CONTOH TESIS NO.1 SISTEM AKUNTANSI PENGELOLAAN DANA DESA
Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan utama yang timbul adalah rendahnya pengetahuan dari kepala desa terkait pengelolaan keuangan desa berdasarkan Permendagri No. 113/2015. Hal itu ditambah lagi dengan belum adanya tenaga pendamping dari Kabupaten Boyolali untuk membantu pengelolaan dana desa. Penelitian ini mengusulkan sistem terkomputerisasi untuk pelaporan dana desa sebagai solusi. Dengan sistem yang berkomputerisasi, pelaporan dana desa akan mampu dilakukan dengan cepat dan output laporan keuangannnya juga akan lebih handal disbanding dengan pelaporan secara manual.
BAB I
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi permasalahan yang dialami desa terkait pengelolaan dana desa dan memberikan bimbingan pengelolaan dana desa. Penelitian dilakukan di Desa Kismoyoso dan Desa Giriroto Kecamatan Ngemplak Boyolali.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara.
CONTOH TESIS NO.2 AKUNTANSI DALAM PERSPEKTIF PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Abstrak
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Sidoharjo Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul sedangkan transparansi dalam pengelolaan keuangan dana desa tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Sidoharjo Kecamatan Tepus. Kecamatan, Kabupaten Gunungkidul.
BAB I
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh transparansi dalam pengelolaan keuangan dana desa dan pemberdayaan masyarakat terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Sidoharjo Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul.
Teknik Analisis
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner langsung ke rumah warga, menghadiri pertemuan sosial dan pertemuan rutin yang diadakan oleh anggota masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak data dari responden secara langsung. Jumlah kuesioner yang diolah adalah 120 kuesioner. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan data primer menggunakan kuesioner. Penelitian ini mengambil sampel warga yang terbagi menjadi 11 dusun di Desa Sidoharjo Kecamatan Tepus Kabupaten Gunung kidul. Teknik pengambilan sampel adalah stratified random sampling.
CONTOH TESIS NO.3 MEMBEDAH AKUNTABILITAS PRAKTIK PENGELOLAAN KEUANGAN DESA PAKRAMAN KUBUTAMBAHAN, KECAMATAN KUBUTAMBAHAN, KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI (Sebuah Studi Interpretif pada Organisasi Publik Non Pemerintahan)
Abstrak
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) Proses pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan di Desa Pakraman Kubutambahan tidak melibatkan seluruh Krama Desa Pakramannya melainkan hanya melalui perwakilan. 2) Akuntabilitas pengelolaan keuangan berlangsung secara konsisten setiap bulan dengan menggunakan sistem akuntansi sederhana (sistem tiga kolom, yaitu debet, kredit dan saldo). 3) Dengan adanya modal sosial khususnya kepercayaan, Pengurus Desa Pakraman Kubutambahan menyadari bahwa akuntansi merupakan instrumen akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan di Desa Pakraman.
BAB I
Desa Pakraman merupakan organisasi sosial religius yang bersifat tradisional sehingga pertanggungjawaban pengelolaan keuangannya seringkali belum ditunjang dengan sistem dan prosedur yang memadai. Meskipun dilakukan dengan sederhana, namun sistem ini dapat dimanfaatkan untuk mengelola aset Desa Pakraman secara baik. Salah satu Desa Pakraman yang mampu mewujudkan akuntabilitasnya dengan sistem pengelolaan keuangan yang sederhana adalah Desa Pakraman Kubutambahan. Dengan sistem pemerintahan yang bersifat turun temurun sehingga rentan terhadap pemusatan kekuasaan pada salah satu pihak dan memicu penyalahgunaan wewenang, Desa Pakraman ini mampu menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang akuntabel. Untuk memahami fenomana pengelolaan keuangan pada Desa Pakraman Kubutambahan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengelolaan keuangan di Desa Pakraman Kubutambahan, 2) bagaimana proses pengelolaan keuangan di Desa Pakraman Kubutambahan, dan 3) bagaimana pihak-pihak yang terlibat memahami dan memaknai akuntabilitas proses pengelolaan keuangan.
Teknik Analisis
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang menekankan pada deskripsi setiap persepsi dan perilaku manusia. Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan, antara lain; 1) Reduksi Data, 2) Penyajian Data, dan 3) Menarik Kesimpulan.
CONTOH TESIS NO.4 PENERAPAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES) PADA ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA (STUDI KASUS DI DESA SUWAAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Penerapan Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Desa Suwaan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Implementasi Sistem Keuangan Desa di Desa Suwaan telah berjalan dengan baik (2) Prosedur pemanfaatan SISKEUDES dilakukan dengan 4 tahapan yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengadministrasian, dan Pelaporan (3) Sistem Keuangan Desa telah berpengaruh positif terhadap kinerja setiap karyawan. Oleh karena itu, Sistem Keuangan Desa memegang peranan penting bagi pemerintahan desa yang berdampak langsung oleh aparatur desa. Hal ini sesuai dengan tujuan diterapkannya Sistem Pembiayaan Desa yaitu untuk membantu pekerjaan pegawai desa.
BAB I
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan data primer berupa wawancara dan data sekunder. Informannya adalah kepala desa, sekretaris desa, dan kepala urusan pemerintahan desa.
CONTOH TESIS NO.5 PENERAPAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES) PADA ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA (STUDI KASUS DI DESA SUWAAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Penerapan Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Desa Suwaan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Implementasi Sistem Keuangan Desa di Desa Suwaan telah berjalan dengan baik (2) Prosedur pemanfaatan SISKEUDES dilakukan dengan 4 tahapan yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengadministrasian, dan Pelaporan (3) Sistem Keuangan Desa telah berpengaruh positif terhadap kinerja setiap karyawan. Oleh karena itu, Sistem Keuangan Desa memegang peranan penting bagi pemerintahan desa yang berdampak langsung oleh aparatur desa. Hal ini sesuai dengan tujuan diterapkannya Sistem Pembiayaan Desa yaitu untuk membantu pekerjaan pegawai desa.
BAB I
Laporan keuangan ada dan disusun untuk menyediakan informasi yang efektif dan relevan mengenai transaksi keuangan dan seluruh kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebuah entitas pelaporan. Seiring dengan reformasi dibidang keuangan negara, maka perlu dilakukan perubahan diberbagai bidang keuangan negara agar dapat berjalan dengan baik. Salah satu perubahan yang signifikan adalah perubahan dibidang akuntansi pemerintah karena melalui proses akuntansi dihasillkan informasi keuangan yang tersedia berbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing. Pengelolaan keuangan desa harus dilakuknan dengan baik agar tidak terjadi kecurangan-kecurangan dalam mengelolan anggaran desa. Untuk membantu pemerintah desa dalam mengelolakeuangandesa,Badan Pengawas Keuangan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) membuat suatu aplikasi yang bertujuan untuk meningkatkanmutu dankualitas tata kelola keuangan desa. Aplikasi yang dimaksud adalah Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES). Pemerintah dalam mengembangkan SISKEUDES adalah untuk membantu pemerintah desa lebih mandiri dalam mengelola keuangan desa secara efektif dan lebih baik, serta meningkatkan transparansi dalam akuntabilitas keuangandi desa.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan data primer berupa wawancara dan data sekunder. Informannya adalah kepala desa, sekretaris desa, dan kepala urusan pemerintahan desa.
CONTOH TESIS NO.6 Peranan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) terhadap Kinerja Pemerintah Desa (Studi Kasus di Desa Kaba-kaba, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan)
Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penginputan data pada sistem keuangan desa (Siskeudes) harus sesuai dengan yang tertera dalam sistem; (2) Cara untuk mengintegrasikan sumber daya manusia (SDM) yang rendah yaitu melalui pendampingan dan pelatihan; (3) Penerapan sistem keuangan desa (Siskeudes) memberikan dampak positif terhadap kinerja pegawai. Dari hal tersebut maka penerapan sistem keuangan desa (Siskeudes) memilliki peran yang penting terhadap kinerja pemerintah desa yang dirasakan langsung oleh para pegawai desa di Desa Kaba-kaba. Hal ini sesuai dengan tujuan dari diterapkannya sistem keuangan desa (Siskeudes) yaitu untuk membantu kerja pegawai desa.
BAB I
Sistem informasi akuntansi sangat dibutuhkan untuk mengatasi hal tersebut. Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang bergabung untuk suatu tujuan tertentu. Menurut Romney (2014: 10) sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk mengahasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem ini meliputi orang, prosedur dan intruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran keamanan. Adapun fungsi dari sistem informasi akuntansi yaitu: (1) memberikan sistem informasi akuntansi yang tepat waktu, (2) memberikan sistem informasi akuntansi yang relevan; (3) memberikan sistem informasi akuntansi yang dapat dipercaya (Susanto, 2011: 41)
Teknik Analisis
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran sistem keuangan desa (Siskeudes) terhadap kinerja pemerintah desa di Desa Kaba-kaba, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer berupa hasil observasi dan wawancara dan data sekunder. Informan yang digunakan adalah Kepala Desa, Operator sistem keuangan desa (Siskeudes), Sekretaris desa, Bendahara Desa, Kaur serta Kasi Desa. Metode analisis yang digunakan adalah metode kualitatif dengan tahapan sebagai berikut: (1) pengumpulan data; (2) analisis data; (3) penyajian data; (4) penarikan kesimpulan.
CONTOH TESIS NO.7 Implementasi Sistem Keuangan Desa dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Desa di Kabupaten Kuningan
Abstrak
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan pemanfaataan teknologi informasi memperkuat pengaruh implementasi sistem keuangan desa terhadap kualitas laporan keuangan, sedangkan variabel kualitas data, dukungan manajemen puncak dan kualitas sistem tidak memperkuat pengaruh implementasi sistem keuangan desa terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah desa.
BAB I
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi sistem keuangan desa (siskeudes) terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah desa, dimana terdapat variabel kompetensi SDM, kualitas data, dukungan manajemen puncak, kualitas sistem dan pemanfaatan teknologi informasi sebagai variabel pemoderasi.Â
Teknik Analisis
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh desa yang berada diwilayah kabupaten kuningan sebanyak 361 desa, sedangkan sampel yang diambil sebanyak 190 desa yang penarikannya dilakukan dengan metode purposive sampling, serta menggunakan rumus slovin dalam menentukan ukuran sampel. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi moderasi.
CONTOH TESIS NO.8 PENGARUH PERANGKAT DESA DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DESA TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA KABUPATEN SERANG
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perangkat desa dan sistem akuntansi keuangan desa di Kabupaten Serang khususnya untuk desa yang ada di Kecamatan Ciruas, Kecamatan Petir dan Kecamatan Tunjung Teja. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara perangkat desa dan sistem akuntansi keuangan desa terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R square pada penelitian ini adalah sebesar 0,57 atau dapat diartikan bahwa variabel perangkat desa dan sistem akuntansi keuangan desa mampu menerangkan 57% terhadap total akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.
BAB I
Pertanggungjawaban perangkat desa dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi di desa akan menurunkan mutu dari suatu sistem akuntansi yang ada didesa tersebut. Pengidentifikasian terhadap pencataatan, penganalisisan dalam setiap pencatatan di sitem akuntansi keuangan akan membawa perubahan yang positif terhadap akuntansi keuangan desa. Pengklasifikasian yang baik juga akan meningkatkan mutu suatu desa, dengan contoh melakukan pengklasifikasian atas transaksi sesuai dengan pos-pos yang semestinya, membuat laporan keungan setiap periode akuntansi dan dilakukann oleh perangkat desa yang ahli atau profesional dalam hal tersebut. Adanya penerapan pengendalian untuk menjamin reabilitas sistem keuangan di desa akan menjamin suatu reabilitas sistem akuntansi keuangan desa.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan studi kepustakaan, penyebaran kuesioner dan dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 desa yang terlibat dalam akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Penelitian ini mengambil sampel dengan metode sampling jenuh atau sensus. Untuk mengetahui model regresi dilakukan pengujian normalitas, autokorelasi, multikolieniritas, dan heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis berdasarkan pada t-value dan F-value.
CONTOH TESIS NO.9 PERAN PERANGKAT DESA DALAM AKUNTANBILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA (STUDI PADA DESA KARANGSARI KECAMATAN SUKODONO)
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui peran desa perangkat di Desa Karangsari Kecamatan Sukodono dalam akuntabilitas pengelolaan keuangan desa sudah cukup memadai. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 10 orang yang terlibat pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa. Penelitian ini menggunakan metode tersebut analisis deskriptif kuantitatif.
BAB I
Desa memiliki peran yang penting, khususnya dalam pelaksanaan tugas di bidang pelayanan publik. Desentralisasi kewenangan-kewenangan yang lebih besar disertai dengan pembiayaan dan bantuan sarana prasarana yang memadai mutlak diperlukan guna penguatan otonomi desa menuju kemandirian desa. Dengan disahkannya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, diharapkan segala kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa dapat diakomodir dengan lebih baik. Pemberian kesempatan yang lebih besar bagi desa untuk mengurus tata pemerintahannya sendiri serta pemerataan pelaksanaan pembangunan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa, sehingga permasalahan seperti kesenjangan antar wilayah, kemiskinan, dan masalah social budaya lainnya dapat diminimalisir.
Teknik Analisis
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan perangkat tersebut peran desa cukup besar dalam pengelolaan keuangan desa dan dalam seluruh pengelolaan pengelolaan keuangan desa sesuai dengan Permendagri no. 113 2014. Pertanggungjawaban pengelolaan mulai dari perancangan, aparat desa lakukan pertemuan membahas RPJMDes. Dalam keuangan desa Pengajuan dana keuangan desa disertai dengan anggaran biaya dan bendahara desa untuk membayar sesuai dengan rencana anggaran yang disetujui oleh desa. Dalam administrasi uang tunai penerimaan dan pencairan dilakukan oleh bendahara desa dilakukan dengan menggunakan pembukuan dimasukkan ke dalam buku besar, buku pembantu pajak dan buku bank. Keuangan desa melaporkan dana yang digunakan dalam satu tahun. Dalam pertanggungjawaban perangkat desa bertanggung jawab kepada Laporan Realisasi Penyelenggaraan Desa Anggaran Pendapatan dan Belanja.
CONTOH TESIS NO.10 EFEKTIVITAS KINERJA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MENINGKATKAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Abstrak
Bojonegoro merupakan salah satu daerah otonom yang telah melaksanakan asas otonomi daerah dengan berusaha mengoptimalkan potensi migas untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat pembangunan masyarakat dan pedesaan dengan meningkatkan alokasi yang diberikan kepada desa. Ketentuan alokasi dana desa (ADD) sebagai bentuk pemenuhan desentralisasi fiscal dan otonomi daerah di indonesia. Peningkatan alokasi dana untuk desa akan menambah dampak tentang peningkatan jumlah yang diterima oleh setiap desa di kabupaten Bojonegoro. Demikian peran BPD diperlukan untuk memastikan penerapan ADD terhindar dari penyimpangan. Peran BPD dibutuhkan Baik dalam fungsi legislasi, penganggaran, dan pengawasan, perlu adanya penciptaan public akuntabilitas dan transparansi sebagai salah satu elemen tata kelola yang baik. BPD adalah bertanggung jawab atas kursus pengelolaan ADD yang dilakukan oleh kepala desa. Tujuan dari ini Kajian ini untuk mengetahui kinerja BPD dalam meningkatkan akuntabilitas dalam pengelolaan ADD di Desa Ringintunggal.
BAB I
Pelaksanaan otonomi daerah tersebut tidak akan berjalan efektif tanpa didukung oleh adanya factor finansial/keuangan. Untuk itu pemerintah pusat memberikan dana perimbangan untuk daerah sebagai tanggungjawab pemerintah pusat untuk tidak langsung lepas tangan terhadap urusan pemerintah daerah. Pemberian dana perimbangan tersebut sebagai wujud pemenuhan desentalisasi fiskal untuk pemerintah daerah. Melalui UU No 25 Tahun 1999 yang kemudian diperbarui menjadi UU No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Tanpa terkecuali pemberian dana perimbangan kepada pemerintahan desa.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan teori mandat dengan diperkuat dengan teori kinerja dan teori akuntabilitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan Jenis penelitian evaluatif kinerja BPD untuk mengevaluasi efektivitas peningkatan manajemen akuntabilitas ADD pada tahun 2013.
CONTOH TESIS NO.11 SISTEM AKUNTABILITAS KEUANGAN DESA
Abstrak
Keuangan desa merupakan hal yang strategis bagi desa maupun bagi pemerintahan di atas desa yaitu kabupaten pentinganya keuangan desa di tegaskan dengan adanya Undang-Undang Tentang Desa Nomor 6 Tahun 2014. Dalam pelaksanaan dan pengelolaan Keuangan Desa harus dikelola berdasarkan azas-azas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Namun terdapat kondisi berbeda di Desa Temuwuh dan Terong dalam hal keuangan desa di tengarai lebih banyak di rumuskan oleh pemerintah desa itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendapatkan fakta-fakta mengenai proses akuntabilitas keuangan di desa Temuwuh dan Terong. Desa Terong telah partisipatif yakni melibatkan ketua BPD dan unsur masyarakat didalam perumusan rencana keuangan dan pembangunan desa. Dalam pelaksanaan dan penatausahaan Desa Terong berpedoman pada Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan sehingga alur pelaksanaan sudah baik. Begitu juga didalam pelaporan dan Pertanggungjawaban Pemerintah desa terong telah transparan kepada masyarakat terkait realisasi keuangan desa dengan melakukan sosialisasi laporan keuangan kepada unsur masyarakat. Namun di Desa Temuwuh sendiri belum akuntabel. Bahwa dalam perumusan keuangan dan pembangunan Desa, ditenggarai hanya oleh Pemerintah Desa itu sendiri karena hasil dari Musrembang dan Musdes yang telah disepakati dirubah kembali namun perubahan tersebut tidak sesuai dengan kehendak BPD dan elemen masyarakat yang telah terlibat dalam musyawarah maka hal tersebut mengakibatkan kurang partisipatifnya pemerintah desa. Kemudian Pemerintah Desa Temuwuh tidak ada memberikan laporan Pertanggungjawaban kepada Ketua BPD. Pemerintah Desa Temuwuh selaku Pelaksana Pengelola Keuangan Desa sebaiknya melakukan koordinasi bersama BPD dan Unsur masyarakat dalam perumusan keuangan desa dan Pemerintah Desa terong sebagai pelaksana pengelola keuangan desa telah menjalan proses Akuntabilitas Keuangan Desa dengan cukup baik namun tetap harus ada kemajuan dan peningkatan dalam pengelolaan keuanga dan akuntabilitas keuangan desa yaitu dengan mencari inovasi-inovasi baru melalui studi banding.
BAB I
Keuangan desa merupakan hal yang strategis bagi desa maupun bagi pemerintahan di atas desa yaitu kabupaten pentinganya keuangan desa di tegaskan dengan adanya UndangUndang Tentang Desa Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Apa yang terjadi di desa sebenarnya menunjukan bagaimana pola keuangan di desa yang dilakukan oleh perangkat desa yang mana perencanaanya harus di susun dengan bersama masyarakat desa karena Dalam pelaksanaan dan pengelolaan Keuangan Desa harus dikelola berdasarkan azas-azas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
Teknik Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah Pemerintahan Desa temuwuh dan Terong. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam dan dokumentasi untuk melengkapi data dalam penelitian ini.
CONTOH TESIS NO.12 Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Pada Desa Ngadirejan
Abstrak
Kantor Desa Ngadirejan merupakan instansi pemerintahan yang beralamat di Jl. Gondang No. 2, Desa Ngadirejan, Kecamatan Pringkuku. Saat ini Kantor desa Ngadirejan menggunakan sistem informasi secara konvensional yaitu pencatatan pengelolaan keuangan pada sebuah buku, kemudian direkap kembali untuk membuat laporan pendapatan dan pengeluaran uang. Sistem yang ada tersebut mempunyai banyak kekurangan diantaranya memungkinkan adanya kesalahan, maupun dalam proses pembuatan laporan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah sistem informasi pengelolaan keuangan yang lebih cepat, tepat guna, efektif dan efisien pada kantor desa Ngadirejan. Guna menunjang penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, studi kepustakaan dan wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah mempermudah pihak kantor desa Pringkuku dalam proses pengelolaan keuangan, membantu dalam proses penginputan data, pencarian data, dan laporan data uang, dapat meminimalisasi adanya kesalahan dan mengoptimalkan keamanan data.
BAB I
Pembuatan Sistem Informasi ini didukung dengan adanya data-data pendukung seperti berkas-berkas yang masih berupa arsip yang memungkinkan terjadinya kerusakan, bahkan hilang. Selain itu juga diperlukan sumberdaya manusia (SDM) yang optimal yang mampu menggunakan komputer. Karena sebagian besar pegawai yang bekerja di instansi kecamatan tersebut lulusan SLTA. Diharapkan dengan adanya sistem yang ada, dan sumberdaya manusia yang memadai maka akan tercipta suatu sistem informasi yang berfungsi untuk mengelola keuangan yang ada.
Teknik Analisis
Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.
CONTOH TESIS NO.13 EVALUASI PENGGUNAAN APLIKASI SISKEUDES DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN DESA
Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Jenetallasa dalam melakukan penerapan Aplikasi SISKEUDES telah menjalankan secara menyeluruh dan dalam proses pengimputan dan pelaporanya di Desa Jennetallsa sudah mekalukan proses pertanggungjawaban yang sudah relevan dan dalam menjalankan aplikasi tersebut sudah terstruktur dengan baik
BAB I
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) dalam meningkatkan kualitas akuntabilitas keuangan desa pada Desa Jenetallasa Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.
Teknik Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan paradigma interpretative. Data diperoleh dengan obsevasi dan wawancara secara mendalam, kemudian diproses tiga tahap yakni reduksi data, penyajian data sampai penarikan kesimpulan, Keabsahan data dilakukan dengan uji credibility, triangulasi sumber data, triangulasi teori dan uji transferability.
CONTOH TESIS NO.14 PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DESA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KINERJA PEMERINTAH DESA PACUNG
Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengelolaan keuangan desa yang baik dapat meningkatkan kinerja organisasi pemerintah desa dan sistem akuntansi keuangan desa yang baik dapat meningkatkan kinerja organisasi pemerintah di Desa Pacung.
BAB I
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengelolaan keuangan Pemerintah Desa Pacung, mengungkap sistem akuntansi yang diterapkan pada Pemerintah Desa Pacung serta mengungkap pengeloaan keuangan dan sistem akuntansi yang diterapkan pada Pemerintah Desa Pacung dapat meningkatkan kinerja.
Teknik Analisis
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi.
CONTOH TESIS NO.15 MENILAI KEBERHASILAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES): VALIDASI MODEL KEBERHASILAN SISTEM INFORMASI DELONE DAN MCLEAN
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji keberhasilan Siskeudes dengan mengembangkan model keberhasilan sistem informasi DeLone dan McLean menjadi tujuh dimensi. yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kualitas sistem berpengaruh terhadap kepuasan sistem, kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan informasi, kegunaan berpengaruh terhadap kepuasan sistem dan kepuasan informasi, kepuasan sistem berpengaruh terhadap dampak individu, kepuasan informasi berpengaruh terhadap kepuasan sistem. konflik niat, dampak individu berpengaruh pada dampak organisasi, kecuali kualitas informasi untuk kegunaan, kualitas sistem untuk kepuasan informasi, kegunaan untuk dampak individu, kegunaan untuk dampak organisasi, kepuasan sistem untuk dampak organisasi, kepuasan informasi untuk dampak organisasi. Selain itu, hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat sembilan jalur yang memiliki pengaruh tambahan melalui jalur tidak langsung. Temuan ini menjadi dasar pengembangan model sistem informasi yang berhasil di eGovernment, bagi regulator untuk mengembangkan dan mengelola strategi penerapan aplikasi Siskeudes, dan sebagai pedoman untuk mengevaluasi keberhasilan Siskeudes.
BAB I
Pemerintah harus menjaga kepercayaan publik dengan lebih akuntabel dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat yang secara umum selalu berubah (Smith, 2016). Tata kelola keuangan dan sistem pemerintah desa yang baik menciptakan akuntabilitas dan transparansi dalam pemerintahan desa. Pada tahun 2015 berdasarkan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk mensikapi kebutuhan ini, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengembangkan Sistem Keuangan Desa yang awalnya diberi nama Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) Desa yang merupakan turunan dari SIMDA yang sudah dikembangkan sebelumnya. Setelah kerja sama dengan Kemendagri, sekarang sistem dalam bentuk aplikasi tersebut menjadi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES). Aplikasi siskeudes didesain untuk memenuhi kebutuhan Transparansi Akuntabilitas Keuangan Desa dengan memiliki keunggulan yaitu sesuai dengan regulasi yang berlaku, memudahkan tatakelola keuangan desa, kemudahan penggunaan aplikasi (user friendly), built-in internal control, kesinambungan dalam maintenance, didukung dengan petunjuk pelaksanaan implementasi dan manual aplikasi (BPKP, 2016)
Teknik Analisis
Populasi dalam penelitian ini adalah 151 siskeudes operatos di lingkungan Pemerintah Desa Gresik, Nganjuk, Situbondo. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini metode sensus. Sumber data adalah data primer, diperoleh kuesioner dari responden. Penelitian ini menggunakan pemodelan persamaan struktural (SEM). Hasil
Leave a Reply