ada BS indoor nya. BS indoor yang dijadikan acuan adalah BS indoor dari operator PT Telkomsel, dan perhitungan yang akan dilakukan adalah untuk wilayah Jakarta.
E. Kesimpulan
Pembangunan Base Station Indoor Coverage merupakan solusi tepat baik sebagai pelengkap maupun sebagai pengganti dalam area terbatas dari BS outdoor untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengembangan area layanan di wilayah perkotaan termasuk Jakarta dengan karakteristik pengguna yang banyak beraktifitas di dalam gedung.
Berdasarkan perhitungan nilai ekonomis NPV dan IRR dengan discount factor 18%, maka pembangunan BS indoor coverage pada semua klasifikasi gedung menjadi feasible untuk dilakukan, dengan masa Pay Back Period hampir keseluruhan berada dibawah 1,5 tahun, serta masa Break Event Point antara satu sampai dua tahun.
Contoh Tesis Ekonomi Pembangunan
- Analisa Tekno-Ekonomi Pembangunan Base Station Selular Indoor Coverage di Wilayah Jakarta
- Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional di Indonesia
Leave a Reply