Gambaran dari Daya Saing Industri Startup
Definisi Daya Saing Industri Startup
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 dalam Afriyani (2011:11) tentang standar proses, mendefinisikan daya saing merupakan kemampuan untuk menunjukkan hasil yang lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan memperkokoh pangsa pasarnya, kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya, kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan. Dengan menggunakan kinerja atau melihat indicator tertentu sebagai acuan, maka dapat diukur tingkat kekuatan dan kelemahan suatu daya saing.
Menurut Porter dalam Putri (2012:14) dapat didefinisikan sebagai kemampuan usaha suatu perusahaan dalam industri untuk mengadapi berbagai lingkungan yang dihadapi. Daya saing ditentukan oleh keunggulan bersaing suatu perusahaan dan sangat bergantung pada tingkat sumber daya relatif yang dimilikinya atau biasa kita sebut keunggulan kompetitif. Selanjutnya, Porter menjelaskan pentingnya daya saing karena tiga hal berikut: (1) mendorong produktivitas dan meningkatkan kemampuan mandiri, (2) dapat meningkatkan kapasitas ekonomi, baik dalam konteks regional ekonomi maupun kuantitas pelaku ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi meningkat, (3) kepercayaan bahwa mekanisme pasar lebih menciptakan efisiensi.
Teori daya saing lainnya adalah keunggulan daya saing Porter. Menurut Porter (1994), keunggulan komparatif dapat dilakukan pada tingkat perusahaan dan pada tingkat nasional. Ada empat hal dalam membangun keunggulan dari suatu Negara digambarkan oleh Porter suatu skema berbentuk berlian, yaitu kondisi seperti tenaga terampil dan sarana prasarana, kondisi permintaan dan tuntutan mutu dalam negeri untuk hasil industri tertentu, eksistensi industri terkait dan pendukung yang berdaya saing, serta strategi, struktur dan persaingan antar peusahaan.
Indikator Teknologi Informasi Industri Startup
Menurut Maharani et. Al (2012), istilah teknologi informasi adalah semua teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan memproses dan menyebarkan informasi, adapun Indikator atau alat ukur dari Teknologi Informasi dapat diukur dengan 4 indikator sebgai berikut :
- Intensitas Teknologi Informasi
Seberapa mampu perusahaan mampu menggunakan teknologi yang bisa mendukung proses produksi agar yang dihasilkan tersebut lebih variatif.
- Investasi pada teknologi
Dengan semakin majunya perkembangan zaman sebuah perusahaan haruslah mampu lebih berani dalam membeli atau mengadakan alat produksi yang lebih canggih ataupun modern untuk menunjang kegiatan produksi di sebuah perusahaan.
- Kemudahan bertukar Informasi
Trend manusia pada saat ini lebih mudah dalam berinteraksi dan bertukar informasi umumnya melalui media sosial yang melekat sebagai gaya hidup di masyarakat. Oleh karena itu dalam pengembangan usaha diharapkan seorang pengusaha haruslah mampu mengembangkan hal tersebut untuk mempermudah seorang konsumen dalam berinteraksi.
- Kemudahan akses bekerjasama
Dalam hal ini penggunaan teknologi informasi mampu dijadikan sebagai sebuah teknik promosi yang lebih mudah dan lebih cepat dalam proses memperkenalkan suatu produk ke pasar yang akan dituju.
Contoh Tesis Daya Saing Industri Startup
CONTOH TESIS NO.1 MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI KECIL MENENGAH MELALUI INOVASI DAN PEMANFAATAN JARINGAN SOSIAL: PEMBELAJARAN DARI KLASTER INDUSTRI SOFTWARE DI INDIA
Industri Kecil Menengah (IKM) merupakan salah satu penggerak perekonomian di Indonesia. Berdasarkan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Tahun 2013, Jumlah IKM di Indonesia sebanyak 3,9 juta unit (75% di antaranya terkonsentrasi di Jawa). Meski demikian, sebagian besar IKM masuk Indonesia belum memiliki daya saing di tingkat global. Di sisi lain, Pemerintah Indonesia telah mempromosikan pengembangan kegiatan IKM berdasarkan inovasi untuk beberapa yang terakhir tahun. Masalahnya, iklim yang mendukung IKM berbasis inovasi belum kondusif belum dibuat di Indonesia. Makalah ini bertujuan untuk belajar dari praktik industri kecil di Kluster perangkat lunak India, tepatnya di Kota Bangalore sebagai praktik terbaik untuk pengembangan IKM Indonesia. Cluster ini memiliki dua strategi penting untuk dikembangkan, termasuk inovasi dan pemanfaatan jaringan sosial. Kedua strategi tersebut dibagi menjadi empat cara yaitu 1) keterampilan teknis individu, 2) model dan strategi bisnis, 3) teknologi dan inovasi kemampuan, dan 4) keterampilan pemasaran. Strategi tersebut membuktikan bahwa industri kecil berperan peran penting untuk mengembangkan industri perangkat lunak di India. Apalagi baru-baru ini, India sudah menjadi salah satu negara pengekspor perangkat lunak terkemuka di dunia.
CONTOH TESIS NO.2 ANALISIS PENGEMBANGAN PRODUK DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PADA USAHA JAKOZ OLEH-OLEH KHAS JAMBI
Tulisan ini berjudul analisis pengembangan produk dalam meningkatkan daya saing pada usaha Jakoz oleh-oleh khas Jambi. Jakoz sebagai pusat oleh-oleh khas Jambi yang sudah cukup lama berdiri khususnya pada produk oleh-oleh kaos mempunyai visi menjadi destinasi utama cinderamata terlengkap dan terbesar di Indonesia dengan terus berkembang dan berpikir positif dalam menghadapi persaingan yang ada. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses tahapan pengembangan produk dilihat dari teori Philip Kotler dan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk meningkatkan daya saing. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Jakoz telah melaksanakan proses tahapan pengembangan produk dengan baik dan sistematis sesuai dengan teori Philip Kotler. Untuk meningkatkan daya saing Jakoz juga telah menjalankan strategi bauran pemasaran yang baik dan matang meliputi produk, harga, tempat, dan promosi untuk mempengaruhi pembeli sehingga tujuan perusahaan dalam strategi pemasaran dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan meskipun pada tahap startegi pemasaran yang dilakukan belum maksimal. Hal ini didasari karena kurang gencarnya promosi dimedia sosial dan belum adanya kebijakan strategis pemerintah dalam promosi pada sector pariwisata khususnya dibidang toko oleh-oleh. Selanjutnya Faktor-faktor yang dapat meningkatkan daya saing Jakoz adalah produk kaos yang mempunyai ciri khas tersendiri, bahan baku berkualitas premium dan mudah didapat, pemilik Jakoz yang juga seorang coach bisnis dan tim Jakoz yang mempunyai kreativitas yang tinggi.
CONTOH TESIS NO.3 START UP DIGITAL BUSINESS: SEBAGAI SOLUSI PENGGERAK WIRAUSAHA MUDA
Geliat pengguna internet untuk perdagangan yang semakin bertambah mendorong munculnya bisnis baru yang sekarang banyak dikatakan sebagai start up bisnis. Semua bisnis tersebut bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa yang memenuhi kebutuhan sehari – hari, mayoritas dari mereka bergerak di bidang online. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dari beberapa literatur, data dan fakta mengenai fenomena bisnis start up. Berdasarkan pengembangan pengetahuan bisnis start up ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam kegiatan pemasaran digital startups untuk mencapai target pasar dan mengantisipasi persaingan yaitu pendistribusian informasi dengan menggunakan berbagai media digital untuk menyebarluas atau mendistribusikan yang terkait dengan bisnis digital yang dijalankan. Pemanfaatan kesempatan dalam dunia digital yang masih sulit dilakukan oleh anak muda saat ini, karena mereka belum berpikir untuk menjadi pengusaha. Pada tahap proses membentuk wirausaha membutuhkan dukungan dari lingkungannya. Setiap menit muncul start up digital baru dengan fitur yang hampir sama antara satu dengan yang lain, maka keterampilan, inovasi dan kreativtas yang cenderung dimiliki oleh kaum muda mampu diaplikasikan.
CONTOH TESIS NO.4 Peran Inkubator Bisnis dalam Mengembangkan Digital Startup Lokal di Indonesia
Perkembangan internet menyebabkan arus informasi berpindah dengan cepat tanpa mengenal batas geografis. Begitu pula dengan perkembangan industri digital yang selama ini didominasi oleh Amerika Serikat. Berbagai kisah sukses perusahaan digital seperti Google, Facebook, Amazon, dll menginspirasi lahirnya startup-startup baru di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Meskipun kondisi industri digital di Indonesia masih dalam fase awal, di mana dukungan infrastruktur dan ekosistem masih sangat minim, namun optimisme dari pelaku industri digital di Indonesia sangat kuat, baik dari sisi startup maupun dari investor.Masalah muncul ketika investor, baik lokal maupun asing, berkeinginan untuk melakukan investasi kepada digital startup lokal di Indonesia, yakni ketidaksiapan startup lokal untuk menerima pendanaan dalam jumlah yang relatif besar untuk pengembangan bisnisnya. Hal ini menimbulkan keraguan bagi investor apakah startup dapat mengelola dana yang diperoleh dan menghasilkan keuntungan di masa mendatang bagi investor. Selain itu, berbagai risiko dan kendala yang harus dihadapi oleh startup lokal seperti karakteristik konsumen di Indonesia, regulasi yang belum mendukung, dll membuat investor menahan diri untuk berinvestasi dalam jumlah besar di Indonesia, meskipun investor sudah sangat siap. Oleh karena itu, lahirlah inisiatif dari investor dan stakeholders dalam industri teknologi digital untuk menggiatkan inkubator bisnis, dengan tujuan dapat mempersiapkan startup lokal agar mampu berkembang lebih optimal. Hasil penelitian ini mengungkapkan berbagai manfaat nyata yang diterima oleh startup lokal untuk meningkatkan kapasitasnya. Seiring dengan keinginan pemerintah untuk mendorong perkembangan industri kreatif, inkubator bisnis diharapkan memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan kapasitas pelaku startup lokal dan menjalin kolaborasi dengan stakeholders lain dalam membangun ekosistem industri yang mendukung sehingga industri digital Indonesia memiliki daya saing yang kompetitif. Dengan demikian, kontribusi industri digital serta industri kreatif pada perekonomian Indonesia dapat lebih tinggi, baik dalam hal pendapatan maupun penyerapan tenaga kerja.
CONTOH TESIS NO.5 INOVASI E-COMMERCEDAN STARUPSEBAGAI TANTANGAN MASYARAKAT INDUSTRI 4.0
Dalam era digital sekarang ini, perkembangan teknologi informasi menjadi salah satu pioritas dalam kehidupan sehari-hari. Dunia digital ini maraknya penggunajaringaninternet, salah satunya dalam hal perdagangan, hal ini memicu munculnya bisnis baru sebagai wujudstartupbisnis yang bergerak dibidang perdagangandanjasa dalammemenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemanfaatan perkembangan teknologi informasi bidang pemasaran ini dapat mengubah pekerjaan konvensional menuju teknologi era digital dengan pemanfaatan e-commerce. Semakin pesatnya pertumbuhan pengguna jaringan internet menjadi faktor utama dalam perilaku belanja masyarakat pada umumnya, hal ini dikarenakan oleh keinginan konsumen dalam pendistribusianproduk yang lebih baik dan lebih cepat. Metodologi penelitian ini merupakan suatu tinjauan konseptual padametode pengumpulkan data dan informasi yang berkaitandenganpotensi pasar, perubahan perilaku konsumen dan pemanfaatane-commercesebagai inovasi strategi pemasaran untuk menjaring potensi pasar yang lebih besar. Di samping itu, dalam penelitian ini dikajibeberapa literatur, data dan faktasertafenomena bisnismelaluistart up.
CONTOH TESIS NO.6 PERANCANGAN STRATEGI BERBASIS METODOLOGI LEAN STARTUPUNTUK MENDORONG PERTUMBUHANPERUSAHAAN RINTISAN BERBASIS TEKNOLOGI DI INDONESIA
Perancangan Strategi Berbasis MetodologiLean Startup untuk Mendorong PertumbuhanPerusahaan Rintisan Berbasis Teknologi di Indonesia. Rasio kegagalan startup sangat tinggi, 75% startup yang sedang berkembang mengalami kegagalan dalam perkembangannya. Prosentase kegagalan startup dalam berkembang dipengaruhi oleh periode dan sektor industri yang dijalankan. Startup gagal berkembang karena pemilihan strategi yangtidak tepat pada tahun pertama hingga tahun keempat setelah berdiri. Penelitian ini berupa perancangan strategi baru yang bersifat umum dengan berdasar pada metode lean startup untuk mengatasi tingginya prosentase kegagalan pertumbuhan startup. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi keberlangsungan proses pertumbuhan startup, mengidentifikasi failure factor sebagai faktor penghambat pertumbuhan yang harus diatasi oleh startup, dan merancang strategi yang tepat yang dapat diimplementasikan oleh startup di Indonesia. Penelitian dimulai dengan in-depth interview dengan responden ahli menggunakan metode delphi untuk mengidentifikasi variabel dan indikator kegagalan startup, dilanjutkan dengan menyeleksi indikator utamapenyebab kegagalan startup menggunakan metode analytical network process. Setelah diperoleh prioritas penyebab kegagalan dilakukan formulasi strategi dengan berdasar pada metode lean startup. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden ahli setuju dengan 8 variabel beserta 55 indikator yang diusulkan dan didapatkan 10 prioritas penyebab kegagalan yang direkomendasikan untuk diatasi dengan metode minimum viable product, agile development, customer relationship management, dan pengelolaan sumber daya manusia.
CONTOH TESIS NO.7 Model Tata Kelola StartupKabupaten Jember
Peran startup dengan model bisnis yang sesuai dengan situasi “stay at home” dimasa pendemi seperti ini memiliki pertumbuhan cukup tinggi. Untuk itu meskipun masih dalam situasi krisis dukungan terhadap ekosistem startupsangat diperlukan.Perlu adanya model tata kelola startupyang efektif khususnya di sektor pangan yang harus direncanakan dengan baik agar dapat diimplementasikan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan startupyang sesuai dengan kondisi daerah khususnya di masa pandemi ini. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu kegiatan. Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam (indepth interview) dan pendekatan kuantitatif dengan instrumen kuesioner maka diperoleh skema model tata kelola startup yang disesuaikan dengan kondisi ekosistem startup yang ada di lokus penelitian yaitu Kabupaten Jember.
CONTOH TESIS NO.8 ANALISIS PENINGKATAN INDUSTRI START UP DI BIDANG PENDIDIKAN SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan industri start up di bidang pendidikan selama masa pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi pustaka. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil kajian beberapa sumber literatur, di era moderinisasi ini pola kehidupan masyarakat hampir seluruhnya menuju ke arah digitalisasi begitu juga di sektor pendidikan. Adanya pandemi Covid-19 memaksa sektor pendidikan untuk mampu beradaptasi lebih cepat dengan adanya kebijakan-kebijakan pembatasan kegiatan aktivitas di luar rumah yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona. Adanya pembatasan ini menjadikan pembelajaran harus dilakukan secara online dari rumah masing-masing. Keadaan inilah yang menjadikan peluang bagi perusaah start up untuk menghasilkan inovasi-inovasi yang menjadi solusi untuk menjembatani kesenjangan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Apliksi belajar online merupakan solusi yang tepat untuk memaksimalkan sistem pembelajaran online yang dilakukan selama masa pandemi ini. Ada beberapa indikator yang menentukan keberhasilan sebuah start up, yaitu timming, tim, ide, model bisnis, dan pendanaan (funding). Faktor-faktor tersebut adalah faktor kunci yang menentukan apakah sebuah perusahaan startup akan sukses atau gagal. Selain itu terkait dengan peningkatan jumlah perusaahn start up pendidikan di Indonesia, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Faktor tersebut diantaranya adalah faktor situasi/kondisi, faktor kebutuhan pengguna dan faktor peluang usaha. Aplikasi digital sangat dibutuhkan sebagai solusi dalam pelaksanaan pembelajaran selama masa pandemi. Sehingga dengan kondisi ini hadirnya start up di bidang pendidikan menjadikan suatu peluang untuk mencari keuntungan. Hal inilah yang mengakibatkan perusahaan start up di bidang pendidikan mulai bermunculan.
CONTOH TESIS NO.9 MODEL PERENCANAAN STRATEGIS SI/TI UNTUK INDUSTRI STARTUP MENGGUNAKAN METODE WARD PEPPARD DAN SAMM
Berbagai industri startup yang bermunculan menjadi bagian dari era ekonomi kreatif di Indonesia. Tetapi banyak diantaranya yang mengalami kegagalan. Beberapa alasan yang muncul terkait kegagalan sebuah startup diantaranya adalah tidak menyediakan kebutuhan pasar, investasi TI yang kurang matang, konflik internal startup, model bisnis yang tidak sesuai, dan sifat fleksibilitas startup yang rendah. Makalah ini mengajukan suatu konsep model perencanaan strategis SI/TI untuk industri startup dengan menggunakan kolaborasi antara kerangka kerja Ward Peppard dimana akan dilakukan analisis lingkungan internal dan eksternal baik dari sisi bisnis maupun TI, dengan model SAMM (Strategic Alignment Maturity Model) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi pemicu dan penghambat keselarasan strategi bisnis dan TI. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Critical Success Factor, Value Chain, Politik Ekonomi Sosial Teknologi, Portofolio McFarlan Strategic Grid. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu model perencanaan strategis SI/TI yang dapat menciptakan keselarasan strategi antara bisnis dan TI dan sesuai dengan budaya industri startup.
CONTOH TESIS NO.10 STRATEGI INDONESIA MENGHADAPI INDUSTRI 4.0
Kehadiran era revolusi industri keempat (Industri 4.0) sudah tidak dapat dielakkan lagi. Indonesia perlu mempersiapkan langkah-langkah strategis agar mampu beradaptasi dengan era industri digital ini. Indonesia berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global melalui percepatan implementasi Industri 4.0. Hal ini ditandai dengan peluncuran Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap dan strategi Indonesia memasuki era digital ini. Dengan menerapkan Industri 4.0, Menteri Perindustrian menargetkan, aspirasi besar nasional dapat tercapai. Industri 4.0 melalui konektivitas dan digitalisasinya mampu meningkatkan efisiensi rantai manufaktur dan kualitas produk. Namun di sisi lain digitalisasi industri ini akan berdampak negatif pada penyerapan tenaga kerja dan mengacaukan bisnis konvensional. Pemerintah harus mengantisipasi dampak negatif dari Industri 4.0. Pada saat pemerintah memutuskan untuk beradaptasi dengan sistem Industri 4.0, maka pemerintah juga harus memikirkan keberlangsungannya. Jangan sampai penerapan sistem industri digital ini hanya menjadi beban karena tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
Leave a Reply