CONTOH TESIS NO.1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN RUMAH BERSUBSIDI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI
Abstrak
Pertumbuhan penduduk Indonesia yang cukup tinggi dan masih banyaknya masyarakat berpendapatan menengah ke bawah menyebabkan tingginya animo masyarakat untuk membeli rumah bersubsidi. Saat ini pemerintah terus mengupayakan pembangunan rumah bersubsidi bekerjasama dengan pihak pengembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian rumah bersubsidi yang terdiri dari lokasi (X1), kemudahan mendapat pinjaman (X2), pendapatan konsumen (X3), harga rumah (X4), fasilitas dan sarana umum (X5), dan peraturan perundangan (X6) baik secara parsial maupun secara simultan dengan menggunakan analisis regresi. Setelah melalui pengujian terhadap asumsiasumsinya diperoleh hasil analisis regresi Y = 2,674 + 0,207 X1 + 0,010 X2 + 0,776 X3 + 0,248 X4 + 0,079 X5+ 0,243 X6. Dari persamaaan di atas menunjukkan terdapat hubungan positip dan signifikan antara lokasi, pendapatan konsumen, kemudahan mendapat pinjaman, fasilitas dan sarana umum, harga rumah, dan peraturan perundangan baik secara parsial maupun secara simultan, dilihat dari besarnya koefisien determinasi (adjusted R square) memiliki nilai positif sebesar 0,707 menunjukkan bahwa keputusan pembelian rumah bersubsidi dijelaskan oleh variabel lokasi perumahan, kemudahan mendapat pinjaman, pendapatan konsumen, harga rumah, fasilitas dan sarana umum, dan peraturan perundangan sebesar 0,707 % dan sisanya sebesar 29,3% menggambarkan adanya variasi bebas lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.
BAB I
Kebutuhan pokok manusia terdiri atas tiga hal sandang, pangan, dan papan untuk itu setiap orang akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan pokok ini. Setelah kebutuhan akan sandang dan papan terpenuhi tentunya setiap orang akan berusaha memenuhi kebutuhan akan rumah dalam setiap tingkat kehidupan masyarakat dengan memperhatikan selera dan kemampuan yang ada. Perumahan dan pemukiman mempunyai fungsi strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang serta merupakan pengejawantahan jati diri bangsa, disamping sebagai pelindung terhadap gangguan alam atau cuaca. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan sumber daya manusia yang berkualitas dapat ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak huni.
Teknik Analisis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian rumah bersubsidi yang terdiri dari lokasi (X1), kemudahan mendapat pinjaman (X2), pendapatan konsumen (X3), harga rumah (X4), fasilitas dan sarana umum (X5), dan peraturan perundangan (X6) baik secara parsial maupun secarasimultan dengan menggunakan analisis regresi.
CONTOH TESIS NO.2 Implementasi Kebijakan Program Rumah Bersubsidi Di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng
Kebijakan publik melalui program rumah bersubsidi, pemerintah berharap mampu mengejar kebutuhan perumahan yang terus naik. Berdasarkan hal di atas, penulis dapat merumuskan masalah penelitian ini yaitu: Bagaimanakah implementasi kebijakan program rumah bersubsidi di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dan Faktor-faktor apakah yang menyebabkan implementasi kebijakan program rumah bersubsidi di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Dalam penelitian pelaksanaan rumah bersubsidi dianalisis dengan menggunakan teori Donald Van Meter dan Van Horn (Suharsono, 2005:99) dengan enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi yaitu: 1) Standar dan sasaran kebijakan, 2) Sumber daya, 3) Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas, 4) Karakteristik agen pelaksana, 5) Lingkungan ekonomi, sosial dan politik 6) Sikap para pelaksana. Pendekatan penelitian yang penulis gunakan deskriptif kualitatif, mempergunakan informan kunci (key informan). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan antara lain belum adanya standar dan sasaran, kurangnya kemampuan sumber daya, komunikasi dan pemahaman rumah bersubsidi kurang dipahami, perbedaan karakteristik dan sikap para pelaksana dalam proses memperoleh subsidi.
BAB I
Pemberian subsidi bagi masyarakat pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebaliknya apabila pemberian atau penyaluran subsidi tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, hal tersebut dapat memberi peluang terjadinya penyimpangan penyaluran dana. Penyaluran dana yang tidak maksimal dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya. Pemberian subsidi bagi pengembang perumahan apabila tidak dibantu dengan pembangunan infrastruktur yang menghubungkan akses perkotaan dengan daerah-daerah pengembangan, maka target pemerintah dalam program rumah bersubsidi tidak akan tercapai. Program Rumah bersubsidi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dimana subsidi/bantuan pembiayaan perumahan termasuk dalam bentuk subsidi barang yang diberikan kepada golongan yang berpendapatan rendah dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah, yaitu berupa rumah dengan harga dibawah harga pasar.
Teknik Analisis
Data-data yang telaj penulis dapatkan, dikumpulkan kemudian dipilah-pilah sesuai dengan pertanyaan penelitian yang peneliti ajukan. Analisis penelitian kualitatif (Bogdan&Biklen:1982) dalam Moleong (2007:248) yaitu upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain
Abstrak
Penjualan rumah bersubsidi adalah sebuah transaksi untuk menjual produk berupa rumah, dimana rumah yang dimaksud ini adalah rumah yang disubsidi langsung oleh pemerintah. Rumah subsidi ini difokuskan untuk masyarakat yang memiliki penghasilan rendah. Penjualan rumah subsidi ini dipegang oleh sebuah developer perumahan. Penjualan ini tentu berhubungan dengan dana yang besar dan akan berbahaya apabila tidak diatur dengan baik. Seringkali kesalahan kecil dapat berujung permasalahan yang besar terutama dalam hal uang. Masalah itu akan timbul dan akan mempengar uhi kondisi developer perumahan itu sendiri. Pembuatan Sistem Informasi Penjualan Rumah Bersubsidi bertujuan untuk membantu developer agar dapat mengatur pengeluaran dan pemasukan perusahaan dengan baik. Sistem ini juga akan mempermudah developer dalam merekap keuangan perusahaan. Keuangan perusahaan yang dimaksud adalah pengeluaran developer dalam mengelola pembangunan rumah subsidi dan pemasukan developer ketika adanya transaksi pembelian rumah. Sistem juga akan membantu developer untuk mencetak bukti transaksi yang dilakukan. Implementasi sistem menggunakan basis website Laravel. Uji coba sistem dengan memverifikasi segala kondisi untuk memastikan program terbebas dari error dan validasi dilakukan dengan mewawancarai pihak developer untuk megetahui tujuan dari sistem telah tercapai. Disimpulkan bahwa sistem dapat membantu developer perumahan untuk memonito r keuangan perusahaan dengan baik
BAB I
Masyarakat yang berpendapatan rendah sudah cukup tinggi di Indonesia. Sesuai dengan fakta dari Badan Pusat Statistik Indonesia kondisi angka kemiskinan di Indonesia hingga pada September 2016 mencapai 27,76 juta orang. Jumlah ini setara dengan 10,70 persen dari jumlah penduduk di Indonesia. Terjadi penguranga n sekitar 1,18 juta jiwa penduduk miskin pada September 2017 menjadi 10,12 persen. Dimana sebelumnya rata–rata penurunan kemiskinan hanya kurang dari 500 ribu orang per tahun. O leh karena itu pemerintah berusaha terus unt uk membantu mengura ngi angka kemiskinan di Indonesia ini.
Teknik Analisis
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sistem saat ini, merumuskan permasalahan yang ada, dan menentukan kebutuhan sistem. Metode yang digunakan adalah dengan wawancara dan observasi.
CONTOH TESIS NO.4 Analisis Life Cycle Cost PAda Rumah Bersubsidi (Studi Kasus : Perumahan Sukajaya Asri Desa Tarai Bangun Kabupaten Kampar)
Abstrak
Metode yang digunakan untuk menganalisis nilai ekonomis pada Rumah Bersubsidi, Perumahan Sukajaya Asri Desa Tarai Bangun adalah Analisis Life Cycle Cost (LCC). LCC meliputi biaya awal yaitu perencanaan dan pembangunan, biaya pemeliharaan yaitu perawatan rutin dan perbaikan, serta biaya perobohan dan daur ulang bahan – bahan yang tidak digunakan, ini dilakukan ketika bangunan sudah tidak berfungsi lagi. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh hasil Analisis LCC Aktual dan mengetahui bobot dan biaya pemeliharaan terbesar pada komponen arsitektural rumah bersubsidi tersebut. Berdasarkan Analisis Life Cycle Cost (LCC) pada Rumah Bersubsidi, Perumahan Sukajaya Asri Desa Tarai Bangun Kabupaten Kampar, maka dihasilkan total biaya pemeliharaan komponen arsitektural pada rumah bersubsidi tersebut selama 20 tahun adalah Rp. 186.305.425,51 dengan rincian yaitu bobot pemeliharaan atap 18,05% dengan biaya Rp. 33.630.587,33, bobot pemeliharaan plafond 10,09% dengan biaya Rp. 18.795.037,03, bobot pemeliharaan cat dinding 7,04% dengan biaya Rp. 13.123.585,99, bobot pemeliharaan pelapis lantai 2,61% dengan biaya Rp. 4.867.001,61 dan bobot pemeliharaan pintu dan jendela 62,20% dengan biaya Rp. 115.889.213,55. Biaya pemeliharaan terbesar ada pada pemeliharaan pintu dan jendela dengan bobot 62,20%.
BAB I
Pada saat ini pemerintah Indonesia sedang melaksanakan program subsidi sejuta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) agar terciptanya keseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan tempat tinggal. Pembangunan rumah bersubsidi pada umumnya menggunakan bahan bangunan standar artinya terjadi pemilihan bahan bangunan dengan harga yang lebih terjangkau bertujuan untuk menurunkan biaya awal bangunan. Pembangunan dengan kualitas bahan bangunan yang kurang tepat dapat mengakibatkan bangunan cepat mengalami kerusakan. Frekuensi pergantian dan perbaikan akan semakin sering dilakukan selama umur rencana sehingga menyebabkan biaya pemeliharaan yang tinggi dan biaya keseluruhan siklus proyek juga akan tinggi.
Teknik Analisis
Metode yang digunakan untuk menganalisis nilai ekonomis pada Rumah Bersubsidi, Perumahan Sukajaya Asri Desa Tarai Bangun adalah Analisis Life Cycle Cost (LCC).
CONTOH TESIS NO.5 EVALUASI PASCA HUNI FASAD DAN LAYOUT BANGUNAN RUMAH BERSUBSIDI (STUDI KASUS PERUMAHAN VILLA MELIA BOGOR)
Abstrak
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perubahan fasad bangunan pada Blok B perumahan Villa Melia, mengetahui alasan penghuni merubah bentuk fasad rumah mereka, dan mengatahui dampak yang terjadi setelah perubahan fasad bangunan di perumahan Villa Melia tersebut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perumahan Villa Melia Blok B memiliki tingakat perubahan layout cukup tinggi. Untuk bentuk fasad bangunan memiliki tingkat perubahan yang stabil. Dengan bentuk awal perumahan yang biasa, penghuni rumah beralasan mengubah bentuk fasadnya dikarenakan tidak optimalnya saat pembangunan rumah pada area dinding. Dampak dari perubahan fasad tersebut yaitu rumah yang awalnya memiliki bentuk fasad yang sama kini menjadi terlihat berbeda – beda dan berfariasi.
BAB I
Program pembangunan satu juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia Dalam pelaksanaan penyediaan perumahan ini, pemerintah membuat suatu rancangan yang memenuhi standar minimal dan distandarkan, sehingga terdapat beberapa kendala dilapangan yang menyebabkan terjadinya perubahan setelah dihuni. Transformasi adalah suatu perubahn bentuk awal ke bentuk yang lain, Fasad adalah tampak depan bangunan yang memiliki desain bentuk sesuai kriteria penghuni dan produk desain arsiteknya, Layout adalah tata letak suatu ruang. Elemen fasad menurut (Krier 1988:78) yaitu pintu, jendela, dinding, atap, sun shading. Faktor yang menyebabkan transformasi (Habraken, 1976) yaitu identification, life style, mode. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh M Suparno Sastra (2016), Agnes Gabriella Calista (2013), Arif Burhan (2014), Yuliastuti Yani dan Sukmawati Annisa Mu’awanah (2016) memiliki persamaan meneliti tentang perubahan bentuk fasad pada bangunan perumahan.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara
CONTOH TESIS NO.6 PERANCANGAN JENDELA DAN PINTU PADA RUMAH BERSUBSIDI MENGGUNAKAN METODE TRIZ (TEORIYA RESHENIYA IZOBRETATELSKIKH ZADATCH) (Studi Kasus: Argo Residence)
Abstrak
Seiring bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, membuat kebutuhan primer seperti rumah juga terus meningkat. Hingga tahun 2018, selisih permintaan dengan stok rumah siap huni mencapai 11,4 juta unit. Upaya mengatasi hal tersebut, pemerintah sejak tahun 2015 membuat program satu juta rumah setiap tahunnya yang difokuskan agar masyarakat berpenghasilan rendah dapat memiliki rumah yang layak dengan bantuan subsidi. Oleh adanya program tersebut pemerintah menggandeng para pengembang dibidang properti untuk dapat mewujudkannya dengan segala peraturan yang sudah disepakati. Namun pada kenyataannya pembangunan rumah subsidi terkesan asal-asalan dan tidak memenuhi standar agar menekan biaya produksi. Hal tersebut diketahui oleh temuan Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR pada 2017, sekitar 200 ribu unit tidak layak huni. Salah satu bagian dari rumah yang terkena imbas dari penurunan kualitas tersebut adalah jendela dan pintu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan jendela dan pintu untuk rumah subsidi sesuai keinginan konsumen dengan menggunakan metode TRIZ. Proses pemecahan masalah dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan merancang kembali jendela dan pintu. Tahap identifikasi kebutuhan konsumen dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kebutuhan konsumen. Tahap perancangan jendela dan pintu dilakukan menggunakan inventive principle guna menyelesaikan masalah kontradiksi desain jendela dan pintu dengan cara yang inovatif. Hasil dari penelitian ini adalah rancangan jendela dan pintu menggunakan bahan baja ringan sehingga mampu mengatasi beberapa masalah yang ada pada saat ini. Ukuran dari kusen jendela adalah 127 cm x 60 cm dengan jendela berukuran 119 cm x 52 cm, kusen pintu adalah 203,5 cm x 90 cm dengan daun pintu utama dan kamar 199 cm x 82 cm. Rancangan usulan mampu menghemat biaya sebesar 48,7% daripada jendela dan pintu terdahulu.
BAB I
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan primer juga akan ikut meningkat tidak terkecuali kebutuhan akan tempat tinggal atau rumah. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cermin harkat dan martabat penghuninya, dan juga sebagai aset penghuninya. Tidak jarang pula rumah dijadikan indikator keberhasilan seseorang. Namun, tidak semua kalangan masyarakat dapat memiliki rumah yang diinginkan terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Terdapat masalah dalam pemenuhan kebutuhan rumah yang layak bagi golongan ini karena kemampuan pembiayaan masyarakat berpenghasilan rendah tidak mampu dalam menyediakan dana partisipasi untuk pengadaan perumahan (Eko, 2006). Masalah yang lainnya adalah masyarakat berpenghasilan rendah juga tidak dapat mengajukan kredit kepemilikan rumah dari Bank Tabungan Negara dikarenakan pendapatan perbulan yang dibawah persyaratan (Bambang, 1999).
Teknik Analisis
Tahap identifikasi kebutuhan konsumen dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kebutuhan konsumen. Tahap perancangan jendela dan pintu dilakukan menggunakan inventive principle guna menyelesaikan masalah kontradiksi desain jendela dan pintu dengan cara yang inovatif.
CONTOH TESIS NO.7 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RUMAH BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (MBR) DI KABUPATEN BULELENG (Studi Terhadap Pelaksanaan Undang-Undang No. 1/2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman)
Abstrak
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Penerapan kebijakan perumahan bersubsidi untuk LiC didahului dengan memastikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengusaha atau kelompok sasaran. Implementasi berhasil ditentukan oleh sinergi antara pemerintah daerah, pengusaha, bank dan kelompok sasaran; 2) pengawasan terkait pelaksanaan kebijakan secara umum lebih ditekankan pada upaya preventif melalui proses awal tunjangan dan persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh kelompok sasaran; 3) faktor pendukung yang ditemukan yaitu: (1) banyaknya warga yang memiliki hunian tidak layak; (2) dukungan besar dari pemerintah daerah dan otoritas lokal; (3) luasnya lahan untuk membangun rumah bersubsidi; dan (4) kerjasama yang baik antar pemangku kepentingan. Lebih lanjut, faktor penghambat yang perlu ditingkatkan adalah: 1) adanya perubahan peraturan pelaksanaan yang semakin mempersulit stakeholders yang terlibat; 2) belum adanya regulasi pendukung kebijakan perumahan bersubsidi terhadap LiC di daerah; c) keterbatasan lahan di kawasan perkotaan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang; d) keterlambatan proses di bank dan keterbatasan sumber daya manusia; dan 5) proses sosialisasi yang belum optimal. Dari temuan studi ini, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: 1) implementasi aturan harus konsisten; 2) RTRW harus direvisi untuk memenuhi pembangunan perumahan bersubsidi; 3) bank yang ditunjuk diharapkan menyediakan sumber daya manusia yang memadai dan prosedur yang lebih mudah; 4) sedangkan pengusaha diharapkan menyediakan modal dan kebutuhan investasi yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, dan terakhir 5) penyelenggara dituntut untuk lebih mensosialisasikan perumahan bersubsidi kepada masyarakat.
BAB I
Dalam menangani berbagai permasalahan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pemerintah mengeluarkan kebijakan perumahan bersubsidi yaitu UU No. 1 Tahun 2011 tentang Kawasan Perumahan Perumahan. Implementasi kebijakan ini lebih difokuskan pada pembangunan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (LiC) melalui penerbitan Undang-Undang. 64 tahun 2016 tentang Pembangunan Perumahan Rakyat yang bertujuan untuk menyediakan hunian yang terjangkau berupa lingkungan yang sehat, aman, serasi, tertata, terencana, terintegrasi dan berkelanjutan. Dalam mengkaji kebijakan tersebut, kajian ini difokuskan pada isu-isu implementasi kebijakan, baik dari segi proses maupun stakeholders yang terlibat, pengawasan pemerintah daerah terhadap implementasi kebijakan, serta faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi kebijakan.
Teknik Analisis
Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode analisis dari Creswell (2016).
Abstrak
Program pembangunan satu juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, dilakukan diberbagai Provinsi salah satunya di Provinsi Banten. Kabupaten Serang sendiri sebelumnya telah melakukan pembangunan perumahan bersubsidi. Berdasarkan hasil pengamatan langsung yang telah dilakukan maka peneliti memilih Perumahan Cikande Permai sebagai obyek penelitian karna terdapat beberapa perubahan pada tampak bangunan perumahan. Perubahan yang sering terjadi terdapat pada bentuk tampak bangunan, yang berakibat pada pengunaan bahan-bahan material yang terbuat dari alam menjadi berlebihan karna pengguna bahan yang tidak efektif. Pengelola lingkungan menjadi faktor pendukung untuk memberi rekomendasi-rekomendasi kepada pemilik rumah dalam melakukan perubahan pada tampak depan rumahnya. Metode yang digunakan adalah Metode deskriptif kuantitatif, Beberapa bangunan yang telah dalam kondisi berubah menimbulkan efek perubahan pada elemen tampak bangunan secara tidak langsung maupun keseluruhan, yaitu pada beberapa elemen-elemen tampak bangunan diantaranya: bentuk atap, material atap, bentuk pintu, bentuk jendela, ventilasi udara, Ornamen, AC, landscape, teras, dan carport. Rumah di cikande permai telah mengalami banyak perubahan yang membuat perumahan cikande permai terliahat bukan seperti perumahan bersubsidi dimana awal dibangun adalah perumahan bersubsidi, dan akibat perubahan yang terjadi menimbulkan jarak sosial yang sangat terlihat antara rumah yang telah melakukan perubahan dan tidak.
BAB I
Program pembangunan satu juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, dilakukan diberbagai Provinsi salah satunya di Provinsi Banten. Kabupaten Serang sendiri sebelumnya telah melakukan pembangunan perumahan bersubsidi. Berdasarkan hasil pengamatan langsung yang telah dilakukan maka peneliti memilih Perumahan Cikande Permai sebagai obyek penelitian karna terdapat beberapa perubahan pada tampak bangunan perumahan. Perubahan yang sering terjadi terdapat pada bentuk tampak bangunan, yang berakibat pada pengunaan bahan-bahan material yang terbuat dari alam menjadi berlebihan karna pengguna bahan yang tidak efektif. Pengelola lingkungan menjadi faktor pendukung untuk memberi rekomendasi-rekomendasi kepada pemilik rumah dalam melakukan perubahan pada tampak depan rumahnya.
Teknik Analisis
Metode yang digunakan adalah Metode deskriptif kuantitatif, Beberapa bangunan yang telah dalam kondisi berubah menimbulkan efek perubahan pada elemen tampak bangunan secara tidak langsung maupun keseluruhan, yaitu pada beberapa elemen-elemen tampak bangunan diantaranya: bentuk atap, material atap, bentuk pintu, bentuk jendela, ventilasi udara, Ornamen, AC, landscape, teras, dan carport.
CONTOH TESIS NO.9 Pelibatan Unsur Perilaku Sebagai Evaluasi Pasca Huni Pada Pembangunan Rumah Sehat Bersubsidi
Abstrak
Perubahan dalam skala global terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Terdapat beberapa konsekuensi dari perubahan secara besar-besaran tersebut, misalnya mengenai dampak pusat perbelanjaan dan perumahan. Malang adalah salah satu kota kecil yang mengalami problem perumahan. Di pinggiran kota ini sudah banyak ditemui sejumlah perumahan kecil yang jumlahnya ribuan unit. Pemerintah berupaya untuk memberikan sebuah program rumah murah bersubsidi yang bertujuan agar masyarakat menengah kebawah dapat memilikinya tanpa harus mengontrak. Evaluasi pascahunian adalah proses evaluasi sistematis setelah perumahan dibangun dan diduduki beberapa tahun. Hal tersebut dilaksanakan untuk mengeveluasi sejauh mana program ini berhasil. Evaluasi pascahuni dapat dibagi menjadi tiga bagian. Pertama mengenai aspek kesehatan, keselamatan, dan keamanan penghuni. Kedua mengenai nilai fungsional, yakni sejauh mana rumah tersebut dapat digunakan secara efisien dan efektif. Ketiga adalah mengenai bagaimana aspek psikologis dan sosiologis berpengaruh dalam desain bangunan (Preiser, 1988). Eksistensi bangunan yang terlalu sederhana, menuntut para penghuni harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
BAB I
Wilayah perkotaan memandang lingkungan mengalami kenaikan. Harga tanah di perkotaan sebagai dasar dalam membuat desain yang semakin meningkat menjadikan masyarakat perwilayahan. Lingkungan adalah segala sesuatu melirik harga tanah di pinggir perkotaan yang yang adadi sekitar kita, baik yang telahadadi alam mas ih belum mengalami peningkatan. dan diciptakan oleh Tuhan yang biasanya disebut Perumahan sehat bersubsidi yang terletak di lingkungan alam (contohnya pegunungan, lautan daerah pinggir perkotaan dan cenderung miring dan hutan) ataupun lingkungan yang diciptakan harganya membuatnya menjadi lokasi rebutan manusia dengan tujuan untuk memenuhi masyarakat. kebutuhan hidup manusia yang disebuat Keenan menyimpulkan bahwa rumah sehat lingkungan buatan (contohnya waduk, bersubsidi ini tidak sepenuhnya menyehatkan pemukiman, lahan pertanian). Perumahan penghuni rumah tersebut. Rumah sehat mempunyai kontribusi fisik terbesar pada bersubsidi hanya memiliki luas bangunan ukuran 2 lingkungan buatan dan menempati ruang kota 27m dengan rancangan dua kamar tidur, 1 kamar terbanyak. Hal ini dikarenakan perumahan tidak mandi, 1 ruang tamu serta 1 dapur. Kondisi ini hanya sekedar bangunan fisik yang memberi mungkin setara dengan yang dikeluarkan dari naungan terhadap penghuni rumah tersebut, penghasilan penghuni yaitu 60 juta. Akan tetapi, melainkan setiap elemen-elemen fisik yang rumah sehat bersubsidi ini merupakan program terdapatpadamasing-masing rumah menentukan pemerintah dengan cara membayar setengah sebaik apa para penghuninya diakomodasikan, harga dari harga asli rumah tersebut, dengan kegiatan apa saja yang bisa dilakukan di dalamnya demikian dapat dikatakan bahwa rumah tersebut dan juga menentukan elemen lokasi yang menjadi sebenarnya berkisar seharga 120-150 juta. Semakin acuan dasar menempatkan lokasi pusat lama perumahan sehat bersubsidi ini memang perbelanjaan ataupun sekolah, serta menentukan diletakkan di pinggir perkotaan dan menjadikan unsur status individu. Unsur status adalah unsur- penghuninya sulit untuk bermobilisasi menuju unsur yang mempengaruhi penilaian orang lain kota yang merupakan pusat dari aktivitas seharikepada individu berdasarkan dimana individu hari penghuni baik untuk bekerja ataupun tersebut tinggal.
Teknik Analisis
Dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif analisis.
CONTOH TESIS NO.10 Implementasi akad murabahah dalam pembiayaan pemilikan rumah bersubsidi secara syariah di bank tabungan negara kantor cabang syariah Surakarta
Abstrak
Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian empiris bersifat deskriptif dengan metode kualitatif, dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara secara mendalam dengan narasumber Pejabat Kepala Bagian Umum Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Surakarta. Dari semua data yang terkumpul kemudian dianalisa secara kualitatif. Akad yang diterapkan dalam pembiayaan pemilikan rumah bersubsidi di Bank Tabungan Negara Kantor CabangSyariah Surakarta adalah akad Murabahah yang dilakukan antara pihak bank dengan pihak pemohon pembiayaan setelah sebelumnya didahului akad wakalah sebagai dasar bagi bank untuk membeli rumah dari pengembang atau penjual. Prosedur penyelesaian permasalahan yang ditempuh pihak bank yaitu melalui musyawarah dengan pihak pemohon, apabila tidak ditemukan penyelesaian maka para pihak menempuh jalan arbitrase di Badan Arbitrase Syariah Nasional yang kemudian pelaksanaan eksekusi putusannya dilakukan oleh Pengadilan Agama setempat. Hal ini didasarkan pada Surat Edaran Mahkamah Agung No. 08 Tahun 2008 yang isinya memberikan kewenangan kepada Pengadilan Agama untuk melakukan eksekusi putusan Badan Arbitrase Syariah Nasional. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa proses implementasi akad murabahah dalam pembiayaan pemilikan rumah bersubsidi secara syariah di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Surakarta sudah menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam. Hal tersebut tercermin pada proses pembuatan akad antara pihak bank dengan pihak pemohon pembiayaan. Proses penyelesaian permasalahan yang digunakan pihak bank juga telah menggunakan prosedur hukum yang berlaku di Indonesia. Prosedur yang ditempuh telah didasarkan atau mengacu pada peraturan perundang-undangan yang sekarang diberlakukan di Indonesia.
BAB I
Upaya memberikan keadilan kepada semua pihak harus diterapkan pada semua bidang kehidupan, termasuk di bidang ekonomi syariah. Bentuk keadilan ini dapat berupa ketaatan dan kesesuaian dalam penerapan prinsip-prinsip syariah serta dalam proses penyelesaian setiap permasalahan yang timbul dari akad yang dibuat oleh para pihak. Tujuan dari penulisan hukum ini adalah untuk mengetahui implementasi akad murabahah dalam pembiayaan pemilikan rumah bersubsidi dan untuk mengetahui bentuk solusi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi di dalam penerapan akad tersebut.
Teknik Analisis
Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian empiris bersifat deskriptif dengan metode kualitatif, dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara secara mendalam dengan narasumber Pejabat Kepala Bagian Umum Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Surakarta. Dari semua data yang terkumpul kemudian dianalisa secara kualitatif.
CONTOH TESIS NO.11 TANGGUNG JAWAB PT. RAJASA LABA KARYA NUSANTARA TERHADAP KONSUMEN SETELAH AKAD DALAM JUAL BELI KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BERSUBSIDI DI KOTA PARIAMAN
Abstrak
Dari hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan:1) Tanggung jawab PT. Rajasa Laba Karya Nusantara terhadap konsumen setelah akad adalah 100 (seratus) hari apabila terjadi kerusakan pada fisik bangunan rumah dan kelengkapannya setelah berita acara serah terima rumah ditandatangani. 2). Kendala dalam pelaksanaan tanggung jawabnya adalah kendala atas faktor eksternal yaitu konsumen tidak memberikan laporan terkait adanya kerusakan, konsumen memilih memperbaiki sendiri kerusakan tersebut tanpa melaporkan kepada PT. Rajasa Laba Karya Nusantara, serta konsumen mengosongkan rumah bersubsidi setelah akad. Kendala internal yaitu biaya lebih yang harus dikeluarkan oleh PT. Rajasa Laba Karya Nusantara untuk memperbaiki kerusakan tersebut, menyediakan tenaga buruh, dan juga kenaikan harga bahan bangunan. 3). Solusi terhadap kendala tersebut kendala eksternal harus ada komunikasi yang lancar antara konsumen dengan developer, konsumen harus selalu memperhatikan kondisi rumah yang dikosongkannya tersebut. Solusi atas kendala internal PT. Rajasa Laba Karya Nusantara harus mencadangkan dana lebih agar tidak mengganggu dana operasional lainnya
BAB I
Pertumbuhan ekonomi yang pesat mempengaruhi harga rumah menjadi tinggi, sehingga tidak semua masyarakat menempati rumah yang layak. Kondisi demikian membuat Pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa menyediakan kredit pemilikan rumah bersubsidi dengan cicilan dan harga yang terjangkau. PT. Rajasa Laba Karya Nusantara salah satu developer yang membangun sebanyak 46 (empat puluh enam) unit rumah bersubsidi di Kota Pariaman. Dalam pembangunan rumah bersubsidi tidak terlepas dari tanggung jawab PT. Rajasa Laba Karya Nusantara sebagai pelaku usaha terhadap konsumen terutama setelah akad kredit. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen telah mengatur bagaimana tanggung jawab pelaku usaha diantaranya diatur di dalam Pasal 19 ayat (1) mengatur mengenai tanggung jawab pelaku usaha berupa tanggung jawab ganti kerugian atas pencemaran, kerusakan, dan kerugian konsumen. Perumusan masalah adalah: 1) Bagaimana tanggung jawab PT. Rajasa Laba Karya Nusantara terhadap konsumen setelah akad dalam jual beli kredit pemilikan rumah bersubsidi di Kota Pariaman,2) Apasaja kendala dalam pelaksanaan tanggung jawab PT. Rajasa Laba Karya Nusantara terhadap konsumen setelah akad, 3) Bagaimana solusi atas kendala dalam pelaksanaan tanggung jawab PT. Rajasa Laba Karya Nusantara terhadap konsumen setelah akad.
Teknik Analisis
Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis empiris. Penelitian ini bersifat deksriptif.
CONTOH TESIS NO.12 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MASYARAKAT MEMBELI RUMAH BERSUBSIDI DI KECAMATAN MEDAN MARELAN CONTOH TESIS NO.13
Abstrak
Seiring dengan situasi ekonomi yang semakin sulit dan banyaknya tuntutan perlu dipenuhi oleh masyarakat maka membeli rumah secara tunai lebih sulit terutama untuk masyarakat yang ekonomi menengah ke bawah. Jadi, pembelian rumah bersubsidi pinjaman antar masyarakat menjadi pilihan yang sangat menarik. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh peningkatan permintaan rumah bersubsidi khususnya di Kabupaten Medan Marelan. Hal itu terlihat dari bisnis properti yang semakin meningkat. Pengembang swasta cenderung lebih tertarik dengan bisnis properti (rumah) di kabupaten Medan Marela karena kawasannya masih asri dan laju pertumbuhan penduduk lebih tinggi. Tingkat tinggi Persaingan antar pengembang properti (perumahan), membuat analisis terhadap faktor-faktor itu mempengaruhi keputusan masyarakat yang membutuhkan perumahan bersubsidi yang dikenal memebeli. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui apakah faktor lokasi, pendapatan masyarakat, kemudahan akses kredit, dan fasilitas umum, serta harga pasaran rumah peraturan perundang-undangan yang mempengaruhi keputusan masyarakat dalam pembelian rumah bersubsidi di kabupaten tersebut dari Medan Marelan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lokasi merupakan faktor yang paling dominan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk membeli rumah bersubsidi di Kab Medan Marelan dengan koefisien determinasi 42,1%
BAB I
Rumah juga merupakan indikator identitas status sosial masyarakat, jika seseorang memiliki rumah yang mewah menandakan si pemiliknya merupakan orang yang memiliki kemampuan tinggi. Dewasa ini telah berkembang berbagai jenis rumah dari yang modern, seperti kondominium dan apartemen sampai jenis yang sederhana, seperti rumah susun sederhana dan rumah biasa. Pembelian rumah pun bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit. semakin sulitnya keadaan ekonomi dan banyaknya tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat maka pembelian rumah secara tunai semakin sulit dilakukan, terutama bagi masyarakat yang tingkat ekonominya menengah ke bawah. Dengan demikian, pembelian rumah secara kredit dikalangan masyarakat menjadi pilihan yang sangat menarik. Untuk itulah pemerintah dan pihak perbankan bekerjasama menyediakan fasilitas rumah bersubsidi untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan rumah yang diinginkan. Rumah bersubsidi ini selain harganya relatif lebih murah pembayarannya juga bisa dilakukan dengan cara kredit atau yang sering disebut dengan KPR ( Kredit Pemilikan Rumah ).
Teknik Analisis
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui apakah faktor lokasi, pendapatan masyarakat, kemudahan akses kredit, dan fasilitas umum, serta harga pasaran rumah peraturan perundang-undangan yang mempengaruhi keputusan masyarakat dalam pembelian rumah bersubsidi di kabupaten tersebut dari Medan Marelan.
CONTOH TESIS NO.14 KEPEMILIKAN RUMAH BERSUBSIDI DALAM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 26 TAHUN 2016 PERSPEKTIF FIQH MUAMALAH (Studi di Perumahan Karya Wisata, Desa Kandis, Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak)
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui syarat dan prosedur kepemilikan rumah bersubsidi, untuk mengetahui bagaimana penggunaan kepemilikan rumah bersubsidi dalam peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakayat nomor 26 tahun 2016 dan untuk mengetahui kepemilikan rumah bersubsidi dalam peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat nomor 26 tahun 2016 Perspektif Fiqh Muamalah. Berdasarkan analisis data dari Perspektif Fiqh Muamalah, maka diperoleh kesimpulan bahwa kepemilikan rumah bersubsidi dalam peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat nomor 26 tahun 2016 pada Perumahan Karya Wisata, Desa Kandis, Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak masih banyak terjadi kecurangan dan terdapatnya gharar baik dari segi persyaratan maupun proseduralnya dan terjadinya dua akad dalam satu transaksi dalam hal penggunaan kepemilikannya dimana nasabah kembali menyewakan rumah subsidi kepada orang lain yang dalam hal ini sangatlah dilarang. Hal inilah yang menimbulkan kezholiman dan kesengsaraan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) / mereka yang layak mendapatkan KPR Subsidi.
BAB I
Kepemilikan Rumah Bersubsidi dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26 Tahun 2016 Perspektif Fiqh Muamalah (Studi Di Perumahan Karya Wisata, Desa Kandis, Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak) Penelitian ini di latar belakangi oleh adanya Kepemilikan Rumah Bersubsidi dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26 Tahun 2016 Perspektif Fiqh Muamalah pada Perumahan Karya Wisata, Desa Kandis, Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak. Adapun yang menjadi latar belakang dalam kepemilikan rumah bersubsidi ini ialah banyaknya terjadi kecurangan dan manipulasi data yang dilakukan oleh pihak Developer dan Nasabah yang melanggar aturan dari PERMENPUPR Nomor 26 Tahun 2016 dan Bank BTN, hal inilah yang mengakibatkan tidak tepat sasaran dalam mendapatkan KPR Subsidi, yang semestinya Kepemilikan rumah subsidi dimiliki oleh Masyarakat Bepenghasilan Rendah (MBR) sesuai dengan program yang dicanangkan oleh Pemerintah yakni untuk mensejahterakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tapi malahan sebaliknya banyak mereka yang mampu dari segi finansial yang mendapatkan KPR Subsidi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja syarat dan prosedur kepemilikan rumah bersubsidi dalam peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat nomor 26 tahun 2016, kemudian bagaimana penggunaan kepemilikan rumah bersubsidi dalam peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat nomor 26 tahun 2016 dan bagaimana kepemilikan rumah bersubsidi dalam peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat nomor 26 tahun 2016 Perspektif Fiqh Muamalah.
Teknik Analisis
Penelitian ini adalah penelitian hukum sosiologis. Populasi dari penelitian ini berjumlah 54 nasabah. Sampel untuk sementara dalam penelitian ini sebanyak 12 orang yaitu 2 orang dari Developer dan 10 Nasabah di Perumahan Karya Wisata di Desa Kandis. Karena keterbatasan dalam penelitian ini maka peneliti mengambil sampel dengan menggunakan metode Acidental Sampling. Sumber data primer penelitian ini diperoleh langsung di lapangan dengan menggunakan teknik triangulasi dengan melampirkan beberapa dokumentasi. Selain itu, dilengkapi dengan data sekunder yang diperoleh dari literatur dan beberapa buku serta bahan-bahan hukum yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Sedangkan metode analisa yang digunakan adalah metode Analisis Kualitatif, yaitu setelah semua data terkumpul, maka diklarifikasi dalam pemaparan dan penjelasan.
CONTOH TESIS NO.15 Dampak Atribut Produk Rumah Bersubsidi dan Atribut Jasa Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera Terhadap Keputusan Pengambilan Kredit Rumah KPRS Dengan Unit Analisis di SKK BRI KANWIL Bandung Tahun 2014
Abstrak
Pertumbuhan ekonomi global yang sempat mengalami keterpurukan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, pada tahun 2012 mencapai 6,23%, tahun 2013 5,78% dan tahun 2014 di angka 5,02%. Tetapi kondisi tersebut berdampak positif terhadap kegiatan konsumtif rakyat Indonesia, khususnya di bidang pembangunan real estate. Salah satu alasan kuatnya adalah meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, yakni tahun 2012 242 juta jiwa, tahun 2013 248,8 juta jiwa dan tahun 2014 249 juta jiwa. Kondisi ini didukung oleh keberadaan program milik pemerintah yakni Kredit Pemilikan Rumah Subsidi (KPRS) atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Program ini diselenggarakan melalui Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) sejak tahun 2010 dan berjalan baik di tahun 2012. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tercatat sebagai salah satu bank pemberi dana program KPRS kepada masyarakat yang membutuhkan. Penelitian dengan metode Partial Least Square (PLS) dilakukan terhadap 71 debitur KPRS di BRI tahun 2014, mengenai dampak atribut produk rumah bersubsidi dan atribut jasa KPRS terhadap keputusan pengambilan kredit rumah KPRS. Hasilnya, berpengaruh sebesar 78,60% dan sisanya sebesar 21,40% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Pengaruh dengan nilai tertinggi dari penelitian ini adalah indikator lokasi rumah (85,07%) dan nilai terendah adalah indikator kemampuan personel memahami kebutuhan customer (61,41%).
BAB I
Pertumbuhan ekonomi global yang sempat mengalami keterpurukan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, pada tahun 2012 mencapai 6,23%, tahun 2013 5,78% dan tahun 2014 di angka 5,02%. Tetapi kondisi tersebut berdampak positif terhadap kegiatan konsumtif rakyat Indonesia, khususnya di bidang pembangunan real estate. Salah satu alasan kuatnya adalah meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, yakni tahun 2012 242 juta jiwa, tahun 2013 248,8 juta jiwa dan tahun 2014 249 juta jiwa. Kondisi ini didukung oleh keberadaan program milik pemerintah yakni Kredit Pemilikan Rumah Subsidi (KPRS) atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Program ini diselenggarakan melalui Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) sejak tahun 2010 dan berjalan baik di tahun 2012. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tercatat sebagai salah satu bank pemberi dana program KPRS kepada masyarakat yang membutuhkan.
Teknik Analisis
Penelitian dengan metode Partial Least Square (PLS) dilakukan terhadap 71 debitur KPRS di BRI tahun 2014, mengenai dampak atribut produk rumah bersubsidi dan atribut jasa KPRS terhadap keputusan pengambilan kredit rumah KPRS.
Leave a Reply