Melakukan Analisis Data dengan Distribusi Frekruensi, Bagian 1
Oleh : Budiman, dkk
Data penelitian yang telah dikumpulkan, baik dari populasi maupun sampel, untuk keperluan laporan atau analisis, perlu diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk yang jelas dan baik. Bentuk penyajian data yang biasa dipakai di antaranya adalah histogram, polygon, diagram lingkaran dan diagram garis. Selain memperhatikan bentuk penyajian data yang sesuai, data kuantitatif yang telah dikumpulkan dalam rangka untuk keperluan penulisan laporan dan analisis juga dapat dibuat menjadi beberapa kelompok sehingga akan diperoleh daftar distribusi frekuensi.
Distribusi frekuensi adalah penyusunan bahan-bahan atas dasar nilai variable dan frekuensi tiap-tiap nilai variable itu. Distribusi tunggal adalah distribusi yang tidak menggunakan penggolongan-penggolongan. Distribusi bergolong menggunakan interval-interval kelas dalam penyusunannya. Distribusi frekuensi meningkat mencantumkan frekuensi meningkat dalam penyusunannnya dan dapat disusun baik dari distribusi tunggal maupun distribusi bergolong. Macam distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
Distribusi Frekuensi Tunggal
Melihat angka-angka yang berderet itu kita tidak dapat memperoleh gambaran apa-apa. Untuk mendapatkan gambaran dan kesimpulan sekedarnya, kita perlu mengatur angka-angka itu menjadi sebuah tabel. Cara membuat tabel itu sebagai berikut:
Tabel 1 | ||
Nilai Ulangan Matematika SMU X | ||
Nilai | Jari-jari | Frekuensi |
8 | //// | 4 |
7 | //// ////Â ////Â ////Â /// | 23 |
6 | ////Â ////Â ////Â //// //// /// | 28 |
5 | ////Â ////Â ////Â / | 16 |
4 | / | 1 |
N+ | 72 |
Kita lihat dalam tabel diatas itu ada tiga kolom. Kolom pertama memuat Nilai variabel; kolom kedua berisi Jari-jari yang diambil dari bahan-bahan yang terkumpul; kolom ketiga memuat salinan jumlah jari-jari (disebut Frekuensi ) tiap-tiap nilai variabel itu menjadi angka-angka.
Dari tabel 1 diatas kita dapat mengambil kesimpulan. Nilai Enam mendapat frekuensi yang tinggi, diikuti oleh nilai-nilai Tujuh, Lima, dan Delapan, sedangkan nilai Empat mendapat pembagian frekuensi yang terendah yaitu satu. Nilai Enam itu disebut Mode . Mode adalah nilai (variabel) yang mendapat frekuensi tertinggi.
Akan tetapi tabel semacam itu bukanlah tabel yang sempurna. Tabel yang sempurna (yang akan disajikan kepada pembacanya) tidak perlu menyebutkan jari-jari didalamnya. Jadi untuk membuat tabel yang akan kita sajikan kepada pembaca kita, jari-jari tidak dibuat dalam tabel itu, melainkan pada kertas yang tersendiri. Baru kemudian jumlah frekuensi jari-jari itu kita salin ke dalam angka-angka dan kita muat dalam tabel yang sesungguhnya. Dengan demikian tabel kita akan berwujud sebagai berikut :
Tabel 2 | ||
Nilai Ulangan Matematika SMU X | ||
Nilai (X) | Frekuensi (f) | |
8 | 4 | |
7 | 23 | |
6 | 28 | |
5 | 16 | |
4 | 1 | |
Jumlah | 72 |
Tabel 2 tersebut di atas disebut Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal. Istilah Distribusi digunakan dalam statistik untuk menunjuk adanya (seolah-olah) Penyebaran nilai-nilai dengan jumlah orang yang mendapat nilai itu, sedang istilah Tunggal menunjukkan tidak adanya pengelompokan nilai-nilai variabel dalam kolom pertama. Kita lihat dalam tabel 2 itu ada lima baris, yaitu baris nilai delapan, baris nilai tujuh, baris nilai enam, baris nilai lima, dan baris nilai empat. Baris-baris itu dapat kita kurangi menjadi tiga baris saja, dengan jalan mengelompokkan angka-angka tujuh dan delapan menjadi menjadi satu baris untuk mewakili nilai-nilai diatas sedang, angka-angka lima dan enam menjadi satu kelompok mewakili nilai-nilai sedang, dan angka-angka empat kebawah menjadi satu kelompok untuk mewakili nilai-nilai kurang.
Dari tabel tersebut diatas nampak bahwa sebagian besar siswa lulus ulangan matematika, hanya sebanyak 17 siswa yang tidak lulus ulangan matematika.
Baca : Melakukan Analisis Data dengan Distribusi Frekruensi, Bagian 2
Leave a Reply