HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Skripsi Akutansi: Analisis Faktor-Faktor yg Mempengaruhi Tingkat Underpriced di BEJ

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpriced di Bursa Efek Jakarta

 

A. Latar Belakang

Transaksi penawaran umum penjualan saham pertama kalinya terjadi di pasar perdana (primary market). Kegiatan yang dilakukan dalam rangka penawaran umum saham perdana disebut IPO (Initial Public Offering). Selanjutnya saham dapat diperjualbelikan di Bursa Efek, yang disebut pasar sekunder (secondary market). Dalam melakukan penjualan saham pertamakalinya, perusahaan biasanya menggunakan banker investasi (Investment banker) sebagai perantara dan pemberi sarana, banker investasi juga berfungsi sebagai pembeli saham (underwriting function) dan juga sebagai pemasar saham ke investor di pasar sekunder. Banker yang melakukan proses underwriting ini disebut sebagai underwriter.

Harga saham penawaran perdana di tentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dengan underwriter (penjamin emisi efek). Walaupun emiten dan underwriter secara bersama-sama mengadakan kesepakatan dalam menentukan harga perdana saham, namun sebenarnya mereka masing-masing mempunyai kepentingan yang berbeda. Sebagai pihak yang membutuhkan dana, emiten menginginkan harga perdananya yang tinggi, karena dengan harga perdana yang tinggi emiten berharap akan segera merealisasikan rencana proyeknya. Dilain pihak, underwriter sebagai penjamin emisi berusaha untuk meminimalkan resiko yang ditanggungnya. Sebagai penjamin emisi, underwriter lebih sering berhubungan dengan pasar daripada emiten. Maka disini pihak underwriter dimungkinkan untuk memiliki informasi yang lebih banyak bila dibandingkan dengan pihak emiten. Sehingga dengan kondisi asimetry inilah yang menyebabkan terjadinya underpricing, dimana underwriter merupakan pihak yang memiliki kelebihan informasi, dan menggunakan ketidaktahuan emiten untuk memperkecil resiko.

 

B. Rumusan Masalah

Apakah tingkat underpriced yang terjadi di BEJ periode tahun 2000-2003 dipengaruhi oleh reputasi underwriter, jumlah saham yang masih ditahan pemegang saham lama/kepemilikan saham, besaran/skala perusahaan, umur perusahaan, tingkat financial leverage perusahaan, dan ROA (Retun on Asset) perusahaan?

 

C. Landasan Teori

Penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO)

Perusahaan untuk memutuskan melakukan going public atau tetap menjadi perusahaan privat merupakan keputusan yang harus dipertimbangkan masak-masak. Jika perusahaan memutuskan untuk going public dan menjual sahamnya ke publik (initial public offering), hal yang perlu diperhatikan adalah tipe saham yang akan dijual, beberapa harga saham yang harus ditetapkan untuk selembar saham dalam waktu yang tepat untuk melakukan penawaran perdana.

Penentuan harga saham dan tingkat underpriced

Pada umumnya perusahaan yang akan go public dalam melakukan IPO (initial public offering) menyerahkan kepada Banker Investasi (Investment banker) yang mempunyai keahlian dalam penjualan sekuritas baru. Penjualan saham baru yang melibatkan Baker investasi ini dilakukan di pasar primer.

Reputasi Underwriter

Reputasi underwriter didefinisikan sebagai skala kualitas underwriter dalam menawarkan saham emiten Kusuma, (2001), underwriter diduga berpengaruh terhadap tingkat underpriced karena penetapan harga saham perdana ditentukan secara bersama-sama antara emiten dan underwriter. Sebagai penjamin emisi penggunaan underwriter yang mempunyai reputasi yang tinggi, akan mengurangi ketidakpastian dan menandai dari emiten tentang prospektus perusahaan tidak menyesatkan. Hal ini akan mengurangi tingkat underpriced saham perdana sehingga dikatakan berhubungan negatif dengan tingkat underpriced.

 

D. Metode Penelitian

Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah data perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2000-2003 di Bursa Efek Jakarta.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data mengenai perusahaan yang melakukan IPO tahun 2000-2003.

Secara teoritis model yang digunakan dalam penelitian ini akan menghasilkan parameter praduga yang sahih, apabila dipenuhi asumsi normalitas dan tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi multikolenieritas serta tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji F dimaksud untuk melakukan pengujian terhadap signifikan pengaruh bersama-sama dari seluruh variabel bebas.

Uji t ini dimaksud untuk mengetahui signifikansi pengaruh secara individu dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

 

E. Kesimpulan

  1. Tingkat underpriced dalam penelitian ini 36,74% lebih tinggi dari penelitian sebelumnya, yaitu: oleh Suad Husnan (1996) sebesar 25,18%. Hal ini semakin memperhatikan bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO ternyata mengalami underpriced (hasil dari ketidakpastian harga saham pada pasar sekunder).
  2. Berdasarkan hasil penelitian hanya ada 1 variabel independen yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat underpriced. 1 variabel tersebut adalah umur perusahaan.
  3. Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa keenam variabel yang digunakan yaitu: reputasi underwiter, jumlah saham yang masih ditahan pemegang saham lama/kepemilikan saham, besaran/skala perusahaan, umur perusahaan, financial leverage, dan ROA, secara agregat berpengaruh terhadap tingkat underpriced. Akan tetapi model yang digunakan hanya mampu menjelaskan besarnya variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen sebesar 47,8% lainnya sebesar 52,2% dijelaskan variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Kecilnya sumbangan variabel independen dalam menjelaskan underpricing, menunjukkan bahwa investor kurang memperhatikan aspek fundamental perusahaan. Dalam hal ini pemodal masih bertindak irasional dan spekulatif tanpa memperhatikan faktor nasional.

 

Contoh Skripsi Akutansi

  1. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Jakarta
  2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilik Usaha Kecil Menengah dalam Pelaporan Kewajiban
  3. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpriced di Bursa Efek Jakarta
  4. Analisis Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split di Bursa Efek Jakarta Periode 2003-2005

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?