1.Hubungan antara Pemahaman Unsur-Unsur Intrinsik Cerita Anak dan Minat Membaca Cerita Anak dengan Kemampuan Membaca Cerita Anak (Survei pada Siswa Kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Polokarto Tahun Pelajaran 2013/2014)
Abstrak
Kemampuan membaca sangat penting untuk dimiliki oleh seorang anak, teks bacaan yang yang digunakan dalam kegiatan membaca anak adalah cerita anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya :
- hubungan antara pemahaman unsur-unsur intrinsik cerita anak dan kemampuan membaca cerita anak;
- hubungan antara minat membaca cerita anak dan kemampuan membaca cerita anak; dan
- hubungan secara bersama-sama antara pemahaman unsur-unsur intrinsik cerita anak dan minat membaca cerita anak dengan kemampuan membaca cerita anak.
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri se-Kecamatan Polokarto, bulan Desember 2013 sampai dengan Juni 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Polokarto. Besar sampel 129 orang yang diambil dengan teknik Cluster Random Sampling. Intrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data :
- tes kemampuan membaca cerita anak validitasnya menggunakan Point Biserial sedangkan reliabilitasnya menggunakan KR-20;
- tes pemahaman unsur-unsur intrinsik cerita anak Point Biserial sedangkan reliabilitasnya menggunakan KR-20; dan
- angket minat membaca cerita anak validitasnya menggunakan Product Moment sedangkan reliabilitasnya menggunakan Alpha Cronbach. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik statistik regresi dan korelasi (sederhana, ganda).
Hasil analisis menunjukkan bahwa :
- ada hubungan positif antara pemahaman unsur-unsur intrinsik cerita anak dan kemampuan membaca cerita anak (ry1 = 0,87 pada taraf nyata ? = 0,05; n = 129 dengan thit = 19,89 dan ttab = 1,65);
- ada hubungan positif antara minat membaca cerita anak dan kemampuan membaca cerita anak (ry2 = 0,85 pada taraf nyata ? = 0,05; n = 129 dengan thit = 18,18 dan ttab = 1,65); dan
- ada hubungan positif antara pemahaman unsur-unsur intrinsik cerita anak dan minat membaca cerita anak secara bersama-sama dengan kemampuan membaca cerita anak (Ry.12 = 0,89 pada taraf nyata ? = 0,05; n = 129 dengan Fhit = 253,00 dan ttab = 3,07).
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama pemahaman unsur-unsur intrinsik cerita anak dan minat membaca cerita anak memberikan sumbangan yang berarti kepada kemampuan membaca cerita anak.
2. Hubungan antara Penguasaan Bahasa Figuratif dan Minat Membaca Cerita Pendek dengan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek (Survei pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Wonogiri)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan :
- penguasaan bahasa figuratif dengan kemampuan mengapresiasi cerita pendek,
- minat membaca cerita pendek dengan kemampuan mengapresiasi cerita pendek, dan
- penguasaan bahasa figuratif dan minat membaca cerita pendek secara bersama-sama dengan kemampuan mengapresiasi cerita pendek.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Wonogiri, pada bulan Januari sampai dengan Juni 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wonogiri. Sampel berjumlah 80 orang yang diambil dengan cara simple random sampling. Instrumen untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan mengapresiasi cerita pendek, tes penguasaan bahasa figuratif, dan kuesioner minat membaca cerita pendek. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik statistik regresi dan korelasi (sederhana, ganda).
Hasil analisis menunjukkan bahwa :
- ada hubungan positif antara penguasaan bahasa figuratif dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek (r y.1 = 0,52 dengan p < ? 0,05 di mana to = 5,38 > tt = 1,66) ;
- ada hubungan positif antara minat membaca cerita pendek dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek (r y.2 = 0,49 dengan p < ? 0,05 di mana to = 4,96 > tt = 1,66); dan
- ada hubungan positif antara penguasaan bahasa figuratif dan minat membaca cerita pendek secara bersama-sama dengan kemampuan mengapresiasi ceita pendek (R y.12 =0,53 dengan p < ? 0,05 di mana Fo = 14,86 > Ft = 3,96).
Dari hasil penelitian di atas dapat dinyatakan bahwa secara bersama-sama penguasaan bahasa figuratif dan minat membaca cerita pendek memberikan sumbangan yang berarti kepada kemampuan mengapresiasi cerita pendek. Ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut dapat menjadi prediktor yang baik bagi kemampuan mengapresiasi cerita pendek. Dilihat dari kuatnya hubungan tiap variabel prediktor (bebas) dengan variabel respons (terikat), hubungan antara penguasaan bahasa figuratif dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek lebih kuat dibandingkan dengan hubungan antara minat membaca cerita pendek dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek. Ini menunjukkan bahwa penguasaan bahasa figuratif dapat menjadi prediktor yang lebih baik daripada minat membaca cerita pendek. Kenyataan ini membawa konsekuensi dalam pengajaran kemampuan mengapresiasi cerita pendek, guru perlu lebih memprioritaskan aspek penguasaan bahasa figuratif dalam meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita pendek daripada aspek minat membaca cerita pendek.
3. Keefektifan Metode Kotak Kata terhadap Kemampuan Membaca Cerita Anak Ditinjau dari Motivasi Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Kabupaten Klaten
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
- terdapat tidaknya kemampuan membaca cerita anak siswa yang diajar dengan menggunakan metode kotak kata dan siswa yang diajar dengan menggunakan metode kontekstual;
- terdapat tidaknya perbedaan kemampuan membaca cerita anak siswa yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia rendah;
- terdapat tidaknya interaksi antara penggunaan metode kotak kata dan motivasi belajar bahasa Indonesia dengan kemampuan membaca cerita anak. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan factorial 2 x 2.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri Kabupaten Klaten. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP N 1 Manisrenggo dan siswa kelas VII G SMP N 7 Klaten. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data data tes kemampuan membaca cerita anak dan angket motivasi belajar bahasa Indonesia. Uji validitas tes kemampuan membaca cerita anak menggunakan validitas point biserial. Uji validitas butir angket motivasi belajar bahasa Indonesia menggunakan rumus korelasi product moment. Uji reliabilitas tes kompetensi membaca cerita anak menggunakan uji reliabilitas KR-20 dan uji reliabilitas angket motivasi belajarbahasa Indonesia menggunakan koefisian Alpha Cronbach. Uji normalitas menggunakan uji Lillifors, sedangkan uji homogenitas menggunakan uji Barlett. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan ANAVA Dua Jalan.
Berdasarkan analisis data :
Pertama, kemampuan membaca cerita anakyang diajar dengan metode kotak kata lebih baik daripada yang diajar dengan metode kontekstual. Ini bisa dilihat dari Fh 5.69 > Ft sebesar 3.68 dengan Db pembilang I dan Db penyebut 68 pada taraf nyata 0.05.
Kedua, kemampuan membaca cerita anak yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia tinggi lebih baik daripada kemampuan membaca cerita anak siswa yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia rendah. Terlihat dari Fh 16.59 > Ft sebesar 3.68 dengan Db pembilang I dan Db penyebut 68 pada taraf nyata 0.05. Ketiga, ada interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar bahasa Indonesia dalam memengaruhi kemampuan membaca cerita anak. Terlihat dari perolehan Fh 9.73 > Ft sebesar 3.68 dengan Db pembilang I dan Db penyebut 68 pada taraf nyata 0.05. Kata kunci: metode
Kotak Kata, metode Kontekstual, motivasi belajar, kemampuan membaca cerita anak
Leave a Reply