Judul : Penentuan Setting Level Optimal Untuk Meningkatkan Kualitas Benang Rayon (30r) Dengan Eksperimen Taguchi Sebagai Upaya Jaminan Atas Spesifikasi Kualitas Benang
ABSTRAK
Benang rayon merupakan benang sintetis dari selulosa yang diregenerasi sehingga strukturnya sama dengan serat selulosa yang lain. Salah satu ciri benang rayon adalah mempunyai kilap yang tinggi dan warnanya lebih putih dibanding benang kapas. Biasanya benang rayon digunakan dalam pembuatan kaos (knitting) dan hem batik (tenun). Eksperimen Taguchi merupakan metode pendekatan optimasi kualitas dengan tujuan untuk membuat suatu desain produk dan proses agar dapat mengurangi kemungkinan timbulnya variansi pada produk. Tujuan ini akan dapat tercapai jika perusahaan mampu mengidentifikasi adanya faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik kualitas dengan menyesuaikan faktor-faktor tersebut pada tingkat atau level yang sesuai.
Penelitian ini difokuskan pada bagaimana menentukan setting level optimal yang tepat dari proses pembuatan benang rayon nomor 30 pada mesin ring spinning dilihat dari karakteristik kualitas ketidakrataan benang, kekuatan tarik benang, dan puntiran pada benang sebagai upaya untuk meminimasi total kerugian yang diakibatkan variasi tiga karakteristik kualitas secara simultan.
Pendekatan yang digunakan adalah dengan mengkombinasikan antara:
- desain eksperimen dari metode Taguchi,
- model regresi, dan
- optimasi dari quality loss function dengan menggunakan model non linear programming.
Eksperimen yang dilakukan terdiri dari 3 tahap. Eksperimen tahap 1 berdasarkan setting perusahaan menggunakan sampel sebanyak 30 buah, eksperimen tahap 2 berdasarkan orthogonal array yang digunakan yaitu L27(313) menggunakan 4 replikasi untuk tiap-tiap kombinasi level, eksperimen tahap 3 berdasarkan setting optimal menggunakan sampel sebanyak 10 buah.
Dari hasil pengolahan data diketahui nilai karakteristik kualitas untuk ketidakrataan benang adalah sebesar 9,729 %, untuk kekuatan tarik benang sebesar 346,232 gram dan untuk puntiran pada benang sebesar 18,437. Total kerugian akibat tiga karakteristik kualitas pada kondisi aktual adalah sebesar Rp 171.372,00. Setelah dilakukan penelitian dengan hasil setting level optimal, diperoleh nilai karakteristik kualitas untuk ketidakrataan benang sebesar 9,480 %, untuk kekuatan tarik benang sebesar 351,093 gram dan untuk puntiran benang sebesar 18,092. Total kerugian pada kondisi optimal adalah sebesar Rp 119.328,00 per cone benang.
Kata kunci: Eksperimen Taguchi, Model Regresi, Quality Loss Function, Non Linear Programming
Contoh Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu produk memiliki berbagai macam karakteristik yang menggambarkan sebuah kualitas untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas produk diukur dari karakteristik produk tersebut. Salah satu cara mengendalikan kualitas produk yaitu dengan perencanaan kualitas yang ditentukan terlebih dahulu kriteria dan spesifikasi yang diinginkan sebelum membuat produk. Pengendalian kualitas harus dirancang sebagai suatu bagian integral dari proses perancangan. Spesifikasi yang dikembangkan untuk pengendalian kualitas harus memungkinkan pengendalian efektif dari setiap produk guna menjamin bahwa produk tersebut secara konsisten memenuhi spesifikasi (Gasperzs, 2002). Peningkatan kualitas merupakan suatu tindakan yang diambil guna meningkatkan nilai produk melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi serta usaha untuk mengurangi variabilitas suatu proses dengan mengurangi produksi yang tidak sesuai (Mitra, 1998).
Kegiatan utama PT. Kusumaputra Santosa adalah memproduksi benang untuk konsumsi pertenunan dan perajutan baik untuk lokal maupun untuk ekspor. Benang yang mempunyai kualitas tinggi akan mampu bertahan dalam persaingan industri tekstil. Benang rayon (30R) merupakan benang sintetis yang bahannya dari selulosa. Kain yang terbuat dari benang rayon mempunyai rupa yang bagus, lembut, dan bisa menahan panas. Pada bulan Agustus 2006 permintaan benang rayon di PT. Kusumaputra Santosa mencapai 52,73 % dan komplain yang terjadi mencapai 15,21 % antara lain benang rayon dalam bentuk kain rajut terdapat belang atau bergaris putih horizontal, benang tidak rata atau tebal tipis, benang kusut, dan benang dobel. Dimana dilihat dari banyaknya permintaan benang rayon dan adanya komplain yang diterima PT. Kusumaputra Santosa maka dengan meningkatkan mutu produksi, kepuasan konsumen akan terpenuhi, karena konsumen cenderung untuk memilih atau membeli hasil produksi yang mempunyai mutu tinggi dengan harga bersaing.
Jaminan kualitas produksi dalam proses pemintalan diperlukan untuk memenuhi kepuasan konsumen. Adanya jaminan kualitas maka kualitas benang yang dihasilkan diharapkan berada dalam batas spesifikasi yang sudah ditetapkan. Pada mesin produksi pemahaman mengenai proses, kondisi mesin dan spesifikasinya merupakan hal yang tidak boleh diabaikan karena proses pemintalan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dimana hasil dari suatu mesin pada awal proses akan sangat menentukan kualitas dari produk yang akan dihasilkan oleh mesin selanjutnya. Salah satu mesin utama yang digunakan dalam proses pemintalan adalah mesin ring spinning. Hasil dari mesin ring spinning sudah berupa benang, dimana kualitas benang meliputi ketidakrataan benang, kekuatan tarik benang, dan puntiran pada benang baru terlihat pada mesin ring spinning. Sedangkan mesin-mesin sebelumnya merupakan persiapan bahan sebelum diproses pada mesin ring spinning.
Pengujian sampel dilakukan untuk beberapa karakteristik kualitas yang mempengaruhi kualitas benang antara lain ketidakrataan benang, kekuatan tarik benang dan puntiran pada benang di akhir proses mesin ring spinning. Kekuatan tarik benang merupakan faktor yang amat penting dalam menunjang mutu benang. Kekuatan tarik benang sangat dipengaruhi oleh kerataan benang dan puntiran. Benang dengan kualitas baik adalah benang yang mempunyai ketidakrataan yang minimal, kekuatan tarik yang maksimal dan kekuatan puntir yang sesuai (Watanabe, 1993). Ketidakrataan benang, kekuatan tarik benang, dan puntiran benang merupakan beberapa uji yang mempengaruhi kualitas benang. Kualitas benang yang akan diteliti masing-masing memiliki spesifikasi minimum dan maksimum yang telah ditentukan. Standar kualitas benang yang digunakan PT. Kusumaputra Santosa mengacu pada Uster Buletin nomor 36 tahun 1989. Spesifikasi untuk ketidakrataan benang maksimum 11,1 %. Spesifikasi kekuatan tarik benang minimum sebesar 280 gram. Sedangkan spesifikasi jumlah puntiran benang minimum 17,46 dan jumlah puntiran benang maksimum 18,54. Produk memenuhi spesifikasi jika memiliki kualitas yang berada pada batas minimum dan maksimum tersebut.
Teknik penyelesaian masalah dipilih dengan eksperimen Taguchi untuk mencari setting level optimal faktor-faktor pada mesin ring spinning, sehingga tujuan dari ketiga karakteristik kualitas dapat dicapai. Dalam eksperimen Taguchi dilakukan kombinasi terhadap faktor-faktor yang akan diteliti sehingga diharapkan mampu memberikan total kerugian yang minimal bagi perusahaan, serta quality loss function yang digunakan sebagai fungsi kerugian. Melalui cara ini diharapkan parameter-parameter proses produksi yang optimal khususnya pada mesin ring spinning dapat ditentukan secara lebih obyektif untuk dapat lebih menjamin dan meningkatkan kualitas hasil proses yang diinginkan dan meminimumkan total kerugian.
Leave a Reply