Judul Skripsi : Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman dan Foster pada Perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa Efek Jakarta
A. Latar Belakang
Sektor textile dan garment cukup menarik untuk dijadikan obyek penelitian karena derasnya produk-produk textile buatan luar negeri yang membanjiri pasaran di Indonesia, terutama produk textile buatan Cina. Membanjirnya produk textile dari Cina membuat kalang kabut produsen dalam negeri. Kekhawatiran ini beralasan karena harga produk mereka jauh di bawah harga textile dalam negeri, dan dari segi kualitas tidak kalah bagusnya. Produk lokal harus mempertahankan kualitasnya dengan menekan biaya serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produk buatan luar negeri, karena produk luar negeri ditawarkan dengan harga yang relatif rendah. Perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif agar mampu bersaing dan tetap survive.
Berbagai kondisi tersebut di atas akhirnya akan memperburuk kondisi perusahaan textile dan garment yang tidak tertutup kemungkinan akan mengalami kebangkrutan dalam usahanya, meskipun sebelumnya kita ketahui sektor industri textile dan garment cukup memiliki pangsa pasar yang bagus di dalam negeri.
B. Rumusan Masalah
- Dapatkah laporan keuangan sebelum terjadi kebangkrutan digunakan untuk mengukur tingkat kebangkrutan dengan model Altman dan Foster pada perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa Efek Jakarta?
- Apakah terdapat perbedaan tingkat kebangkrutan antara Model Altman dan Foster pada perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa Efek Jakarta?
C. Landasan Teori
Kebangkrutan
Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya. Menurut Undang-Undang Kepailitan No. 4 Tahun 1998, debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan yang berwenang, baik atas permohonannya sendiri, maupun atas permintaan seorang atau lebih krediturnya (Yani dan Widjaja, 2004: 153).
Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan, yang dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan dan juga digunakan untuk memenuhi tujuantujuan lainnya yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan (Baridwan, 1992:17).
Analisis Rasio Keuangan
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio akan dapat memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan tentang posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2000:64).
D. Metode Penelitian
Objek penelitian ini yaitu perusahaan Textile dan Garment go-public di Bursa Efek Jakarta tahun 2002- 2004.
Perusahaan yang bergerak pada industri textile dan garment go-public di Bursa Efek Jakarta periode 2002 sampai periode 2004 hingga saat ini berjumlah 19 perusahaan, namun menurut hasil klasifikasi tersebut ternyata hanya ada 15 perusahaan yang memenuhi kriteria.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Dokumentasi, Studi Pustaka.
Metode analisis data digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian agar dapat diinterpretasikan sehingga laporan yang dihasilkan mudah dipahami.
E. Kesimpulan
- Analisis terhadap perusahaan textile dan garment dengan menggunakan model Altman menunjukkan 80% atau 12 perusahaan kategori bangkrut pada tahun 2002 dan 2003, serta 60% atau 9 perusahaan pada tahun 2004. Sedangkan yang masuk kategori rawan bangkrut sebanyak 13,33% atau 2 perusahaan pada tahun 2002 dan 2003, serta 33,33% atau 5 perusahaan pada tahun 2004. Dan yang masuk kategori perusahaan tidak bangkrut pada tahun 2002 sampai tahun 2004 hanya 6,67% yaitu satu perusahaan yaitu PT Pan Brother Tex Tbk.
- Analisis terhadap perusahaan industri textile dan garment dengan menggunakan model Foster menunjukkan 86,67% atau 13 perusahaan kategori bangkrut pada tahun 2002, 73,33% atau 11 perusahaan pada tahun 2003, serta 80% atau 12 perusahaan pada tahun 2004. Sedangkan yang masuk kategori tidak bangkrut sebanyak 13,33% atau 2 perusahaan pada tahun 2002, 26,67% atau 4 perusahaan pada tahun 2003, dan 20% atau 3 perusahaan pada tahun 2004.
- Bahwa laporan keuangan sebelum terjadi kebangkrutan dapat digunakan untuk mengukur tingkat kebangkrutan menggunakan model Altman dan Foster pada perusahaan textile dan garment go-public di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2004.
Contoh Skripsi Manajemen
- Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman dan Foster
- Hubungan Kredit Usaha Baitul Maal Wattamwil (BMT) dengan Pendapatan Usaha Mikro di Kabupaten Tegal
- Prosedur Pengelolaan Surat Masuk dan Surat Keluar pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa
- Sistem Perawatan Arsip Tekstual di Badan Arsip Daerah Provinsi Jawa Tengah
- Analisis Hubungan Display dengan Minat Beli Konsumen di Mini Market ‘X’ Tahun 1997
Leave a Reply