HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Teori Lengkap Tentang Program Promosi Kesehatan menurut Teori dan Pendapat Ahli

Gambaran dari Program Promosi Kesehatan

Definsi Program Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran  dirioleh dan untuk  masyarakat  agar  dapat menolong  dirinya  sendiri,  serta  mengembangkan  kegiatan yang  bersumber  daya  masyarakat  sesuai  sosial  budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2011).

Promosi kesehatan adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan (Hamdani, 2013 : 36).

Promosi kesehatan merupakan upaya memengaruhi masyarakat agar menghentikan perilaku berisiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku yang aman atau paling tidak berisiko rendah (Kholid, 2014 : 2).

Sasaran Promosi Kesehatan

Sasaran promosi kesehatan menurut Maryam (2014 : 11-12) ada 3 yaitu :

  • Sasaran primer (primary target) Sasaran yang mempunyai masalah, yang diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan perilaku tersebut. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer itu sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat. Misalya, sasaran kelompok ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak).
  • Sasaran Sekunder (secondary target) Individu atau kelompok yang memiliki pengaruh atau disegani oleh sasaran primer. Misalnya, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat yang diharapkan mampu mendukung pesan yang disampaikan. Sasaran sekunder dibutuhkan karena kelompok ini diharapkan akan melanjutkan atau menyalurkan pendidikan kesehatan melalui informasi yang didapatnya tersebut kepada masyarakat sekitarnya.
  • Sasaran Tersier (tertiary target) Para pengambil kebijakan penyandang dana, pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa/kelurahan). Dengan kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersier ini diharapkan berpengaruh pada perilaku tokoh masyarakat (sasaran primer) dan juga kepada masyarakat umum (sasaran primer).

 

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan           

Notoatmodjo (2010b), ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan (tempat pelaksanaannya):

  1. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat. Mencapai perilaku sehat masyarakat, maka harus dimulai pada tatanan masing-masing keluarga. Teori pendidikan mengatakan, bahwa keluarga adalah tempat persemaian manusia sebagai anggota masyarakat. Pelaksanaan promosi kesehatan keluarga ini, sasaran utamanya adalah orang tua terutama ibu. Ibulah di dalam keluarga itu yang sangat berperan dalam meletakkan dasar perilaku sehat pada anak-anak mereka sejak lahir (Notoatmodjo, 2010b)

  1. Promosi kesehatan pada tatanan sekolah

Sekolah merupakan perpanjangan tangan keluarga, artinya, sekolah merupakan tempat lanjutan untuk meletakkan dasar perilaku bagi anak, termasuk perilaku kesehatan. Peran guru dalam promosi kesehatan di sekolah sangat penting, karena guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh anak-anak daripada orang tuanya. Sekolah dan lingkungan sekolah yang sehat sangat kondusif bagi perilaku sehat bagi muridmuridnya, maka sasaran antara promosi kesehatan di sekloah adalah guru. Guru memperoleh pelatihan-pelatihan tentang kesehatan dan promosi kesehatan yang cukup, selanjutnya guru akan meneruskannya ke murid-muridnya (Notoatmodjo, 2010b).

  1. Promosi kesehatan pada tempat kerja

Tempat kerja adalah tempat dimana orang dewasa memperoleh nafkah untuk kehidupan keluarganya, melalui produktivitas atau hasil kerjanya. Selama lebih kurang 8 jam perhari para pekerja ini menghabiskan waktunya untuk menjalankan aktivitasnya yang berisiko bagi kesehatannya. Memang risiko yang ditanggung oleh masing pekerja ini berbeda satu sama lainnya, tergantung pada jenis dan lingkungan kerja masing-masing karyawan tersebut. Promosi kesehatan ditempat kerja ini dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan atau tempat kerja dengan memfasilitasi tempat kerja yang kondusif bagi perilaku sehat bagi karyawan atau pekerjanya (Notoatmodjo, 2010b).

  1. Promosi kesehatan di tempat-tempat umum

Dimaksud dengan tempat umum adalah tempat dimana orang-orang berkumpul pada waktu-waktu tertentu, misalnya: pasar, terminal bus, stasiun kereta api, bandara, mall, dan sebagainya. Umum juga perlu dilaksanakan promosi kesehatan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya, misalnya tersedianya tempat sampah, tempat cuci tangan, tempat pembuangan air kotor, ruang tunggu bagi perokok dan non-perokok, kantin dan sebagainya. Pemasangan poster, penyediaan leaflet atau selebaran yang berisi caracara menjaga kesehatan atau kebersihan adalah juga merupakan bentuk promosi kesehatan (Notoatmodjo, 2010b).

  1. Pendidikan kesehatan diinstitusi pelayanan kesehatan

Tempat-tempat pelayanan kesehatan, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, poliklinik, tempat praktik dokter, dan sebagainya, adalah tempat yang paling strategis untuk promosi kesehatan. Sebab pada saat orang baru sakit, atau keluarganya sakit, maka mereka ini akan lebih peka terhadap informasi-informasi kesehatan terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatannya/penyakitnya, atau masalah kesehatan keluarganya. Mereka akan mudah menerima informasi, bahkan berperilaku yang terkait dengan kesehatannya, misalnya mematuhi anjuran-anjuran dari dokter, perawat, dan petugas kesehatan yang lain (Notoatmodjo, 2010b).

 

Contoh Tesis tentang Program Promosi Kesehatan

Contoh Tesis 1 ANALISIS PENCAPAIAN TARGET PROGRAM PROMOSI KESEHATAN MENURUT JENIS PUSKESMAS DI KABUPATEN TULUNGAGUNG {UJI KOMPERASI MANN WHITNEY TEST – DATA RIFASKES, 2011}

Pendahuluan: Program promosi kesehatan sebagai amanat undang-undang (UU No 17, 2007 dan UU No. 36, 2009 pasal 1), wajib dilaksanakan oleh Puskesmas, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Program promosi kesehatan dilaksanakan dengan biayanya lebih murah dari kuratif dan rehabilitatif, juga karena 90–85% penduduk Indonesia yang sehat, perlu tetap di jaga kesehatannya agar tidak jatuh sakit. Tujuan: Penulisan adalah menganalisis perbedaan pencapaian target program promosi kesehatan menurut lokasi dan jenis puskesmas. Metode: Inferensial dengan uji Mann Whitney, dari data Rifaskes 2011. Independent variable adalah Lokasi dan Jenis puskesmas, dependent variable adalah rasio pencapaian desa siaga aktif. Analisis diskriptif di buat dua kategori yaitu < 50% kategori pencapaian kurang baik dan > 50,1% kategori baik. Unit analisis yaitu puskesmas, sebanyak 31 puskesmas yang ada di Kabupaten Tulungagung. Hasil: Mann Whitney adalah tidak berbeda antara puskesmas perawatan dan nonperawatan dalam mencapai target desa siaga aktif, karena sig = 0,308 > ? (0,05). Secara diskriptif puskesmas perawatan di desa lebih banyak yang melaksanakan empat dimensi program promkes dibandingkan puskesmas nonperawatan. Analisis Mann Whitney, tidak dilakukan pada lokasi puskesmas, karena puskesmas perkotaan hanya 2, sehingga di analisis berdasarkan persentasi pencapaian kategori baik, puskesmas perkotaan yang hanya berjumlah 2 puskesmas, 50% (1 puskesmas) kategori baik, sedangkan di perdesaan 41% puskesmas mencapai kategori baik terhadap target desa siaga aktif. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan signifi kan antara puskesmas perawatan dan nonperawatan dalam pencapaian target desa siaga aktif, namun secara diskriptif puskesmas perawatan melaksanakan empat dimensi program promkes lebih banyak dibanding puskesmas nonperawatan

 

Contoh Tesis 2 PROGRAM PROMOSI KESEHATAN BAGI ANAK-ANAK

Masalah kesehatan pada anak cukup bervariasi. Obesitas, kebersihan dan kesehatan gigi, perilaku jajan makanan, mencuci tangan dengan sabun dan sebagainya merupakan bukti diperlukannya promosi kesehatan di masa anak-anak (Childhood Health Promotion). Program-program dalam promosi kesehatan bertujuan agar individu menerapkan perilaku sehat serta mempersuasi individu agar meninggalkan kebiasaan tidak sehat (unhealthful habits) yang selama ini dijalaninya, dan hal ini seringkali membutuhkan upaya memodifikasi keyakinan-keyakinan sehat (health beliefs). Beberapa metode dalam promosi kesehatan mencakup 1) fear arousing, 2) penyediaan informasi dan 3) metode perilaku. Meskipun tanggung jawab utama sekolah adalah untuk mendidik anak dalam bidang akademik, namun partisipasi sekolah dalam mempromosikan keterampilan hidup sehat pada anak-anak, seperti aktivitas fisik dan perilaku makan diketahui cukup efektif. Pelaksanaan promosi kesehatan untuk anak di sekolah dilakukan melalui kegiatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Adapun indikator PHBS di sekolah adalah : 1) Mencuci tangan memakai sabun, 2) Mengkonsumsi jajanan sehat, 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat, 4) Olahraga yang teratur dan terukur, 5) Memberantas jentik nyamuk, 6) Tidak merokok di sekolah, 7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan dan 8) Membuang sampah pada tempatnya. Beberapa indikator PHBS diatas merupakan masalah kesehatan yang ada pada anak-anak dan dapat diatasi melalui kegiatan promosi kesehatan. Agar kegiatan program promosi kesehatan efektif perlu dibuat suatu strategi dalam pelaksanaanya seperti pemilihan media sebagai alat bantu kegiatan promosi kesehatan serta strategi penyampaian materi dalam kegiatan promosi kesehatan.

 

Contoh Tesis 3 ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS TELING ATAS KECAMATAN WANEA KOTA MANADO

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang. Sebagai salah satu puskesmas yang ada di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara, Puskesmas Teling Atas di harapkan dapat memberikan dampak yang baik dan juga menerapkan program promosi kesehatan di wilayah kerjanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program promosi kesehatan di Puskesmas Teling Atas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan total informan 4 orang. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, wawancara, dan triangulasi. Analisis data terdiri dari tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data dan tahap penarikan kesimpulan. Perencanaan program promosi kesehatan di Puskesmas Teling Atas dibuat dalam bentuk POA BOK, upaya advokasi telah dilaksanakan, kerjasama lintas program dan lintas sektor telah dilaksanakan, kurangnya Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan standar acuan promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat belum optimal, belum dilakukan pembinaan suasana, dan kendala yang didapatkan dalam pelaksanaan program promosi kesehatan adalah dana, Sumber Daya Manusia dan ketersediaan sarana dan prasarana. Saran dari penelitian ini kiranya lebih dioptimalkan pelatihan-pelatihan dan lokakarya mengenai promosi kesehatan, lebih memaksimalkan program pemberdayaan masyarakat dan mengusulkan peningkatan anggaran APBD untuk program promosi kesehatan.

 

Contoh Tesis 4 ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS TELING ATAS KECAMATAN WANEA KOTA MANADO

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang. Sebagai salah satu puskesmas yang ada di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara, Puskesmas Teling Atas di harapkan dapat memberikan dampak yang baik dan juga menerapkan program promosi kesehatan di wilayah kerjanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program promosi kesehatan di Puskesmas Teling Atas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan total informan 4 orang. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, wawancara, dan triangulasi. Analisis data terdiri dari tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data dan tahap penarikan kesimpulan. Perencanaan program promosi kesehatan di Puskesmas Teling Atas dibuat dalam bentuk POA BOK, upaya advokasi telah dilaksanakan, kerjasama lintas program dan lintas sektor telah dilaksanakan, kurangnya Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan standar acuan promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat belum optimal, belum dilakukan pembinaan suasana, dan kendala yang didapatkan dalam pelaksanaan program promosi kesehatan adalah dana, Sumber Daya Manusia dan ketersediaan sarana dan prasarana. Saran dari penelitian ini kiranya lebih dioptimalkan pelatihan-pelatihan dan lokakarya mengenai promosi kesehatan, lebih memaksimalkan program pemberdayaan masyarakat dan mengusulkan peningkatan anggaran APBD untuk program promosi kesehatan.

 

Contoh Tesis 5 Analisis Kegiatan Program Promosi Kesehatan di Puskesmas Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo

Analisis Kegiatan Program Promosi Kesehatan Dipuskesmas Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat. Fakultas Olahraga dan Kesehatan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Rani Hiola, M.Kes dan Pembimbing II Lia Amalia, SKM., M.Kes. Pencapaian program kesehatan Nasional dan Daerah tentang PHBS rumah tangga serta Desa Siaga Aktif masih belum sesuai target Renstra RI 2015 yaitu sebesar 80%. Pencapaian tersebut tidak lepas dari peran kinerja petugas promosi kesehatan terutama ditingkat puskemas dalam melaksanakan kegiatan promosi kesehatan dimasyarakat. Rumusan Masalah pada penelitian ini Bagaimana Kegiatan Program Promosi Kesehatan di Puskesmas Telaga, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo. Tujuan dari penelitian ini adalah “Menganalisis kegiatan program promosi kesehatan di Puskesmas Telaga, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif . Informan berjumlah 8 orang dengan menggunakan teknik Snowball sampling dan proses pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi dan catatan lapangan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik fenomenologi, pada tahap reduksi data menggunakan analisis domain yang bertujuan untuk mencari rincian domain yang relevan dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian didapat bahwa pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan didalam dan diluar gedung Puskesmas Telaga didukung dengan berbagai sumber daya berupa pendanaan dan petugas promosi kesehatan yang berkompeten serta menggunakan berbagai macam metode dan media dalam mempromosikan kesehatan, namun terdapat kendala yang dihadapi yaitu beberapa media dan sarana promosi kesehatan tidak bisa digunakan lagi, sumber pendanaan program promosi kesehatan belum bisa mencukupi anggaran yang dibutuhkan, sehingga menyebabkan proses mempromosikan kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Telaga terhambat. Saran, lebih meningkatkan upaya kemitraan terutama dilintas sektoral agar memudahkan kegiatan promosi kesehatan, menambah anggaran serta jumlah petugas promosi kesehatan puskesmas.

 

Contoh Tesis 6 Gambaran Perilaku Petugas Promosi Kesehatan dalam Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan di Puskesmas Kota Medan

Promosi kesehatan merupakan salah satu pilar utama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, dan untuk masyarakat agar dapat berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan primer mempunyai peran strategis dalam melaksanakan program promotif dan preventif melalui promosi kesehatan. Pelaksanaan program promosi kesehatan di Puskesmas sangat bergantung pada perilaku petugas promosi kesehatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan petugas promosi kesehatan masih berada pada kategori kurang dikarenakan petugas yang tidak berasal dari latarbelakang Sarjana Kesehatan Masyarakat, sebagian besar petugas promosi kesehatan masih kurang menguasai dalam bidang media dikarenakan kurangnya pelatihan, petugas promosi kesehatan ikut bertanggungjawab di bidang lain selain promosi kesehatan dikarenakan keterbatasan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana pada sebagian Puskesmas dalam promosi kesehatan masih dalam kategori kurang dikarenakan kurangnya dana untuk bidang promosi kesehatan. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan untuk memberikan pelatihan secara berkala kepada petugas promosi kesehatan dan merekrut petugas promosi kesehatan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat.

 

Contoh Tesis 7 STUDI KUALITATIF PROGRAM PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PECANDU NARKOBA DI KLINIK PRATAMA BNN KOTA JAKARTA TIMUR TAHUN 2018

Prevalensi penyalahguna narkoba sebesar 2.20%, dan 60 % pecandu narkoba yang telah menjalani rehabilitasi dapat relaps (kambuh) kembali. Angka relaps pecandu narkoba ini menunjukkan program promosi kesehatan masih belum sepenuhnya berhasil. Tujuan untuk mempelajari dan menjelaskan Program Promosi Kesehatan tehadap Pecandu Narkoba di Klinik Pratama BNN Kota Jakarta Timur Tahun 2018. Metode dari penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan informan yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam. Advokasi melalui kegiatan penyuluhan, & sosialisasi. Outputnya semakin banyak masyarakat yang memahami bahaya narkoba. Perlu adanya informasi mengenai bahaya penyakit menular karena pecandu mempunyai penyakit penyerta, kelengkapan fasilitas promkes yang masih ada keterbatasan fasilitas. Belum ada SDM Khusus Promkes.Tidak semua Yankes memiliki layanan narkotika. Dana Pomkes belum mencukupi. Evaluasi Promkes dengan Monitoring & Evaluasi. Program Promosi Kesehatan di Klinik Pratama BNN Kota Jakarta Timur adalah Advokasi, Dukungan Sosial, dan Pemberdayaan Masyarakat. Kegiatan advokasi belum berjalan dengan efektive karena kurang menjalin kerjasama dengan lintas sektoral di bidang rehabilitasi narkoba. Media Promosi Kesehatan menggunakan leafleat. Outcome klien yang sudah Pulih dan Produktif setelah menjalani rehabilitasi dan mendapatkan promosi kesehatan sebanyak 2 orang. Sedangkan klien yang sudah pulih tetapi belum produktif setelah menjalani rehabilitasi dan program promosi kesehatan sebanyak 3 orang.

 

Contoh Tesis 8 Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

Penelitian ini dilakukan di Dr. RM. Rumah Sakit Soedjarwadi, Provinsi Jawa Tengah, sebagai salah satu rumah sakit jiwa yang melayani penderita penyakit jiwa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan pelacakan data secara online. Studi ini menemukan bahwa tim PKRS daerah Rumah Sakit Jiwa Dr. RM. Soeedjarwadi Provinsi Jawa Tengah menerapkan strategi promosi kesehatan. Pertama, advokasi berupa lobi politik, seminar dan/atau presentasi dan advokasi media. Kedua, dukungan sosial (Social Support) dimana strategi tersebut disebut sebagai pengembangan atmosfir atau menumbuhkan suasana yang kondusif. Pendirian atmosfer ini terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu perkembangan atmosfir individu, pengembangan atmosfir masyarakat dan suasana masyarakat. Ketiga, pemberdayaan masyarakat (Empowerment Community) yang merupakan proses pemberian informasi kepada kelompok, keluarga dan invidu secara terus menerus. Dengan strategi promosi kesehatan, akan membantu pihak rumah sakit dalam mewujudkan dan meningkatkan kesadaran akan kesehatan dalam kehidupan masyarakat.

 

Contoh Tesis 9 Model Promosi Kesehatan di Tempat Kerja Multilevel: Bagaimana Implementasinya dalam Mengubah Perilaku Pekerja? (Suatu Kajian Kepustakaan)

Konsekuensi dari penyakit-penyakit yang sering dialami oleh pekerja merupakan kerugian besar bagi perusahaan dan pekerja. Dalam rangka mengatasi persoalan penyakit pada pekerja, perlu upaya promosi kesehatan di tempat kerja, khususnya untuk mengubah perilaku. Penerapan perubahan perilaku di tempat kerja bersifat lebih kompleks. Perubahan perilaku tidak saja didorong oleh faktor-faktor individu, tetapi juga oleh peran factor eksternal, sehingga pihak yang dijadikan sasaran workplace health promotion (WHP) adalah secara multilevel. Artikel ini menjelaskan rumusan model WHP multilevel yang dapat diterapkan untuk mengubah perilaku pekerja yang tidak sehat, sehingga diharapkan dapat menurunkan kesakitan dan kematian penyakit pada pekerja. Prinsip pemilihan model perubahan perilaku, perlu diperhatikan dalam merumuskan WHP secara multilevel. Hal ini dijadikan sebagai acuan memodifikasi perilaku yang akan dituju. Selanjutnya, prinsip memilih strategi dan metode perubahan perilaku, disesuaikan dengan level sasaran yang diintervensi. Secara keseluruhan, prinsip-prinsip ini dirumuskan dalam sebuah acuan program WHP secara komprehensif dan dilaksanakan dengan efektif dan efisien di tempat kerja. Artikel ini dapat menjadi acuan bagi pihak yang akan mengimplementasikan WHP dengan pendekatan perubahan perilaku secara multilevel.

 

Contoh Tesis 10 Analisis Implementasi Program Promosi Kesehatan Terhadap Penanggulangan Penyakit Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Kuala Kabupaten Bireuen

Diare dapat menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit terutama natrium dan kalium. Berdasarkan laporan Puskesmas Kuala Kabupaten Bireuen penderita diare pada anak setiap tahun bertambah terus tahun 2014 sebanyak 445 anak sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 505 anak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui implementasi program promosi kesehatan dalam penanggulangan diare di Puskesmas Kuala Kabupaten Bireuen tahun 2016. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ini adalah diwilayah kerja Puskesmas Kuala Kabupaten Bireuen. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari sampai dengan Juni 2016. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam kepada informan (indepth interview) dan Observasi lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dengan studi dokumentasi dan kegiatan observasi di Puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program promosi kesehatan di Puskesmas Kuala telah dilaksanakan dengan mengintegrasikan kegiatannya kedalam program setiap unit-unit kerja pelayanan di Puskesmas Kuala. Penanggulangan kasus diare diwilayah Puskesmas Kuala dilaksanakan melalui pendekatan promosi kesehatan. Sarana promosi kesehatan di Puskesmas Kuala masih sangat minim dan terbatas khususnya media untuk penanggulangan diare. Akibatnya pemahaman masyarakat tentang diare masih sangat kurang, disebabkan karena metode penyuluhan yang digunakan petugas tidak efektif. Saran penelitian, diharapkan Puskesmas Kuala dapat merencanakan program promosi kesehatan dengan berkoordinasi antar unit program sehingga tidak terjadi perencanaan ganda, meningkatkan kerjasama lintas program dan sektoral untuk menanggulangi penyakit diare, petugas kesehatan sebaiknya menggunakan media promosi kesehatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang diare.

                                                                                   

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?