HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Tesis Model Sinektik dan Media Film Animasi untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi

Judul Tesis : Penerapan Model Sinektik dan Media Film Animasi untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Pulutan Wetan Wuryantoro Wonogiri

 

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian tentang penerapan model pembelajaran sinektik dan media film animasi untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi belum pernah dilakukan di SD Negeri 2 Pulutan Wetan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas. Hal ini dipilih karena kelas merupakan unit terkecil dalam sistem pembelajaran, sehingga guru perlu mendalami dan berperilaku kritis terhadap apa yang sebenarnya dilakukan siswa maupun guru. Dengan demikian, guru dapat mengubah sendiri strategi pembelajaran untuk memecahkan permasalahan yang ada sekaligus mengubah proses pembelajaran yang lebih efektif.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti memilih tema penerapan model pembelajaran sinektik dan media film animasi untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas V SD Negeri 2 Pulutan Wetan Wuryantoro Wonogiri berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK). Diharapkan dengan menerapkan model ini dapat meningkatkan kreativitas siswa dan mengurangi kebosanan siswa sehingga dapat membangun motivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi.

 

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diungkapkan berdasarkan latar belakang masalah yang ada sebagai berikut.

  1. Apakah penerapan model pembelajaran sinektik dan media film animasi dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis narasi siswa kelas V SD Negeri 2 Pulutan Wetan?
  2. Apakah penerapan model pembelajaran sinektik dan media film animasi dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas V SD Negeri 2 Pulutan Wetan?

 

C. Tinjauan Pustaka

Pengertian Narasi

Atar Semi (1990: 32) mengungkapkan bahwa narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Cerita dapat berupa pengalaman dan pengetahuan penulis. Dapat juga berupa khayalan penulis. Cerita tentang pengalaman dapat berupa pengalaman langsung dan tidak langsung. Pengalaman langsung menunjukkan bahwa penulis mengalami secara langsung peristiwa atau kejadian yang ditulis dalam tulisannya. Penulis menuliskan kejadian tersebut secara secara runtut mulai dari awal sampai akhir kejadian.

Tujuan Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang penting untuk dikuasai. Pembinaan dan peningkatan kemampuan menulis diharapkan dapat bermanfaat untuk keperluan masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dalam kemampuan menulis ini, antara lain: memberitahukan, meyakinkan, menghibur, dan mencurahkan perasaan. Tujuan-tujuan tersebut lebih lazim disebut sebagai tujuan: memberitahukan/mengajar, meyakinkan/mendesak, menghibur/menyenangkan, dan ekspresif diri (Tarigan, 2008: 23).

 

Pengertian Model Pembelajaran Sinektik

Istilah sinektik berasal dari bahasa Yunani yang berarti penggabungan unsur-unsur atau gagasan-gagasan yang berbeda-beda yang tampaknya tidak relevan. Menurut William J.J. Gordon (dalam Joyce, Weil, dan Calhoun, 2009: 135), sinektik berarti strategi mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk memperoleh satu pandangan baru. Selanjutnya Metode Sinektik yang ditemukan dan dirancang oleh William JJ Gordon ini berorientasi meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati dan wawasan dalam hubungan sosial. Metode ini dikembangkan karena berbagai asumsi Gordon tentang kreativitas, yakni: kreativitas penting bagi kehidupan sehari-hari; proses kreatif tidak selamanya misterius; penemuan atau inovasi yang dianggap kreatif sama rata di semua bidang dan ditandai oleh proses intelektual yang sama (Joyce, Weil, dan Calhoun, 2009: 252-253).

 

Media Film Animasi sebagai Media Pembelajaran

Media film merupakan salah satu jenis media audio-visual. Dengan media audio visual siswa tidak hanya melihat materi ataupun mendengar materi secara terpisah, tetapi siswa dapat melihat gambar dengan mendengarkan penjelasan sekaligus. Media film merupakan alat yang ampuh sekali di tangan orang yang mempergunakan secara efektif untuk sesuatu maksud terutama sekali terhadap masyarakat kebanyakan dan juga anak-anak yang lebih banyak menggunakan aspek emosinya dibanding aspek rasionalnya (Yudhi Munandi, 2010: 114).

 

D. Metodelogi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Pulutan Wetan pada awal bulan Juli 2012 hingga pertengahan Desember 2012. Pendekatan penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 2 Pulutan Wetan.

Data berupa RPP, foto, hasil tes, catatan lapangan, angke, daftar nilai, dan catatan hasil wawancara. Sumber data meliputi: tempat dan proses pembelajaran, informan, dan dokumen. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumen, angket, dan tes. Uji validitas data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Teknik analisis data dengan teknik analisis kritis dan teknik deskriptif komparatif. Indikator ketercapaian sebesar 75%. Prosedur penelitian meliputi persiapan, survei awal, pelaksanaan siklus, pengamatan, dan pelaporan.

 

E. Kesimpulan

1. Penerapan model sinektik dan media film animasi dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis narasi siswa kelas V SD Negeri 2 Pulutan Wetan terbukti dengan adanya peningkatan proses pembelajaran sebagai berikut:

  • Meningkatnya kedisiplinan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menulis narasi Pernyataan di atas terbukti dengan meningkatnya kedisiplinan siswa selama mengikuti kegiatan proses pembelajaran menulis narasi pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Persentase keberhasilan kedisiplinan siswa 68% (pada siklus I), menjadi 75% (pada siklus II), dan 83% (pada siklus III).
  • Meningkatnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menulis narasi Pernyataan di atas terbukti dengan meningkatnya motivasi siswa selama mengikuti kegiatan proses pembelajaran menulis narasi pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Peningkatan motivasi siswa dapat dilihat dari perbandingan rata-rata persentase keberhasilan motivasi siswa antarsiklus, yaitu 60% pada siklus I, 75% pada siklus II, dan 80% pada siklus III.
  • Meningkatnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menulis narasi Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan rata-rata persentase keberhasilan keaktifan siswa antarsiklus, yaitu 58% pada siklus I, menjadi 68% pada siklus II, dan 75% pada siklus III.

2. Penerapan model sinektik dan media film animasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata siswa yang mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM masih belum mencapai 75%. Namun ada peningkatan dari survei awal, yaitu 4 siswa (25%) yang mencapai nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) meningkat menjadi 11 siswa (69%). Kenaikan sebesar 44%. Nilai rata-rata kelas sebesar 66,25 juga belum mencapai KKM. Pada siklus II meningkat sebanyak 15 siswa (94%) sudah mencapai KKM atau peningkatan sebesar 25% dari siklus I. Peningkatan ini sudah mencapai 75% nilai ketuntasan klasikal, walaupun demikian masih perlu dilanjutkan dengan siklus III untuk meningkatkan kualitas hasil dan proses yang maksimal. Setelah dilakukan uji kompetensi siklus III semua siswa telah mampu mencapai KKM. Pada siklus III ini ketuntasan maksilmal mencapai 100% dengan nilai rata-rata 73,9.

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?