TESIS ANALISIS KINERJA PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI WILAYAH SOLO RAYA TAHUN 2006 – 2008
Latar Belakang Masalah Penelitian Kinerja Pada Bank Perkreditan Rakyat
Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dituntut untuk memiliki kinerja yang baik. Salah satu aspek penting dalam pengukuran kinerja perbankan adalah efisiensi yang antara lain dapat ditingkatkan melalui penurunan biaya (reduching cost) dalam proses produksi. Berger, et al (1993), mengatakan jika terjadi pada struktur keuangan suatu bank dengan cepat maka hal penting yang harus dilakukan adalah mengidentifikasikan efisiensi biaya dan pendapatan. Bank yang efisien diharapkan akan mendapatkan keuntungan yang optimal, dana pinjaman yang lebih banyak, dan kualitas service yang lebih baik kepada nasabah.
Penelitian ini menganalisis kinerja perbankan dari sisi efisiensi teknik dan mencari faktor-faktor yang menyebabkan inefisiensi yang dapat menurunkan kinerja internal dalam perbankan. Pengukuran inefisiensi tidak akan mengalami kendala, jika bank hanya memiliki satu input dan satu output saja dalam produksinya. Namun hal ini jarang dijumpai karena bank biasanya memerlukan multi input dan menghasilkan berbagai output.
Berdasarkan paparan di atas, dapat diberiikan petunjuk bagi penulis untuk menganalisis lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi kinerja Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) milik Pemerintah Daerah Tingkat II di wilayah Solo Raya.
Rumusan Masalah
Bagaimana Kinerja PD. BPR ( Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat ) di wilayah Solo Raya dilihat dari tingkat efisiensinya ?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui tingkat efisiensi kinerja Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah Solo Raya dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.
Kesimpulan Kinerja Pada Bank Perkreditan Rakyat
Berdasarkan dari hasil pengolahan data , analisis dan pembahasan, maka pada penelitian ini dapat disimpulkan :
- Pada dasarnya secara rata-rata antara tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 semua BPR milik pemerintah daerah di wilayah Solo Raya, telah mengelola input – outputnya secara efisien pada tahap intermediasi. Karena apabila dilihat dari hasil olah data secara keseluruhan mulai tahun 2006 sampai tahun 2008 hasil yang dicapai untuk tingkat efisiensinya pada tahap intermediasi adalah 100 %.
- Dilihat dari pengamatan terhadap obyek penelitian pertahun, hasilnya adalah pada tahun 2006 hanya PD.Bank Pasar Klaten yang belum efisien dalam mengelola input outputnya pada proses intermediasi. Dimana tingkat efisiensinya adalah 97,06 %. Sedangkan Bank yang dijadikan rujukan agar Bank Pasar Klaten menjadi efisien dalam mengelola input outputnya adalah PD. Bank Pasar Karanganyar dan PD. Bank Pasar Surakarta. Diharapkan dengan dijadikannya kedua PD.BPR sebagai rujukan, pihak pengelola dapat mengelola variabel input outputnya dengan sebaik-baiknya. Yakni dengan jalan menekan input serendah mungkin untuk mendapatkan output yang maksimal.
Akan tetapi pada tahun pengamatan 2007 dan tahun 2008 PD. Bank Pasar Klaten tingkat efisiensinya telah mencapai 100 %. Artinya Bank telah mampu mengelola inputnya dengan tidak melakukan pemborosan, sehingga output yang dihasilkan menjadi maksimal.
Jika dilihat dari kekonstanan efisiensi dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 sebanyak 6 PD. BPR yang telah mampu mengelola input outputnya secara baik sehingga nilai efisiensinya selama tahun pengamatan adalah 100 %. Keenam PD, BPR tesebut adalah PD. Bapas Karanganyar, PD. Bapas Surakarta, PD.Bapas Sukoharjo, PD. Bapas Boyolali, PD. BPR Djoko Tingkir, PD.BPR Giri Sukadana. Hal ini membuktikan bahwa BPR tersebut di atas sudah tidak lagi melakukan pemborosan dalam menggunakan input outputnya, sehingga hipotesis yang menyatakan “Kinerja Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat di Solo Raya belum semuanya efisien” terbukti.
Leave a Reply