Judul Tesis : Pembelajaran Muatan Lokal Sejarah dan Kebudayaan Banyuwangi di SMA Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi
A. Latar Belakang
Kebutuhan yang mendesak akan pembelajaran sejarah lokal yang muncul pada era otonomi daerah pada akhir-akhir ini patut disambut gembira, karena hal itu dapat memberikan sumbangan yang positif bagi perkembangan sejarah dan budaya lokal, pada satu pihak sumbangan itu akan penting bagi kepentingan otonomi daerah. Persoalannya sekarang ialah bagaimanakah pembelajaran sejarah dan budaya lokal yang inovatif dan bisa di terima oleh semua siswa.
Secara singkat bisa dikemukakan, bahwa yang menjadi sasaran utama dari tujuan pengembangan kurikulum muatan lokal dengan kurikulum yang bersifat Nasional, ialah agar siswa dalam perkembangan dirinya sebagai insan Indonesia yang modern tidak tercabut sama sekali dari sejarah, sosial dan budayanya sendiri. Di samping itu, diharapkan mengetahui serta menghanyati dengan baik perkembangan masyarakatnya dari masa lampau sampai masa kini yang terjadi di lingkungannya sendiri.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimanakah pemahaman guru sejarah SMA Negeri Giri Banyuwangi tentang muatan lokal sejarah dan kebudayaan Banyuwangi?
- Bagaimanakah guru sejarah SMA Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi dalam memberikan respon terhadap silabus muatan lokal sejarah dan kebudayaan Banyuwangi?
- Bagaimanakah kemampuan guru sejarah SMA Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi dalam menyusun RPP untuk muatan lokal sejarah dan kebudayaan Banyuwangi?
C. Kajian Teori
Pengertian Muatan Lokal
Pengertian Muatan Lokal berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan potensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Subtansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas oleh mata pelajaran ketrampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat penyelenggaraan dua mata pelajaran (Sumiati, 2010:174).
Pengertian Sejarah
Menurut Moelyono sercara etimologis perkataan sejarah mempunyai arti yang sama dengan kata history dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata benda Yunani istori yang berarti ilmu. Kata history berarti masa lampau umat manusia. Sejarah dalam kata Jerman geschichte, dan dalam bahasa Belanda geschiedenis yang berarti sesuatu yang terjadi. Sejarah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan ada tiga pengertian:
- silsilah, asal-usul (keturunan);
- kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat, peristiwa yang benar-benar terjadi, cerita yang berdasarkan pada kejadian-kejadian yang benarbenar terjadi;
- ilmu pengetahuan atau uraian tentang peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau (Kayan Swastika, dkk, 2011:4.2).
Sejarah dan Kebudayaan Banyuwangi
Mempelajari perlawanan rakyat di berbagai wilayah Indonesia melawan penjajah Belanda pada masa silam, sangat menarik perhatian dikalangan siswa. Dari sekian banyak perlawanan rakyat terhadap penjajah Belanda, merupakan perlawanan rakyat belambangan pada abad XVIII memiliki keunikan tersendiri dalam nilai-nilai kesejarahannya. Perlawanan rakyat Blambangan dalam perang Puputan Bayu tahun 1771-1772, telah menimbulkan sifat-sifat patriotic dan nasionalisme di seluruh wilayah Kerajaan Blambangan (Sundoro, 2008;2).
D. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi. Sumber data yang dipakai adalah guru muatan lokal; tempat dan peristiwa yaitu SMA Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi; dan dokumen yaitu dokumen sekolah berupa silabus, RPP dan dokumen buku paket sejarah dan kebudayaan Banyuwangi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, penelitian dokumen, dan observasi. Validitas data adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi metode pengumpulan data.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis model interaktif meliputi tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan atau verivikasi. Ketiga komponen analisis tersebut dilakukan secara interaktif dan berkelanjutan.
E. Simpulan
Pertama, pemahaman guru muatan lokal terhadap sejarah dan kebudayaan Banyuwangi cukup baik secara utuh karena berbagai faktor, di antaranya guru sudah memahami tentang sejarah dan kebudayaan Banyuwangi dan mengembangkan Silabus dan RPP yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Dalam pelajaran muatan lokal materinya sejarah dan kebudayaan Banyuwangi, guru muatan lokal lebih memanfaatkan keberadaan peninggalan sejarah yang berada di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Pembelajaran muatan lokal sejarah dan kebudayaan Banyuwangi merupakan pembelajaran tentang masyarakat yang ada di lingkungan peserta didik.
Kedua, respon guru muatan lokal sejarah dan kebudayaan Banyuwangi tentang silabus yang telah dibuat secara bersama–sama oleh guru muatan lokal kelas X cukup baik, walaupun dalam setahun sekali akan dievaluasi oleh guru yang menyampaikan materi muatan lokal pada peserta didik. Silabus pelajaran muatan lokal sejarah dan kebudayaan Banyuwangi disusun secara bersama-sama oleh guru sejarah dan seni budaya yang diharapkan mampu mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
Ketiga, kemampuan penyusunan RPP muatan lokal sejarah dan kebudayaan Banyuwangi, dibuat oleh guru muatan lokal kelas X SMA Negeri 1 Giri sesuai dengan kondisi sekolah, peserta didik dan sudah isi dari silabus, dengan peyususunan RPP dibuat bersama-sama oleh guru-guru muatan lokal yang terdiri dari guru sejarah dan guru seni budaya. Penggunaan media yang lebih praktis yang dapat menggambarkan atau menjelaskan materi dengan lengkap, misalnya didalam RPP penggunaan media yang berupa LCD, Komputer dan peta. Dan kelengkapan unsur penilaian dalam RPP tidak hanya menitikberatkan pada aspek kognitif tetapi sudah menyentuh aspek koqnitif dan aspek afektif. Jenis tagihan untuk guru yang digunakan adalah ulangan harian, ulangan semester, tugas kelompok, pengamatan kinerja, dan sikap.
Leave a Reply