Definisi Evaluasi Pengelolaan Limbah
Pengolahan limbah, atau pengolahan air limbah domestik, adalah proses penghilangan kontaminan dari air limbah dan limbah rumah tangga, baik limpasan maupun domestik. Hal ini meliputi proses fisika, kimia, dan biologi untuk menghilangkan kontaminan fisik, kimia dan biologis.
Proses produksi di Industri maupun domestik umumnya menghasilkan pembuangan atau yang kita kenal dengan limbah. Limbah terdiri dari beberapa jenis dan karakteristik tergantung dari aktivitas yang dilakukan. Jenis limbah yang biasa kita temui adalah limbah padat atau sampah, dimana limbah ini tidak memiliki nilai ekonomis. Selain sampah, ada juga kategori limbah lain seperti limbah air kakus (black water) dan limbah air buangan hasil aktivitas domestik lainnya (grey water).
Faktor-faktor Pengelolaan Limbah
Pelaksanaan pengelolaan limbah padat dipengaruhi oleh faktor-faktor : Sumber Daya Manusia (tingkat pendidikan yang tidak sama sehingga terdapat ketidakseragaman pemahaman dalam penanganan limbah padat, banyak petugas yang belum pernah mengikuti pelatihan, kurangnya pengetahuan tentang pengetahuan tentang pengelolaan limbah padat); anggaran (tidak ada kekhususan pengalokasian dana pada tiap jenis kegiatan kesehatan lingkungan RS); volume limbah padat medis yang cukup besar (0,6396 m³/hari); peralatan pendukung (incenerator mengalami kerusakan, desain gerobak limbah padat medis yang kurang sesuai aturan, simbol/lambang yang tidak sesuai dengan jenis limbah begitu juga dengan warna kantong plastik pelapisnya, petugas kurang memahami bahaya yang ditimbulkan oleh limbah padat yang ditanganinya); protap (belum pernah ditinjau isinya sejak diterapkan); dan waktu (pengangkutan limbah padat medis 1x sehari, keterlambatan pengajuan permintaan kantong plastik pelapis, pemusnahan limbah padat medis 1 x sehari).
Contoh Tesis Tentang Evaluasi Pengelolaan Limbah
Contoh Tesis 1 : EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG
RS Roemani Muhamadiyah Semarang adalah RS tipe khusus kelas “C”. Sebagai Rumah sakit, dalam operasionalnya menghasilkan limbah B3 dan Beracun yang semestinya dikelola. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi bahan berbahaya dan beracun pengelolaan sampah di RSUD Roemani Muhammadiyah Semarang menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun 2015 tentang Peraturan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dalam pelayanan kesehatan. Jenis penelitiannya adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap informan dan pengamat terpilih, data sekunder diperoleh dari tinjauan dokumen. Berdasarkan penelitian ini limbah B3 dan Beracun berasal 7 perawatan rumah sakit dengan berbagai jenis limbah B3 dan beracun seperti alat suntik, selang infus, jaringan dan cairan tubuh. Jumlah rata-rata bahan berbahaya dan limbah beracun yang dihasilkan sebanyak 1672,1 kg / bulan dan dikelola oleh pihak ketiga. Pengelolaan limbah medis secara keseluruhan di Roemani Muhammadiyah Semarang Rumah Sakit belum sesuai dengan regulasi pengelolaan limbah B3 di pelayanan kesehatan sesuai regulasi. Ada beberapa ketidakcocokan di masing-masing proses manajemen, seperti kesalahan dalam pergudangan, proses reduksi bukan belum diterapkan dalam pengelolaan limbah medis, pembuangan limbah B3 dan beracun di ruang rawat inap di bawah standar, proses reduksi belum diterapkan secara medis pengelolaan limbah, kebijakan dan prosedur operasi yang tidak optimal, kesalahan yang parah dan transportasi.
Contoh Tesis 2 : Evaluasi Pengelolaan Limbah Padat B3 Fasilitas Puskesmas di Kabupaten Sidoarjo
Peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Sidoarjo dalam bentuk program berobat gratis seperti Badan Penelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan meningkatkan kunjungan pasien ke Puskesmas. Peningkatan kunjungan secara tidak langsung mempengaruhi laju timbulan dan karakteristik limbah padat B3 Puskesmas. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kabupaten Sidoarjo yang meliputi Puskesmas rawat inap, rawat jalan dan pembantu. Evaluasi pengelolaan meliputi kegiatan pengemasan pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan. Pengukuran laju timbulan dan komposisi limbah padat B3 dilakukan selama 8 hari pada 4 Puskesmas rawat inap, 3 Puskesmas rawat jalan, dan 9 Puskesmas pembantu (Pustu). Rata-rata laju timbulan Puskesmas rawat inap adalah 60,47 g/pasien.hari dengan 59% persen komposisi limbah merupakan botol infus bekas. Rata-rata laju timbulan Puskesmas rawat jalan adalah 6,37 g/pasien.hari dengan 73% persen komposisi limbah merupakan infeksius non benda tajam. Rata-rata laju timbulan Pustu adalah 1,97 g/pasien.hari dengan 39% persen komposisi limbah merupakan infeksius benda tajam.
Contoh Tesis 3 : EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI PT X SIDOARJO
Berkembangnya teknologi di bidang industri, memberikan dampak positif dan dampak negatif. Dampak negatif yang diberikan berupa limbah bahan berbahaya dan beracun yang berakibat buruk apabila tidak dikelola dengan baik. Maka dari itu evaluasi pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) merupakan hal yang penting untuk dilakukan guna memastikan pengelolaannya dilakukan dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penerapan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun di PT X Sidoarjo. Penelitian berjenis observasional deskriptif dengan objek berupa kegiatan pengurangan, penyimpanan dan pemanfaatan limbah B3. Lokasi pengambilan data dilakukan di PT X Taman Sidoarjo. Pengambilan data dilakukan bulan April –Mei 2018. Evaluasi dilakukan berdasarkan peraturan perundangan terkait dengan pengelolaan limbah B3. Hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan telah memenuhi 40% ketentuan pengurangan limbah B3, 77 % ketentuan penyimpanan limbah B3 dan 100% ketentuan pemanfaatan limbah B3 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 dan Keputuan Kepala BAPEDAL No 01 Tahun 1995. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah menerapkan sebagian besar ketentuan pengelolaan limbah B3. Perusahaan direkomendasikan melaporkan laporan pengurangan limbah B3 secara berkala, melengkapi simbol dan label pada kemasan limbah B3, segera memperbaiki simbol dan label yang rusak, mengganti kemasan limbah yang berkarat dengan kemasan baru, memberi alas/palet setiap kemasan limbah B3 dan menyimpan kemasan limbah B3 dengan menggunakan sistem blok/sel, serta melengkapi fasilitas P3K.
Contoh Tesis 4 : EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR
Evaluasi pengelolaan limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) di Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) telah dilakukan. Limbah B3 tersebut dihasilkan dari bekas pemakaian bahan dan peralatan proses kimia yang digunakan untuk kegiatan analisa di laboratorium. Metode yang dipakai adalah dengan mempelajari peraturan peraturan tentang pengelolaan limbah B3, melakukan pengamatan terhadap kegiatan pengelolaan limbah B3, kemudian menganalisa hasil dari pengelolaan limbah B3. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui apakah pengelolaan limbah B3 di PTBBN sudah sesuai dengan peraturan yang ada. Dari hasil evaluasi diketahui bahwa pengelolaan limbah B3 secara umum sudah memenuhi Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 dan Standar Opersional Prosedur (SOP) di PTBBN. Namun demikian dalam jangka panjang ada beberapa hal yang perlu ditindak lanjuti, yaitu: Perlu adanya Gudang khusus limbah B3 yang dilengkapi dengan detector limbah B3, yang digunakan untuk menampung limbah B3 dari Gedung 20 Instalasi Radiometalurgi (IRM) maupun Gedung 65 Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE). Sedangkan dalam jangka pendek perlu segera disusun dokumen hiradc yaitu dokumen yang berisi tentang sifat kegiatan, risiko dan potensi bahaya yang diakibatkan oleh kegiatan pengelolaan limbah B3, sesuai dengan Perka Batan Nomor 20 Tahun 2012. Hal ini perlu dilakukan mengingat jumlah dan jenis limbah B3 di PTBBN akan terus meningkat, sehingga perlu dilakukan persiapan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Contoh Tesis 5 : Evaluasi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di PT. X
Pembuangan sisa produksi suatu industri yang mengandung bahan berbahaya dan beracun dapat berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. PT. X The Spinning Division adalah perusahaan yang bergerak di bidang pemintalan benang yang menghasilkan limbah berbahaya dalam proses produksinya, khususnya dalam perawatan mesin. Limbah B3 yang dihasilkan berupa lampu TL bekas, limbah kapas tercemar, oli bekas, dan kemasan B3 bekas. Limbah berbahaya bersifat toksik, korosif dan mudah terbakar. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kondisi pengelolaan limbah B3 yang ada dengan regulasi yang berlaku. Penelitian dilakukan dengan mengamati langsung kondisi eksisting dan pemberian skor menggunakan skala Guttman. Variabel penelitian meliputi pemilahan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan sampah berbahaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengelolaan Limbah B3 di PT. X The Spinning Division mendapat skor 34,3% yang dikategorikan “Buruk”
Contoh Tesis 6 : EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ZAINOEL ABIDIN KOTA BANDA ACEH
RSUDZA Kota Banda Aceh adalah rumah sakit negeri kelas A terakreditasi paripurna, dengan berbagai pelayanan kesehatan yang ada tentunya dapat menghasilkan limbah medis padat dan limbah medis benda tajam rata-rata 8734.6 kg/bulan. Berdasarkan observasi, pengelolaan limbah medis di rumah sakit ini belum dikelola dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan limbah medis padat secara baik dan benar sesuai ketentuan Permenlhk Nomor 56 Tahun 2015, Kepmenkes Nomor 1204 Tahun 2004 dan PP Nomor 101 Tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan limbah medis padat di RSUDZA Kota Banda Aceh. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen penelitian berupa observasi lapangan, dokumentasi serta wawancara terbuka dan terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengelolaan limbah medis padat belum dilakukan dengan baik dan benar. Hal ini dibuktikan dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan belum sesuai, proses pemilahan yang masih terdapat limbah medis dan non medis yang tidak dipisahkan, fasilitas penyimpanan limbah medis yang belum sesuai, dan proses pengangkutan limbah medis yang belum menggunakan jalur khusus.
Contoh Tesis 7 : Evaluasi pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk mengurangi paparan terhadap tenaga kerja dan lingkungan di laboratorium PT Pertamina (persero) refinery unit IV Cilacap
Hasil: Limbah B3 terdiri dari limbah cair bekas analisis Ammonia mengandung limbah B3, sisa analisis dan sisa sampel, dan limbah padat berasal dari botol kosong bekas chemical. Pewadahan limbah B3 disimpan sampai penuh sebelum diangkut ke TPS B3. Pelabelan dan simbol limbah B3 pada jerry can blum lengkap. Penyimpanan limbah B3 disimpan diluar gedung dari laboratorium. Pengangkutan limbah B3 dilakukan dengan alat angkut khusus (fork lift, vacuum truck, dan bulky). Kesehatan tenaga kerja ada yang terganggu (flu, batuk, mual) dan lingkungan area penyimpanan limbah B3 dalam area terbuka tanpa ada pagar.
Contoh Tesis 8 : EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN) PADA PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) CIBITUNG BEKASI
CCBI adalah perusahaan yang bergerak di industri minuman ringan. Dalam proses produksinya, limbah berupa oli bekas dihasilkan sebagai hasil samping dari pelumasan mesin-mesin. Oli bekas tersebut adalah satu contoh limbah cair bahan berbahaya dan beracun (B3) dan diprioritaskan untuk dilakukan penanganan yang tepat. Fokus penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis dan sumber limbah cair B3, mengkaji sistem pengelolaan limbah oli bekas, serta mengevaluasi pengelolaan limbah oli bekas di PT. CCBI sesuai PP No. 18 Tahun 1999 Jo PP No. 85. Tahun 1999. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 27 Juli hingga 28 Agustus 2015. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan analisis deskriptif yang menggunakan data pengelolaan limbah B3 PT. CCBI dan PT. WGI sebagai data pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis limbah cair B3 yang dihasilkan berupa oli bekas, limbah bekas laboratorium (laboratory waste) dan bahan kimia kadaluarsa (expired chemical compounds). Di sisi lain, oli bekas yang dihasilkan mencapai 10,670 ton dari periode Juli 2014 hingga Juni 2015. Sistem pengelolaan limbah cair B3 yang belum dilaksanakan sepenuhnya oleh PT. CCBI, antara lain: sistem penyimbolan dan pelabelan, cara penyimpanan limbah dalam gudang (TPS), serta penerapan APD pada pekerja pihak ketiga.
Contoh Tesis 9 : EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI RUMAH SAKIT TK II 04.05.01 dr. SOEDJONO MAGELANG
Rumah Sakit Tk. II 04.05.01 dr. Soedjono Magelang adalah rumah sakit kelas B yang sudah memiliki akreditasi Paripurna. Fasilitas pelayanan kesehatan yang diberikan memiliki hasil samping yaitu limbah medis dan non medis. Limbah medis yang dihasilkan tergolong dalam limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Limbah medis padat B3 wajib dikelola dengan baik di penghasil limbah mulai tahap pengurangan dan pemilahan, tahap penyimpanan, dan tahap pengangkutan untuk mengurangi risiko kerja, kesehatan, dan dampak buruk terhadap lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan limbah padat B3 rumah sakit dari tahap pengurangan dan pemilahan, tahap penyimpanan, tahap pengangkutan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini diambil menggunakan teknik purposive sampling yang terdiri dari 9 informan utama dan 3 informan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata limbah medis padat B3 yang dihasilkan setiap harinya mencapai 82,37 kg. Penilaian evaluasi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 tahun 2015 mendapatkan presentase 77,78% yang berarti tidak memenuhi dari standar yaitu 100%. Masalah yang ditemukan pada tahap-tahap pengelolaan, seperti belum ada sistem pelabelan pada wadah dan kantong limbah, kesalahan dalam penyimpanan dan pengangkutan, serta kelalaian petugas dalam pemakaian alat pelindung diri (APD) pada tahap penyimpanan dan pengangkutan.
Contoh Tesis 10 : EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DAN ZAT BERBAHAYA DI RS XXX
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang berpotensi menghasilkan limbah cukup banyak. Limbah rumah sakit mencakup semua buangan yang berasal dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan bersifat radio aktif. Pengelolaan limbah di setiap rumah sakit mengacu pada Kemenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004. Pengelolaan dimulai sejak pemilahan, pengangkutan dan pemusnahan. Untuk mengevaluasi sistem pengolahan sampah dan bahan berbahaya di rumah sakit XXX. Penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan observasi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pimpinan dan seluruh petugas pengelola sampah. Sampel penelitian ini ialah seluruh populasi yang mempunyai peran dalam pengelolaan sampah. Analisis yang digunakan adalah data hasil dari wawacara dan checklist hasil observasi. Pelaksanaan prosedur pengolahan limbah sebagian besar sudah dilakukan semua. Pada tahap pemilihan, pengumpulan, pengangkutan dan penyimpanan limbah medis benda tajam, pengolahan dan pemusnahan, pencatatan dan pelaporan masih ada beberpa syarat yang belum terlaksana. Pelengkapan dokumen pengolahan limbah diketahui sudah ada semua dan tersedia dengan lengkap. Analisa pengelolaan sampah diketahui sebagian besar sudah terlaksana. Namun pada indikatror sarana prasarana, petugas kebersihan, perlakuan terhadap limbah dan tanda peringatan sebagian besar belum dilakukan secara menyeluruh. Pelaksanaan prosedur pengolahan limbah dan pengelolaan sampah di rumah sakit XXX belum sesuai dengan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Kelengkapan dokumen pengolahan limbah medis ada dan sudah tersedia dengan lengkap.
Leave a Reply